Anda di halaman 1dari 41

SASARAN BELAJAR

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Perilaku Kesehatan yang Berisiko Pada


Masa Pubertas
a.
b.
c.
d.

Definisi Pubertas
Tahapan Perkembangan Masa Remaja
Perilaku Berisiko
Kesehatan Reproduksi Remaja

LI. 2 Memahami dan Menjelaskan Faktor Risiko Tinggi Kehamilan


a. Faktor Risiko Tinggi Kehamilan
b. Faktor Penyebab Risiko Tinggi Kehamilan
c. Pencegahan Risiko Tinggi Kehamilan dan AKI yang Tinggi
LI.3 Memahami dan Menjelaskan Audit Maternal Perinatal
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Definisi
Tujuan
Indikator Mortalitas
Kebijaksanaan dan Strategi
Langkah dan Kegiatan
Metode Pelaksanaan
Pencatatan dan Laporan

LI.4 Memahami dan Menjelaskan Kehamilan pada Remaja


a.
b.
c.
d.

Definisi
Faktor yang Mempengaruhi
Dampak yang Terjadi
Penanggulangan

LI.5 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Tentang Hubungan Suami


Istri di Luar Pernikahan dan Aborsi
a. Hukum Zina
b. Hukum Aborsi

1. Memahami dan Menjelaskan Perilaku Kesehatan yang Berisiko Pada


Masa Pubertas

a. Definisi Pubertas
Beberapa pengertian mengenai pubertas yaitu:
1. Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.
2. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode
perubahan dari tidak matang menjadi matang.
3. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu
pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu
suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.
4. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap
dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alatalat seksual dan
tercapai kemampuan reproduksi
Pubertas : periode terjadinya perubahan fisik,fisiologis serta kematangan
seksual secara pesat terutama pada masa awal remaja. Terjadi pada usia
11/12 dan 15/16 tahun.
Definisi Remaja berdasarkan usia :
Remaja :adolescence ; tumbuh menjadi dewasa (to grow into maturity) dan
didahului oleh fase pubertas.

Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah


sekitar 22%yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja
perempuan. Masa remaja, yakni usia antara usia 11 20 tahun adalah suatu
periode masa pematangan organ reproduksimanusia, dan sering disebut
masa peralihan
b. Tahapan Perkembangan Masa Remaja
Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial
dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut :

1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 13 tahun.


Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai
berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
1. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 16 tahun.
Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk
berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang
mendalam.
2. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 20 tahun.
Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari
teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa
cinta, pengungkapan kebebasan diri.
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu.
Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai
batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara
berkesinambungan.

Perkembangan Biologis Remaja


Perubahan hormonal ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fisik

Laki-laki : Perkembangan dada yang semakin bidang dan tubuh yang


semakin berotot
Perempuan : Pinggulnya membesar dan munculnya lemak. Perempuan
dua tahun lebih cepat dibandingkan dengan anak laki laki
(Berk, 1998)
Perkembangan Psikologis Remaja
Perkembangan identitas diri.
Identitas diri: adalah pikiran pikiran dan perasaan yang dimiliki
mengenai diri (Gardner, 1992); bagaimana remaja mendeskripsi diri

secara terorganisir, merupakan ekspansi dari rasa harga diri (Berk, 1998)
Mulai meninggalkan masa kecil yang tenang menuju masa dewasa yang

penuh persoalan
Belajar untuk membuat keputusan sendiri dan sering bertentangan

dengan orang tua


Biasanya gampang tersinggung dan sulit dimengerti
Mulai ada privasi dan menjalin hubungan dengan lawan jenis

Perkembangan sosial

Pengaruh teman sebaya sangat kuat


Terbentuknya pengelompokan sosial

Tugas perkembangan masa remaja dan pubertas :


Mencari relasi yang lebih matang dengan teman seusia (laki-perempuan)
Mencapai peran sosial feminim atau maskulin
Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggungjawab secara

sosial
Mencapai kemandirian secara emosional
Mempersiapkan untuk karir ekonomi
Mempersiapkan untuk menikah dan berkeluarga
Memperoleh set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku

c. Perilaku Berisiko Remaja


Perilaku berisiko adalah perilaku yang dapat membahayakan aspek-aspek
psikososial sehingga remaja sulit berhasil dalam melalui masa
perkembangannya.Perilaku berisiko dilakukan remaja dengan tujuan
tertentu yaitu untuk dapat memenuhi perkembangan psikologisnya.

Beberapa hal berikut adalah faktor risiko untuk masa remaja mengalami
perilaku berisiko yaitu ;
a. Perubahan emosi menyebabkan remaja mudah tersinggung, mudah
menangis, cemas,frustasi dan sekaligus tertawa.
b. Perubahan intelegensi, sehingga menyebabkan remaja menjadi mudah
berfikir abstrakserta senang memberi kritik. Disamping itu remaja juga
mudah untuk mengetahui hal-hal baru, sehingga memunculkan perilaku
ingin mencoba-coba.
c. Keingintahuan yang tinggi, khususnya terkait dengan kesehatan
reproduksi remaja,mendorong ingin mencoba dalam bidang seks yang
merupakan hal yang sangat rawan,karena dapat membawa akibat yang
sangat buruk dan merugikan masa depan remaja,khususnya remaja putri.
d. Beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja
antara lainadalah 1) masalah gizi, 2) masalah pendidikan, 3) masalah
lingkungan dan pekerjaan, 4)masalah seks dan seksualitas dan 5) masalah
kesehatan reproduksi remaja itu sendiri.
Tanda dan gejala perilaku remaja berisiko
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Selalu ingin menang sendiri


Selalu memaksakan kehendaknya
Kebiasaan merokok
Agresif
Curiga
Mudah marah dan mudah tersinggung
Suka mencari alasan yang tidak logis
Sering pulang larut malam, bahkan terkadang suka menginap di rumah

teman denganalasan yang cenderung di buat-buat


i. Berpenampilan tidak rapih, acuh tak acuh sampai tidak peduli terhadap
perawatan dirisendiri
j. Ada perubahan emosi atau mental secara tiba-tiba
Dampak perilaku remaja berisiko yang tidak diatasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Dapat terjadi perilaku seks bebas pada remaja.


