Anda di halaman 1dari 30

DERMATITIS TUNTAS

DI LAYANAN PRIMER
Ary Widhyasti Bandem
PERDOSKI SURABAYA
Harris Hotel, 9 November 2019

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


PENDAHULUAN

Dokter di layanan primer : 4A

 Dapat mendiagnosis
 Melakukan penatalaksanaan
secara mandiri dan tuntas
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
(Tahun 2012)
-Dermatitis Atopik (kecuali recalcitrant)
-Dermatitis Kontak Iritan
-Dermatitis Numularis
-Dermatitis Seboroik 4A
-Napkin Eczema

-Dermatitis Kontak Alergika


3A s
-Liken simpleks kronik /Neurodermatiti
DERMATITIS

 Inflamasi (radang) pada kulit


 Bukan proses keganasan atau infeksi
 Gatal, rasa terbakar atau menyengat

Dermatitis dibagi:
 Eksogenous / endogenous  menentukan prognosi
s
 Akut / kronik  menentukan pilihan pengobatan
 Pemeriksaan mikroskopis ataupun histologis
Bertujuan untuk menyingkirkan diagnosis
banding lainnya
DERMATITIS ATOPIK

KRITERIA DA
POKOK:

 Pruritus
 Kemerahan pada wajah, ekstensor pada
bayi & anak
 Kronis dan relaps
 Ada riwayat personal atau keluarga:
penyaki atopik: asma, rhinitis alergi & D
A
Penemuan lainnya:

 Dryness
 Dennis Morgan Fold
 Allergic Shiners (darkening beneath the eyes)
 Facial pallor
 Pitiriasis Alba
 Keratosis Pilaris
 Ichtyosis vulgaris
 Hiperlineary of palm &soles
 White dermatographism
 Conjungtivitis
 Keratoconus
 Anterior subcapsular cataracts
 Elevated serum igE
 Immediate skin test reactivity
Fase Bayi Fase Anak Fase Dewasa
0-2 tahun 2-pubertas
DIFFERENTIAL DX

1. Dermatitis seboroik
2. Dermatitis kontak
3. Skabies
PENATALAKSANAAN DERMATITIS ATOPIK
EDUKASI

 Menghindari/modifikasi faktor pencetus lingkungan


 Perbaiki fungsi sawar kulit
 Antiinflamasi
 Mengendalikan siklus gatal - garuk

TOPIKAL
Kortikosteroid topikal

SISTEMIK PPK2, PPK3


FOTOTERAPI PPK3
RAWAT INAP  Eritroderma, infeksi sistemik berat
DERMATITIS KONTAK
 Inflamasi pada kulit akibat respon terhadap pajanan
bahan iritan, fisik, atau biologis yang kontak pada kuli
t
tanpa dimediasi oleh respon imunologis
 Terdapat riwayat pajanan dan hubungan temporal
dengan bahan iritan
 Tangan adalah lokasi tersering, wajah dan kaki
 Gejala subyektif rasa gatal, terbakar, nyeri
 Gambaran klinis tergantung jenis iritan dan pola pajan
an
 Biasanya disertai kulit kering atau gangguan sawar kuli
t
 Bila pajanan dihentikan maka lesi membaik
 Seringkali berhubungan dengan pekerjaan/lingkungan
pekerjaan
DKI DKA
Batas & lokasi Akut Tegas, terbatas pada Meluas dari tempat
pajanan pajajan
Kronis Tidak tegas Tidak tegas, meluas
Evolusi Akut Cepat/ segera Tidak secepat DKI
(1-3 Hari)
Agen penyebab Tergantung konsentrasi, Dalam konsentrasi
dan keadaan sawar kulit rendah bisa pada
individu tersensitisasi
Insidensi Semua individu Individu tersentisasi
Iritan paling sering dijumpai:

 Solven termasuk air


 Deterjen
 Disinfektan
 Krim Anti wrinkle /pemutih
TATA LAKSANA
NON MEDIKAMENTOSA:

1. Identifikasi dan penghindaran terhadap bahan iritan tersangka


2. Anjuran pemakaian alat pelindung diri
3. Edukasi prognosis, informasi tentang penyakit dan perjalan penyakit,
perawatan kulit

