Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

IMUNISASI PENTAVALEN

Oleh :

1. IDDYA NUR CAHYATI ( 120703019)


2. MERRY NURLINA M. (120703029)
3. METIKA AYU RIYANTI (120703076)
4. NI’MATUL WAHYUNI (120703031)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

PRODI D-III KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2013-2014


SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
1. Pokok Bahasan
Imunisasi Pentavalen
2. Sub Pokok Bahasan
Macam-macam imunisasi pentavalen
3. Sasaran dalam penyuluhan
Orang tua dari bayi dan balita dsn. Nglaban II
4. Waktu
Waktu yang diperlukan untuk penyuluhan ini adalah ± 30 menit, hari Senin 30
Juni 2014. Jam 09.30 WIB.
5. Tempat
Balai Desa Dsn. Nglaban II
6. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orang tua dapat mengetahui macam-
macam dan manfaat imunisasi pentavalen yang harus diberikan pada bayi dan
balitanya.
7. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang :
a. Vaksin pentavalen

b. Macam-macam vaksin pentavalen

c. Penyakit apa saja yang bisa dicegah dengan imunisasi

d. Jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi dan jadwal pemberian


imunisasi lanjutan pada balita

8. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
9. Media
Audio visual dan leaflet
10. Kegiatan operasional

No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Waktu


Sasaran mendengarkan
1. Pembukaan. serta memperhatikan para 5 menit.
penyuluh.
Sasaran mendengarkan,
Ceramah/penyampaian memperhatikan dan
2. 15 menit.
materi. mengerti tentang materi
yang disampaikan.
Sasaran menanyakan

Tanya jawab. tentang materi yang tidak


3. 5 menit.
dimengerti dan
membingungkan.
Sasaran dapat
4. Penutup dan evaluasi menyebutkan isi materi 5 menit.
yang telah disampaikan.

11. Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung
dan diharapkan para orang tua dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan
materi yang telah disampaikan.
Pertanyaan:
a. Apa vaksin Pentavalen ?
b. Apa saja imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi ?
c. Penyakit apa saja yang bisa dicegah dengan imunisasi pentavalen ?
d. kapan jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi dan pemberian
imunisasi lanjutan pada balita ?
12. Lampiran
Materi
PENDAHULUAN
Imunisasi sangat penting dalam menjaga kekebalan tubuh bayi dan balita sehingga
dengan pemberian imunisasi tersebut mereka terhindar dari beberapa penyakit yang
membahayakan. Untuk itu diharapkan dengan pemberian imunisasi pada bayi dan balita
dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian. Namun masih ada beberapa ibu yang
kurang memahami arti pentingnya imunisasi bagi anak mereka.

1. IMUNISASI
a. Pengertian
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak
serta ibu hamil terhadap penyakit tertentu.
b. Tujuan imunisasi
Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi atau anak terhindar dari penyakit
tertentu dan kalau terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian

2. IMUNISASI PENTAVALEN

Imunisasi pentavalen adalah gabungan vaksin dasar DPT-HB-HiB yang baru


diresmikan tahun 2013 ini oleh Kementerian Kesehatan RI dalam rangka
meningkatkan harapan cakupan imunisasi dan menekan angka kematian bayi dan
anak balita di Indonesia.

Sebelum adanya penggabungan vaksinasi Pentavalen, setiap bayi setidaknya harus


mengalami 9 kali suntikan untuk mendapatkan vaksin DPT, HB, dan HiB, yang pada
setiap jenisnya harus dilakukan pengulangan 3 kali setiap 1 bulan. Dengan adanya
penggabungan ini, bayi hanya perlu mengalami 3 kali suntikan dalam jangka waktu
yang sama.

Dengan adanya penggabungan tersebut, ibu dan balita tidak perlu banyak
menghabiskan waktu untuk datang ke Puskesmas. Pentavalen sangat menolong Ibu
dan Balita untuk mengurangi jumlah kunjungan ke Puskesmas, yang artinya, bayi dan
balita dapat mengurangi masa sakit dan traumanya ketika disuntik.

Sesuai dengan Program Imunisasi Dasar Lengkap, maka ketika bayi baru lahir s/d usia
7 hari diberikan imunisasi hepatitis B. Memasuki usia satu bulan, bayi diberikan
imunisasi polio dan BCG. Dan pada usia 2, 3, dan 4 bulan, bayi kembali diberikan
vaksin polio dan pentavalen, bersamaan dengan pemberian vaksin pentavalen dan
terakhir saat bayi berusia 9 bulan mendapatkan imunisasi campak.
3. IMUNISASI DASAR PADA BAYI

Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:

 Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit


Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau
mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.
 Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan
dari ibu ke bayi saat persalinan.
 Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk
rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia
2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian
imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.
 Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi
Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.
 Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak
diberikan saat bayi berumur 9 bulan.

Efek samping Imunisasi

Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang
membuktikan vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi
adalah sebagai berikut:

 BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan
kemudian menjadi luka dengan garis tengah ±10 mm. Luka akan sembuh sendiri
dengan meninggalkan luka parut kecil.

 DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi
panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit,
merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu
mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak
timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan
perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.

 Polio: Jarang timbuk efek samping.

 Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah
penyuntikan.

 Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.


4. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI PENTAVALEN

a. DPT terdiri dari difteri, pertusis, tetanus.

Difteri: Penyakit difteri disebabkan bakteri Corynebacterium Diphtheriae. Difteri


mudah menular, menyerang terutama saluran napas bagian atas, dengan gejala
demam tinggi, pembengkakan amandel (tonsil) dan terlihat selaput putih kotor
yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas.

Pertusis: Biasa juga disebut batuk rejan atau batuk seratus hari. Gejala pertusis
khas yaitu batuk terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau
kebiruan dan muntah kadang-kadang bercampur darah. Batuk pertusis diakhiri
tarikan napas panjang dan dalam dan berbunyi melengking.

Tetanus: Penyakit tetanus berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan
otot. Gejala tetanus diawali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang
mulut), pembengkakan, rasa sakit dan kejang di otot leher, bahu atau punggung.
Kejang-kejang segera merambat ke otot perut, lengan atas dan paha.

b. HB yaitu Hepatitis B.

Penyakit hepatitis B disebabkan virus hepatitis B (VHB), anggota family


Hepadnavirus. Virus hepatitis B menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun, yang pada sebagian kasus berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker
hati. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.

c. HiB, adalah singkatan dari Haemophilus Influenza type B.

Penyakit Hib merupakan penyebab utama radang selaput otak (meningitis) pada
anak di bawah 5 tahun. Meningitis menyebabkan kerusakan otak dan medulla
spinalis. Hib juga menyebabkan pneumonia, infeksi berat di tenggorokan, infeksi
pada persendian, tulang dan selaput jantung, bahkan kematian.

5. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI

Umur Jenis Imunisasi


0 bulan Hepatitis B 0
1 bulan BCG, polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, polio
2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, polio
3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, polio
4
9 bulan campak
Jadwal Pemberian Imunisasi Lanjutan pada Balita

Umur Jenis Imunisasi Interval minimum setelah


imunisasi dasar
18 bulan (1,5 tahun) BPT-HB-Hib 12 bulan sari DPT-HB-Hib
24 bulan (2 tahun) Campak 6 bulan dari campak dosis
pertama

6. LOKASI PENYUNTIKAN
- Imunisasi dasar pada paha
- Booster pada lengan kanan atas, dengan alasan :
1. Lapisan lemak anak pada lengan sudah mulai terbentuk
2. Tidak menjadi penghambat anak pada masa belajar berjalan
7. KEBIJAKAN NASIONAL TENTANG PEMBERIAN PENTAVALEN
- Pentavalen diberikan di Jawa Timur mulai Juni 2014
- Bila pada Juni 2014 stok DPT Combo masih banyak, maka untuk bayi
diberikan DPT Combo, untuk anak usia 18 bulan diberikan pentavalen
- Bila pada Juni 2014 stok DPT Combo sudah habis, maka pentavalen diberikan
pada bayi dan usia 18 bulan
8. INDIKASI dan KONTRA INDIKASI
a. Indikasi :
Pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B & infeksi Hib
secara simultan
b. Kontra indikasi :
- Hipersensistif terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat terhadap vaksin
kombinasi sebelumnya atau bentuk-bentuk seaksi jenis lainnya yang
merupakan kontraindikasi absolut terhadap dosis berikutnya
- Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius
lainnya yang merupakan kontraindikasi terhadao komponen pertusis
- Dalam hal ini vaksin tidak boleh diberikan secara kombinasi, tetapi vaksin DT
diberikan sebagai pengganti DPT, vaksin Hepatitis B dan Hib diberikan secara
terpisah
Daftar Pustaka

http://www.imunisasi.net/Imunisasi2-Dasar-pada-Bayi.html
www.kompas.com,
www.posyandu.org

Anda mungkin juga menyukai