Terjadinya kehamilan diluar nikah
Dapat menjadi pengguna atau pengedar NAPZA
Perokok berat
Berperilaku kriminal yang menyebabkan konflik dalam keluarganya.
Cedera fisik

g. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga dengan perilaku


remaja berisiko
Perilaku menyimpang remaja
Masalah Remaja di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SMP/ SMA
selalu mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul
dalam bentuk perilaku. Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi
para remaja di sekolah.
Perilaku Bermasalah (problem behavior)
Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih
dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat
dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan
dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai
aktivitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku
bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan
pengalaman. Jadi problem behaviourakan merugikan secara tidak langsung
pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
Perilaku menyimpang (behaviour disorder)
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang
menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya
tidak terkontrol (uncontrol).Memang diakui bahwa tidak semua remaja
mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia
tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri.
Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya
tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab
behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu
menghantui dirinya.
Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment)
Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh
keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa
mendefinisikan secara cermat akibatnya.Perilaku menyontek, bolos, dan

melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah


pada remaja di sekolah menegah (SMP/SMA).
Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder)
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan
antara perilaku benar dan salah.Wujud dari conduct disorder adalah
munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari
aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua
tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya,
orangtua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia
memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah
(reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang
remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia
memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non
verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan
mempermainkan temannya. Selain itu, conduct disorder juga dikategorikan
pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku
oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang
akan merugikan orang lain.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Attention Deficit Hyperactivity Disorder yaitu anak yang mengalami
defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga
gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hiperaktif.Remaja di
sekolah yang hiperaktif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan
perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya.Jika
diajak berbicara, remaja yang hiperaktif tersebut tidak memperhatikan
lawan bicaranya.Selain itu, anak hiperaktif sangat mudah terpengaruh oleh
stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain
bersama dengan temannya.
Pencegahan

1. Promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan tentang pentingnya


memelihara kesehatan reproduksi pada remaja.
2. Pelibatan remaja dalam kelompok sebaya seperti peer kounselor atau
peer educator.
3. Pelibatan remaja dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan
di masyarakat.
4. Pelatihan remaja dalam keterampilan perilaku hidup sehat tentang
pencegahan masalah kesehatan remaja.
Perawatan
1. Pelibatan remaja dalam alternatif solusi masalah yang dihadapi.
2. Pelatihan keterampilan perilaku hidup sehat tentang penanganan masalah
yang dihadapiremaja.
3. Bimbingan dan konsultasi terhadap keluarga tentang alternatif solusi
berdasarkankemampuan dan kebutuhan keluarga.
4. Konseling keluarga dan atau dengan remaja tentang masalah yang
dihadapinya.
5. Bimbingan antisipasi berbagai kejadian yang dapat terjadi pada remaja
dan keluarganyaserta cara menghadapinya.
d. Kesehatan Reproduksi Remaja
Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja :
Kesehatan reproduksi kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (WHO)
Prasyarat reproduksi sehat :
1. Supaya tidak terjadi kelainan anatomis fisiologis perempuan harus
memiliki rongga pinggul yang cukup besar untuk mempermudah
persalinan; memiliki kelenjar penghasil hormon reproduksi yang sehat
Diperlukan gizi yang adekuat
2. Diperlukan landasan psikis yang kuat dan memadai dimulai sejak bayi
3. Terbebas dari penyakit organ reproduksi
4. Dapat melewati masa hamil dengan aman
Masalah kesehatan reproduksi remaja:
1. Perkosaan

Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya.Korbannya


tidak hanya remaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja
perempuan rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena
dibujuk dengan alasan untuk menunjukkan bukti cinta.
2. Free sex
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang bergantiganti.Seks bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis
selain dapat memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular
seksual dan virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus), juga dapat
merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja perempuan.
Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami perubahan
aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya
juga dibarengi dengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan
remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah persoalan yang
dihadapi remaja terkait kesehatan reproduksi ini.
3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitosmitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan
seksual dengan pacar merupakan bukti cinta atau mitos bahwa
berhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan.
Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan
kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa subur.
4. Aborsi
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan
sebelum waktunya.Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong
dalam kategori aborsi provokatus atau pengguguran kandungan yang
sengaja dilakukan.Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi
secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi karena berbagai hal
antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTD
umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum
siap menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan
berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk
melangsungkan kehamilan.
1. Memahami dan Menjelaskan Faktor Risiko Tinggi Kehamilan

a. Faktor Risiko Tinggi Kehamilan


Faktor risiko kehamilan adalah sebuah keadaan dimana seorang wanita
hamil di perkirakan akan mengalami gangguan yang akan menganggu
kehamilannya dan berdampak pada wanita hamil tersebut ataupun bayi yang
sedang di kandungnya.
Kehamilan Risiko Rendah
Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak memiliki
faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan risiko tinggi,
baik dirinya maupun janin yang dikandungnya.Contohnya adalahprimipara
tanpa komplikasi, multipara tanpa komplikasi, dan persalinan spontan
dengan kehamilan prematur dan bayi hidup.
Kehamilan Risiko Sedang
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko tingkat
sedang, contohnya adalah ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm, jarak kehamilan terlalu dekat (<
2 tahun), jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak), kehamilan lebih bulan, dan
persalinan yang lama. Faktor ini dianggap nantinya akan mempengaruhi
kondisi ibu dan janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu
persalinan.
Kehamilan Risiko Tinggi
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor risiko tinggi,
antara lain adanya anemia pada ibu hamil, pernah gagal kehamilan
(keguguran), kehamilan kembar, kehamilan dengan kelainan letak,
pendarahan, dan penyakit pada ibu hamil (malaria, TB Paru, penyakit
jantung, DM, infeksi menular seksual pada kehamilan, eklampsia, pre
eklampsia,). Faktor risiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi dan
mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun
persalinan nanti.
Bahaya Kehamilan Berisiko
Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko adalah bayi
lahir belum cukup bulan, bayi lahir dengan BBLR, keguguran (abortus),
partus macet, perdarahan ante partum dan post partum, IUFD, keracunan
dalam kehamilan, kejang (Prawirohardjo, 2008)

10

b. Faktor Penyebab Risiko Tinggi Kehamilan


Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, 80 % karena komplikasi
obstetri dan 20 % oleh sebab lainnya. Sedangkan penyebab tidak langsung
adalah 3 Terlambat dan 4 Terlalu.
3 faktor terlambat :
Terlambat dalam mengambil keputusan
Terlambat sampai ke tempat rujukan
Terlambat dalam mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan
4 faktor terlalu :
Terlalu muda saat melahirkan (< 20 tahun)
Terlalu tua saat melahirkan (> 35 tahun)
Terlalu banyak anak (> 4 anak)
Terlalu dekat jarak melahirkan (< 2 tahun)
c. Pencegahan Risiko Tinggi Kehamilan dan AKI yang Tinggi
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat
penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan dengan risiko
tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga
dapat dilakukan tindakan pencegahan, antara lain: Sering memeriksakan
kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x kunjungan selama masa
kehamilan yaitu: (a) Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan
pertama). (b) Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan
keempat sampai bulan keenam). (c) Dua kali kunjungan pada triwulan
ketiga (bulan ketujuh sampai bulan kesembilan).
Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan
dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru
lahir. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih
sering dan intensif. Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang
pada ibu hamil dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari
penyakit- penyakit yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi.
Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil:
(a) Berdekatan dengan penderita penyakit menular. (b) Asap rokok dan
jangan merokok. (c) Makanan dan minuman beralkohol. (d) Pekerjaan berat.
(e) Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan. (f) Pemijatan/urut

11

perut selama hamil. (g) Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu
hamil. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan
mewaspadai penyakit apa saja pada ibu hamil. Segera periksa bila
ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi. Pemeriksaan
kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa, Puskesmas/Puskesmas
pembantu, rumah bersalin, rumah sakit pemerintah atau swasta.
Program, perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
Suatu Kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di Desa dalam rangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan Persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
pada ibu hamil, termasuk perencanaan pemakaian alat kontrasepsi pasca
persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran
untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan
bayi baru lahirKB.

Tujuan Pemasangan Stiker P4K


Penempelan stiker P4K di setiap rumah ibu hamil dimaksudkan agar ibu
hamil terdata, tercatat dan terlaporkan keadaannya oleh bidan dengan
melibatkan peran aktif unsur unsur masyarakat seperti kader, dukun
dan tokoh masyarakat.
Masyarakat sekitar tempat tinggal ibu mengetahui ada ibu hamil, dan
apabila sewaktu waktu membutuhkan pertolongan, masyarakat siap
sedia untuk membantu. Dengan demikian, ibu hamil yang mengalami
komplikasi tidak terlambat untuk mendapat penanganan yang tepat dan
cepat.
Manfaat P4K
Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin. Ibu nifas dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan dan bayi
baru lahir bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.

12

Mekanisme P4K

Langkah-langkah pelaksanaan P4K dengan Pemasangan Stiker

Orientasi P4K dengan Stiker untuk pengelola program dan stakeholder

terkait di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas.


Sosialisasi di tingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh

masyarakat, PKK serta lintas sektor di tingkat desa.


Pertemuan bulanan di tingkat desa(Forum Desa Siaga, Forum KIA, Pokja
Posyandu ,dll) yang melibatkan Kades,Toma,Toga, Kader dengan

difasilitasi oleh BdD, yang dipimpin oleh kades.


Mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa (setiap bulan)
Membahas dan menyepakati calon donor darah, tranportasi dan

pembiayaan ( Jamkesmas, Tabulin )


Membahas tentang pembiayaan pemberdayaan masyarakat (ADD,

PNPM, GSI, Pokjanal Posyandu, dll)


BdD bersama dengan kader atau dukun melakukan kontak dengan ibu
hamil, suami dan keluarga untuk sepakat dalam pengisian stiker termasuk

pemakaian KB pasca persalinan


BdD bersama kader Mengisi dan menempel Stiker di rumah ibu hamil.

13

BdD Memberikan Konseling pada ibu hamil, suami dan keluarga tentang
P4K terutama dalam menyepakati isi dalam stiker sampai dengan KB
pasca persalinan yang harus tercatat dalam Amanah Persalinan yang
dilakukan secara bertahap yang di pegang oleh petugas kesehatan dan

Buku KIA yang di pegang langsung oleh ibu hamil, dll.


BdD Memberikan Pelayanan saat itu juga sesuai dengan standar
ditambah dengan pemeriksaan laboratorium (Hb, Urine, bila endemis

malaria lakukan pemeriksaan apus darah tebal, PMTCT, dll)


Setelah melayani , BdD merekap hasil pelayanan ke dalam pencatatan
Kartu Ibu, kohort ibu, PWS KIA, Peta sasaran Bumil, Kantong
Persalinan, termasuk kematian ibu , bayi lahir dan mati di wilayah desa

(termasuk dokter dan bidan praktek swasta di desa tsb)


Melaporkan hasil tersebut setiap bulan ke Puskesmas
Pemantauan Intensif dilakukan terus pada ibu hamil, bersalin dan nifas.
Stiker dilepaskan sampai 40 hari pasca persalinan dimana ibu dan bayi
yang dilahirkan aman dan selamat

Peran Masyarakat/Kader/Dukun
Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa

binaan.
Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu

(Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan dan sesudah melahirkan)


Membantu Bidan dalam memfasilitasi keluarga untuk menyepakati isi

Stiker, termasuk KB Pasca melahirkan.


Bersama dengan Kades, Toma membahas tentang masalah calon donor
darah, transportasi dan pembiayaan untuk membantu dalam menghadapi

kegawatdaruratan pada waktu hamil, bersalin dan sesudah melahirkan.


Menganjurkan suami untuk mendampingi pada saat pemeriksaan

kehamilan, persalinan, dan sesudah melahirkan


Menganjurkan Pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan

2. Memahami dan Menjelaskan Audit Maternal Perinatal


a. Definisi
Pengembangan upaya peningkatan mutu pelayanan pada saat ini mengarah
kepada patient safety yaitu keselamatan dan keamanan pasien.Karena itu
penerapan patient safety sangat penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan dalam rangka globalisasi. Dalam World Health Assembly pada

14

tanggal 18 Januari 2002, WHO Excecutive Board yang terdiri dari 32 wakil
dari 191 negara anggota telah mengeluarkan suatu resolusi untuk
membentuk program patient safety. Isi dari program patient safetyadalah :
1. Penetapan norma, standard dan pedoman global mengenai pengertian,
pengaturan dan pelaporan dalam melaksanakan kegiatan pencegahan
dan penerapan aturan untuk menurunkan resiko.
2. Merencanakan kebijakan upaya peningkatanpelayanan pasien berbasis
bukti dengan standard global, yang menitik beratkan terutama dalam
aspek produk yang aman dan praktek klinis yang aman sesuai dengan
pedoman, medical product dan medical devices yang aman digunakan
serta mengkreasikan budaya keselamatan dan keamanan dalam
pelayanan kesehatan dan organisasi pendidikan.
3. Mengembangkan mekanisme melalui akreditasi untuk mengakui
karakteristik provider pelayanan kesehatan bahwa telah melewati
benchmark untuk unggulan dalam keselamatan dan keamanan pasien
secara internasional. Dan yang terakhir adalah mendorong penelitian
terkait dengan patient safety.
Sesuai dengan isi program patient safety yang pertama, maka perlu
dilaksanakan AuditMaternal-Perinatal(AMP)sebagaisalah satu upaya
pencegahan sekaligus penerapan aturan untuk menurunkan risiko kematian
ibu dan bayinya.
Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan
dan kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan
menggunakan berbagai informasi dan pengalaman dari suatu kelompok
terdekat, untuk mendapatkan masukan mengenai intervensi yang paling
tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA disuatu
wilayah.
Dengan demikian, kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas
pelayanan dengan pendekatan pemecahan masalah. Dalam kaitannya dengan
pembinaan, ruang lingkup wilayah dibatasi pada kabupaten/kota, sebagai
unit efektif yang mempunyai kemampuan pelayan obstetrik-perinatal dan
didukung oleh pelayanan KIA sampai ketingkat masyarakat.

