Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENYIMPANGAN - PENYIMPANGAN

YANG DILAKUKAN OLEH ASN

Angkatan II Kelompok III

1. Riska Amelia Sari, A.Md.Keb


2. Risha Yulia Sudrajat, A.Md.Kep
3. Rohma Ovicha Suryana, A.Md.Keb
4. Siti Lestari, A.Md.Keb
5. Eka Yuliana Hantining Tyas, A.Md.Keb
ARTIKEL 1

Tak Masuk Kantor Bertahun-Tahun, 280 PNS Mimika Terancam Dipecat

Link:https://www.liputan6.com/bisnis/read/4512461/tak-masuk-kantor-bertahun-tahun-280-pns-mimika-
terancam-dipecat

Liputan6.com 22 Maret 2021, Jakarta Sebanyak 280 Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Provinsi Papua diketahui tidak pernah
kekantor selama berbulan-bulan bahkanbertahun-tahun. Para abdi negara ini pun terancam dipecat. Bupati
Mimika Eltinus Omaleng mengatakan, terdapat 280 PNS yang tidak pernah masuk kantor bertahun-tahu
ntapi tetap menerima gaji dan tunjangan.
"Saya sudah perintahkan Sekda untuk segera memanggil mereka. Jika sampai tiga kali
dipanggiltidak juga menghadap, yah terpaksa harus diberhentikan. Ini untuk pembelajaran kepada semua.
Jangan seenaknya tidur-tiduran dirumah, lalu tiap bulan terima gaji enak-enak tanpa bekerja,"kata Bupati
Mimika Eltinus Omaleng, dikutip dari Antara, Senin(22/3/2021).
Ia mengatakan informasi soal adanya 280 ASN yang malas berkantor tapi tetap menerima gaji dan
tunjangan tetap baru diketahui setelah dilakukan validasi data PNS di lingkungan Pemkab Mimika.
Mengacu pada PP Nomor 53 Tahun 2010, katanya, ada beberapa tahapan yang akan
dilakukankepada oknum PNS yang dianggap melanggar disiplin yaitu penyampaian secara lisan
kepadayangbersangkutan untuk menghadap.
Jika penyampaian lisan itu belum juga ditanggapi atau ditindaklanjuti maka akan diikuti
denganpemanggilanpertama, pemanggilan kedua, dan pemanggilan ketiga.
"Jika sampai tiga kali pemanggilan tidak juga ada konfirmasi dan kooperatif dari ASN
yangbersangkutan maka Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dalam hal ini Bupati Mimika berhak
membuat keputusan pemberhentian dengan tidak hormat yang bersangkutan dari statusnya sebagai PNS,
di mana tembusan surat itu disampaikan kepada Komisi ASN dan lainnya," jelas Michael yang baru
beberapa pekan dilantik menjadi Sekda Kabupaten Mimika.

Analisis Artikel 1:
1. Kasus dan Penyimpangan
Berdasarkan artikel di atas adalah pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Pelanggaran Disiplin yang terjadi adalah tidak menunaikan kewajibannya yaitu tidak masuk kantor
tetapi hak masih tetap didapat yaitu masih menerima gaji berkala.

2. Keterkaitan kasus dengan akuntabiltas

PNS tersebut menerima gaji namun tidak menjalankan kewajibannya sebagai pelayan masyarakat.
Selain itu salah satu tanggung jawab dari seorangPNS adalah melaksanakan tugas dan bekerja.
Seorang PNS harus mempunyai sikap jujur, memiliki integritas sebagai bentuk akuntabilitas personal
dan mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada pemberi kewenangan. Dari sisi dimensi
akuntabilitas, kasus tersebut terkait dengan akuntabilitas kejujuran dan hukum.

3. Personal behaviour

Yang diharapkan dari seorang PNS salah satunya adalah melayani stakeholders (lingkup
pemerintah, swasta atau masyarakat) setiap hari dengan tepat waktu, memberikan masukan informasi
dan kebijakan. Namun pada kasus diatas PNS tidak memenuhi poin tersebut, dengan jumlah
ketidakhadiran yang tinggi berarti PNS tersebut tidak melayani stakeholder secara maksimal.
Sedangkan fungsi dari PNS sendiri adalah sebagai pelayan masyarakat. Selain itu personal behavior
yang diharapkan dari seorang PNS adalah bertindak sesuai dengan kebijakan lembaga dan kode etik
yang berlaku. Dalam kasus tersebut justru bertolak belakang dengan hal ini.
ARTIKEL 2

Oknum ASN Korupsi Ekspor Udang di Batam Ditangkap

Sumber : https://www.medcom.id/nasional/daerah/8ko4m4WK-oknum-asn-korupsi-ekspor-
udang-di-batam-ditangkap

04 Juni 2021 18:40

Batam: Ditreskrimsus Polda Kepulauan Riau (Kepri) menangkap seorang oknum Aparatur Sipil
Negara (ASN) di Batam berinisial WD atas tindak pidana korupsi kegiatan ekspor hasil perikanan jenis
udang. Hewan laut tersebut akan dikirim ke Singapura.

Kasubdit III Tipidkor Ditreskrimsus Polda Kepri Kompol Apri Fajar Hermanto mengatakan
peristiwa operasi tangkap tangan (OTT) itu terjadi pada Rabu, 19 Mei 2021. Penangkapan itu berdasarkan
laporan masyarakat. "Kami melakukan OTT terhadap WD selaku pegawai di Stasiun Karantina Ikan
Pengendali Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan wilayah kerja pelabuhan Sagulung, Batam," ungkap
Apri saat memberikan keterangan pers di Mapolda Kepri, Jumat 4 Juni 2021.Dari kegiatan OTT tersebut,
sambung Apri, polisi menyita barang bukti satu buah amplop berwarna coklat bertuliskan “To Pak
Wildan” berisi uang tunai sejumlah Rp. 12.450.000 dan laporan ekspor udang Vaname Ahua bulan April
2021.

Analisis Artikel 2:

1. Bentuk penyimpangan

Dari kasus diatas dapat dilihat penyimpangan yang dilakukan oleh ASN adalah berupa tindakan
korupsi karena ASN tersebut bertindak menjual hasil perikanan untuk memperkaya diri mereka
sendiri dan hal itu merupakan tindakan yang melanggar hukum karena menjual barang milik
negara.

2. Kaitan kasus dengan akuntabilitas

Di indonesia penegeakan prinsip akuntabilitas belumlah diterapkan sebagaimana mestinya


akuntabilitas yang merupakan wujud penyampaian pertanggungjawaban dan para penerima
amanah kepeada pemberi amanah, belumlah memuaskan. Bilaana kesadaran akuntabilitas ini
muncul dan menjadi kebutuhan para penyelenggara negara, maka korupsi akan dengan sendirinya
terminimalisir.

3. Personal behaviour

Pada artikel kasus di atas menunjukan PNS melakukan tindakan korupsi dengan penyalahgunaan
wewenang yang berdampak pada kerugian keuangan negara.

Yang diharapkan dari seorang PNS salah satunya adalah PNS bertindak sesuai dengan
persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode etik yang berlaku untuk perilaku mereka.
PNS dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan kewenangan mereka untuk
keuntungan pribadinya yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai