Anda di halaman 1dari 7

DISENTRI

No. Dokumen : SOP/UKP-TP/BPU-084/2023


No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit : 07 September 2023
Halaman : 1/4
Puskesmas
dr. Sahruna
Kecamatan
NIP 197106142006041013
Tanjung Priok
1. Pengertian 1. Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan seringkali menyebabkan
kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh bakteri disentri basiler yang disebabkan oleh shigellosis dan
amoeba (disentri amoeba)
2. Komplikasi
a. Haemolytic uremic syndrome (HUS)
b. Hiponatremia berat
c. Hipoglikemia berat
d. Susunan saraf pusat sampai terjadi ensefalopati
e. Komplikasi intestinal seperti toksik megakolon, prolaps rektal, peritonitis dan
perforasi dan hal ini menimbulkan angka kematian yang tinggi
f. Komplikasi lain yang dapat timbul adalah bisul dan hemoroid

2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah untuk tatalaksana pasien disentri yang berobat di
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Nomor 75 Tahun
2022 tentang pelayanan klinis

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur/ 1. Persiapan alat dan bahan:


Langkah- a. Alat Pelindung Diri (APD)
langkah b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Timbangan Berat Badan
e. Alat laboratorium
f. Reagen lab

2. Petugas yang melaksanakan:


a. Dokter
3. Langkah-langkah:
a. Petugas melakukan protokol kesehatan dan menggunakan APD sesuai
kebutuhan
b. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, berkaitan dengan:
1) Sakit perut terutama sebelah kiri
2) buang air besar encer secara terus menerus bercampur lendir dan darah
3) Muntah-muntah
4) Sakit kepala
5) Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh S.
dysentriae dengan gejalanya timbul mendadak dan berat, dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, status mental, dan
status hidrasinya
1) Febris
2) Nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri
3) Terdapat tanda-tanda dehidrasi
4) Tenesmus
d. Petugas memberikan pengantar pemeriksaan penunjang (pemeriksaan tinja
secara langsung terhadap kuman penyebab)
e. Petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang
f. Petugas melakukan tatalaksana sesuai penyakit dan tingkat keparahan.
1) Mencegah terjadinya dehidrasi
2) Tirah baring
3) Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi
oral
4) Bila rehidrasi oral tidak mencukupi dapat diberikan cairan melalui infus
5) Diet, diberikan makanan lunak sampai frekuensi BAB kurang dari
5kali/hari, kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan
6) Farmakologis:
a) Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosis shigelosis pasien
diobati dengan antibiotik. Jika setelah 2 hari pengobatan menunjukkan
perbaikan, terapi diteruskan selama 5 hari. Bila tidak ada perbaikan,
antibiotik diganti dengan jenis yang lain
b) Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal fluorokuinolon
seperti siprofloksasin atau makrolide azithromisin ternyata berhasil
baik untuk pengobatan disentri basiler. Dosis siprofloksasin yang
dipakai adalah 2 x 500 mg/hari selama 3 hari sedangkan azithromisin
diberikan 1 gram dosis tunggal dan sefiksim 400 mg/hari selama 5
hari. Pemberian siprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap
anak-anak dan wanita hamil
c) Di negara-negara berkembang di mana terdapat kuman S.dysentriae
tipe 1 yang multiresisten terhadap obat-obat, diberikan asam nalidiksik
dengan dosis 3 x 1 gram/hari selama 5 hari. Tidak ada antibiotik yang
dianjurkan dalam pengobatan stadium carrier disentribasiler
d) Untuk disentri amuba diberikan antibiotik metronidazole 500mg 3x
sehari selama 3-5 hari
g. Petugas melakukan rujukan jika ditemukan kasus berat ( perlu dirawat intensif
dan konsultasi ke pelayanan sekunder ) (spesialis penyakit dalam)
h. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi
1) Penularan disentri amuba dan basiler dapat dicegah dan dikurangi
dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih seperti membersihkan
tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan
jamban yang bersih
2) Keluarga ikut berperan dalam mencegah penularan dengan kondisi
lingkungan dan diri yang bersih seperti membersihkan tangan dengan
sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan jamban yang
bersih
3) Keluarga ikut menjaga diet pasien diberikan makanan lunak sampai
frekuensi berak kurang dari 5kali/hari, kemudian diberikan makanan
ringan biasa bila ada kemajuan