15

Audit maternal perinatal nerupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab


kesakitan dan kematian ibu dan perinatal dengan maksud mencegah
kesakitan dan kematian dimasa yang akan datang. Penelusuran ini
memungkinkan tenaga kesehatan menentukan hubungan antara faktor
penyebab yang dapat dicegah dan kesakitan/kematian yang terjadi. Dengan
kata lain, istilah audit maternal perinatal merupakan kegiatan death and
case follow up.
Lebih lanjut kegiatan ini akan membantu tenaga kesehatan untuk
menentukan pengaruh keadaan dan kejadian yang mendahului
kesakitan/kematian. Dari kegiatan ini dapat ditentukan:
Sebab dan faktor-faktor terkaitan dalam kesakitan/kematian ibu dan

perinatal
Dimana dan mengapa berbagai sistem program gagal dalam mencegah

kematian
Jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan

Audit maternal perinatal juga dapat berfungsi sebagai alat pemantauan dan
sistem rujukan. Agar fungsi ini berjalan dengan baik, maka dibutuhkan :
Pengisian rekam medis yang lengkap dengan benar di semua tingkat
pelayanan kesehatan
Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan cara
otopsi verbal, yaitu wawancara kepada keluarga atau orang lain yang
mengetahui riwayat penyakit atau gejala serta tindakan yang diperoleh
sebelum penderita meninggal sehingga dapat diketahui perkiraan sebab
kematian.
b. Tujuan
Tujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu
pelayanan KIA di seluruh wilayah kabupaten/kota dalam rangka
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perinatal.
Tujuan khususaudit maternal adalah :
Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan
perinatal secara teratur dan berkesimnambungan, yang dilakukan oleh

16

dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit pemerintah atau swasta dan


puskesmas, rumah bersalin (RB), bidan praktek swasta atau BPS di

wilayah kabupaten/kota dan dilintas batas kabupaten/kota provinsi


Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang
diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam

pembahasan kasus
Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan
kabupaten/kota, rumah sakit pemerintah/swasta, puskesmas, rumah sakit
bersalin dan BPS dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi terhadap intervensi yang disepakati

c. Indikator Mortalitas
1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR)
Konsep Dasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang
menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun
tertentu untuk setiap 1000 penduduk.Angka ini disebut kasar sebab
belum memperhitungkan umur penduduk.Penduduk tua mempunyai
risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang
masih muda.
Kegunaan
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak
memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada
indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan
gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun
yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar
akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.
Definisi
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya
kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu
wilayah tertentu.

17

Cat
atan: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu"
tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu
tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada
jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata
kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
2. Age Specific Death Rate (ASDR = Angka Kematian Menurut
Umur)

3. Angka Kematian Bayi (AKB)


Konsep Dasar
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.Banyak faktor yang
dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi
penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan
eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian
neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah
dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa
anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi
atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian
bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu

18

tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan


pengaruh lingkungan luar.
Kegunaan Angka Kematian Bayi dan Balita
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka
Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara
kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neonatal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan
kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian
neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan
kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan
anti tetanus. Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka
Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk
mengembangkan program imunisasi, serta program-program
pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program
penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak
dibawah usia 5 tahun.
Definisi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia
dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Catatan : K = Konstanta (1000)

Angka kematian neo-natal

Definisi
Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi
berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu
tahun tertentu.

19

Catatan :
Angka Kematian Neo-Natal =Angka Kematian Bayi umur 0-<1bulan
D 0-<1bulan =Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada
satu tahun tertentu di daerah tertentu.
lahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu
K = 1000

Angka kematian post neo-natal

Definisi
Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah
kematian yang terjadi pada bayiyang berumur antara 1 bulan sampai
dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu.
Rumus

Catatan :
Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1
bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun

20

D 1bulan-<1tahun = Jumlah kematian bayi berumur satu bulan sampai


dengan kurang dari 1 tahun pada satu tahun tertentu & daerah tertentu
lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu &
daerah tertentu
K = konstanta (1000)

4. Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 tahun)


Konsep
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang
baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11
bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun.
Definisi
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun
selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)
Rumus

Catatan :
Jumlah Kematian Balita (0-4)th = Banyaknya kematian anak berusia 04 tahun pada satu tahun tertentu di daerah tertentu
Jumlah Penduduk Balita (0-4)th = jumlah penduduk berusia 0-4 tahun
pada pertengahan tahun tertentu di daerah tertentu

21

K = Konstanta, umumnya 1000

5. Angka Kematian Anak (AKA 1-5 tahun)


Konsep
Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang
berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4
tahun 11 bulan 29 hari.
Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan
yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka Kematian
Anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk,
kebersihan diri dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi
penyakit menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau
di sekitar rumah.
Definisi
Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun
selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk
kematian bayi.

Catatan :
Jumlah kematian Anak (1-4)th =Banyaknya kematian anak berusia 1-4
tahun (yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu.

22

Jumlah Penduduk (1-4) th =jumlah penduduk berusia 1-4 tahun pada


pertengahan tahun tertentu didaerah tertentu
K = Konstanta, umumnya 1000
6. Angka Kematian IBU (AKI)
Konsep
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi
bukan karena sebab-sebab lain sepertikecelakaan, terjatuh dll.
Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan
pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain,
per 100.000 kelahiran hidup.
Cara Menghitung
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan
dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka
kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio
kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran.

Catatan:

23

Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu


yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah
melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada
tahun tertentu, di daerah tertentu.
Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.
Keterbatasan
AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel
yang besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang
jarang.Oleh karena itu kita umumnya dignakan AKI yang telah tersedia
untuk keperluan pengembangan perencanaan program.

d. Kebijaksanaan dan Strategi


Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan
bahwa tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi dan dan menghormati hak pasien. Berdasarkan hal
tersebut, kebijaksanaan Indonesia Sehat 2010 dan strategi Making
Pregnancy Safer (MPS) sehubungan dengan audit maternal perinatal adalah
sebagai berikut :
Peningkatan mutu pelayanan KIA dilakukan secara terus menerus
melalui program jaga mutu puskesmas, di samping upaya perluasan
jangkauan pelayanan. Upaya peningkatan dan pengendalian mutu antara

lain melalui kegiatan audit perinatal.


