DERMATITIS ATOPIK
PEMBIMBING :
DR. HAPSARI TRIANDRIYANI SP.KK, M.KES
DISUSUN OLEH :
NAJLA QURATU’AIN 1102013205
o Riwayat pengobatan
Keluhan sudah pernah diobati dengan obat cetirizine, antibiotik dan salep setelah mandi
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. keadaan umum
Kesadaran : komposmentis
Kesan : tampak sakit ringan
Berat badan : 7 kg
B. tanda vital
Tekanan darah :-
Frekuensi nadi : 120 x/menit, reguler, isi cukup
Frekuensi napas : 32x/menit
Suhu : 36,7 derajat celcius
C. Status Generalis
Kepala : normocephal, wajah simetris
Mata : isokor, konjunctiva anemis(-), sklera ikterik (-), RCL +/+, RCTL +/+
Hidung : sekret (-), deformasi (-)
Telinga : sekret (-), deformasi (-)
Mulut : arcus faring hiperemis(-), tonsil hiperemis(-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : Rhonki(-), wheezing (-)
Jantung : BJ I-II reguler, gallop(-), murmur (-)
Abdomen : nyeri tekan (-), hepatomegali(-), splenomegali(-)
Ekstremitas : lesi(+), edema (-)
D. status dermatologikus
Lokasi : Regio Cruris dextra dan maxillaris dextra
Eflorosensi : Papul eritem berskuama
Vesikel ukuran miliar, teratur, rata, regional.
IV. RESUME
Pasien datang ke RSUD Pasar Rebo diantar oleh ibunya dengan keluhan timbulnya di kaki kanan dan
wajah. Keluhan timbul sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Awalnya keluhan muncul hanya pada kaki
kanan dan pernah muncul berupa lentingan kemudian pecah. Ibu pasien juga bilang, keluhan anaknya ini
sempat mendingan seminggu lalu tetapi kambuh lagi. Sebelum datang ke RSUD, pasien sudah dibawa
berobat ke puskesmas dan diberi obat cetrizine, obat antibiotik dan salep setelah mandi dan keluhan tetap
muncul. Ibu pasien juga bilang keluhan gatalnya sering muncul di siang hari. Keluhan ini muncul setelah
pasien makan dengan menu ikan dan telur. Pada pemeriksaan status demratologikus didapatkan papul eritem
berskuama esikel ukiran miliar, teratur, rata, regional pada maxillaris dextra.
V. Diagnosis Banding
1. Dermatitis kontak Alergi
2. Skabies
VIII. PENATALAKSANAAN
oMedikamentosa
Hydrocortisone 2,5 % oleskan tipis tipis pada lesi
Cetrizine syrup ½ sendok teh 1x sehari
Noroid krim
IX. EDUKASI
◦ Menjelaskan tentang penyakitnya
◦ Menghindari faktor pencetus
◦ Menggunakan pelembab
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad Bonam
Quo ad functionam : ad Bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Dermatitis Atopik
1. Definisi 3. Epidemiologi
Di Indonesia, prevalensi DA mengalami peningkatan
Dermatitis Atopik adalah penyakit kulit yang
setiap tahunnya. Penelitian oleh Soegiarto et al, tahun
ditandai reaksi inflamasi dengan gejala papul,
vesikel, krusta, skuama, dan pruritus hebat yang 2019, melaporkan bahwa morbiditas penyakit alergi pada
bersifat kronik residif yang didasari oleh faktor anak sekolah di kota metropolitan di Indonesia memiliki
herediter dan lingkungan. pola yang sama dengan negara berkembang lainnya.
Penelitian melibatkan 499 anak dan remaja dari sekolah
dan universitas di 5 kota. Dilaporkan 278 subjek
2. Jenis-jenis alergen pada dermatitis atopik setidaknya memiliki satu manifestasi penyakit alergi,
dimana kasus DA sebesar 1,8%.
◦ Alergen makanan
9. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ada sanactionam : dubia ad malam
Dermatitis atopik merupaka kelainan kulit yang bersifat kronik berulang, namun tergantung dari
penatalaksanaan untuk mencegah kekambuhan.