PENDAHULUAN
1
penduduk agar dapat. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari Tujuan Nasional.
I.1.2. Puskesmas
Pengertian Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang
juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok. Dengan perkataan lain Puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan
wilayah kerja Puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah
Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan
kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan
yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling.
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas,
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni :
A. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada
di wilayah Indonesia. Upaya tersebut adalah :
1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan
Keenam upaya ini biasa dikenal dengan “Basic Six”. Upaya ini
memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan
2
kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta
merupakan kesepakatan global maupun nasional.
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang
telah ada, yakni :
1. Upaya kesehatan sekolah
2. Upaya kesehatan olah raga
3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
4. Upaya kesehatan kerja
5. Upaya kesehatan gigi dan mulut
6. Upaya kesehatan jiwa
7. Upaya kesehatan mata
8. Upaya kesehatan usia lanjut
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
3
Puskesmas dan pemantauan yang dilaksanakan melalui Lokakarya Mini
Puskesmas.
Instrumen terakhir dari manajemen Puskesmas adalah Penilaian
Kinerja yang pelaksanaannya meliputi serangkaian kegiatan yang dimulai sejak
awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
Puskesmas. Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan, maka pada proses
pelaksanaannya tetap di bawah bimbingan dan pembinaan dinas kesehatan
kabupaten.
I.2. TUJUAN
Tujuan disusunnya Profil UKBM Puskesmas Jetis I tahun 2012 ini adalah :
1. Mengetahui sejauh mana hasil pencapaian pelaksanaan program-program
UKBM tahun 2012.
2. Mengetahui gambaran situasi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas tahun
2013.
3. Mengetahui kecenderungan/trend pencapaian program kesehatan
dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu dan target Kabupaten Bantul.
BAB II
GAMBARAN UMUM
4
Kecamatan Jetis merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Bantul. Kecamatan Jetis terdiri dari 4 Desa yaitu: Desa Patalan,
Canden, Sumberagung dan Trimulyo. Puskesmas Jetis I terletak di Desa
Trimulyo dengan wilayah kerja 2 Desa yaitu Desa Sumberagung dan Trimulyo.
Luas wilayah kerja kedua Desa keseluruhan 13,05 Km2. Batas wilayah kerja
Puskesmas Jetis I terlihat di Tabel 2.1. Desa Sumberagung terdiri dari 17 dusun,
94 RT dengan jumlah rumah 4.187 sedangkan Desa Trimulyo terdiri dari 12
Dusun, 119 RT dengan jumlah rumah 4.954.
Tabel 2.1
BATAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS I
II.2. DEMOGRAFI
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jetis I (Desa Sumberagung dan
Trimulyo) tahun 2013 sebesar 30.992 jiwa. Jumlah penduduk lebih banyak di
Desa Trimulyo. Penyebaran penduduk hampir merata di setiap Dusun dengan
laju pertumbuhan 0,89%, angka kelahiran bayi sebesar 16,4% dan angka
kematian kasar sebesar 3,24%.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga
5
Grafik Komposisi Jumlah Kepala Keluarga Puskesmas Jetis I Tahun 2013
BAB III
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
6
b. Petugas UKS
Nama (beserta jabatan) : Daimatu Khayati
Pendidikan Terakhir : SPRG.
c. Petugas UKK
Nama (beserta jabatan) : Dien Ermawati ,Amd.Kep.
Pendidikan Terakhir : D3 Kep.
d. Petugas Pontren
Nama (beserta jabatan) : Siti Lestari ,Amd.Keb.
Pendidikan Terakhir : D3 Keb.
e. Petugas Batra dan TOGA
Nama (beserta jabatan) :
Pendidikan Terakhir :
IV. PHBS
A. DATA PHBS DUSUN
Presentase
No Desa Dusun
Strata I Strata II Strata III PHBS
1 Sumberagung Bungas 271 220
2 Bulus kulon 204 152
3 Nogosari 484 341
4 Titang 212 130
5 Manggung 209 121
6 Medelan 144 83
7 Ngentak 199 106
8 Sawahan 219 82
9 Pangkah 218 92
10 Kiyaran 151 62
11 Kertan 267 101
12 Cangkring 211 75
13 Balakan 299 103
14 Paten 172 56
15 Beji 176 57
7
16 Barongan 278 80
17 Turi 198 43
18 Trimulyo Puton 375 225
19 Cembing 230 123
20 Karang Semut 445 238
21 Sindet 254 127
22 Blawong II 549 299
23 Kembangsongo 632 289
24 Ponggok I 470 202
25 Denokan 240 101
26 Ponggok II 384 160
27 Bulu 333 138
28 Blawong I 288 188
29 Bembem 461 101
8
2 Sokopuro/Blawong PHBS
3 Ar Rohmah PHBS
/Kembangsongo
4 Nurul Dhalam/Bulu PHBS
5 Baitur PHBS
Ridwan/Karangsemut
6 Aromah/Bulu PHBS
7 Darul Hajar/Blok I PHBS
8 Baitu Rohim/Sndet Tidak merokok
9 Nurul Fatah/Telan Tidak jamban
10 Nur Hadanah/Cembing PHBS
11 Al Makmur/Ponggok IIA PHBS
12 An NUR/Karangwuni PHBS
13 Al Iklas /Cembing PHBS
14 Jausanul PHBS
Muhajid/Manggung
15 Al Hikmah/Bulus Wetan PHBS
16 AROHMAH/BANARAN PHBS
17 Al Mutaqin/SAWO PHBS
18 Hikmah/Nogosari PHBS
19 Istiqomah/Jetakan PHBS
20 An Nur/Gesikan PHBS
21 Al Iksan/Bulus Kulon PHBS
22 Ibnu Ask/Bungas PHBS
23 Al Makmur/Bngas PHBS
24 At Taubah/Bungas PHBS
25 Addikro/Manggung PHBS
26 Rohman/Perum Puri Asri PHBS
27 Huda Rohman/Ponggok PHBS
28 Ar Rum/Karangsemut PHBS
29 Fatah/Ponggok PHBS
30 Gereja Kristen PHBS
Jawa/Ngentak
4 KUA PHBS
9
1. Pasar Tidak Merokok,sampah
10
d. Peran serta organisasi keagamaan
2 NU
No UKBM Kegiatan
No Media Tentang
Media Cetak
Media Elektronik
11
Penyuluhan lewat pemutaran film tentang cara penularan penyakit
menular, masuknya bakteri yang melalui hewan, penyakit akibat rokok dan
bahaya2 nya, masyarakat antusias untuk melihat tapi sulit untuk menjalankannya.
IX. Pelatihan Petugas
1 Multimedia Promkes
2 Penjaringan kesehatan
X. DESA SIAGA
a. Kelembagaan
Tahun SK Lurah Strata
Aktif/
No Desa Perkembangan ttg Desa
Belum
Siaga Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Sumberagung - - Aktif V
2 Trimulyo - - Aktif V
Desa Siaga di Wilayah Puskesmas Jetis I sudah terbentuk sejak tahun 2008
dan sudah aktif kegiatannya. Strata untuk kedua desa tersebut adalah Pratama
b. Bidan Desa
Domisili Pelatihan
Alamat
di Desa No Desa Siaga
No Desa Tenaga Nama Bidan Rmh
Siaga/Tidak Telp. Sudah/
Bidan Desa
Belum
1 bidan Wiji
1 Sumberagung 1 kader Sulistyowati Domisili Barongan Sudah
1 bidan Erna Kembang
2 Trimulyo 1 kader Purwaningsih Tidak Imogiri Sudah
Di setiap desa di wilayah Puskesmas Jetis I ada bidan desa dan bertugas di
desa.
c. Poskokesdes
Poskokesdes
SK
No Desa
Poskokesdes Gedung Sarana Gedung
Ada/tidak Hari Buka
2x1
1 Sumberagung Ada minggu Ada/Gabung Meja, kursi.....ada
2x1
2 Trimulyo Ada minggu Ada/gabung Meja, kursi....ada
Poskokesdes di desa Sumberagung dan Trimulyo sudah aktif tapi belum
Optimal karena belum aktifnya kader di Poskokesdes. Untuk rencana ke
depan kader akan dijadwalkan di Poskokesdes. Tahun 2013 belum ada kader
yang siap di Poskokesdes, sementara bidan desa yang ada di Poskokesdes
12
dengan jadwal 1 mg 2 kali. Masyarakat kurang paham untuk berkosultasi di
Poskokesdes , rencana sosialisasi pada masyarakat manfaat Poskokesdes.
d. Kegiatan
Kegiatan
Kegawatdaruratan
Kesehatan
Yankesdas PHBS Surveilans Gizi (kesiapsiagaan
Lingk.
bencana)
Pelayanan Pendataan Pengamatan PMT Sosialisasi Stop Sosialisasi Kader
Kesehatan Kesehatan penyakit Warung BABS tentang tanggap
hidup bencana
Pemeriksaan Dibentuk Tim
sasaran di satgas bencana
posyandu
13
sosialisasikan tentang bahaya rokok. Sangat diperlukan peran serta
masyarakat dan peran kader untuk menanggulangi masalah-masalah yang ada,
perlu di ulang-ulang sosialisasi pentingnya PHBS.
Usaha penanganan kegawatdaruratan sudah ada, meskipun masih
mengalami kendala, sarana transportasi sudah ada, akan tetapi masih
kurangnya pengetahuan tentang berbahayanya suatu penyakit di masyarakat
jadi kurang cepat untuk memutuskan, peran kader sudah aktif. Masih perlu
untuk pelatihan penanggulangan kegawatdaruratan di masyarakat
diselenggarakan bersama-sama Puskesmas, Poskokesdes dan bekerja sama
dengan swasta yang punya komitmen untuk penanganan kegawatdaruratan.
Dari uraian faktor penghambat kegiatan poskokesdes, dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan kegiatan
antara lain :
1. Peran masyarakat kurang optimal
2. Kesadaran masyarakat dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang arti
kesehatan masih kurang.
3. Masyarakat lebih senang ke puskesmas maupun ke praktek swasta.
4. Pihak Desa masih kurang antusias dengan Poskokesdes.
XI. POSYANDU BALITA
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa presentase strata Posyandu sudah
menempati purnama dan mandiri, dari kedua Desa terdapat sebanyak 78 orang
kader sudah terlatih semua. Kerjasama kader kesehatan dengan masyarakat dan
desa sudah bagus akan tetapi masih ada yang pengetahuannya terbatas, jadi
masih perlu untuk pelatihan kader, permasalahan anggaran untuk trasport dan
honor untuk kader sangat terbatas. Adanya kader yang mengundurkan diri dan
untuk permajaan sangat sulit, untuk ini menambah permasalahan di Posyandu.
Untuk mcngatasi permasalahan pada posyandu balita di antaranya
diadakan evaluasi ke tiap Posyandu setiap akhir tahun, diadakannya refresing
kader, juga reward posyandu yang terbaik dari segi administrasi maupun peran
serta masyarakat. Akan tetapi untuk sumber dana masih kurang.
14
Strata Posyandu (Jumlah) Kader
1 Sumberagung 6 6 53 53
2 Trimulyo 6 6 48 48
XIII. POSKESTREN
Nama Pondok Jumlah Nama Jumlah Sarana/Prasarana
Pesantren Santri Poskestren Kader Poskestren
Poskestren
L P
DATA POSKESTREN
Nama
Ala
Poskes Pendidikan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pembin. Lingk. Sehat
mat
Tren
Mini Stan Opti Pari Mini Stan Opti Pari Mini Stan Opti Pari
mal dar mal purna mal dar mal purna mal dar mal purna
Ar- Beji 1 1 1
Rohmah
15
Puskesmas selama ini belum maksimal. Kader poskestren kurang memahami
pentingnya pelayanan kesehatan di poskestren. Para santri tidak tinggal di
Pondok jadi kader maupun puskesmas sangat kesulitan dalam melaksanakan
kegiatan di PONPES, dari pengelola ponpes sendiri memahami tentang
kesehatan dan kurang antusias dengan kegiatan puskesmas.
XIV. UKS
∑ SISWA
Nama Sekolah Persentase
Jumlah yang
No. (SD,SMP,SMA Keseluruhan KELAS 1 penjaringan (jml
dijaring
/setingkat) dijaring / kelas 1)
L P L P L P L P
1 SD Jetis 260 307 34 63 34 63 100 100
2 SD 1 Barongan 80 83 20 12 20 12 100 100
3 SD 2 Barongan 52 45 10 9 10 9 100 100
4 SD 1 Sumberagung 126 121 14 21 14 21 100 100
5 SD 2 Sumberagung 120 112 21 20 21 20 100 100
6 SD Muh 1 Blawong 134 118 27 27 27 27 100 100
7 SD Muh 2 Blawong 58 37 7 5 7 5 100 100
8 SD Sawahan 96 78 18 18 18 18 100 100
9 SD Sindet 116 110 17 21 17 21 100 100
10 SD kowang 108 86 26 18 26 18 100 100
11 SD Kembangsongo 186 159 30 30 30 30 100 100
12 SDIT Salsabila 128 81 23 15 23 15 100 100
13 SLB Trimulyo 26 30 8 8 100 100
14 SMP N Jetis 239 302 81 101 78 100 96 99
15 MTS N 251 209 90 70 89 70 98,8 100
16 SMA N Jetis 228 368 89 133 81 129 91 96,9
16
SD Sindet 226 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
SD Kowang 194 2 v 2x1th Pusk Jetis i PHBS
SD Kembang 349 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
songo
MTS N 460 2 v 1x1th Pusk Jetis I Kespro,naps
a,HIV
SMP N. Jetis 541 2 v 2x1th Pusk J etis I Kespro,naps
a,HIV
SMA N. Jetis 596 2 v 2x1th Pusk Jetis I Kespro,naps
a,HIV
Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah Jetis I masih belum optimal. Hal ini
dikarenakan pembinaan dari Puskesmas belum terjadwal dengan baik, jadi
kegiatan hanya dilakukan saat penjaringan anak sekolah. Sumber daya di tingkat
Puskesmas juga masih kurang, koordinasi lintas sektor kurang. Selain itu belum
semua sekolah menggunakan pemanfaatan dana BOS untuk kegiatan UKS.
UKS tingkat SMA di wilayah Puskesmas Jetis I bisa mencapai paripurna,
karena SDM, lingkungan, perilaku dansarana prasarana di SMA N Jetis sangat
mendukung.
XV. UKK
NO USAHA KESEHATAN KERJA JUMLAH KETERANGAN
1 Jumlah Kelompok Kerja Informal 1
2 Jumlah Tenaga Kerja Informal 1
3 Jumlah Pos UKK yang dibina 1
4 Jumlah penyakit/Kecelakaan Akibat Kerja yang -
ditemukan
5 Jumlah Kelompok Kerja dengan dana sehat -
6 Jumlah Pos UKK yang telah dilengkapi sarana 1
P3K (UKK Kit)
XVI. BATRA
Dalam kegiatan Batra masih mengalami beberapa kendala yang dihadapi, di
antaranya adalah pendataan yang kurang maksimal, belum tersedia alokasi dana
khusus untuk Batra, pengetahuan tentang Batra masih kurang.
17
Untuk wilayah Puskesmas Jetis I Pernbinaan dukun bayi sudah dilaksanakan
rutin tiap bulan. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan
yang ada antara lain melakukan pendataan yang lebih akurat, adanya pembinaan
dari tim kesehatan, mengajukan pendataan dari pihak Poskokesdes/Desa untuk
mengatasi masalah dana, meminta dukungan dari pamong/aparat desa untuk
mengadakan pelatihan Batra juga studi banding untuk mendapatkan gambaran
pengelolaan Batra yang lebih baik.
XVII. TOGA
Jml KK Jml KK dgn
Jumlah yg memanfaatkan TOGA
No Desa
KK TOGA yang dibina
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari data yang disajikan dalam Profil UKBM 2013 didapatkan beberapa hal
yang perlu mendapatkan perhatian :
1. Kegiatan UKBM sudah berjalan namun perlu ditingkatkan atau dimaksimalkan.
18
2. Peran serta rnasyarakat di masing-masing UKBM yang sudah ada yang baik
tetapi ada pula yang kurang.
3. Peran serta Swasta (LSM/Donatur swasta yang lain) sangat diharapkan untuk
keberhasilan Program.
4. Masalah pendanaan dari masing-masing UKBM perlu ditambah anggarannya
sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat.
5. Penyegaran para kader kesehatan untuk meningkatkan kegiatan UKBM.
6. Masalah DB4MK ke depan ditingkatkan untuk penyuluhan dan melibatkan lintas
sektor, tokoh masyarakat dan kader baik itu untuk menurunkan AKI, AKB,
perbaikan gizi buruk, penanggulangan DBD, persalinan nakes, D/S prosentase
lebih meningkat, dan meningkatkan PSN.
19