Meningkatkan fungsi kabupaten/kota sebagai unit efektif yang mampu
memanfaatkan semua potensi dan peluang yang ada untuk meningkatkan

pelayanan KIA diseluruh wilayahnya


Peningkatan kesinambungan pelayanan KIA ditingkat pelayanan dasar
(puskesmas dan jajarannya)dan tingkat rujukan primer RS

kabupaten/kota
Peningkatan kemampuan manajerial dan keterampilan teknis dari para
pengelola dan pelaksanaan program KIA melalui kegiatan analisis
manajemen dan pelatihan klinis

24

Strategi yang diambil dalam menerapkan AMP adalah :


a) Semua kabupaten/kota sebagai unit efektif dalam peningkatan pelayanan
program KIA secara bertahap menerapkan kendali mutu ,yang antara
lain dilakukan melalui AMP diwilayahnya ataupun diikut sertakan
kabupaten/kota lain
b) Dinas kesehatan kabupaten atau kota berfungsi sebagai koordinator
fasilitator yang bekerja sama dengan rumah sakit kabupaten/kota dan
melibatkan puskesmas dan unit pelayanan KIA swasta lainnya dalam
upaya kendali mutu diwilayah kabupaten/kota
c) Ditingkat kabupaten/kota perlu dibentuk tim AMP,yang selalu
mengadakan pertemuan rutin untuk menyeleksi kasus,membahas dan
membuat rekomendasi tindak lanjut berdasarkan temuan dari kegiatan
audit (penghargaan dan sanksi bagi pelaku)
d) Perencanaan program KIA dibuat dengan memanfaatkan hasiltemuan
dari kegiatan audit,sehingga diharapkan berorientasi kepada pemecahan
masalah setempat
e) Pembinaan dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,bersamasama RS dilaksanakan langsung pada saat audit atau secara rutin,dalam
bentuk yang disepakati oleh tim AMP.
e. Langkah dan Kegiatan
Langkah-langkah dan kegiatan audit AMP ditingkat kabupaten/kota sebagai
berikut :
Pembentukan tim AMP
Penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis pelaksanaan AMP
Menyusun rencana kegiatan (POA) AMP
Orientasi pengelola program KIA dalam pelaksanaan AMP
Pelaksanaan kegiatan AMP
Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan audit

maternal oleh dinas kesehatan kabupaten/kota bekerjasama dengan RS


Pemantauan dan evaluasi

Rincian kegiatan AMP yang dilakukan adalah sebagai berikut :


A. Tingkat kabupaten /kota
Menyampaikan informasi dan menyamakan presepsi dengan pihak

terkait mengenai pengertian dan pelaksanaan AMP dikabupaten/kota


Menyusun tim AMP dikabupaten atau kota,yang susunannya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

25

Melaksanakan AMP secara berkala dan melibatkan:


- Para kepala puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA
-

dipuskesmas dan jajarannya


Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter

spesialis anak dokter ahli lain RS kabupaten/kota


Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan staf pengelola

program terkait
Pihak lain yang terkait,sesuai kebutuhan misalnya bidan praktik

swasta petugas rekam medik RS kabupaten/kota dan lain-lain.


Melaksanakan kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi
Melaksanakan kegiatan tindak lanjut yang telah disepakati dalam

pertemuan tim AMP


Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan audit serta tindak
lanjutnya,dan melaporkan hasil kegiatan ke dinas kesehatan propinsi

untuk memohon dukungan


Memanfaatkan hasil kegiatan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan dan pengelolaan program KIA,secara berkelanjutan


B. Tingkat puskesmas
Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai

upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA melalui kegiatan AMP


Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta
perinatal dan penanganan atau rujukannya,untuk kemudian

dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten kota


Mengikuti pertemuan AMP dikabupaten/kota
Melakukan pelacakan sebab kematian ibu/perinatal (otopsi verbal )
selambat-lambatnya 7 hari setelah menerima laporan. Informasi ini
harus dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota selambatlambatnya dalam waktu 1 bulan. Temuan otopsi verbal dibicarakan

dalam pertemuan audit dikabupaten /kota.


Mengikuti/melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan

KIA,sebagai tindak lanjut dari kegiatan audit


Membahas kasus pertemuan AMP di kabupaten/kota
Membahas hasil tindak lanjut AMP non medis dengan lintas sektor

terkait.
C. Tingkat propinsi
Menyebarluaskan pedoman teknis AMP kepada seluruh
kabupaten/kota

26

Menyamakan kerangka pikir dan menyusun rencana kegiatan


pengembangan kendali mutu pelayanan KIA melalui AMP bersama

kabupaten/kota yang akan difasilitasi secara intensif.


Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dikabupaten/kota
Memberikan dukungan teknis dan manajerial kepada kabupaten/kota

sesuai kebutuhan
Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran pelaksanaan
tindak lanjut temuan dari kegiatan audit yang berkaitan dengan

sektor diluar kesehatan


Memfasilitasi kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi
D. Tingkat pusat
Melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP, sebagai salah satu bentuk upaya
peningkatan mutu pelayanan KIA diwilayah kabupaten/kota serta
peningkatan kesinambungan pelayanan KIA ditingkat dasar dan tingkat
rujukan primer.
f. Metode Pelaksanaan
Metoda pelaksanaan AMP sebagai berikut
Penyelenggaran pertemuan dilakukan teratur sesuai kebutuhan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota bersama dengan RS

kabupaten/kota,berlangsung sekitar 2 jam.


Kasus yang dibahas dapat berasal dari RS kabupaten/kota atau
puskesmas.Semua kasus ibu/perinatal yang meninggal dirumah sakit
kabupaten/kota/puskesmas hendak nya di audit,demikian pula kasus

kesakitan yang menarik dan dapat diambil pelajaran darinya


Audit yang dilaksanakan lebih bersifat mengkaji riwayat penanganan
kasus sejak dari :
-

Timbulnya gejala pertama dan penanganan oleh keluarga /tenaga


kesehatan dirumah

Proses rujukan yang terjadi

Siapa saja yang memberikan pertolongan dan apa saja yang telah
dilakukan

Sampai kemudian meninggal dan dapat dipertahankan hidup. Dari


pengkajian tersebut diperoleh indikasi dimana letak
kesalahan/kelemahan dalam penanganan kasus. Hal ini memberi

27

gambaran kepada pengelola program KIA dalam menentukan apa


yang perlu dilakukan untuk mencegah kesakitan/kematianibu/perinatal
yang tidak perlu terjadi.
-

Pertemuan ini bersifat pertemuan menyelesaikan masalah dan tidk


bertujuan menyalahkan atau memberi sanksi,salah satu pihak

Dalam tiap pertemuan dibuat daftar hadir,notulen hasil pertemuan dan


rencana tindak lanjut,yang akan disampaikan dan dibahas dalam
pertemuan tim AMP yang akan dating

RS kabupaten /kota/puskesmas membuat laporan bulanan kasus ibu


dan perinatal kedinas kesehatan kabupaten/kota,dengan memakai
format yang disepakati

g. Pencatatan dan Laporan


Dalam pelaksanaan audit maternal perinatal ini diperlukan mekanisme
pencatatan yang akurat,baik ditingkat puskesmas,maupun ditingkat RS
kabupaten/kota. Pencatatan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Tingkat puskesmas
Selain menggunakan rekam medis yang sudah ada
dipuskesmas,ditambahkan pula :
- Formulir R9formulir rujukan maternal dan perinatal)
Formulir ini dipakai oleh puskesmas,bidan didesa maupunbidan
-

swasta untuk merujuk kasus ibu maupun perinatal.


