Topik : Imunisasi
Pokok bahasan :Imunisasi untuk balita
Target /sasaran : Orang tua serta pengasuh anak didesa binaan
Hari / Tanggal : agustus 2011
Waktu : 30 menit
Tempat :Desa binaan labuapi
IV. PESERTA
1. orang tua, balita dan
2.ibu hamil
V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
VI. MEDIA
1. Poster
2. Leaflet
3. Flip Chart
VII. EVALUASI
1. Ibu-ibu dapat menyebutkan pengertian imunisasi.
2. Ibu-ibu dapat menyebutkan tujuan imunisasi.
3. Ibu-ibu dapat menyebutkan jenis-jenis imunisasi.
4. Ibu-ibu dapat menyebutkan sasaran imunisasi.
5. Ibu-ibu dapat menyebutkan jadwal pemberian imunisasi.
6. Ibu-ibu dapat menjelaskan cara pemberian imunisasi.
7. Ibu-ibu dapat menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
8. Ibu-ibu dapat menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
9. Ibu-ibu dapat menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.
10. Ibu - ibu dapat melakukan perawatan setelah pemberian imunisasi.
WAKTU
KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN PESERTA
1
5 Menit
Pembukaan:
1. Memperkenalkan diri
- Mendengarkan
- Mendengarkan
15 Menit
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang peng ertian Imunisasi
2. Memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanya
3. Menjelaskan tentang tuju an pemberian imunisasi
4. Memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanya
5. Menjelaskan tentang Jad-wal pemberian imunisasi
6. Memberikan kesempatan pada ibu unutk bertanya
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
3
5 Menit
Evaluasi :
- Menanyakan pada ibu te ntang materi yang dibe-rikan dan reinforcement kepada ibu
bila dpt men- jawab & menjelas kan kem bali pertanyaan/materi
5 Menit
Teriminasi :
1. Mengucapkan terimaka-sih kepada ibu-ibu
2. Mengucapkan salam
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta.
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan
rencana penyuluhan.
Refrensi
1. Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan Petugas
Imunisasi, Jakarta, (1985
2. Departemen Kesehatan, Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi Kader Dalam
Rangka Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, 1988
3. Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader, Jakarta,
1988.
Materi Imunisasi
I. Pengertian
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak
serta ibu hamil terhadappenyakit tertentu.
II. Tujuan Imunisasi
Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi/anak terhndar dari penyakit tertentu dan
kalau terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian.
III. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
1. Penyakit TBC
Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat pada
masyarakat dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada daerah perumahan padat.
Ditandai dengan :
- Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah.
- Nafsu makan menurun, BB menurun.
- Berkeringat malam tanpa aktifitas.
* Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi kuman TBC.
2. Penyakit Difteri
Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil. Ditandai dengan
:
- Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan hidung sehingga
menyumbat jalan napas.
- Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.
- Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.
3. Penyakit Batuk Rejan / Batuk Seratus Hari
Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak. Ditandai dengan :
- Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 - 14 hari. Kemudian diikuti
batuk hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 - 30 kali disertai tarikan napas
dan berbunyi, kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair.
- Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini dapat
menyebabkan radang apru-paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat
menyebabkan kejang, pingsan sampai terjadi kematian.
4. Penyakit Tetanus
Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah yang cukup
besar di Indonesia karena banayk bai yang baru lahir mati akibat penyakit tersebut.
Ditandai dengan :
- Kejang / kaku seluruh tubuh.
- Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung.
- Kejang dirasakan sangat sakit.
- Pada bayi yang baru lahir (5 - 28 hari) mendadak tidak dapat menetek karena
mulutnya kaku dan mencucu seperti mulut ikan.
5. Penyakit Polimielitis
Polimielitis sanagt cepat menular di daerah perumahan padat dan lingkungan kumuh.
Ditandai dengan :
- Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit kepala, otot badan
dan kaki terasa kaku.
- Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi.
Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat
menyebabkan kematian.
6. Penyakit Campak
Penyakit ini sangat menular dan menyerang hampir semua bayi.
Tanda-tanda campak :
- Badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair.
- Mulut dan bibir kering serta merah.
- Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak di kulit dimulai di belakang telinga,
leher muka, dahi dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini adalah radang
telinga sampai tuli,radang mata sampai terjadi kebutaan, diare dan menyebabkan
radang paru-paru serta radang otak yang dapat menyebabkan kematian.
7. Hepatitis Virus B
Penyakit ini adalah penyakit menular yang menyerang semua umur.
Tanda-tanda :
- Mual, muntah serta nafsu makan menurun.
- Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas.
V. Sasaran Imunisasi
1. Bayi 0 - 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.
2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.
3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.
Jenis Imunisasi
Waktu pemberian
Keterangan
1. BCG, Polio I, DPT I
2. HB I, Polio II, DPT II
3. HB II, Polio III, DPT III
4. HB III, Polio IV, Campak
5. DT
6. TT
umur 2 bulan
umur 3 bulan
umur 4 bulan
umur 9 bulan
untuk SD kelas I
untuk SD kelas VI
untuk Catin
untuk Bumil
khusus wanita
1. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan
ke puskesmas;
2. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan
berikan kempres dingin.
3. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
Setelah memahami pentingnya pemberian imunisasi bagi balita anda, kini saatnya anda mengenal
lima imunisasi dasar lengkap. Lima imunisasi dasar ini diberikan pada bayi dibawah umur 1 tahun
dengan masing-masing dosis dan jadwal yang bervariasi. Sudahkah bayi anda menerima lima
imunisasi dasar ini?
Sesuai dengan program organisasi kesehatan dunia (WHO), pemerintah telah mewajibkan
pemberian lima imunisasi dasar bagi bayi. Tujuannya agar bayi terhindar dari penyakit dan kematian
akibat terpapar virus atau bakteri. Lima imunisasi dasar tersebut terbagi menjadi beberapa imunisasi
berikut :
1. Hepatitis B, merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis
B. Imunisasi pertama dapat diberikan 12 jam setelah bayi lahir, atau pada bayi usia 0-7 hari. Dosis
kedua pada saat anak berusia 1-2 bulan dan dosis selanjutnya saat berusia 6-18 bulan. Pemberian
dosis ulangan juga dapat didasarkan pada jadwal imunisasi yang ada.
2. BCG, merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit TBC. Dilakukan sekali pada bayi dengan
sebelum usia 3 bulan. Biasanya dilakukan bila bayi berusia 1 bulan. Bila bayi telah berusia lebih dari 3
bulan dan belum mendapat imunisasi BCG maka harus dilakukan uji tuberkulin untuk mengetahui
apakah bayi sudah terpapar bakteri TBC. Imunisasi bisa diberikan bila hasil tes tuberkulin negatif.
3. Polio, merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan
kelumpuhan atau kecacatan. Imunisasi diberikan sebanyak 4 kali, yaitu saat bayi berusia 1 sampai 4
bulan.
4. DPT-HB, merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus. Saat ini
kebanyakan imunisasi DPT diberikan bersamaan dengan dosis ulangan imunisasi hepatitis B.
Sehingga disebut dengan DPT combo. Jadwal pemberian imunisasi DPT combo adalah saat bayi
berusia 2, 3, dan 4 bulan. DPT combo juga dikombinasikan dengan pemberian imunisasi polio.
5. Campak, merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit campak. Pemberiannya hanya
sekali saja yaitu pada saat anak berusia 9 bulan. Pemberiannya dapat diulang pada saat anak masuk
SD atau mengikuti program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dicanangkan pemerintah.
Pemberian imunisasi dasar secara lengkap pada saat bayi diharapkan melindungi bayi � yang
imunitas tubuhnya masih rentan- dari penyakit yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan,
ataupun kematian.
Selain lima imunisasi dasar tersebut orangtua juga dapat memberikan imunisasi tambahan seperti
imunisasi MMR, hepatitis A, influenza, cacar air, dan lain-lain. Namun untuk imunisasi tambahan
tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karena pemerintah belum mampu menyubsidi
penyediaannya. Sedangkan untuk program lima imunisasi dasar lengkap bisa didapatkan secara
murah ataupun gratis di puskesmas dan posyandu terdekat. Jadi jangan segan untuk mengimunisasi
bayi anda, ya.
Setelah memahami pentingnya pemberian imunisasi bagi balita anda, kini saatnya anda mengenal
lima imunisasi dasar lengkap. Lima imunisasi dasar ini diberikan pada bayi dibawah umur 1 tahun
dengan masing-masing dosis dan jadwal yang bervariasi. Sudahkah bayi anda menerima lima
imunisasi dasar ini?
Sesuai dengan program organisasi kesehatan dunia (WHO), pemerintah telah mewajibkan
pemberian lima imunisasi dasar bagi bayi. Tujuannya agar bayi terhindar dari penyakit dan kematian
akibat terpapar virus atau bakteri. Lima imunisasi dasar tersebut terbagi menjadi beberapa imunisasi
berikut :
1. Hepatitis B, merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis
B. Imunisasi pertama dapat diberikan 12 jam setelah bayi lahir, atau pada bayi usia 0-7 hari. Dosis
kedua pada saat anak berusia 1-2 bulan dan dosis selanjutnya saat berusia 6-18 bulan. Pemberian
dosis ulangan juga dapat didasarkan pada jadwal imunisasi yang ada.
2. BCG, merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit TBC. Dilakukan sekali pada bayi dengan
sebelum usia 3 bulan. Biasanya dilakukan bila bayi berusia 1 bulan. Bila bayi telah berusia lebih dari 3
bulan dan belum mendapat imunisasi BCG maka harus dilakukan uji tuberkulin untuk mengetahui
apakah bayi sudah terpapar bakteri TBC. Imunisasi bisa diberikan bila hasil tes tuberkulin negatif.
3. Polio, merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan
kelumpuhan atau kecacatan. Imunisasi diberikan sebanyak 4 kali, yaitu saat bayi berusia 1 sampai 4
bulan.
4. DPT-HB, merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus. Saat ini
kebanyakan imunisasi DPT diberikan bersamaan dengan dosis ulangan imunisasi hepatitis B.
Sehingga disebut dengan DPT combo. Jadwal pemberian imunisasi DPT combo adalah saat bayi
berusia 2, 3, dan 4 bulan. DPT combo juga dikombinasikan dengan pemberian imunisasi polio.
5. Campak, merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit campak. Pemberiannya hanya
sekali saja yaitu pada saat anak berusia 9 bulan. Pemberiannya dapat diulang pada saat anak masuk
SD atau mengikuti program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dicanangkan pemerintah.
Pemberian imunisasi dasar secara lengkap pada saat bayi diharapkan melindungi bayi � yang
imunitas tubuhnya masih rentan- dari penyakit yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan,
ataupun kematian.
Selain lima imunisasi dasar tersebut orangtua juga dapat memberikan imunisasi tambahan seperti
imunisasi MMR, hepatitis A, influenza, cacar air, dan lain-lain. Namun untuk imunisasi tambahan
tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karena pemerintah belum mampu menyubsidi
penyediaannya. Sedangkan untuk program lima imunisasi dasar lengkap bisa didapatkan secara
murah ataupun gratis di puskesmas dan posyandu terdekat. Jadi jangan segan untuk mengimunisasi
bayi anda, ya.
Selain imunisasi wajib (vaksin BCG, polio tetes minum (polio oral), DPT, hepatitis B dan campak) yang
direkomendasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Anda juga perlu tahu imunisasi yang
dianjurkan.
Imunisasi yang dianjurkan ini diteliti bisa mencegah berbagai penyakit, antara lain: radang paru-paru
(pneumonia), radang selaput otak (meningitis), campak Jerman, Hepatitis A, dan kanker mulut
rahim.
Vaksin tersebut belum masuk dalam daftar imunisasi PPI dan tidak disubsidi pemerintah –sehingga
disebut tidak wajib atau ‘hanya’ dianjurkan saja. Jadi perbedaannya bukan masalah perlu atau tidak
perlu, lho, Ma.
Jadi? Imunisasi wajib adalah vaksin minimal yang harus didapat anak dengan fasilitas disediakan
pemerintah. Sedang tambahannya, bila mampu, baik sekali jika juga diberikan pada anak. Apa saja
imunisasi yang dianjurkan?
- Hib
Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Haemophilus influenza type B, yang bisa menyebabkan
meningitis, pneumonia, dan epiglotitis (infeksi pada katup pita suara dan tabung suara).
- Pneumokokus (PCV)
Manfaat: Melindungi tubuh dari bakteri pnemukokus yang bisa menyebabkan meningitis,
pneumonia, dan infeksi telinga.
- Influenza
Manfaat: Melindungi tubuh dari beberapa jenis virus influenza.
Waktu pemberian: Setahun sekali sejak usia 6 bulan. Bisa terus diberikan hingga dewasa.
Catatan khusus: Untuk usia di atas 2 tahun, vaksin bisa diberikan dalam bentuk semprotan pada
saluran pernapasan.
Waktu pemberian: Usia 15 bulan, dan diulang saat anak berusia 6 tahun.
Catatan khusus: Bisa diberikan pada umur 12 bulan, jika belum mendapat campak di usia 9 bulan.
- Tifoid
Manfaat: Melindungi tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan demam tifoid (tifus).
Waktu pemberian: Pada umur di atas 2 tahun, dan diulang setiap 3 tahun.
Catatan khusus: Terdapat dua jenis, yaitu oral dan suntik. Tifoid oral diberikan pada anak di atas 6
tahun.
- Hepatitis A
Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Hepatitis A, yang menyebabkan penyakit hati.
Waktu pemberian: Pada umur di atas 2 tahun, dua kali dengan interval 6 - 12 bulan.
- Varisela
Manfaat: Melindungi tubuh dari cacar air