Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN DISENTERI AMUBA DAN

DISENTERI BASILER

No. Dokumen : /SOP/UKP-VII/PSS/II/2018

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT
1/2 dr. Juliani Perangin – angin
PUSKESMAS
NIP. 19730803200702016
SEI SEMAYANG

1. Pengertian Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan seringkali menyebabkan kematian
Pasien Pulang
dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri
Bagan alir
disentri basiler yang disebabkan oleh shigellosis dan amoeba (disentri amoeba).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan disentri sehingga dapat
mencegah terjadinya komplikasi pada disentri yang datang ke Unit Pelayanan Umum
Puskesmas Sei Semayang.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sei Semayang No. /SKP/UKP-VII/PSS/I/2018
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Sei Semayang
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 514 Tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas pelayanan kesehatan primer.
5. Prosedur Alat :-
Bahan:-
6. Langkah- 1. Dokter melakukan pemeriksaan awal berdasarkan gejala klinis.
langkah 2. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, dan mencatat dalam buku status
pasien.
3. Dokter melakukan anamnesa pada pasien terkait dengan keluhan yang dirasakan,
seperti: Sakit perut terutama sebelah kiri dan buang air besar encer secara terus
menerus bercampur lendir dan darah, muntah-muntah, sakit kepala. Bentuk yang berat
(fulminating cases) biasanya disebabkan oleh S. dysentriae dengan gejalanya timbul
mendadak dan berat, dan dapat meninggal bila tidak cepat ditolong.
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik seperti keadaan umum pasien, adanya febris,
nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri, terdapat tanda-tanda dehidrasi,
tenesmus
5. Memberikan edukasi bahwa penularan disentri amuba dan basiler dapat dicegah
dan dikurangi dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih seperti membersihkan
tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi serta penggunaan jamban
yang bersih.
6. Melakukan terapi sesuai acuan penatalaksanaan terapi, seperti:
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
b. Tirah baring
c. Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi
oral. Bila rehidrasi oral tidak mencukupi dapat diberikan cairan melalui infus
d. Diet, diberikan makanan lunak sampai frekuensi BAB kurang dari
5kali/hari, kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan.
e. Farmakologis:bila telah terdiagnosis shigelosis pasien diobati dengan
antibiotik. Jika setelah 2 hari pengobatan menunjukkan perbaikan, terapi
diteruskan selama 5 hari. Bila tidak ada perbaikan, antibiotik diganti dengan
jenis yang lain. Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal Fluorokuinolon
seperti Siprofloksasin atau makrolid Azithromisin ternyata berhasil baik untuk
pengobatan disentri basiler. Dosis Siprofloksasin yang dipakai adalah 2 x 500

1
PENANGANAN DISENTERI AMUBA DAN
DISENTERI BASILER

No. Dokumen : /SOP/UKP-VII/PSS/II/2018

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT
dr. Juliani Perangin – angin
PUSKESMAS
NIP. 19730803200702016
SEI SEMAYANG

mg/hari selama 3 hari sedangkan Azithromisin diberikan 1 gram dosis tunggal


dan Sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari. Pemberian Siprofloksasin merupakan
kontraindikasi terhadap anak-anak dan wanita hamil. Untuk disentri amuba
diberikan antibiotik Metronidazol 500 mg 3x sehari selama 3-5 hari
Pasien di
2/2rujuk bila: Pada pasien dengan kasus berat perlu dirawat intensif dan konsultasi
ke pelayanan kesehatan sekunder (spesialis penyakit dalam).

Pasien Datang

7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Ruang Umum, Ruang Anak dan Balita, Ruang Lansia, Apotik, Laboratorium
9. Dokumen Buku laporan kegiatan
terkait
11. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
histori
perubahan

Anda mungkin juga menyukai