Form OM dan OP (formulir otopsi verbal maternal dan perinatal)
Digunakan untuk otopsi verbal ibu hamil/bersalin/nifas yang
meninggal sedangkan form OP untuk otopsi verbal perinatal yang
meninggal .untuk mengisi formulir tersebut dilakukan wawancara

terhadap keluarga yang meninggal oleh tenaga puskesmas.


RS kabupaten/kota
Formulir yang dipakai adalah
- Form MP (formulir maternal dan perinatal )
Form ini mencatat data dasar semua ibu bersalin /nifas dan perinatal
yang masuk kerumah sakit. Pengisiannya dapat dilakukan oleh
-

perawat
Form MA (formulir medical audit )
Dipakai untuk menulis hasil/kesimpulan dari audit maternal maupun
audit perinatal. Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas

28

dibagian kebidanan dan kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak
(untuk kasus perinatal)
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang,yaitu :
Laporan dari RS kabupaten/kota ke dinas kesehatan
Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian
(serta sebab kematian ) ibu dan bayi baru lahir bagian kebidanan dan
penyakit kandungan serta bagian anak.
Laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten/kota
Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas ,dan
jumlah kasus yang dirujuk ke RS kabupaten/kota
Laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota ketingkat propinsi
Laporan triwulan ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan perinatal
ditangani oleh Rs kabupaten /kota ,puskesmas dan unit pelayanan KIA
lainnya ,serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi atau gangguan .
laporan merupakan rekapitulasi dari form MP dan form R,yang
hendaknya diusahakan agar tidak terjadi duplikasi pelaporan untuk kasus
yang dirujuk ke RS.
Pada tahap awal,jenis kasus yang dilaporkan adalah komplikasi yang paling
sering terjadi pada ibu
3. Memahami dan Menjelaskan Kehamilan pada Remaja
a. Definisi
Menurut Monks (1999) dalam Nasution (2007) batasan usia secara global
berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun dengan pembagian 12-15 tahun
masa muda awal, 15-18 tahun masa muda pertengahan, 18-21 tahun masa
muda akhir.
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika
terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia tersebut maka akan dikatakan
berisiko akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4x lebih tinggi dari
reproduksi sehat.
Kehamilan yang terjadi diusia muda merupakan salah satu resiko seks
pranikah atau sesk bebas (kehamilan yang tidak diharapkan (KTD).
Kehamilan pranikah adalah kehamilan yang pada umumnya tidak
direncanakan dan menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada

29

remaja yang mengalaminya, ditambah lagi dengan adanya sangsi sosial dari
masyarakat terhadap kehamilan dan kelahiran anak tanpa ikatan pernikahan.
b. Faktor yang Mempengaruhi
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi remaja untuk menikah di usia
muda, yang selanjutnya akan hamil dan melahirkan di usia muda antara lain:
a. Tingkat Pendidikan
Makin rendah tingkat pendidikan, makin mendorong cepatnya
perkawinan usiamuda.
b. Ekonomi
Apabila anak perempuan telah menikah, berarti orang tua bebas dari
tanggung jawab sehingga secara ekonomi mengurangi beban dengan
kata lain sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitan (Romauli,
S.dkk.2009). Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi
remaja khususnya wanita untuk melakukan hubungan seksual pra
nikah.Karena kemiskinan ini, remaja putri terpaksa bekerja. Namun
sering kali mereka tereksploitasi, bekerja lebih dari 12 jam sehari,
bekerja di perumahan tanpa di bayar hanya diberi makan dan pakaian,
bahkan beberapa mengalami kekerasan seksual.
c. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang
kesehatan reproduksi pada remaja dapat disebabkan karena masyarakat
tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit tentang kesehatan
reproduksi sebagai hubungan seksual.Biasanya topik terkait reproduksi
dianggap tabu dibicarakan dengan anak (remaja).Sehingga saluran
informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat
kurang.
d. Hukum atau Peraturan
Dalam agama Islam menikah diisyaratkan oleh beberapa pemeluknya
dianggap sesuatu yang harus disegerakan agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan yaitu wanita umur 16 tahu dan pria umur 19
tahun. Dari segi lain makin mudah orang bercerai dalam suatu
masyarakat makin banyak perkawinan usia muda.
e. Adat Istiadat atau Pandangan Masyarakat
Adanya anggapan lingkungan dan adat istiadat jika anak gadis belum
menikah di anggap sebagai aib keluarga.Banyak di daerah ditemukan

30

pandangan dan kepercayaan yang salah, kedewasaan seseorang dinilai


dari status perkawinan, status janda lebih baik daripada perawan tua.
f. Dorongan Biologis
Adanya dorongan biologis untuk melakukan hubungan seksual
merupakan insting alamiah dari berfungsinya organ sistem reproduksi
dan kerja hormon.Dorongan dapat meningkat karena pengaruh dari luar,
misalnya dengan membaca buku atau melihat film/ majalah yang
menanpilkan gambargambar yang membangkitkan erotisme. Di era
teknologi informasi yang tinggi sekarang ini, remaja sangat mudah
mengakses gambar tersebut melalui telepon genggam dan akan selalu di
bawa dalam setiap langkah remaja.
g. Kepatuhan Terhadap Orang Tua
Perkawinan dapat berlangsung karena adanya kepatuhan remaja
terhadap orang tua atau sifat menentang.
h. Ketidakmampuan Mengendalikan Dorongan Biologis
Kemampuan mengendalikan dorongan biologis dipengaruhi oleh nilai
nilai moral dan keimanan seseorang. Remaja yang memiliki keimanan
kuat tidak akan melakukan seks pra nikah, karena mengingat ini adalah
dosa besar yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan Yang
Maha Esa. Namun keimanan ini dapat sirna tanpa tersisa bila remaja
dipengaruhi obatobatan misalnya psikotropika. Obat ini akan
mempengarui pikiran remaja sehingga pelanggaran terhadap nilainilai
agama dan moral dinikmati dengan tanpa rasa bersalah.
i. Adanya Kesempatan Melakukan Hubungan Seks Pra Nikah
Faktor kesempatan melakukan hubungan seks pra nikah sangat penting
untuk dipertimbangkan, karena bila tidak ada kesempatan baik ruang
maupun waktu maka hubungan seks pra nikah tidak akan terjadi.
Terbukanya kesempatan pada remaja untuk melakukan hubungan seks
didukung oleh kesibukan orang tua yang menyebabkan kurangnya
perhatian pada remaja.Tuntutan kebutuhan hidup sering menjadi alasan
suami istri bekerja di luar rumah dan menghabiskan hariharinya dengan
kesibukan masing masing sehingga perhatian terhadap anak remajanya
terabaikan.Selain itu pemberian fasilitas (termasuk uang) pada remaja
secara berlebihan. Adanya ruang yang berlebihan membuka peluang
bagi remaja untuk membeli fasilitas, misalnya menginap di hotel/motel

