“Puasa itu bukan hanya dari makan dan minum, namun puasa itu juga dari
laghwun (hal yang tidak bermanfaat) dan rafats (semua perbuatan yang
buruk). Jika ada orang yang mencelamu atau berbuat suatu kebodohan
kepadamu, maka katakanlah: saya sedang berpuasa“[1. Al Mustadrak, 1/595,
no. 1570].
hadits dari Yazid bin Abdillah bin Asy Syikhir, ia berkata: aku
mendengar Nabi Shalllallahu’alaihi Wasallam bersabda:
َّ صب ِْر َوثَاَل ثَ ِة َأي ٍَّام ِم ْن ُكلِّ َشه ٍْر ي ُْذ ِه ْبنَ َو َح َر ال
ص ْد ِر َّ صوْ ُم َشه ِْر ال
َ
“puasa Ramadhan dan puasa tiga hari di setiap bulan (puasa ayyamul bidh)
menghilangkan keangkuhan di dada“[2. Musnad Ahmad, no. 23070].
Diantara yang sifat yang agung dan mulia yang menunjukkan sempurnanya
keimanan orang yang berpuasa adalah ketawadhu’an mereka serta ketinggian
akhlak mereka, berupa hati dan lisan mereka yang lurus terhadap sesama
saudara mereka semuslim. Tidak ada kebencian atau kedengkian atau
dendam dalam hati mereka. Tidak ada ghibah, kata2 kotor, atau fitnah keji
yang keluar dari lisan mereka. Bahkan tidak ada dalam hati mereka kecuali
kecintaan, kebaikan, kasih sayang, kelembutan dan kedermawanan. Dan
tidak keluar dari lisan mereka kecuali kata-kata yang bermanfaat, kalimat-
kalimat yang berguna dan kejujuran. Dan mereka termasuk kalangan orang-
orang yang Allah puji dan Allah sucikan mereka dalam firman-Nya:
َوالَّ ِذينَ َجا ُءوا ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم يَقُولُونَ َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِاِإْل ي َما ِن َواَل تَجْ َعلْ فِي
وف َر ِحي ٌمٌ ك َر ُء َ َّقُلُوبِنَا ِغاًّل لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا ِإن
“orang yang paling utama di antara mereka (salaf) adalah yang paling
lurus hatinya dan yang paling sedikit ghibah-nya” (Diriwayatkan Ath
Thabrani dalam Makarimul Akhlak).
Sufyan bin Dinar mengatakan:
: قال، أخبرني عن أعمال من كان قبلنا: – قلت ألبي بشير – وكان من أصحاب علي
لسالمة صدورهم: ولم ذلك ؟ قال: قال قلت، ًكانوا يعملون يسيراً ويؤجرون كثيرا
“aku berkata kepada Abu Basyir (ia adalah salah satu murid Ali bin Abi
Thalib) : ‘kabarkan kepada saya amalan apa yang biasa diamalkan orang-orang
sebelum kita (para salaf)’. Ia berkata: ‘mereka beramal sedikit namun
mendapatkan banyak pahala’. Aku bertanya: ‘bagaimana bisa begitu?’. Ia
berkata: ‘karena lurusnya hati mereka'” (Diriwayatkan oleh Ibnus Sirri
dalam Az Zuhd).
Ramadhan adalah kesempatan emas dan hadiah dari Allah untuk meluruskan
hati dan lisan kita dari berbagai macam kotoran dan penyakit. Maka bukanlah
inti dari puasa anda itu sekedar mencegah anda dari makan dan minum namun
hati anda tidak berpuasa dari hasad dan kebencian kepada sesama hamba
Allah. Atau lisan anda tidak berpuasa dari ghibah, namimah, kecurangan,
kedustaan, mencela dan memaki. Karena jika demikian keadaannya, maka
tidak ada faedah dari puasanya kecuali lapar dan haus saja. Dalam hadits
disebutkan:
“betapa banyak orang yang puasa, yang ia dapatkan dari puasanya hanya
lapar dan haus. Dan betapa banyak orang yang shalat malam, yang ia
dapatkan dari shalatnya hanyalah begadang“[5. Musnad Ahmad, 2/374, no.
8842]. Diriwayatkan oleh Ahmad dari hadits Abu
Hurairah radhiallahu’anhu secara marfu’.
َما:ُُد ِخ َل َعلَى َأبِي ُد َجاَنَةَ رضي هللا عنه َوهُ َو َم ِريضٌ – َو َكانَ َوجْ هُهُ يَتَهَلَّ ُل – فَقِي َل لَه
ت اَل َأتَ َكلَّ ُم فِي َما اَل
ُ ُك ْن: ق ِع ْن ِدي ِمنَ ْاثنَتَ ْي ِن
ُ َ َما ِم ْن َع َملِي َش ْي ٌء َأوْ ث:لِ َوجْ ِهكَ يَتَهَلَّلُ؟ فَقَا َل
َواُأْل ْخ َرى فَ َكانَ قَ ْلبِي لِ ْل ُم ْسلِ ِمينَ َسلِي َما، يَ ْعنِينِي
“Ya Allah, jadikanlah hati ini bertaqwa, dan bersihkanlah ia, sungguh Engkau
sebaik-baiknya yang dapat membersihkan hati” [8. HR. Muslim no. 2722, An
Nasa’i no. 5460, Ahmad no. 19204].
Dan sabda beliau:
ٍ اللَّهُ َّم ِإنِّي َأ ُعو ُذ بِكَ ِم ْن قَ ْل
ب اَل يَ ْخ َش ُع
“Ya Allah aku memohon perlindungan kepada-Mu dari hati yang tidak
khusyuk“[9. HR. At Tirmidzi no. 3482, An Nasa’i no. 5460].
Dan sabda beliau:
“Ya Allah, jadikanlah cahaya dalam hatiku” [11. HR. Bukhari no. 6316,
Muslim no. 763].
Maka marilah kita manfaatkan bulan yang berkah ini untuk mengobati penyakit
hati dan penyakit lisan kita. Dan hendaknya kita bersemangat dengan semangat
yang tinggi untuk berusaha membersihkan dan meluruskan hati dan lisan kita.
Karena dengan meluruskan kedua hal tersebut, kita menyelamatkan diri kita,
agama kita dan dunia kita. Sedangkan merusaknya adalah sama saja merusak
agama kita dan dunia kita.