Medikamentosa
1. Sistemik sesuai gejala klinis dan beratnya
2. Topikal:
Basah: kompres
Kering kortikosteroid topikal

Pemakaian Pelembab
Napkin Eczema/Dermatitis Popok
Napkin Dermatitis/ Diaper Dermatitis

DERMATITIS POPOK IRITAN

Dermatitis akut yang terjadi di daerah genitokrural sesuai


dengan tempat kontak popok ( bagian cembung) tetuama
pada bayi akibat memakai popok

Tx: steroid topikal potensi lemah, krim bersifat proteksif

DERMATITIS POPOK KANDIDA

Genetalia, bokong, lipatan :papul eritematrous, merah teran


g
lembab plak eritematosa, lesi satelit (+)
KOH (+)
Tx: Kombinasi antikandida topikal (nistatin/derivat azol)
A- air (udara)
B -barrier ointment ( zinc oxide )
C-cleansing
D- Diapers ganti sesering mkgn
E-Edukasi orang tua/pengasuh
DERMATITIS SEBOROIK

 Kelainan kulit papuloskuamosa kronis yang umum dijump


ai
pada anak dan dewasa
 Kulit yang memiliki banyak kelenjar sebasea: wajah.
kulit kepala, telinga, tubuh bagian atas, fleksura (inguinal,
infra mama dan axilla)
PENATALAKSANAAN

 Pemakain emolient untuk mengurangi


skuama
 Tidak agresif saat menghilangkan
skuama
 First line tx  TOPIKAL, kortikosteroid,
(potensi sedang) calsineurin inhibitor,
antifungal, keratolitik
Dermatitis Numularis
Eksema Diskoid

 Kelainan kulit inflamatif berupa papul,


papulovesikular yg berkonfluensi membentuk
plak berbentuk koin berbatas tegas dengan
oozing krusta dan skuama

 Sangat gatal

 Predileksi pada ekstremitas atas dan bawah


 Pencetus: kulit kering, fokus infeksi spt gigi,
saluran nafas atas dan bawah
 Faktor alergen lingkungan: tungau debu rumah,
candida albicans
 Stres emosi
PEMILIHAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL

 Dermatitis sangat responsif terhadap tx kortiko


steroid topikal, tetapi bila penggunaannya
berlebihan, dapat menimbulkan efek samping

 Potensi KS
 Basis: solutio/krim/ointment
 Lokasi
 Umur
 Sediann KST murni atau kombinasi : antifungal/
antibakteri
PELEMBAB PADA DERMATITIS

MOISTURIZER-

EMOLIENT-lipid and component- mengisi inter


korneosit meningkatkan hidrasi kulit, tekstur hal
us
lembut dan fleksibitlitas

OKLUSIF- memelihara air dalam hidrofobik


barrier, menurunkan TEWL loss

HUMECTANT- hygroskopis dapat menarik air


dari dermis dan lingkungan ke stratum korneu
m
 Pelembab yang baik, kombinasi dari berbagai
jenis , emolient, humectant, dan oklusif

 Penting cara aplikasi: kulit alam keadaan


lembab, paling efektif segera sesudah mandi
basahi kulit  keringkan lembut  segera beri
pelembab

 Emolient sebaiknya diulang agar kulit tetap


lembab
RINGKASAN
Telah dibahas gambaran klinis berbagai jenis dermatitis d
an
penatalaksaannya, meliputi mengendalikan faktor2 eksog
enmemperbaiki fungsi sawar kulit, pemberian terapi sesua
i
perjalanan penyakit apakah akut/lkronis

Diagnosis yang tepat didapatkan dengan melakukan


Anamnesis yang lengkap termasuk mencari faktor pencet
usnya,faktor yang memperberat dan pemeriksaan laborat
oris hanya bertujuan untuk menyingkirkan diagnosis lainn
ya

Pengobatan dermatitis tergantung fasenya, saat akut


dilakukan kompres Nacl 0,9 % dan saat kronis diberikan
terapi topikal.

Anda mungkin juga menyukai