31

atau ke night club sampai larut malam. Situasi ini sangat mendukung
terjadinya hubungan seksual pra nikah.
j. Pandangan terhadap Konsep Cinta
Menyalahartikan atau kebingungan dalam mengartikan konsep cinta,
keintiman, dan tingkah laku seksual sehingga remaja awal cenderung
berfikir bahwa seks adalah cara untuk mendapatkan pasangan,
sedangkan remaja akhir cenderung melakukan tingkah laku seksual jika
telah ada ikatan dan saling pengertian dengan pasangan. Seks sering
dijadikan sarana untuk berkomunikasi dengan pasangan
(Lesnapurnawan, 2009 dan Dianawati,2005).
c. Dampak yang Terjadi
Perkawinan dan kehamilan yang dilangsungkan pada usia muda (remaja)
umumnya akan menimbulkan masalahmasalah sebagai berikut :
a. Masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja yang akan menikah kelak akan menjadi orang tua sebaiknya
mempunyai kesehatan reproduksi yang sehat sehingga dapat
menurunkan generasi penerus yang sehat. Untuk itu memerlukan
perhatian karena belum siapnya alat reproduksi untuk menerima
kehamilan yang akhirnya akan menimbulkan berbagai bentuk
komplikasi. Selain itu kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 25 kali lebih tinggi
dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
b. Masalah Psikologis
Umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum
matang, sehingga masih lebih dalam menghadapi masalah yang timbul
dalam perkawinan.Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian, karena
kawin cerai biasanya terjadi pada pasangan yang umurnya pada waktu
kawin relatif masih muda.Tetapi untuk remaja yang hamil di luar nikah
menghadapi masalah psikologi seperti rasa takut, kecewa, menyesal,
rendah diri dan lain-lain, terlebih lagi masyarakat belum dapat menerima
anak yang orang tuanya belum jelas.
c. Masalah Sosial Ekonomi
Makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk kematangan
dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada umumnya
dengan bertambahnya umur akan makin kuatlah dorongan mencari

32

nafkah sebagai penopang. Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga


menimbulkan stress (tekanan batin).
Dampak kebidanan yang terjadi pada kehamilan usia muda adalah :
a. Abortus (Keguguran)
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan
kehamilan remaja yang tidak dikehendaki.Abortus yang dilakukan oleh
tenaga non-profesional dapat menimbulkan tingginya angka kematian
dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kemandulan.
b. Persalinan Prematur, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Kelainan
Bawaan Kekurangan berbagai zat yang dibutuhkan saat pertumbuhan
dapat mengakibatkan tingginya prematur, BBLR dan cacat bawaan.
c. Mudah Terinfeksi
Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi yang rendah dan stres
memudahkan terjadinya infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas.
d. Anemia Kehamilan
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis)
Merupakan kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil
dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan saat hamil dalam
bemtuk eklampsi dan pre eklampsi sehingga dapat menimbulkan
kematian. Dimana keracunan kehamilan merupakan penyebab kematian
ibu yang terbesar ketiga.
f. Kematian Ibu yang Tinggi
Remaja yang stres pada kehamilannya sering mengambil jalan yang
pintas untuk melakukan abortus oleh tenaga non-profesional.Angka
kematian abortus yang dilakukan oleh dukun cukup tinggi, tetapi angka
pasti tidak diketahui.Kematian ibu terutama karena perdarahan dan
infeksi.Penyebab kematian ibu dikenal dengan trias klasik yaitu
perdarahan, infeksi dan gestosis.
d. Penanggulangan
Penanggulangan masalah kehamilan usia muda atau remaja sangat sukar dan
kompleks yang menyangkut berbagai segi kehidupan masyarakat
diantaranya :
a. Pengaruh Globalisasi
Dengan derasnya arus informasi yang mendorong remaja mempunyai
prilaku seks yang bebas dan jumlah anak dalam suatu keluarga tidak

33

terbatas sehingga kualitas pendidikan rohani kurang mendapat


perhatian.Untuk itu perlu ditanamkan nilai-nilai moral dan etika agama
yang baik mulai dari masa anak- anak, karena semua agama berpendapat
bahwa kehamilan dan anak harus bersumber dari perkawinan yang syah
menurut adat agama dan bahkan hukum yang disaksikan masyarakat.
Untuk itu diperlukan sikap dan prilaku orang tua yang dapat dijadikan
panutan dan suri tauladan bagi remaja.
b. Pendidikan Seks
Pendidikan seks pada remaja sangat berguna untuk memberikan
pengetahuan tentang seks dan penyakit hubungan seks.Program
pendidikan seks ini lebih besar kemungkinannya berhasil apabila terdapat
pendekatan terpadu antara sekolah dan layanan kesehatan. Staf layanan
kesehatan dapat dilibatkan dalam penyampaian pendidikan seks, dan
sekolah dapat mengatur kunjungan kelompok ke klinik sebagai
pengenalan dan untuk meningkatkan rasa percaya diri dari para remaja
yang mungkin ingin mendapatkan layanan klinik tersebut.
c. Keluarga Berencana untuk Remaja
Kenyataannya perilaku seks remaja menjurus kearah liberal, tidak dapat
dibendung, dan hanya mungkin mengendalikannya sehingga penyebaran
penyakit hubungan seks dan kehamilan dikalangan remaja dapat dibatasi.
Untuk itu perlu dicanangkan program keluarga berencana dikalangan
remaja sehingga pengendalian perilaku seks dapat tercapai.
d. Pelayanan Gugur Kandungan
Pelayanan gugur kandungan pada remaja banyak dilakukan oleh lembaga
tertentu atau dilakukan secara perorangan untuk menghilangkan keadaan
dalam persimpangan jalan pada remaja. Melakukan gugur kandungan
merupakan tindakan yang paling rasional untuk menyelesaikan masalah
hamil remaja dengan keuntungan :
- Bebas dari stres hamil yang tidak dikehendaki
- Bebas dari tekanan stres dan masyarakat
- Masih dapat melanjutkan sekolah atau bekerja
- Bila dilakukan secara legalitas penyulit sangat minimal dan tidak
-

mengganggu fungsi reproduksi


Biaya ringan, dibandingkan bila kehamilan diteruskan. Walaupun
pelaksanaan gugur kandungan merupakan tindakan yang paling
rasional dan menguntungkan kedua belah pihak tetapi bukanlah dapat

34

dilakukan begitu saja karena undang-undang kesehatan telah


menetapkan petunjuk pelaksanaannya dan disertai sangsi hukum.
Dengan demikian melakukan gugur kandungan bukan berarti bebas
dari tuntutan hukum dan tuntutan moral pelaku dan yang meminta
dilakukannya
4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Tentang Hubungan Suami
Istri di Luar Pernikahan dan Aborsi
a. Hukum Zina
Pengertian zina
Zina (bahasa Arab :, bahasa Ibrani : zanah ) adalah perbuatan
bersanggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh
hubungan pernikahan (perkawinan). Secara umum, zina bukan hanya di saat
manusia telah melakukan hubungan seksual, tapi segala aktivitas-aktivitas
seksual yang dapat merusak kehormatan manusia termasuk dikategorikan
zina.
Sedangkan zina secara harfiah artinya fahisyah, yaitu perbuatan keji. Zina
dalam pengertian istilah adalah hubungan kelamin di antara seorang lelaki
dengan seorang perempuan yang satu sama lain tidak terikat dalam
hubungan perkawinan.
Hukuman untuk orang yang berzina
Hukumnya menurut agama Islam untuk para penzina adalah sebagai berikut:
Jika pelakunya muhshan, mukallaf (sudah baligh dan berakal), suka rela
(tidak dipaksa, tidak diperkosa), maka dicambuk 100 kali, kemudian
dirajam, berdasarkan perbuatan Ali bin Abi Thalib atau cukup dirajam,
tanpa didera dan ini lebih baik, sebagaimana dilakukan oleh

Muhammad, Abu Bakar ash-Shiddiq, dan Umar bin Khatthab.


Jika pelakunya belum menikah, maka dia didera (dicambuk) 100 kali.
Kemudian diasingkan selama setahun.

Syarat-syarat mendapatkan hukuman bagi pezina


Hukuman yang ditetapkan atas diri seseorang yang berzina dapat
dilaksanakan dengan syaarat-syarat sebagai berikut:

Orang yang berzina itu berakal/waras

35

Orang yang berzina sudah cukup umur (baligh)


Zina dilakukan dalam keadaan tidak terpaksa, tetapi atas kemauannya

sendiri
Orang yang berzina tahu bahwa zina itu diharamkan

Larangan berbuat zina


Zina dinyatakan sebagai perbuatan yang melanggar hukum yang harus
sangat buruk.Hubungan bebas dan segala bentuk diluar ketentuan agama
adalah perbuatan yang membahayakan dan mengancam keutuhan
masyarakat dan merupakan perbuatan yang sangat nista. Allah SWT
berfirman:

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu


adalah perbuatan yang keji dan merupakan jalan yang buruk. (QS. al-Isra :
32)

b. Hukum Aborsi
Pengertian
Aborsi menurut Bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari
kata ajhadha - yajhidhu yang berarti wanita yang melahirkan anaknya
secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya atau juga bisa
berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan
sendirinya.Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut dengan isqhoth
(menggugurkan) atauilqaa (melempar) atau tharhu(membuang).
Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan
Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik
dengan merubah ciptaan tersebut, maupun mengranginya dengan cara
memotong sebagiananggota tubuhnya, maupun dengan cara memperjual

36

belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama sekali yaitu


dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt :
Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia ( Qs. alIsra:70)
Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua
orang.
Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia
telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara
keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya. (Qs. Al Maidah:32)
Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam
kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt :
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat.
Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar. (Qs al Isra : 31)
Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt,
sebagaimana firman Allah swt
Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami
selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu
sebagai bayi. (QS al Hajj : 5)
Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan
dengan alasan yang benar ( Qs al Isra : 33 )
Hukum Aborsi Dalam Islam

37

Di dalam teks-teks al Quran dan Hadist tidak didapati secara khusus


hukum aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang
tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :
Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah
murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang
besar( Qs An Nisa : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud bahwasanya
Rosulullah saw bersabda :
Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam
perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari
kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari
ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus
malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat
perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik
yang celaka, maupun yang bahagia. ( Bukhari dan Muslim)
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi
menjadi dua bagian sebagai berikut :
1. Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi
menjadi tiga pendapat :
Pendapat Pertama :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh.Bahkan
sebagian dari ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan
obat. (Hasyiat Al Qalyubi : 3/159)Pendapat ini dianut oleh para ulama
dari madzhab Hanafi, SyafiI, dan Hambali.Tetapi kebolehan ini
disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya, (Syareh Fathul Qadir :
2/495)Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Masud di atas yang
menunjukkan bahwa sebelum empat bulan, roh belum ditiup ke janin
dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati, sehingga
boleh digugurkan.

38

Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh.Dan jika
sampai pada waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi
haram.Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti,
maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu
peniupan ruh, demi untuk kehati-hatian. Pendapat ini dianut oleh
sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama
dari madzhab SyafiI .( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul
Muhtaj : 7/416)
Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya
bahwa air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur
dengan ovum wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka merusak
wujud ini adalah tindakan kejahatan. Pendapat ini dianut oleh Ahmad
Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya
Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan),
telah dianggap benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani
ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan bahwa menggugurkan
kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya
dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu
jika di dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah
salah satu bentuk Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu jika
bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan
bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang
dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang
berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
2. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin
setelah peniupan roh hukumnya haram.Peniupan roh terjadi ketika janin

39

sudah berumur empat bulan dalam perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan
hadist Ibnu Masud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh dalam
dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang
manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika
pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat.
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin
nantinya akan membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal
ini, para ulama berbeda pendapat.
Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh
hukumnya tetap haram, walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut
akan membahayakan keselamatan ibu yang mengandungnya. Pendapat
ini dianut oleh Mayoritas Ulama.Dalilnya adalah firman Allah swt :
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. (Q.S.
Al Israa: 33)
Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh
kepadanya, jika hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk
menyelamatkan ibu dari kematian.Karena menjaga kehidupan ibu lebih
diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu
lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum
yakin dan keberadaannya terakhir. (Mausuah Fiqhiyah : 2/57)Dari
keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat
bahwa Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang
menggugurkan kandungan setelah ditiupkan roh ke dalam janin tanpa
suatu alasan syari hukumnya adalah haram dan termasuk katagori
membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt. Adapun aborsi yang masih
diperselisihkan oleh para ulama adalah Abortus Profocatus
Therapeuticum, yaitu aborsi yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa,
khususnya janin yang belum ditiupkan roh di dalamnya.

40

DAFTAR PUSTAKA
Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar.
Djuhari, Wiranarta Kusumah. 1993. Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan
Pengembangan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/publikasi/210104090/635Kespro_Remaja
.pdf
http://imambuqori.blogspot.com/2013/02/hukum-hamil-di-luar-nikah-menurutislam.html
http://staff.ui.ac.id/internal/132147454/material/PelatihanKesehatanReproduksiRe
maja.pdf
http://www.acityawara.com/Detail-104-audit-maternal-perinatal--amp.html
http://www.idai.or.id/remaja/artikel.asp?q=20104710112
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/01/Factsheet_AMP.pdf
http://www.noormuslima.com/hukum-anak-di-luar-nikah-dalam-islam/
http://www.slideshare.net/candra19/7-audit-maternal-perinatal

41

Anda mungkin juga menyukai