Anda di halaman 1dari 5

DINA AULIA LESTARI

71180811064

Resume kuliah topic ‘Dermatitis Atopik’ oleh dr Bilkes Harris, Sp.KK


DERMATITIS ATOPIK
Dermatitis atopic juga disebut eksema atopic, eksema fleksural, eczema konstitusional,
neurodermatitis diseminata dan prurito besnier.
Dermatitis atopic merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal,
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar
IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (DA, rhinitis alergi, dan atau asma
bronchial).
Manifestasi klinis :
- DA infantile (usia 2 bulan-2 tahun)
Lesi dimuka(Dahi,papi) menyebabkan eritema, papulo-vesikel, gatal, garuk, pecah, eksudatif,
krusta sehingga menjadi eksaserbasi.
- DA pada anak (usia 2 tahun-10 tahun)
Merupakan kelanjutan DA infantile, lesi kering, papul, likenifikasi, skuama, erosi. Lokasi les di
lipat siku, lipat lutut, pergelangan tanganm kelopak mata dan leher.
- DA pada remaja dan dewasa
Lesi plak popular eritematosa dan berskuama atau plak likenifikasi yang gatal , hiperpigmentasi.
Pada remaja lokasi lesi hampir sama dengan DA pada anak tapi dapat mengenai dahi. Sedangkan
pada dewasa lesi kurang karakteristik mengenai pergelangan tangan, daerah setempat (bibir,
vulva, putting susu scalp) kering, pecah-pecah dan bersisik.
Diagnosis :
- Menggunakan kriteria William untuk dokter umum
- Kriteria Hanifin dan Rajka (1994) (masing-masing memenuhi 3 kriteria mayor dan minor)
Diagnose banding :
- Dermatitis seboroik
- Dermatitis kontak
- Dermatitis numularis
- Iktiosis
- Psoriasis
- Dermatitis herpetiformis
Pentalaksanaan DA :
- Menyingkirkan faktor yang memberatkan
- Mandi dengan sabun pada netral, pelembab (+)
- Berikan pelembab spt cairan hidrofilik
Terapi topical :
- KTS topical
- Basah kompres sebelum memakai KTS
immunomodulator, dan antihistamin.
Terapi sistemik :
- Kortikosteroid
- Antihistamin
- Anti infeksi
- Interferon
- Siklosporin
Pemeriksaan penunjang :
- IgE total dan spesifik
- Eosinophil
- Uji kulit pricktes
- Uji eliminasi dan provokasi
Prognosis :
- Sulit diramalkan
- Buruk jika ke-2 orang yang menderita DA
Resume kuliah topic “Dermatitis Kontak” oleh dr. Bilkes Harris, Sp.M
Dermatitis kontak
Dermatitis (respon inflamasi pada kulit) yang disebabkan oleh bahan allergen (dermatitis kontak
alergi) maupun bahan iritan(dermatitis kontak iritan) yang menempel pada permukaan kulit.

 Etiologic :
Bahan kontakan yaitu setiap bahan fisik maupun kimia yang jika menempel dikulit dengan
konsentrasi waktu yang cukup akan menyebabkan kerusakan sel.
 Pathogenesis :
Bahan iritan merusak lapisan tanduk kemudian terjadi denaturasi keratin, menyingkirkan lemak
lapisan dan mengubah daya ikat air kulit sehingga merusak lapisan epidermis(epidermis menjadi
lebih tipis).
 Faktor predisposisi :
- Bahan iritan(PH, kelarutan maupun bentuk fisik(padat, cair dan gas)
- Host
- Lingkungan
- Atopi
- Low relative humidity
 Pengobatan :
- Hindari pajanan iritan
- Menyingkirkan faktor yang memperberat
- Pemakaian APD yang adekuat
- Pemberian pelembab
- Antihistamin
- Kortikosteroid topical dan oral.
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis yang disebabkan oleh bahan yang menempel pada kulit dan bersifat sebagai
alergenv(sensitizer).

 Etiologic :
Bahan kontakan yang terkandung dalam aksesori, pakaian, sepatu, kosmetikam obat topical,
semen, sabun cuci, pestisida, bahan pelarut, bahan cat, tanaman, debu, bulu, binatang atau polutan
yang lain.)
 Faktor penunjang : suhu, udara, kelembaban, gesekan dan oklusi.
 Terdapat 2 fase :
1. Fase induksi
Tahap yang terjadi pada individu yang semula belum peka. Umunya berupa hapten.
Allergen menempel selama 18-24 jam.
2. Fase elisitasi
Individu yang telah tersensitiasi. Terpapar allergen 2-4hari.
 Diagnose banding: DKI, D. Atopik, D. Numularis, D. Seboroik. Dan psoriasis.
 Penatalaksanaan :
- Pencegahan pajanan ulang dengan allergen penyebab,
- Kompres dengan larutan garam faal atau larutan asam salisilat
- Antihistamin
- Kortikosteroid oral
- Kortikosteroid topical.
Resume kuliah topic “erupsi Obat Alergik(EOA)” oleh dr. Bilkes Harris, Sp.M
Erupsi Obat Alergik/Cutaneous Adverse drug eruption/cutaneous drug hypersensitivity
EOA merupakan reaksi alergi pada kulit/mukokutan akibat pemberian obat sistemik.

 Diagnosis :
- Anamnesa : obat yang dikonsumsi, kelainan yang timbul, gatal dan demam subfebris.
- Gambaran klinis :
i. Erupsi makulopapular (erupsi eksantematosa/mobiliformis
ii. Urtikaria dan angioedema
iii. Fixed drug eruption (FDE)
iv. Eritroderma
v. Pustulosis eksentamatos generalisata akut (PEGA)
vi. Vaskulitis
vii. Reaksi fotoalergik
viii. Sindrom hipersensitivitas obat (SHO)
ix. Bentuk lain : dermatitis medikamentosa, sindrom steven jhonson dan nekrolisis
epidermal toksin.
 Penatalaksanaan :
- Hentikan obat penyebab
- Terapi topical : tergantung kondisi dan luas lesi dan sesuai prinsip dermatoterapi
- Terapi sistemik : eoa ringan 0,5mg/kg/bb/hari dan eoa berat 1-4mg/kg/bb/hari
- Antihistamin : simptomatik
 Prognosis : eoa ringan dan pada eoa berat dapat terjadi eritroderma dan NET maka prognosis
buruk.

Anda mungkin juga menyukai