6. Bagan Alir -

7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Layanan MTBS
2. Layanan Umum
3. Layanan Lansia
4. Puskesmas Kelurahan

9. Dokumen 1. Rekam Medik


Terkait 2. SOP APD
3. SOP Kewaspadaan Universal

10.Rekaman
historis Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
perubahan diberlakukan

Keputusan Menteri TIDAK DIGUNAKAN


Kesehatan Republik
Indonesia No
HK.01.07/MENKES/
413/2020 Tentang
Pedoman
Pencegahan dan
Pengendalian
Coronavirus
Disease 2019
(Covid 19)
DISENTRI
: DT/UKP-TP/BPU-
No. Dokumen
084/2023
DAFTAR No. Revisi : 01
TILIK
Tanggal Terbit : 07 September 2023
Halaman : 1/3
Puskesmas
dr. Sahruna
Kecamatan
NIP 197106142006041013
Tanjung Priok
TIDAK
NO LANGKAH KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
Apakah petugas melakukan protokol kesehatan dan menggunakan
1 APD sesuai kebutuhan ?

Apakah petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, berkaitan


dengan ?
a. Sakit perut terutama sebelah kiri
b. Buang air besar encer secara terus menerus bercampur
lendir dan darah
2 c. Muntah-muntah
d. Sakit kepala
e. Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan
oleh S. dysentriae dengan gejalanya timbul mendadak dan
berat, dan dapat meninggal bila tidak cepat ditolong

Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh,


status mental, dan status hidrasinya ?
a. Febris
3 b. Nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri
c. Terdapat tanda-tanda dehidrasi
d. Tenesmus

Apakah petugas memberikan pengantar pemeriksaan penunjang


4 (pemeriksaan tinja secara langsung terhadap kuman penyebab) ?

Apakah petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis,


5 pemeriksaan fisik dan penunjang ?

6 Apakah petugas melakukan tatalaksana sesuai penyakit dan tingkat


keparahan.
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
b. Tirah baring
c. Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan
cairan rehidrasi oral
d. Bila rehidrasi oral tidak mencukupi dapat diberikan cairan
melalui infus
e. Diet, diberikan makanan lunak sampai frekuensi BAB
kurang dari 5kali/hari, kemudian diberikan makanan ringan
biasa bila ada kemajuan
f. Farmakologis:
1) Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosis
shigelosis pasien diobati dengan antibiotik. Jika
setelah 2 hari pengobatan menunjukkan perbaikan,
terapi diteruskan selama 5 hari. Bila tidak ada
perbaikan, antibiotik diganti dengan jenis yang lain
2) Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal
fluorokuinolon seperti siprofloksasin atau makrolide
azithromisin ternyata berhasil baik untuk pengobatan
disentri basiler. Dosis siprofloksasin yang dipakai
adalah 2 x 500 mg/hari selama 3 hari sedangkan
azithromisin diberikan 1 gram dosis tunggal dan
sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari. Pemberian
siprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap
anak-anak dan wanita hamil
3) Di negara-negara berkembang di mana terdapat
kuman S.dysentriae tipe 1 yang multiresisten terhadap
obat-obat, diberikan asam nalidiksik dengan dosis 3 x
1 gram/hari selama 5 hari. Tidak ada antibiotik yang
dianjurkan dalam pengobatan stadium carrier
disentribasiler
4) Untuk disentri amuba diberikan antibiotik
metronidazole 500mg 3x sehari selama 3-5 hari

Apakah petugas melakukan rujukan jika ditemukan kasus berat ?


7

8 Apakah petugas melakukan Konseling dan Edukasi ?


a. Penularan disentri amuba dan basiler dapat dicegah dan
dikurangi dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih
seperti membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang
tidak terkontaminasi, penggunaan jamban yang bersih
b. Keluarga ikut berperan dalam mencegah penularan dengan
kondisi lingkungan dan diri yang bersih seperti
membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak
terkontaminasi, penggunaan jamban yang bersih
c. Keluarga ikut menjaga diet pasien diberikan makanan lunak
sampai frekuensi berak kurang dari 5kali/hari, kemudian
diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan

Tingkat Kepatuhan : ..........................%

Jakarta, ..............................................

Pelaksana/Auditor

(.....................................................)

Unit/Program : ……………………………………………………………………………

Nama Auditor : ……………………………………………………………………………

Tanggal Audit : ……………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai