Anda di halaman 1dari 4

DERMATITIS SEBOROIK

No Dokumen :

No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 12 Mai 2016.

Halaman :1-4
PUSKESMAS Rosa Andriani SST.
DARUL IMARAH Nip.19730915 200604 2
026.
1. 1. Pengertian Dermatitis Seboroik (DS) merupakan istilah yang digunakan untuk segolongan
kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi (predileksi di tempat-tempat
kelenjar sebum). DS berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea.

2. 2. Tujuan a. Dokter mampu mendiagnosa Dermatitis Seboroik


b. Memberikan terapi yang tepat sehingga mampu mencegah terjadinya
komplikasi
3. 3. Kebijakan SK
4. 4. Referensi Panduan Praktek klinis untuk dokter umum sesuai dengan PERMENKES nomor 5
tahun 2014.
5. Alat dan bahan 1. Tensi meter
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Arloji
6. 6. Prosedur 1. Anamnesa
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan munculnya bercak merah dan kulit kasar.
Kelainan awal hanya berupa ketombe ringan pada kulit kepala (pitiriasis sika)
sampai keluhan lanjut berupa keropeng yang berbau tidak sedap dan terasa
gatal.

Faktor Risiko
 Genetik.
 Faktor kelelahan.
 Stres emosional.
 Infeksi.
 Defisiensi imun.
 Jenis kelamin pria lebih sering daripada wanita.
 Usia bayi bulan 1 dan usia 18-40 tahun.
Kurang tidur.

1
2. Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
 Papul sampai plak eritema.
 Skuama berminyak agak kekuningan.
 Berbatas tidak tegas
 Predileksi

Kulit kepala Lipat naso labial


Dahi Sternal
Glabela Areola mamae
Belakang telinga Lipatan bawah mamae
Belakang Leher Interskapular
Alis mata Umbilikus
Kelopak mata Lipat paha
Liang telinga luar Area anegenital

Bentuk klinis lain

Lesi berat: seluruh kepala tertutup oleh krusta, kotor, dan berbau (cradle cap)

3. Pemeriksaan Penunjang (-)

4. Penegakan Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan Pemeriksaan fisik

5. Diagnosa Banding
a. Psoriasis (skuamanya berlapis-lapis, tanda Auspitz, skuama tebal seperti
mika).
b. Kandidosis (pada lipat paha dan perineal, eritema bewarna merah cerah
berbatas tegas dengan lesi satelit disekitarnya).
c. Otomikosis.
d. Otitis eksterna.

6. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Pasien diminta untuk memperhatikan faktor predisposisi terjadinya
keluhan, misalnya stres emosional dan kurang tidur. Diet juga disarankan
untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak.

2
b. Farmakoterapi dilakukan dengan:
Topikal bayi
 Pada lesi di kulit kepala bayi diberikan asam salisilat 3% dalam minyak
kelapa atau vehikulum yang larut air atau kompres minyak kelapa hangat
1x/hari selama beberapa hari.
 Dilanjutkan dengan krim hidrokortison 1% atau lotion selama beberapa
hari.
 Selama pengobatan, rambut tetap dicuci.

Dewasa:

 Pada lesi di kulit kepala, diberikan shampo selenium sulfida 1.8 (Selsun-
R) atau ketokonazol 2% shampo, zink pirition (shampo anti ketombe),
atau pemakaian preparat ter (liquor carbonis detergent) 2-5 % dalam
bentuk salep dengan frekuensi 2-3 kali seminggu selama 5-15 menit per
hari.
 Pada lesi di badan diberikan kortikosteroid topikal: Desonid krim 0.05%
(catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid krim
0.025%) selama maksimal 2 minggu.
 Pada kasus dengan manifestasi dengan inflamasi yang lebih berat
diberikan kortikosteroid kuat (betametason valerat krim 0.1%).
 Pada kasus dengan infeksi jamur, perlu dipertimbangkan pemberian
krim ketokonazol 2% topikal.

Oral sistemik

 Antihistamin sedatif yaitu: hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal 2


minggu, atau
 Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.

7. Komplikasi
Pada anak, lesi bisa meluas menjadi penyakit Leiner atau eritroderma.

8. Edukasi dan Konseling


 Memberitahukan kepada orang tua untuk menjaga kebersihan bayi dan rajin
merawat kulit kepala bayi.
 Memberitahukan kepada orang tua bahwa kelainan ini umumnya muncul
pada bulan-bulan pertama kehidupan dan membaik seiring dengan
pertambahan usia

3
 Memberikan informasi dengan faktor konstitusi bahwa penyakit ini sukar
disembuhkan tetapi dapat terkontrol dengan mengontrol emosi dan
psikisnya.

9. Kriteria Rujukan
Apabila tidak ada perbaikan dengan tatalaksana standar.

10. Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam, sembuh tanpa komplikasi.
11. Diagram Alir

8. Hal yang perlu Mengobservasi keadaan pasien


diperhatikan

9. Unit terkait 1. Ruang pendaftaran


2. Ruang pemeriksaan umum
3. Ruang farmasi

10. Dokumen Rekam medis

terkait

11. Rekaman
Tgl. Mulai
Historis No Hal yang diubah Isi Perubahan
Perubahan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai