Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS DAN TINJAUAN PUSTAKA

DERMATITIS ATOPIK

PEMBIMBING : 
DR. HAPSARI TRIANDRIYANI SP.KK, M.KES
DISUSUN OLEH : 
NAJLA QURATU’AIN 1102013205

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
PERIODE 22 NOVEMBER – 11 DESEMBER 2021
LAPORAN KASUS
◦ Nama : An. A
◦ Umur : 8 bulan
◦ Jenis Kelamin : Perempuan
◦ Alamat : Jl. H. Sidih
◦ Agama : Islam
◦ Tanggal pemeriksaan : 24 November 2021
II. ANAMNESA
◦ Keluhan Utama : Bintik kemerahan pada kaki kanan dan wajah
◦ Keluhan Tambahan : Gatal

◦ Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke RSUD Pasar Rebo diantar oleh ibunya dengan keluhan timbulnya di kaki kanan dan
wajah. Keluhan timbul sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Awalnya keluhan muncul hanya pada
kaki kanan dan pernah muncul berupa lentingan kemudian pecah. Ibu pasien juga bilang, keluhan
anaknya ini sempat mendingan seminggu lalu tetapi kambuh lagi. Sebelum datang ke RSUD, pasien
sudah dibawa berobat ke puskesmas dan diberi obat cetrizine, obat antibiotik dan salep setelah mandi
dan keluhan tetap muncul. Ibu pasien juga bilang keluhan gatalnya sering muncul di siang hari. Keluhan
ini muncul setelah pasien makan dengan menu ikan dan telur.
o Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa : disangkal
Asma : disangkal
Alergi : ada, seafood dan telur

o Riwayat penyakit keluarga


Keluhan serupa : disangkal
Asma : ada, kakak dan nenek pasien
Alergi : ada, ayah pasien alergi dingin
Diabetes Melitus : disangkal
Jantung : disangkal
Hipertensi : disangkal

o Riwayat pengobatan
Keluhan sudah pernah diobati dengan obat cetirizine, antibiotik dan salep setelah mandi
III. PEMERIKSAAN FISIK

A. keadaan umum
Kesadaran : komposmentis
Kesan : tampak sakit ringan
Berat badan : 7 kg

B. tanda vital
Tekanan darah :-
Frekuensi nadi : 120 x/menit, reguler, isi cukup
Frekuensi napas : 32x/menit
Suhu : 36,7 derajat celcius
C. Status Generalis
Kepala : normocephal, wajah simetris
Mata : isokor, konjunctiva anemis(-), sklera ikterik (-), RCL +/+, RCTL +/+
Hidung : sekret (-), deformasi (-)
Telinga : sekret (-), deformasi (-)
Mulut : arcus faring hiperemis(-), tonsil hiperemis(-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : Rhonki(-), wheezing (-)
Jantung : BJ I-II reguler, gallop(-), murmur (-)
Abdomen : nyeri tekan (-), hepatomegali(-), splenomegali(-)
Ekstremitas : lesi(+), edema (-)
D. status dermatologikus
Lokasi : Regio Cruris dextra dan maxillaris dextra
Eflorosensi : Papul eritem berskuama
Vesikel ukuran miliar, teratur, rata, regional.
IV. RESUME
Pasien datang ke RSUD Pasar Rebo diantar oleh ibunya dengan keluhan timbulnya di kaki kanan dan
wajah. Keluhan timbul sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Awalnya keluhan muncul hanya pada kaki
kanan dan pernah muncul berupa lentingan kemudian pecah. Ibu pasien juga bilang, keluhan anaknya ini
sempat mendingan seminggu lalu tetapi kambuh lagi. Sebelum datang ke RSUD, pasien sudah dibawa
berobat ke puskesmas dan diberi obat cetrizine, obat antibiotik dan salep setelah mandi dan keluhan tetap
muncul. Ibu pasien juga bilang keluhan gatalnya sering muncul di siang hari. Keluhan ini muncul setelah
pasien makan dengan menu ikan dan telur. Pada pemeriksaan status demratologikus didapatkan papul eritem
berskuama esikel ukiran miliar, teratur, rata, regional pada maxillaris dextra.

V. Diagnosis Banding
1. Dermatitis kontak Alergi
2. Skabies

VI. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


o IgE Serum
o Skin Prick Test
VII. DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis Atopik

VIII. PENATALAKSANAAN
oMedikamentosa
Hydrocortisone 2,5 % oleskan tipis tipis pada lesi
Cetrizine syrup ½ sendok teh 1x sehari
Noroid krim
IX. EDUKASI
◦ Menjelaskan tentang penyakitnya
◦ Menghindari faktor pencetus
◦ Menggunakan pelembab

