Anda di halaman 1dari 30

Dermatitis

Oleh : dr. Siska Anggreni Lubis, SpKK


1. DERMATITIS KONTAK
• Definisi :
-eksternal
Respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan
yg mengenai kulit

- Dikenal dua macam jenis dermatitis kontak yaitu :


1. Dermatitis kontak iritan yg timbul melalui mekanisme non imunologik
2. Dermatitis kontak alergik yg diakibatkan mekanisme imunologik spesifik

- Menurut Gell & Coombs dermatitis kontak alergik adalah reaksi hipersensitifitas
tipe lambat (tipe IV) yg diperantarai sel, akibat antigen spesifik yg menembus
lapisan epidermis kulit.
• Epidemiologi

- Bila dibandingkan dgn dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis


kontak alergik lebih sedikit, krn hanya mengenai orang yg kulitnya sgt peka
(hipersensitif)
- Dermatitis kontak iritan timbul pada 80% dari seluruh
Penderita dermatitis kontak sedangkan dermatitis kontak alergik kira-kira
hanya 20%. Sedangkan insiden dermatitis kontak alergik tjd pada 3-4% dari
populasi penduduk
_ Usia tdk mempengaruhi timbulnya sensitisasi namun dermatitis kontak
alergik lebih jarang dijumpai pada anak-anak. Lebih sering timbul pada usia
dewasa
_ Prevalensi pada wanita dua kali lipat dari pada laki laki.
• Etiologi dan Klasifikasi
- Kulit dapat mengalami suatu dermatitis bila terpapar oleh bahan-bahan
tertentu, misalnya :
1. Alergen, yg diperlukan untuk timbulnya suatu reaksi alergi
2. Hapten merupakan alergen yang tidak lengkap (antigen), Dupuis dan
Benezra membagi jenis -jenis hapten berdasarkan fungsinya, yaitu:
1. Asam, misalnya asam maleat.
2. Aldehida, misalnya formaldehida.
3. Amin, misalnya etilendiamin, para-etilendiamin.
4. Diazo, misalnya bismark-coklat, kongo- merah.
5. Ester, misalnya Benzokain
6. Eter, misalnya benzil eter
7. Epoksida, misalnya epoksi resin
8. Halogenasi, misalnya DNCB, pikril klorida.
9. Quinon, misalnya primin, hidroquinon.
10. Logam, misalnya Ni2+, Co2+,Cr2+, Hg2+.
11. Komponen tak-larut, misalnya terpentin
Menurut mekanisme responnya dermatitis kontak dibagi kedalam 4 grup, yaitu

1. Dermatitis kontak alergik.


Merupakan reaksi hipersensitifitas tipe lambat ( tipe IV) yg diperantarai sel T.
Terjadinya dermatitis kontak alergik memerlukan sensitisasi terhadap suatu
antigen. Pemaparan awal bisa tidak menyebabkan reaksi kulit.

2. Dermatitis Kontak Iritan


Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan pd
sel-sel epidermis, dgn respon peradangan pd dermis.Daerah yg paling srg
terkena adalah tangan & pd individu atopi menderita lebih berat. Secara definisi
bahan iritan kulit = bahan yg menyebabkan kerusakan secara langsung pd kulit
tanpa diketahui oleh sensitisasi.
3. Fotodermatitis
-Radiasi berupa energi foton dari sinar ultraviolet menyebabkan Tjdnya
perubahan molekul bhn yg kontak dgn kulit mjd alergen (fotoalergi),spt sulfa,
tiazid & tetrasiklin, atau iritan (fototoksik).
-Beberapa tanaman dpt menimbulkan reaksi fototoksik seperti famili sitrus,
mulberi dan umbelliferae.
-Pd paparan dgn sinar ultra violet dgn panjang gelombang 300-340 nm dpt
timbul dermatitis dgn onzet yg cepat & ditandai dgn eritema & bulla pd daerah
kontak. Segera stlh erupsi timbul maka akan diikuti dgn hiperpigmentasi.

4. Urtikaria Kontak
Dpt berupa reaksi imunologik & non imunologik. Reaksi imunologik reaksi tipe
I yg diperantarai oleh IgE, disbbkn oleh pelepasan segera dari mediator-
mediator peradangan, mengakibatkan timbulnya urtika & reaksi erupsi.
• Gambaran histopatologis
-Pemeriksaan ini tdk memberi gambaran khas utk diagnostik krn
gmbrn histopatologiknya dpt juga terlihat pd dermatitis oleh sebab lain.
-Pd dermatitis akut perubahan pd dermatitis berupa edema interseluler
(spongiosis), terbentuknya vesikel /bula, & pd dermis terdapat dilatasi
vaskuler disertai edema & infiltrasi perivaskuler sel-sel mononuclear

• Gambaran Klinis
- Pndrt mengeluh gatal. Kelainan bergantung pd keparahan dermatitis.
Dermatitis kontak umumnya mempunyai gmbrn klinis dermatitis, yaitu
tdpt efloresensi kulit yg bersifat polimorf & berbatas tegas.
-Dermatitis kontak iritan umumnya mempunyai ruam kulit yg lebih
bersifat monomorf & berbatas lebih tegas dibandingkan dermatitis
kontak alergik.
•1.Fase
Fase –fase dermatitis
akut.
- Muncul 24-48 jam pd tempat terjadinya kontak dgn bahan penyebab
- Derajat ringan berupa eritema & edema
- Derajat berat selain eritema, edema, vesikel atau bula  pecah  erosi dan
eksudasi. Lesi cenderung menyebar dan batasnya kurang jelas.
- Keluhan subyektif berupa gatal.

2.Fase Sub Akut


- Proses akut  subakut atau kronis (eritema, edema ringan, vesikula, krusta
& papul

3.Fase Kronis
- Hilang timbul karena kontak yg berulang-ulang
- Lesi cenderung simetris, batasnya kabur,likenifikasi, papula, skuama
- Sulit sembuh
Dermatitis kontak iritan
•1. Tangan
Predileksi tersering :

Kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di tangan,
misalnya pada ibu rumah tangga. disebabkan oleh bahan iritan (deterjen,
antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen dan pestisida.
2. Lengan, misalnya oleh jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen
dan tanaman
3. Wajah bahan kosmetik & obat
4. Bibir (lipstik, pasta gigi & getah buah-buaha)
5. Kelopak mata (cat kuku, cat rambut, perona mata dan obat mata)
6. Telinga (Anting, jepit telinga, obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut &
alat bantu pendengaran
7. Leher ( kalung dari nikel, cat kuku, parfum, zat warna pakaian)
8. Kepala (cat rambut, semprotan rambut, sampo atau larutan pengeriting
rambut.
9. Badan pakaian, zat warna, kancing logam, karet, plastik dan deterjen.
10.Genitalia antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita
11 Paha dan tungkai bawah (pakaian, dompet, kunci (nikel) di saku, kaos kaki
nilon, obat topikal (anestesi lokal, neomisin, etilendiamin), semen, sandal
dan sepatu.
Dermatitis kontak alergi
• Diagnosis :
Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :
1. Adanya riwayat kontak dgn suatu bahan satu kali ttp lama, beberapa kali atau
satu kali ttp sblmnya prnh atau sering kontak dgn bahan serupa.
2. Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pd tempat kontak.
3. Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak &lain tempat yg
serupa dgn tempat kontak ttp lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yg
tumbuhnya stlh pd tempat kontak.
4. Rasa gatal
5. Uji tempel dgn bahan yg dicurigai hasilnya positif
• Diagnosis Banding
Berbagai jenis kelainan kulit yg hrs dipertimbangkan dlm diagnosis banding =
1 Dermatitis atopik
2.Dermatitis numularis
3 Dermatitis dishidrotik
4 Dermatomikosis
5 Dermatitis seboroik

6 Liken simplek kronikus

• Penatalaksanaan
Pd prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak alergik yg baik 
mengidentifikasi penyebab & menyarankan pasien untuk menghindarinya,
terapi individual yg sesuai dgn tahap penyakitnya & perlindungan
• Pengobatan
Pengobatan yg diberikan dpt berupa pengobatan topikal &sistemik.
1. Pengobatan topikal dapat diberikan pd kasus ringan, Jenis-jenisnya adalah :
a. Kortikosteroid (hidrokortison 2,5 %,halcinonid dan triamsinolon
asetonidfilm plastik selama 6-10 jam setiap hari.
b. Radiasi ultraviolet
Sinar UV juga mempunyai efek terapetik dlm dermatitis kontak melalui
sistem imun.
c. Siklosporin A
Pemberian siklosporin A topikal menghambat elisitasi dari
hipersensitivitas kontak
d. Antibiotika dan antimikotika
Superinfeksi dpt ditimbulkan oleh S. aureus, S. beta dan alfa
hemolitikus, E. koli, Proteus dan Kandida spp.
e. Imunosupresif topikal
Obat-obatan baru yang bersifat imunosupresif adalah FK 506
(Tacrolimus) dan SDZ ASM 981
• Pengobatan Sistemik
-Pengobatan sistemik  mengontrol rasa gatal & edema, juga pada kasus-
kasus sedang &berat pada keadaan akut atau kronik.

-Jenis-jenisnya adalah :
a. Antihistamin utk memperoleh efek bradikinin & asetilkolin.
b. Kortikosteroid MCAF.
c. Siklosporin menghambat fungsi sel T penolong
d. Pentoksifilin
e. FK 506 (Takrolimus)
f. Ca++antagonis
g. Derivat vitamin D3Menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin IL-1,

• Prognosis
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis adalah penyebab dermatitis
kontak, kapan terapi mulai dilakukan, apakah pasien sudah menghindari faktor
pencetusnya, terjadinya kontak ulang dan adanya faktor individual seperti atopi.
Dermatitis atopi
Definisi
Peradangan kulit yg ditandai rasa gatal, bersifat kronik atau kronik
berulang, srng dihubungkan dgn riwayat atopi pd diri pasien
maupun keluarga.
Atopi  kelainan pd seseorang berupa hipersensitivitas yg
diturunkan secara genetik kecenderungan membentuk IgE
secara berlebihan &kerentanan utk terjadinya bbrp penyakit,
misalnya asma bronkial, rinitis alergik, dan DA
Sejarah
-Pd thn 1923 Coca dan Coke memperkenalkan istilah ‘atopi’
(Yunani) yg berarti di luar kebiasaan atau penyakit yg tidak biasa
-Pd akhir thn 1960 Isthizaka & Ishizaka menemukan jenis
immunoglobulin (Ig) baru, IgE, yg utama dipicu oleh alergen
lingkungan
Epidemiologi
-Dermatitis atopik  masalah kesehatan masyarakat di seluruh
dunia, survey di negara berkembang menunjukkan 10 – 20 % anak
menderita DA
-Rasio ♂ =♀, ♂( usia & 12 thn), ♀ (usia 16 thn)

Etiopatogenesis
-Faktor intrinsik kerentanan genetik, disregulasi sistem imun &
disfungsi sawar kulit
-Faktor ekstrinsikbahan iritan, iklim, stres emosional, alergen &
berbagai agen mikrobial
Manifestasi klinis
sesuai usia, lama perjalanan penyakit & komplikasi yg timbul, Secara klinis
dapat dibagi dalam 3 bentuk, yaitu bentuk infantil (< 2 tahun), bentuk anak
(2-12 tahun) & bentuk remaja/dewasa (>12 tahun)
1. Bentuk infantil
-Lesi awal timbul pada pipi, dahi, dan kepala, tetapi dapat meluas dengan
cepat ke badan dan bagian ekstensor ekstremitas.
-Lesi berupa eritema dan papulovesikel miliar yg sgtt gatal. Rasa gatal sgt
mengganggu anak menjadi gelisah, menangis, susah tidur &menggaruk.
-Garukan  erosi, ekskoriasi, eksudasi .krusta
2. Bentuk anak
-Lesi khas : Dermatitis fleksural, predileksi lipatan siku, lipatan lutut,
leher, pergelangan tangan &kaki
- Lesi :eritema, papul & krusta. lesi berlanjut likenifikasi
3. Bentuk remaja dan dewasa
-Lesi pd daerah fleksural, lipatan siku, lipatan lutut, serta leher.
-Lesi kulit  likenifikasi sebagai tanda yang khas.
Diagnosis
-Diagnosis DA ditegakkan dari anamnesis, riwayat keluarga &
pemeriksaan fisik, sedangkan pemeriksaan laboratorium tidak
mempunyai nilai yang kuat
-Kriteria diagnostik mayor & minor berdasarkan gambaran klinis
dipelopori oleh Rajka (1975) serta Hanifin dan Lobitz (1977) yg
kemudian dimodifikasi kembali oleh Hanifin dan Rajka 1991 .
Diagnosis banding
Dermatitis seboroik, psoriasis, dan neurodermatitis (liken simpleks
kronik) gambaran papul, vesikel, plak, nodulus, dan ekskoriasi

Pengobatan Medikamentosa
1. Mengatasi gangguan fungsi sawar (barier) kulit  emolien /
moisturizer dioleskan 2 x sehari segera setelah mandi
2. Mengatasi Inflamasi  kortikosteroid topikal dioleskan 1-2 kali
sehari inflamasi kurang  2 kali seminggu atau potensinya
diturunkan  dihentikan.
3. Mengurangi atau mengatasi pruritus  antihistamin nonsedatif,
misalnya loratadin dan setirisin
4. Mengidentifikasi, mengeliminasi / menghindari faktor pencetus
5. Penghambat kalsineurin topikal pimekrolimus dan takrolimus
Dermatits numularis
Pendahuluan

• Nummular  "koin berbentuk“


• Dermatitis Nummular dicirikan oleh bulat oval erythematous
plak paling sering ditemukan pada lengan dan kaki.
• Lesi seringkali diawali sebagai papulamenyatu menjadi plak
dengan skala.
• Lesi dermatitis nummular awal dapat dipenuhi dengan
eksudat serosa yg mengandung vesikel dan sangat
pruritusPatofisiologi

Patofisiologi
• Patofisiologi dermatitis srg disertai dgn xerosis (kulit kering)
• Kulit kering mengakibatkan disfungsi lipid epidermal
sehingga memudahkan masuknya alergen lingkungan
menyebabkan alergi atau iritasi respons
Etiologi

Multifaktorial :
- Xerosis
- Trauma lokal (gigitan Artropoda, bahan kimia, luka)
- Dermatitis kontak iritasi atau alergi (nikel, kobalt, atau chromates)
- Colophony, nitrofurazone, neomisin sulfat, dan nikel sulfat
sensitisizer tersering
- cyanoacrylate mengandung etil lem, thimerosal, merkuri dan krim
kalium thioglycolate
- Insufisiensi vena, stasis dermatitis, dan edema berhubungan
dengan ekstremitas bawah
- Autoeczematization, terapi interferon untuk hepatitis C dan
terpapar merkuri
Lichen Simpleks Chronikus
Defenisi

• Neurodermatitis (Dermatitis Garukan Terlokalisir, Liken


Simpleks Kronis) suatu peradangan menahun pd lapisan
kulit paling atas yg menimbulkan rasa gatal.
• Penyakit ini menyebabkan bercak-bercak penebalan kulit yg
kering, bersisik & berwarna lebih gelap dgn bentuk lonjong
atau tdk beraturan.
Etiologi

• Liken simpleks kronis bisa tjd sbg akibat sesuatu (misalnya


baju)yg bersentuhan dgn kulit atau mengiritasi kulit shg
seseorang menggaruk-garuk daerah tsb
• Sbg akibat dari iritasi menahun akan tjd penebalan kulit.
Kulit yg menebal ini menimbulkan rasa gatal shg merangsang
penggarukan yg akan semakin mempertebal kulit.
• Penyakit ini menimbulkan warna kecoklatan pd daerah yg
terkena
• Penyakit ini biasanya berhubungan dgn Dermatitis atopik,
Psoriasis, Kecemasan, Depresi, gangguan psikis lainnya
• Lebih banyak ditemukan pd wanita & biasanya timbul pada
usia 20-50 tahun.
Gejala klinis

• Liken simpleks kronis bisa timbul di setiap bgn tubuh,


termasuk anus (pruritus ani) & vagina (pruritus vulva).
• Pada stadium awal, kulit tampak normal tetapi terasa gatal.
• Selanjutnya timbul bercak-bercak bersisik, kering &
berwarna lebih gelap sbg akibat dari penggarukan &
penggosokan.
Pengobatan

• Mengendalikan rasa gatal antihistamin per-oral (hydroxizin


atau doxepin)
• Suntikan kortikosteroid di bawah kulit.
• Jika neurodermatitis timbul di sekeliling anus atau vagina,
maka pengobatan terbaik adalah krim kortikosteroid.
• Melindungi daerah yg terkena, diatas krim bisa dioleskan seng
oksida.
• Mengurangi stres bisa diberikan obat penenang / antidepresi.

Anda mungkin juga menyukai