Definisi Pubertas
Tahapan Perkembangan Masa Remaja
Perilaku Berisiko
Kesehatan Reproduksi Remaja
Definisi
Tujuan
Indikator Mortalitas
Kebijaksanaan dan Strategi
Langkah dan Kegiatan
Metode Pelaksanaan
Pencatatan dan Laporan
Definisi
Faktor yang Mempengaruhi
Dampak yang Terjadi
Penanggulangan
a. Definisi Pubertas
Beberapa pengertian mengenai pubertas yaitu:
1. Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.
2. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode
perubahan dari tidak matang menjadi matang.
3. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu
pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu
suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.
4. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap
dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alatalat seksual dan
tercapai kemampuan reproduksi
Pubertas : periode terjadinya perubahan fisik,fisiologis serta kematangan
seksual secara pesat terutama pada masa awal remaja. Terjadi pada usia
11/12 dan 15/16 tahun.
Definisi Remaja berdasarkan usia :
Remaja :adolescence ; tumbuh menjadi dewasa (to grow into maturity) dan
didahului oleh fase pubertas.
secara terorganisir, merupakan ekspansi dari rasa harga diri (Berk, 1998)
Mulai meninggalkan masa kecil yang tenang menuju masa dewasa yang
penuh persoalan
Belajar untuk membuat keputusan sendiri dan sering bertentangan
Perkembangan sosial
sosial
Mencapai kemandirian secara emosional
Mempersiapkan untuk karir ekonomi
Mempersiapkan untuk menikah dan berkeluarga
Memperoleh set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku
Beberapa hal berikut adalah faktor risiko untuk masa remaja mengalami
perilaku berisiko yaitu ;
a. Perubahan emosi menyebabkan remaja mudah tersinggung, mudah
menangis, cemas,frustasi dan sekaligus tertawa.
b. Perubahan intelegensi, sehingga menyebabkan remaja menjadi mudah
berfikir abstrakserta senang memberi kritik. Disamping itu remaja juga
mudah untuk mengetahui hal-hal baru, sehingga memunculkan perilaku
ingin mencoba-coba.
c. Keingintahuan yang tinggi, khususnya terkait dengan kesehatan
reproduksi remaja,mendorong ingin mencoba dalam bidang seks yang
merupakan hal yang sangat rawan,karena dapat membawa akibat yang
sangat buruk dan merugikan masa depan remaja,khususnya remaja putri.
d. Beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja
antara lainadalah 1) masalah gizi, 2) masalah pendidikan, 3) masalah
lingkungan dan pekerjaan, 4)masalah seks dan seksualitas dan 5) masalah
kesehatan reproduksi remaja itu sendiri.
Tanda dan gejala perilaku remaja berisiko
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
10
11
perut selama hamil. (g) Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu
hamil. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan
mewaspadai penyakit apa saja pada ibu hamil. Segera periksa bila
ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi. Pemeriksaan
kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa, Puskesmas/Puskesmas
pembantu, rumah bersalin, rumah sakit pemerintah atau swasta.
Program, perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
Suatu Kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di Desa dalam rangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan Persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
pada ibu hamil, termasuk perencanaan pemakaian alat kontrasepsi pasca
persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran
untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan
bayi baru lahirKB.
12
Mekanisme P4K
13
BdD Memberikan Konseling pada ibu hamil, suami dan keluarga tentang
P4K terutama dalam menyepakati isi dalam stiker sampai dengan KB
pasca persalinan yang harus tercatat dalam Amanah Persalinan yang
dilakukan secara bertahap yang di pegang oleh petugas kesehatan dan
Peran Masyarakat/Kader/Dukun
Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa
binaan.
Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu
14
tanggal 18 Januari 2002, WHO Excecutive Board yang terdiri dari 32 wakil
dari 191 negara anggota telah mengeluarkan suatu resolusi untuk
membentuk program patient safety. Isi dari program patient safetyadalah :
1. Penetapan norma, standard dan pedoman global mengenai pengertian,
pengaturan dan pelaporan dalam melaksanakan kegiatan pencegahan
dan penerapan aturan untuk menurunkan resiko.
2. Merencanakan kebijakan upaya peningkatanpelayanan pasien berbasis
bukti dengan standard global, yang menitik beratkan terutama dalam
aspek produk yang aman dan praktek klinis yang aman sesuai dengan
pedoman, medical product dan medical devices yang aman digunakan
serta mengkreasikan budaya keselamatan dan keamanan dalam
pelayanan kesehatan dan organisasi pendidikan.
3. Mengembangkan mekanisme melalui akreditasi untuk mengakui
karakteristik provider pelayanan kesehatan bahwa telah melewati
benchmark untuk unggulan dalam keselamatan dan keamanan pasien
secara internasional. Dan yang terakhir adalah mendorong penelitian
terkait dengan patient safety.
Sesuai dengan isi program patient safety yang pertama, maka perlu
dilaksanakan AuditMaternal-Perinatal(AMP)sebagaisalah satu upaya
pencegahan sekaligus penerapan aturan untuk menurunkan risiko kematian
ibu dan bayinya.
Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan
dan kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan
menggunakan berbagai informasi dan pengalaman dari suatu kelompok
terdekat, untuk mendapatkan masukan mengenai intervensi yang paling
tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA disuatu
wilayah.
Dengan demikian, kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas
pelayanan dengan pendekatan pemecahan masalah. Dalam kaitannya dengan
pembinaan, ruang lingkup wilayah dibatasi pada kabupaten/kota, sebagai
unit efektif yang mempunyai kemampuan pelayan obstetrik-perinatal dan
didukung oleh pelayanan KIA sampai ketingkat masyarakat.
15
perinatal
Dimana dan mengapa berbagai sistem program gagal dalam mencegah
kematian
Jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan
Audit maternal perinatal juga dapat berfungsi sebagai alat pemantauan dan
sistem rujukan. Agar fungsi ini berjalan dengan baik, maka dibutuhkan :
Pengisian rekam medis yang lengkap dengan benar di semua tingkat
pelayanan kesehatan
Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan cara
otopsi verbal, yaitu wawancara kepada keluarga atau orang lain yang
mengetahui riwayat penyakit atau gejala serta tindakan yang diperoleh
sebelum penderita meninggal sehingga dapat diketahui perkiraan sebab
kematian.
b. Tujuan
Tujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu
pelayanan KIA di seluruh wilayah kabupaten/kota dalam rangka
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perinatal.
Tujuan khususaudit maternal adalah :
Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan
perinatal secara teratur dan berkesimnambungan, yang dilakukan oleh
16
pembahasan kasus
Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan
kabupaten/kota, rumah sakit pemerintah/swasta, puskesmas, rumah sakit
bersalin dan BPS dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi terhadap intervensi yang disepakati
c. Indikator Mortalitas
1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR)
Konsep Dasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang
menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun
tertentu untuk setiap 1000 penduduk.Angka ini disebut kasar sebab
belum memperhitungkan umur penduduk.Penduduk tua mempunyai
risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang
masih muda.
Kegunaan
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak
memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada
indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan
gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun
yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar
akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.
Definisi
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya
kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu
wilayah tertentu.
17
Cat
atan: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu"
tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu
tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada
jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata
kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
2. Age Specific Death Rate (ASDR = Angka Kematian Menurut
Umur)
18
Definisi
Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi
berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu
tahun tertentu.
19
Catatan :
Angka Kematian Neo-Natal =Angka Kematian Bayi umur 0-<1bulan
D 0-<1bulan =Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada
satu tahun tertentu di daerah tertentu.
lahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu
K = 1000
Definisi
Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah
kematian yang terjadi pada bayiyang berumur antara 1 bulan sampai
dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu.
Rumus
Catatan :
Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1
bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun
20
Catatan :
Jumlah Kematian Balita (0-4)th = Banyaknya kematian anak berusia 04 tahun pada satu tahun tertentu di daerah tertentu
Jumlah Penduduk Balita (0-4)th = jumlah penduduk berusia 0-4 tahun
pada pertengahan tahun tertentu di daerah tertentu
21
Catatan :
Jumlah kematian Anak (1-4)th =Banyaknya kematian anak berusia 1-4
tahun (yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu.
22
Catatan:
23
kabupaten/kota
Peningkatan kemampuan manajerial dan keterampilan teknis dari para
pengelola dan pelaksanaan program KIA melalui kegiatan analisis
manajemen dan pelatihan klinis
24
25
program terkait
Pihak lain yang terkait,sesuai kebutuhan misalnya bidan praktik
terkait.
C. Tingkat propinsi
Menyebarluaskan pedoman teknis AMP kepada seluruh
kabupaten/kota
26
sesuai kebutuhan
Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran pelaksanaan
tindak lanjut temuan dari kegiatan audit yang berkaitan dengan
Siapa saja yang memberikan pertolongan dan apa saja yang telah
dilakukan
27
perawat
Form MA (formulir medical audit )
Dipakai untuk menulis hasil/kesimpulan dari audit maternal maupun
audit perinatal. Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas
28
dibagian kebidanan dan kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak
(untuk kasus perinatal)
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang,yaitu :
Laporan dari RS kabupaten/kota ke dinas kesehatan
Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian
(serta sebab kematian ) ibu dan bayi baru lahir bagian kebidanan dan
penyakit kandungan serta bagian anak.
Laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten/kota
Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas ,dan
jumlah kasus yang dirujuk ke RS kabupaten/kota
Laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota ketingkat propinsi
Laporan triwulan ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan perinatal
ditangani oleh Rs kabupaten /kota ,puskesmas dan unit pelayanan KIA
lainnya ,serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi atau gangguan .
laporan merupakan rekapitulasi dari form MP dan form R,yang
hendaknya diusahakan agar tidak terjadi duplikasi pelaporan untuk kasus
yang dirujuk ke RS.
Pada tahap awal,jenis kasus yang dilaporkan adalah komplikasi yang paling
sering terjadi pada ibu
3. Memahami dan Menjelaskan Kehamilan pada Remaja
a. Definisi
Menurut Monks (1999) dalam Nasution (2007) batasan usia secara global
berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun dengan pembagian 12-15 tahun
masa muda awal, 15-18 tahun masa muda pertengahan, 18-21 tahun masa
muda akhir.
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika
terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia tersebut maka akan dikatakan
berisiko akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4x lebih tinggi dari
reproduksi sehat.
Kehamilan yang terjadi diusia muda merupakan salah satu resiko seks
pranikah atau sesk bebas (kehamilan yang tidak diharapkan (KTD).
Kehamilan pranikah adalah kehamilan yang pada umumnya tidak
direncanakan dan menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada
29
remaja yang mengalaminya, ditambah lagi dengan adanya sangsi sosial dari
masyarakat terhadap kehamilan dan kelahiran anak tanpa ikatan pernikahan.
b. Faktor yang Mempengaruhi
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi remaja untuk menikah di usia
muda, yang selanjutnya akan hamil dan melahirkan di usia muda antara lain:
a. Tingkat Pendidikan
Makin rendah tingkat pendidikan, makin mendorong cepatnya
perkawinan usiamuda.
b. Ekonomi
Apabila anak perempuan telah menikah, berarti orang tua bebas dari
tanggung jawab sehingga secara ekonomi mengurangi beban dengan
kata lain sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitan (Romauli,
S.dkk.2009). Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi
remaja khususnya wanita untuk melakukan hubungan seksual pra
nikah.Karena kemiskinan ini, remaja putri terpaksa bekerja. Namun
sering kali mereka tereksploitasi, bekerja lebih dari 12 jam sehari,
bekerja di perumahan tanpa di bayar hanya diberi makan dan pakaian,
bahkan beberapa mengalami kekerasan seksual.
c. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang
kesehatan reproduksi pada remaja dapat disebabkan karena masyarakat
tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit tentang kesehatan
reproduksi sebagai hubungan seksual.Biasanya topik terkait reproduksi
dianggap tabu dibicarakan dengan anak (remaja).Sehingga saluran
informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat
kurang.
d. Hukum atau Peraturan
Dalam agama Islam menikah diisyaratkan oleh beberapa pemeluknya
dianggap sesuatu yang harus disegerakan agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan yaitu wanita umur 16 tahu dan pria umur 19
tahun. Dari segi lain makin mudah orang bercerai dalam suatu
masyarakat makin banyak perkawinan usia muda.
e. Adat Istiadat atau Pandangan Masyarakat
Adanya anggapan lingkungan dan adat istiadat jika anak gadis belum
menikah di anggap sebagai aib keluarga.Banyak di daerah ditemukan
30
31
atau ke night club sampai larut malam. Situasi ini sangat mendukung
terjadinya hubungan seksual pra nikah.
j. Pandangan terhadap Konsep Cinta
Menyalahartikan atau kebingungan dalam mengartikan konsep cinta,
keintiman, dan tingkah laku seksual sehingga remaja awal cenderung
berfikir bahwa seks adalah cara untuk mendapatkan pasangan,
sedangkan remaja akhir cenderung melakukan tingkah laku seksual jika
telah ada ikatan dan saling pengertian dengan pasangan. Seks sering
dijadikan sarana untuk berkomunikasi dengan pasangan
(Lesnapurnawan, 2009 dan Dianawati,2005).
c. Dampak yang Terjadi
Perkawinan dan kehamilan yang dilangsungkan pada usia muda (remaja)
umumnya akan menimbulkan masalahmasalah sebagai berikut :
a. Masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja yang akan menikah kelak akan menjadi orang tua sebaiknya
mempunyai kesehatan reproduksi yang sehat sehingga dapat
menurunkan generasi penerus yang sehat. Untuk itu memerlukan
perhatian karena belum siapnya alat reproduksi untuk menerima
kehamilan yang akhirnya akan menimbulkan berbagai bentuk
komplikasi. Selain itu kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 25 kali lebih tinggi
dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
b. Masalah Psikologis
Umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum
matang, sehingga masih lebih dalam menghadapi masalah yang timbul
dalam perkawinan.Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian, karena
kawin cerai biasanya terjadi pada pasangan yang umurnya pada waktu
kawin relatif masih muda.Tetapi untuk remaja yang hamil di luar nikah
menghadapi masalah psikologi seperti rasa takut, kecewa, menyesal,
rendah diri dan lain-lain, terlebih lagi masyarakat belum dapat menerima
anak yang orang tuanya belum jelas.
c. Masalah Sosial Ekonomi
Makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk kematangan
dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada umumnya
dengan bertambahnya umur akan makin kuatlah dorongan mencari
32
33
34
35
sendiri
Orang yang berzina tahu bahwa zina itu diharamkan
b. Hukum Aborsi
Pengertian
Aborsi menurut Bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari
kata ajhadha - yajhidhu yang berarti wanita yang melahirkan anaknya
secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya atau juga bisa
berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan
sendirinya.Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut dengan isqhoth
(menggugurkan) atauilqaa (melempar) atau tharhu(membuang).
Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan
Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik
dengan merubah ciptaan tersebut, maupun mengranginya dengan cara
memotong sebagiananggota tubuhnya, maupun dengan cara memperjual
36
37
38
Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh.Dan jika
sampai pada waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi
haram.Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti,
maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu
peniupan ruh, demi untuk kehati-hatian. Pendapat ini dianut oleh
sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama
dari madzhab SyafiI .( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul
Muhtaj : 7/416)
Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya
bahwa air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur
dengan ovum wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka merusak
wujud ini adalah tindakan kejahatan. Pendapat ini dianut oleh Ahmad
Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya
Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan),
telah dianggap benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani
ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan bahwa menggugurkan
kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya
dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu
jika di dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah
salah satu bentuk Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu jika
bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan
bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang
dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang
berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
2. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin
setelah peniupan roh hukumnya haram.Peniupan roh terjadi ketika janin
39
sudah berumur empat bulan dalam perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan
hadist Ibnu Masud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh dalam
dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang
manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika
pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat.
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin
nantinya akan membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal
ini, para ulama berbeda pendapat.
Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh
hukumnya tetap haram, walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut
akan membahayakan keselamatan ibu yang mengandungnya. Pendapat
ini dianut oleh Mayoritas Ulama.Dalilnya adalah firman Allah swt :
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. (Q.S.
Al Israa: 33)
Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh
kepadanya, jika hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk
menyelamatkan ibu dari kematian.Karena menjaga kehidupan ibu lebih
diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu
lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum
yakin dan keberadaannya terakhir. (Mausuah Fiqhiyah : 2/57)Dari
keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat
bahwa Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang
menggugurkan kandungan setelah ditiupkan roh ke dalam janin tanpa
suatu alasan syari hukumnya adalah haram dan termasuk katagori
membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt. Adapun aborsi yang masih
diperselisihkan oleh para ulama adalah Abortus Profocatus
Therapeuticum, yaitu aborsi yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa,
khususnya janin yang belum ditiupkan roh di dalamnya.
40
DAFTAR PUSTAKA
Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar.
Djuhari, Wiranarta Kusumah. 1993. Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan
Pengembangan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/publikasi/210104090/635Kespro_Remaja
.pdf
http://imambuqori.blogspot.com/2013/02/hukum-hamil-di-luar-nikah-menurutislam.html
http://staff.ui.ac.id/internal/132147454/material/PelatihanKesehatanReproduksiRe
maja.pdf
http://www.acityawara.com/Detail-104-audit-maternal-perinatal--amp.html
http://www.idai.or.id/remaja/artikel.asp?q=20104710112
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/01/Factsheet_AMP.pdf
http://www.noormuslima.com/hukum-anak-di-luar-nikah-dalam-islam/
http://www.slideshare.net/candra19/7-audit-maternal-perinatal
41