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad Bonam
Quo ad functionam : ad Bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Dermatitis Atopik
1. Definisi 3. Epidemiologi
Di Indonesia, prevalensi DA mengalami peningkatan
Dermatitis Atopik adalah penyakit kulit yang
setiap tahunnya. Penelitian oleh Soegiarto et al, tahun
ditandai reaksi inflamasi dengan gejala papul,
vesikel, krusta, skuama, dan pruritus hebat yang 2019, melaporkan bahwa morbiditas penyakit alergi pada
bersifat kronik residif yang didasari oleh faktor anak sekolah di kota metropolitan di Indonesia memiliki
herediter dan lingkungan. pola yang sama dengan negara berkembang lainnya.
Penelitian melibatkan 499 anak dan remaja dari sekolah
dan universitas di 5 kota. Dilaporkan 278 subjek
2. Jenis-jenis alergen pada dermatitis atopik setidaknya memiliki satu manifestasi penyakit alergi,
dimana kasus DA sebesar 1,8%. 
◦ Alergen makanan

◦ Alergen hirup (aeroalergen)


4. Manifestasi klinik
Terdapat tiga bentuk klinis dari dermatitis atopik yaitu :

◦ DA fase infantile (2 bulan-2 tahun)


• DA fase anak (2-10 tahun)

Lesi : plak hiperpigmentasi, likenifikasi, erosi dan


Lesi : plak eritematosa, papulovesikuler, erosi, krusta ekskoriasi linier akibat garukan
Predileksi : lebih sering di fosa kubiti dan poplitea
Predileksi : terutama di wajah, diikuti kedua pipi
dantersebar simetris.
◦ DA fase remaja dan dewasa (usia >13 tahun)
Lesi : lesi kronik, kering, papul/plak eritematosa, skuama dan likenifikasi
Predileksi : lipatan fleksural, leher, lengan atas, punggung, kaki
5. KRITERIA DIAGNOSIS DERMATITIS ATOPIK
Dalam praktik sehari-hari dapat digunakan kriteria William untuk mentapkan diagnosis DA :
1. Harus ada :
Kulit yang gatal atau tanda garukan pada anak kecil

2. Ditambah 3 atau lebih tanda berikut :


◦ Riwayat perubahan kulit kering
◦ Riwayat asma
◦ Riwayat kulit kering spanjang akhir tahun
◦ Dermatitis fleksural
◦ Awitan dibawah usia 2 tahun
Kriteria Hanifin-Rajka
Kriteria mayor : 3 mayor Kriteria minor : 3 minor
◦ Riwayat dermatitis fleksural ◦ Kulit kering
◦ Awitan dibawah usia 2 tahun ◦ Kulit bersisik atau pecah-pecah
◦ Kulit yang gatal ◦ Intoleransi makanan

◦ Riwayat asma ◦ Gatal saat berkeringat

◦ Riwayat kulit kering ◦ Dermatitis di tangan dan kaki


◦ Faktor pencetus
◦ Intoleransi pada bahan wool
◦ Eritema di wajah
◦ Pityriasis alba
◦ Peningkatan kadar Ig E
6. Pemeriksaan penunjang 7. Diagnosis Banding
◦ Immunoglobulin Pada fase bayi :
◦ Bakteriologi • Dermatitis seboroik
• Psoriasis
◦ Uji tusuk (Skin Prick Test) • Dermatitis popok
◦ Uji tempel ( AtopyPatch Test)
◦ Uji Eliminasi dan Provokasi Pada fase anak :
• Dermatitis numularis
• Dermatitis intetriginosa
• Dermatitis kontak
• Dermatitis traumatika

Pada fase remaja dan dewasa :


• neurodermatitis
8. Penatalaksanaan
2. Topikal : sesuai dengan usia, klinis, lokasi
1. Prinsip Kortikosteroid topical potensi lemah untuk
pasien DA bayi, sedang untuk anak dan kuat
◦ Edukasi pasien dan orang tua tentang
untuk dewasa.
penyakitnya KT potensi lemah : hidrokortison 2,5%
◦ Menghindari faktor pencetus KT potensi sedang : mometason furoate 0,1 %
KT potensi kuat : betametason dipropionate
◦ Mempertahankan fungsi sawar kulit yang 0,05%
optimal dengan sabun pelembap
◦ Anti inflamasi diberikan pada yang telah • Gunakan kortikosteroid topical 2 kali
bermanifestasi sehari sampai lesi terkontrol atau selama
◦ Mengendalikan dan mengeliminasi siklus gatal- 14 hari
garuk
• Gunakan pelembab (emolien, oklusif,
humektan)
3. Sistemik
◦ Terapi gatal : antihistamin intermiten, non sedative pagi hari dan sedative untuk malam hari bila
menyebabkan gangguan tidur. (cetirizine, loratadine)
◦ Obat penghambat kalsineurin (pimekrolimus atau tacrolimus)

9. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ada sanactionam : dubia ad malam
Dermatitis atopik merupaka kelainan kulit yang bersifat kronik berulang, namun tergantung dari
penatalaksanaan untuk mencegah kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai