Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


I.1.1 Pembangunan Kesehatan
Sesuai dengan tahap-tahap pembangunan nasional, maka pada setiap
awal sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Garis Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) sebagai kebijakan nasional yang dipakai sebagai
pedoman pelaksanaan pembangunan 5 tahunan.
Di dalam GBHN tersebut antara lain terdapat komponen tentang
kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat
kesehatan termasuk keadaan gizi masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas
dan taraf hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Pembangunan kesehatan dilakukan dengan memberikan prioritas pada upaya
peningkatan kesehatan masyarakat dan keluarga serta pencegahan penyakit,
disamping upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pembangunan kesehatan terutama ditujukan pada golongan masyarakat
yang berpenghasilan rendah, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Perhatian
khusus diberikan kepada daerah terpencil, kelompok masyarakat terasing, daerah
pemukiman baru termasuk daerah transmigrasi dan daerah perbatasan.
Sehubungan dengan itu, pemerintah terus meningkatkan upaya memperluas dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang lebih
baik dan biaya terjangkau.
Upaya peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan antara lain
melalui pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi, penyediaan air bersih,
kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk keluarga berencana. Selanjutnya penyuluhan kesehatan perlu diperluas
untuk menumbuhkan kesadaran dan membudayakan perilaku hidup sehat sedini
mungkin di seluruh lapisan masyarakat. Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui
pusat-pusat kesehatan masyarakat pos-pos pelayanan terpadu serta berbagai
kegiatan masyarakat lainnya.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih luas
dan merata sekaligus melihara dan mengembangkan warisan budaya bangsa,
pengujian obat-obatan tradisional serta cara pengobatan tradisional juga
dikembangkan. Secara singkat bisa disimpulkan bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

1
penduduk agar dapat. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari Tujuan Nasional.

I.1.2. Puskesmas
Pengertian Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang
juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok. Dengan perkataan lain Puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan
wilayah kerja Puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah
Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan
kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan
yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling.
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas,
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni :
A. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada
di wilayah Indonesia. Upaya tersebut adalah :
1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan

Keenam upaya ini biasa dikenal dengan “Basic Six”. Upaya ini
memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan

2
kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta
merupakan kesepakatan global maupun nasional.
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang
telah ada, yakni :
1. Upaya kesehatan sekolah
2. Upaya kesehatan olah raga
3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
4. Upaya kesehatan kerja
5. Upaya kesehatan gigi dan mulut
6. Upaya kesehatan jiwa
7. Upaya kesehatan mata
8. Upaya kesehatan usia lanjut
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

I.1.3. Sistem Manajemen Puskesmas


Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas
harus melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas tersebut
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang
saling terkait dan berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya
kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan
disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya
secara efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Proses manajemen perencanaan belum terlaksana dengan baik apabila
tidak dilanjutkan dengan pemantauan dan perencanaan ulang. Tindak lanjut
bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh pencapaian dan hambatan-
hambatan yang dijumpai oleh para pelaksananya pada bulan yang lalu, sekaligus
melakukan pemantauan rencana kegiatan Puskesmas; sehingga dapat dibuat
perencanaan ulang yang baik dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pengorganisasian dan keterpaduan lintas program bertujuan agar seluruh petugas
mempunyai rasa memiliki dan meningkatkan motivasi dalam melaksanakan
seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas. Karena itu kegiatan
perencanaan ditindaklanjuti dengan mengadakan pengorganisasian intern

3
Puskesmas dan pemantauan yang dilaksanakan melalui Lokakarya Mini
Puskesmas.
Instrumen terakhir dari manajemen Puskesmas adalah Penilaian
Kinerja yang pelaksanaannya meliputi serangkaian kegiatan yang dimulai sejak
awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
Puskesmas. Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan, maka pada proses
pelaksanaannya tetap di bawah bimbingan dan pembinaan dinas kesehatan
kabupaten.

I.2. TUJUAN
Tujuan disusunnya Profil UKBM Puskesmas Jetis I tahun 2012 ini adalah :
1. Mengetahui sejauh mana hasil pencapaian pelaksanaan program-program
UKBM tahun 2012.
2. Mengetahui gambaran situasi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas tahun
2013.
3. Mengetahui kecenderungan/trend pencapaian program kesehatan
dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu dan target Kabupaten Bantul.

I.3. VISI PUSKESMAS


BERSAMA PUSKESMAS MENUJU JETIS SEHAT

I.4. MISI PUSKESMAS


1. Meningkatkan kualitas pengetahuan dan pelayanan petugas kesehatan.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan keterpaduan serta kerja sama lintas program dan lintas sektor.

BAB II
GAMBARAN UMUM

II.1. WILAYAH KERJA

4
Kecamatan Jetis merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Bantul. Kecamatan Jetis terdiri dari 4 Desa yaitu: Desa Patalan,
Canden, Sumberagung dan Trimulyo. Puskesmas Jetis I terletak di Desa
Trimulyo dengan wilayah kerja 2 Desa yaitu Desa Sumberagung dan Trimulyo.
Luas wilayah kerja kedua Desa keseluruhan 13,05 Km2. Batas wilayah kerja
Puskesmas Jetis I terlihat di Tabel 2.1. Desa Sumberagung terdiri dari 17 dusun,
94 RT dengan jumlah rumah 4.187 sedangkan Desa Trimulyo terdiri dari 12
Dusun, 119 RT dengan jumlah rumah 4.954.

Tabel 2.1
BATAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS I

No. BATAS WILAYAH


1. Utara Kecamatan Sewon dan Kecamatan Pleret
2. Timur Kecamatan Pleret dan Kecamatan Imogiri
3. Selatan Desa Canden dan Desa Patalan
4. Barat Kecamatan Bantul
Sumber Data : Statistik Kecamatan Jetis

II.2. DEMOGRAFI
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jetis I (Desa Sumberagung dan
Trimulyo) tahun 2013 sebesar 30.992 jiwa. Jumlah penduduk lebih banyak di
Desa Trimulyo. Penyebaran penduduk hampir merata di setiap Dusun dengan
laju pertumbuhan 0,89%, angka kelahiran bayi sebesar 16,4% dan angka
kematian kasar sebesar 3,24%.

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga

No Desa Dusun Jumlah Penduduk Jumlah Rumah


Tangga
1 Sumberagung 17 dusun 13.902 4.741
2 Trimulyo 12 dusun 17.090 5.514
Sumber Data : Statistik Kecamatan Jetis
Jumlah Kepala Keluarga di Desa Trimulyo sebesar 5.514 dan Desa
Sumberagung sebesar 4.741, Jumlah total 10.255 KK. Jumlah Jiwa Miskin
sebanyak 10.403 jiwa (34% dari jumlah penduduk). Jumlah KK miskin
terbanyak di Dusun Bembem (197 KK) dan terkecil di Dusun Bulus Kulon (63
KK).
Grafik Komposisi Jumlah Kepala Keluarga Puskesmas Jetis I Tahun 2013

5
Grafik Komposisi Jumlah Kepala Keluarga Puskesmas Jetis I Tahun 2013

BAB III
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

I. Identitas Petugas Promosi Kesehatan

a. Koordinator Promosi Kesehatan


Nama (beserta jabatan) : Siti Lestari ,Amd.Keb.
Pendidikan Terakhir : D3 Keb.

6
b. Petugas UKS
Nama (beserta jabatan) : Daimatu Khayati
Pendidikan Terakhir : SPRG.
c. Petugas UKK
Nama (beserta jabatan) : Dien Ermawati ,Amd.Kep.
Pendidikan Terakhir : D3 Kep.
d. Petugas Pontren
Nama (beserta jabatan) : Siti Lestari ,Amd.Keb.
Pendidikan Terakhir : D3 Keb.
e. Petugas Batra dan TOGA
Nama (beserta jabatan) :
Pendidikan Terakhir :

II. Jumlah penduduk dan rumah tangga

No Desa Dusun Jumlah Jumlah Rumah


Penduduk Tangga
1 Sumberagung 17 dusun 13.902 4.741
2 Trimulyo 12 dusun 17.090 5.514

III. Jumlah Anggaran Promosi Kesehatan

No Kegiatan Jumlah Dana Sumber Dana (APBN/APBD


Kab /APBD Pusk/BOK)

1 Pendataan PHBS Rp 3.240.000; BOK

2 Refresing kader Rp 10.800.000; BOK

3 Rrfresing kader desa Rp 1.440.000; BOK


siaga

4 M0NEV dusun siaga Rp 1.400.000; BOK

IV. PHBS
A. DATA PHBS DUSUN
Presentase
No Desa Dusun
Strata I Strata II Strata III PHBS
1 Sumberagung Bungas 271 220
2 Bulus kulon 204 152
3 Nogosari 484 341
4 Titang 212 130
5 Manggung 209 121
6 Medelan 144 83
7 Ngentak 199 106
8 Sawahan 219 82
9 Pangkah 218 92
10 Kiyaran 151 62
11 Kertan 267 101
12 Cangkring 211 75
13 Balakan 299 103
14 Paten 172 56
15 Beji 176 57

7
16 Barongan 278 80
17 Turi 198 43
18 Trimulyo Puton 375 225
19 Cembing 230 123
20 Karang Semut 445 238
21 Sindet 254 127
22 Blawong II 549 299
23 Kembangsongo 632 289
24 Ponggok I 470 202
25 Denokan 240 101
26 Ponggok II 384 160
27 Bulu 333 138
28 Blawong I 288 188
29 Bembem 461 101

B. DATA PHBS PELAYANAN KESEHATAN


No Pelayanan Kesehatan PHBS / tidak Indikator yg tidak terpenuhi
1 Puskesmas Jetis I PHBS -
2 Pustu Sumberagung Tidak Sampah,air bersih
3 Pustu Trimulyo Tidak Samah, air bersih

C. PHBS Institusi Pendidikan (TK, SD,SMP, SMA, Peguruan Tinggi,


Pondok pesantren)

No Institusi Pendidikan PHBS / tidak Indikator yg tidak terpenuhi


1 SDIT Salsabila PHBS
2 SD.N.2 PHBS
3 SD.Sawahan PHBS
4 SD.MUH.Blawong I Tidak Mengonsumsi jajanan sehat
5 SD.Jetis PHBS
6 SD.Kowang Tidak Mengonsumsi jajanan sehat
7 SD.Kembang songo Tidak Jajanan sehat,nimbang
bb,sampah
8 SD.MUH.Blawong II Tidak PSN,nimbang bb
9 SD.I Sumberagung Tidak Jajanan sehat,nimbang bb
10 SD. II Sumberagung Tidak Jajanan sehat,nimbang bb
11 SD.Sindet Tidak Jajanan sehat,nimbang bb
12 SD. I Barongan PHBS
13 SLB Trimulyo Tidak Jajanan sehat,nimbang bb
14 PONPES Tidak KDM
15 SMP .N.Jetis PHBS
16 MTSN PHBS
17 SMA. N.Jetis PHBS

D. PHBS Tempat Ibadah (mushola,masjid, gereja,dll)

No Tempat Ibadah PHBS / tidak Indikator yg tidak


terpenuhi
1 Al Mubarok / Trimulyo PHBS

8
2 Sokopuro/Blawong PHBS
3 Ar Rohmah PHBS
/Kembangsongo
4 Nurul Dhalam/Bulu PHBS
5 Baitur PHBS
Ridwan/Karangsemut
6 Aromah/Bulu PHBS
7 Darul Hajar/Blok I PHBS
8 Baitu Rohim/Sndet Tidak merokok
9 Nurul Fatah/Telan Tidak jamban
10 Nur Hadanah/Cembing PHBS
11 Al Makmur/Ponggok IIA PHBS
12 An NUR/Karangwuni PHBS
13 Al Iklas /Cembing PHBS
14 Jausanul PHBS
Muhajid/Manggung
15 Al Hikmah/Bulus Wetan PHBS
16 AROHMAH/BANARAN PHBS
17 Al Mutaqin/SAWO PHBS
18 Hikmah/Nogosari PHBS
19 Istiqomah/Jetakan PHBS
20 An Nur/Gesikan PHBS
21 Al Iksan/Bulus Kulon PHBS
22 Ibnu Ask/Bungas PHBS
23 Al Makmur/Bngas PHBS
24 At Taubah/Bungas PHBS
25 Addikro/Manggung PHBS
26 Rohman/Perum Puri Asri PHBS
27 Huda Rohman/Ponggok PHBS
28 Ar Rum/Karangsemut PHBS
29 Fatah/Ponggok PHBS
30 Gereja Kristen PHBS
Jawa/Ngentak

E. PHBS Tempat Kerja (balai desa, kecamatan, dll)

No Tempat Kerja PHBS / tidak Indikator yg tidak terpenuhi

1 Desa Sumberagung tidak Merokok dalam ruang

2 Desa Trimulyo tidak Merokok dalam ruang

3 Kecamatan Jetis PHBS

4 KUA PHBS

5 KORAMIL tidak Merokok dalam ruang

F. PHBS Tempat-tempat umum (pasar)

No Tempat-Tempat Umum PHBS / tidak Indikator yg tidak terpenuhi

9
1. Pasar Tidak Merokok,sampah

Masyarakat sangat mendukung adanya pendataan Perilaku Hidup Bersih


Sehat, karena menyangkut derajat kesehatan masyarakat. Dengan berperilaku
hidup bersih dan sehat dapat mencegah timbulnya suatu penyakit dan sumber
penularan Penyakit.
Hambatan untuk pendataan PHBS adalah masih terbatasnya dana untuk
pelaksanaan pendataan, keterbatasan tingkat kemampuan kader dalam pendataan
rencana pelatihan pendataan PHBS. Belum sadarnya para karyawan,masyarakat
yang sebetulnya sudah tahu tapi tak mau tahu contohnya masih adanya perokok
yang berada didalam rumah,di masjid, tempat pertemuan dsbnya.

V. Kebijakan yang terkait dengan PHBS, Desa Siaga, dll

No Lingkup Bentuk Kebijakan yang Isi Kebijakan


Wilayah dikeluarkan
1 Dusun Bungas Deklarasi Dusun Bebas Asap Rumah tangga ber-
Rokok PHBS
2 Dusun Sk Kepala Dusun
No...tahun...
3 Desa SK kepala desa tidak ada

VI. Kemitraan dengan Dunia Usaha /Swasta dari Lintas Sektor


a. Kemitraan dengan dunia usaha dalam PHBS

No Nama Dunia Usaha Keterlibatan dengan kegiatan

1 PT Dongyong Kampanye ABAT

2 RSPAU Hardjolukito Pelatihan kader PSN

b. Kemitraan dengan Lintas Sektor dalam PHBS

No Lintas Sektor Keterlibatan dengan kegiatan

1 Kecamatan Pembinaan Dusun ber-PHBS

2 Kelurahan Sosialisasi PHBS Rumah Tangga

c. Peran serta LSM / NGO

No LSM/NGO Keterlibatan dengan kegiatan

1 Unilever Pembinaan dokter kecil

10
d. Peran serta organisasi keagamaan

No Organisasi Keagamaan Keterlibatan dengan kegiatan

1 Aisiyah Pembinaan PHBS di sekolah.

2 NU

e. Peran serta organisasi berdasarkan kesamaan fungsi

No Nama Organisasi Kegiatan

1 MTCC Pembinaan dusun bebas asap rokok

f. Peran serta organisasi profesi yang ada

No Organisasi Profesi Kegiatan

1 Dokter Gigi + Perawat Gigi Pelatihan sikat gigi massal di 12 SD

VII. UKBM yang dikembangkan

No UKBM Kegiatan

1 Dusun bebas asap rokok Memberdayakan masyarakat untuk mewujudkan PHBS


terutama rumah tangga bebas asap rokok

2 UKGMD Melatih kebiasaan sikat gigi yang benar untuk


mewujudkan PHBS terutama kesehatan gigi

VIII. Fasilitasi akses informasi dan pendidikan kesehatan pada masyarakat

No Media Tentang

Media Cetak

1 Leaflet Informasi kesehatan

Media Elektronik

1 Pemutaran video Info PHBS

Untuk media promosi Kesehatan ini pada masyarakat masih kurang


memahami kadang sudah dibagikan liflet malah sudah mengambil sendiri di
puskesmas , tapi kadang uuma dipakai mainan tidak untuk dibaca.
Penyuluhan dan sosialisasi sudah dilakukan, tapi untuk pelatihan kader
belum sesuai apa yang di harapkan karena masalah dana.

11
Penyuluhan lewat pemutaran film tentang cara penularan penyakit
menular, masuknya bakteri yang melalui hewan, penyakit akibat rokok dan
bahaya2 nya, masyarakat antusias untuk melihat tapi sulit untuk menjalankannya.
IX. Pelatihan Petugas

No Nama Petugas Jenis Pelatihan

1 Multimedia Promkes

2 Penjaringan kesehatan

X. DESA SIAGA
a. Kelembagaan
Tahun SK Lurah Strata
Aktif/
No Desa Perkembangan ttg Desa
Belum
Siaga Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Sumberagung - - Aktif V
2 Trimulyo - - Aktif V
Desa Siaga di Wilayah Puskesmas Jetis I sudah terbentuk sejak tahun 2008
dan sudah aktif kegiatannya. Strata untuk kedua desa tersebut adalah Pratama

b. Bidan Desa
Domisili Pelatihan
Alamat
di Desa No Desa Siaga
No Desa Tenaga Nama Bidan Rmh
Siaga/Tidak Telp. Sudah/
Bidan Desa
Belum
1 bidan Wiji
1 Sumberagung 1 kader Sulistyowati Domisili Barongan Sudah
1 bidan Erna Kembang
2 Trimulyo 1 kader Purwaningsih Tidak Imogiri Sudah
Di setiap desa di wilayah Puskesmas Jetis I ada bidan desa dan bertugas di
desa.

c. Poskokesdes
Poskokesdes
SK
No Desa
Poskokesdes Gedung Sarana Gedung
Ada/tidak Hari Buka
2x1
1 Sumberagung Ada minggu Ada/Gabung Meja, kursi.....ada
2x1
2 Trimulyo Ada minggu Ada/gabung Meja, kursi....ada
Poskokesdes di desa Sumberagung dan Trimulyo sudah aktif tapi belum
Optimal karena belum aktifnya kader di Poskokesdes. Untuk rencana ke
depan kader akan dijadwalkan di Poskokesdes. Tahun 2013 belum ada kader
yang siap di Poskokesdes, sementara bidan desa yang ada di Poskokesdes

12
dengan jadwal 1 mg 2 kali. Masyarakat kurang paham untuk berkosultasi di
Poskokesdes , rencana sosialisasi pada masyarakat manfaat Poskokesdes.

d. Kegiatan
Kegiatan
Kegawatdaruratan
Kesehatan
Yankesdas PHBS Surveilans Gizi (kesiapsiagaan
Lingk.
bencana)
Pelayanan Pendataan Pengamatan PMT Sosialisasi Stop Sosialisasi Kader
Kesehatan Kesehatan penyakit Warung BABS tentang tanggap
hidup bencana
Pemeriksaan Dibentuk Tim
sasaran di satgas bencana
posyandu

Dari Kedua desa, sudah memiliki pelayanan kesehatan dasar


(Yankesdas) dan pemeriksaan sasaran di posyandu. Selain itu, pelayanan
kesehatan di masyarakat dapat terkafer oleh adanya Puskesmas Induk dan
Puskesmas Pembantu dan juga Balai Pengobatan (BP/RB) ataupun Rumah
Sakit.
Pendataan PHBS sudah dilaksanakan di kedua desa di semua dusun
(29 dusun). Dana pendataan di ambilkan dari dana BOK .
Kegiatan Surveilans sudah ada di masing-masing desa namun masih
mengalami beberapa hambatan. Adapun Hambatan yang dialami adalah
kurangnya pelaksanaan untuk kegiatan, Peran serta masyarakat belum ada,
pengetahuan kader terbatas. Dukungan yang diperlukan adalah dibentuk kader
Surveilans dengan bimbingan dari Puskesmas.
Kegiatan bina Gizi masyarakat sudah ada, namun masih ada kendala
diantaranya kesadaran masyarakat yang masih kurang akan pentingnya Gizi
bagi keluarga. Masalah ini dikarenakan faktor ekonomi, belum memanfaatkan
lahan / pekarangan kosong untuk ditanami sayuran atau tanaman yang
bermanfaat untuk pemenuhan gizi keluarga, atau seandainya ditanami bukan
untuk di konsomsi sendiri tapi untuk di jual. Maka sangat diperlukan
sosialisasi dari pihak Puskesmas ke masyarakat, balita dan lansia untuk aktif
datang ke posyandu, peran kader sudah aktif akan tetapi masih ada kel. balita
maupun lansia yang kurang mengerti adanya posyandu .
Upaya kesehatan lingkungan masih mengalami hambatan, yakni masih
adanya yang buang air besar di sungai. Hal ini disebabkan karena faktor
ekonomi, atau kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku bersih dan
sehat, masih adanya yang membuang sampah di sungai, masih banyak yang
merokok didalam rumah di tempat umum meskipun sudah tiap kali di

13
sosialisasikan tentang bahaya rokok. Sangat diperlukan peran serta
masyarakat dan peran kader untuk menanggulangi masalah-masalah yang ada,
perlu di ulang-ulang sosialisasi pentingnya PHBS.
Usaha penanganan kegawatdaruratan sudah ada, meskipun masih
mengalami kendala, sarana transportasi sudah ada, akan tetapi masih
kurangnya pengetahuan tentang berbahayanya suatu penyakit di masyarakat
jadi kurang cepat untuk memutuskan, peran kader sudah aktif. Masih perlu
untuk pelatihan penanggulangan kegawatdaruratan di masyarakat
diselenggarakan bersama-sama Puskesmas, Poskokesdes dan bekerja sama
dengan swasta yang punya komitmen untuk penanganan kegawatdaruratan.
Dari uraian faktor penghambat kegiatan poskokesdes, dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan kegiatan
antara lain :
1. Peran masyarakat kurang optimal
2. Kesadaran masyarakat dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang arti
kesehatan masih kurang.
3. Masyarakat lebih senang ke puskesmas maupun ke praktek swasta.
4. Pihak Desa masih kurang antusias dengan Poskokesdes.
XI. POSYANDU BALITA

Strata Posyandu (Jumlah) Kader


No Desa Pratama Madya Purnama Mandiri Jml Total Aktif Terlatih
1 Sumberagung 15 5 20 144 128 40
2 Trimulyo 14 5 19 168 162 38
Jumlah 29 10 39 312 290 78

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa presentase strata Posyandu sudah
menempati purnama dan mandiri, dari kedua Desa terdapat sebanyak 78 orang
kader sudah terlatih semua. Kerjasama kader kesehatan dengan masyarakat dan
desa sudah bagus akan tetapi masih ada yang pengetahuannya terbatas, jadi
masih perlu untuk pelatihan kader, permasalahan anggaran untuk trasport dan
honor untuk kader sangat terbatas. Adanya kader yang mengundurkan diri dan
untuk permajaan sangat sulit, untuk ini menambah permasalahan di Posyandu.
Untuk mcngatasi permasalahan pada posyandu balita di antaranya
diadakan evaluasi ke tiap Posyandu setiap akhir tahun, diadakannya refresing
kader, juga reward posyandu yang terbaik dari segi administrasi maupun peran
serta masyarakat. Akan tetapi untuk sumber dana masih kurang.

XII. POSYANDU LANSIA

14
Strata Posyandu (Jumlah) Kader

No Desa Pratama Madya Purnama Mandiri Jml Total Aktif Terlatih

1 Sumberagung 6 6 53 53

2 Trimulyo 6 6 48 48

Jumlah 12 12 101 101

Strata Posyandu di desa Sumberagung dan Trimulyo menempati Strata


Pratama. Kendala yang dihadapi di antaranya pelayanan kesehatan masih
terbatas, kesadaran untuk melakukan senam lansia dan datang ke Posyandu
masih kurang terutama lansia laki-laki, sarana pemeriksaan/Lab belum tersedia,
dana PMT donatur masyarakat dan kader. Peran kader sudah ada yang
mengalami kemajuan, dapat mengukur tekanan darah , memberikan penyuluhan
pada anggota lansia semampunya.

XIII. POSKESTREN
Nama Pondok Jumlah Nama Jumlah Sarana/Prasarana
Pesantren Santri Poskestren Kader Poskestren
Poskestren
L P

Ar-Rohmah 27 34 Ar-Rohmah 10 Ada

DATA POSKESTREN
Nama
Ala
Poskes Pendidikan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pembin. Lingk. Sehat
mat
Tren
Mini Stan Opti Pari Mini Stan Opti Pari Mini Stan Opti Pari
mal dar mal purna mal dar mal purna mal dar mal purna
Ar- Beji 1 1 1
Rohmah

Poskestren rnerupakan salah satu wujud upaya kesehatan bersumber daya


masyarakat di lingkungan Pondok Pesantren, dengan prinsip dari oleh dan untuk
warga pondok pcsantren, yang mengutamakan pelayan Promotif dan Preventif
tanpa mengabaikan aspek Kuratif dan Rehabilitatif dengan pembinaan
Puskesmas setempat. Tujuan dari Poskestren adalah terwujudnya kemandirian
warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar dalam Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat.
Di wilayah kerja Puskesmas Jetis I terdapat satu Pondok Pesantren,
dimana tingkat pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sehat masih tergolong dalam standar minimal. Pembinaan santri dari

15
Puskesmas selama ini belum maksimal. Kader poskestren kurang memahami
pentingnya pelayanan kesehatan di poskestren. Para santri tidak tinggal di
Pondok jadi kader maupun puskesmas sangat kesulitan dalam melaksanakan
kegiatan di PONPES, dari pengelola ponpes sendiri memahami tentang
kesehatan dan kurang antusias dengan kegiatan puskesmas.
XIV. UKS
∑ SISWA
Nama Sekolah Persentase
Jumlah yang
No. (SD,SMP,SMA Keseluruhan KELAS 1 penjaringan (jml
dijaring
/setingkat) dijaring / kelas 1)
L P L P L P L P
1 SD Jetis 260 307 34 63 34 63 100 100
2 SD 1 Barongan 80 83 20 12 20 12 100 100
3 SD 2 Barongan 52 45 10 9 10 9 100 100
4 SD 1 Sumberagung 126 121 14 21 14 21 100 100
5 SD 2 Sumberagung 120 112 21 20 21 20 100 100
6 SD Muh 1 Blawong 134 118 27 27 27 27 100 100
7 SD Muh 2 Blawong 58 37 7 5 7 5 100 100
8 SD Sawahan 96 78 18 18 18 18 100 100
9 SD Sindet 116 110 17 21 17 21 100 100
10 SD kowang 108 86 26 18 26 18 100 100
11 SD Kembangsongo 186 159 30 30 30 30 100 100
12 SDIT Salsabila 128 81 23 15 23 15 100 100
13 SLB Trimulyo 26 30 8 8 100 100
14 SMP N Jetis 239 302 81 101 78 100 96 99
15 MTS N 251 209 90 70 89 70 98,8 100
16 SMA N Jetis 228 368 89 133 81 129 91 96,9

Nama Sekolah Jumlah Jumlah Dokter Sarana / Jumlah Narasumber Materi


Siswa Kecil (SD)/ Prasarana Penyuluhan penyuluhan penyuluhan
Kader ruang Kesehatan
Kesehatan UKS dalam 1
Remaja tahun
(SMP/SMA/
Setingkat)
SDIT Salsabila 209 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
SD Jetis 567 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
SD 1 Barongan 163 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
SD 2 Barongan 97 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
SD 1 247 24 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
Sumberagung
SD 2 132 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
Sumberagung
SD MUH 1 252 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
Blawong
SD MUH 2 95 2 v 2x1th Pusk Jetiis I PHBS
Blawong
SD Sawahan 174 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS

16
SD Sindet 226 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
SD Kowang 194 2 v 2x1th Pusk Jetis i PHBS
SD Kembang 349 2 v 2x1th Pusk Jetis I PHBS
songo
MTS N 460 2 v 1x1th Pusk Jetis I Kespro,naps
a,HIV
SMP N. Jetis 541 2 v 2x1th Pusk J etis I Kespro,naps
a,HIV
SMA N. Jetis 596 2 v 2x1th Pusk Jetis I Kespro,naps
a,HIV

Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah Jetis I masih belum optimal. Hal ini
dikarenakan pembinaan dari Puskesmas belum terjadwal dengan baik, jadi
kegiatan hanya dilakukan saat penjaringan anak sekolah. Sumber daya di tingkat
Puskesmas juga masih kurang, koordinasi lintas sektor kurang. Selain itu belum
semua sekolah menggunakan pemanfaatan dana BOS untuk kegiatan UKS.
UKS tingkat SMA di wilayah Puskesmas Jetis I bisa mencapai paripurna,
karena SDM, lingkungan, perilaku dansarana prasarana di SMA N Jetis sangat
mendukung.

XV. UKK
NO USAHA KESEHATAN KERJA JUMLAH KETERANGAN
1 Jumlah Kelompok Kerja Informal 1
2 Jumlah Tenaga Kerja Informal 1
3 Jumlah Pos UKK yang dibina 1
4 Jumlah penyakit/Kecelakaan Akibat Kerja yang -
ditemukan
5 Jumlah Kelompok Kerja dengan dana sehat -
6 Jumlah Pos UKK yang telah dilengkapi sarana 1
P3K (UKK Kit)

Daftar Nama Pos UKK


Nma Pos Jenis Alama Strata Jumlah Kader
No
UKK Usaha t Pratama Madya Purnama Mandiri Aktif Terlatih
1 UKK Pedagang Baron v 1 1
Pasar gan

Di wilayah Puskesmas Jetis I sudah terbentuk I Pos UKK yaitu di pasar


Barongan tetapi pelayanan belum maksimal. Permasalahan yang dihadapi tenaga
khusus pelayanan di Pos UKK belum ada.

XVI. BATRA
Dalam kegiatan Batra masih mengalami beberapa kendala yang dihadapi, di
antaranya adalah pendataan yang kurang maksimal, belum tersedia alokasi dana
khusus untuk Batra, pengetahuan tentang Batra masih kurang.

17
Untuk wilayah Puskesmas Jetis I Pernbinaan dukun bayi sudah dilaksanakan
rutin tiap bulan. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan
yang ada antara lain melakukan pendataan yang lebih akurat, adanya pembinaan
dari tim kesehatan, mengajukan pendataan dari pihak Poskokesdes/Desa untuk
mengatasi masalah dana, meminta dukungan dari pamong/aparat desa untuk
mengadakan pelatihan Batra juga studi banding untuk mendapatkan gambaran
pengelolaan Batra yang lebih baik.

XVII. TOGA
Jml KK Jml KK dgn
Jumlah yg memanfaatkan TOGA
No Desa
KK TOGA yang dibina

1 Sumberagung 13.902 285 285


2 Trimulyo 17.090 321 321
Jumlah 30.992 606 606

Tanaman Obat Keluarga di desa Surnberagung dan Trimulyo masih


kurang. Hanya menanam dan memanfaatkan TOGA. Tetapi pembinaan khusus
belum ada, untuk itu perlu adanya dukungan dari Lintas Sektoral untuk
pembinaan masalah toga lebih maksimal.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari data yang disajikan dalam Profil UKBM 2013 didapatkan beberapa hal
yang perlu mendapatkan perhatian :
1. Kegiatan UKBM sudah berjalan namun perlu ditingkatkan atau dimaksimalkan.

18
2. Peran serta rnasyarakat di masing-masing UKBM yang sudah ada yang baik
tetapi ada pula yang kurang.
3. Peran serta Swasta (LSM/Donatur swasta yang lain) sangat diharapkan untuk
keberhasilan Program.
4. Masalah pendanaan dari masing-masing UKBM perlu ditambah anggarannya
sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat.
5. Penyegaran para kader kesehatan untuk meningkatkan kegiatan UKBM.
6. Masalah DB4MK ke depan ditingkatkan untuk penyuluhan dan melibatkan lintas
sektor, tokoh masyarakat dan kader baik itu untuk menurunkan AKI, AKB,
perbaikan gizi buruk, penanggulangan DBD, persalinan nakes, D/S prosentase
lebih meningkat, dan meningkatkan PSN.

19

Anda mungkin juga menyukai