https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01587556/dua-asn-di-
kabupaten-bandung-terbukti-langgar-kode-etik-ada-yang-terang-
terangan-galang-dukungan
Dua ASN di Kabupaten Bandung Terbukti Langgar Kode Etik, Ada yang
Terang-terangan Galang Dukungan
Hendro Susilo Husodo
- 7 Juli 2020, 07:18 WIB
PIKIRAN RAKYAT - Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) kembali memberi putusan
terkait pelanggaran kode etik ASN di Pemkab Bandung, karena terlibat dalam kegiatan
politik terkait Pilkada Serentak 2020. Dengan demikian, dari empat rekomendasi dari
Bawaslu Kabupaten Bandung, dua di antaranya telah terbukti.
Baca Juga: Melly Goeslaw Ajak Reuni BBB, Raffi Ahmad Unggah Foto Personil
Lengkap Termasuk Laudya Chintya Bella
Setelah melakukan kajian, lanjut dia, Bawaslu Kabupaten Bandung kemudian menyampaikan
rekomendasi kepada KASN. KASN pun menyatakan bahwa yang bersangkutan terbukti
melanggar ketentuan Pasal 11 huruf c Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2004
tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
ANALISIS
Setelah menganalisis pada artikel di atas, kita mengetahui bahwa kedua ASN telah melanggar
Kode Etika Pegawai Negeri Sipil.
Seperti yang dicamtumkan di dalam Pasal 11 huruf c Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42
Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil. Etika
terhadap diri sendiri meliputi “Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun
golongan”.
Kedua ASN ini secara terang-terangan menggalang dukungan dan terlibat dalam kegiatan
politik terkait Pilkada Serentak 2020.
Jika dikaitkan dengan perspektif perilaku Akuntabel dan Kompeten kedua ASN ini tidak
bertanggung jawab, disiplin dan berintegritas tinggi. Dan menyalahgunakan kewenangan
jabatannya sebagai ASN. Kedua ASN ini telah kehilangan kompetensi diri dan tidak
melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik.
Etika dalam pengertian umum memiliki arti karakter moral. Etika sendiri memiliki
keterkaitan yang erat dengan moral yang merupakan personal behaviour dan dapat diterima
sebagai social behaviour di dalam masyarakat. Jika melihat dari sudut pandang moral, karena
terdapat personal behaviour dan moral yang ada pasti berbeda-beda di masyarakat, maka
seorang ASN dapat memilih keluarga inti ataupun petahan karena ada personal behaviour
yang melekat pada individu masing-masing. Sementara etika tidak melekat pada indivu,
tetapi melekat pada profesionalitas yang akhirnya menciptakan standar untuk berpedoman
dan berperilaku yang diwujukan dengan adanya kode etik yang bersifat universal dan
immutable. Kode etik untuk ASN diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004
tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil yang mencakup nilai
dasar dan juga kode etik ASN, seperti netralitas, profesionalisme, dan bermoral tinggi.
Kira-kira solusi apa yang dapat diambil untuk mengatasi pelanggaran etika yang dilakukan
ASN?
Solusi yang dapat dilakukan oleh ASN adalah ASN harus merefleksikan diri sendiri karena ia
bekerja untuk kepentingan publik bukan untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok dan
digaji oleh masayarakat, sehingga harus melakukan tugas dan tanggung jawab secara
maksimal dengan menjadi pelayan publik. Setelah merefleksikan diri, seorang ASN harus
dan wajib berpegang teguh pada kode etik ASN. Dengan memegang teguh kode etik, jika ada
pihak yang terindikasi dapat mengganggu netralitas ASN ia dapat menolak secara tegas dan
lugas. Walaupun terdapat kemungkinan akan dimutasi dan hal lainnya yang memperlambat
jenjang karir, tetapi dengan memegang teguh kode etik seorang ASN dapat menjalankan
tugas dengan baik dan berdampak pada kualitas pelayanan publik yang ia lakukan.
ARTIKEL 2
Pemkot Pasuruan Pecat Lima ASN, Termasuk Terpidana Korupsi SDN
Gentong
Kota Pasuruan - Sebanyak lima aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Pasuruan dipecat
selama 2021. Salah sattunya adalah ASN yang terlibat korupsi pembangunan SDN Gentong
yang ambruk pada tahun 2019 lalu.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pasuruan, Supriyanto, mengatakan
ada 6 ASN yang mendapatkan sanksi berat. Mereka disanksi karena kasus korupsi, narkoba
hingga bolos.
Enam ASN yang mendapat sanksi berat yakni satu orang disanksi penurunan pangkat
setingkat lebih rendah selama tiga tahun, satu orang diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri karena kasus narkoba, dua orang diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri karena kasus indisipliner (tak masuk kerja).
"Kemudian ada dua orang mendapat sanksi pemberhentian dengan tidak hormat
karena kasus korupsi. Termasuk yang kasus korupsi SDN Gentong," terang Supriyanto
kepada detikcom, Senin (17/1/2022).
Selain enam ASN di atas, ada ASN yang dijatuhi sanksi ringan berupa penundaan
kenaikan gaji berkala selama satu tahun. Mereka melanggar netralitas ASN.
Link : https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5901484/pemkot-pasuruan-pecat-lima-asn-
termasuk-terpidana-korupsi--sdn-gentong?_ga=2.221381400.122902005.1650412277-
297145555.1650412276
A. ANALISIS
Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan jabatan, kewenangan dan kekuasaan bagi
pejabat public untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau orang lain dengan cara melawan
hukum sehingga dapat menimbulkan kerugian keuangan Negara atau perekonomian Negara.
Korupsi merupakan penyakit masyarakat dan menjadi benalu social yang merusak
kehiduapan suatu bangsa apabila dilakukan secara terus menerus dalam skala besar.
Penyebab terjadinya korupsi yang banyak terjadi di Indonesia karena seseorang
beranggapan bahwa jika kekeyaan didapat maka seseorang tersebut dikatakan sukses.
Lemahnya pendidikan agama, moral dan etika juga merupakan penyebab lain yang
mengakibatkan orang melakukan korupsi.
Dalam UU korupsi tahun 1999 telah mengatur tentang pemberatan pidana seperti
pidana mati, mengatur tentang ancaman pidana minimum khusus, mengatur ancaman denda
yang lebih tinggi dan disisi lain diperluasnya perbuatan-perbuatan yang termasuk tindak
pidana korupsi. Di dalam perspektif psikologi criminal, faktor penyebab terjadinya tindak
pidana korupsi berasal dari dalam diri pelaku yaitu adanya sifat ketamakan dan kerakusan.