Anda di halaman 1dari 5

Resume kuliah-kuliah pekan 4 KB dan Kependudukan Dina Aulia Lestari 71180811064

Resume kuliah Monitoring dan Evaluasi dalam pelayanan KB

Tujuan monitoring dan evaluasi :


- Mengetahui sejauh mana keseluruhan upaya yang dilaksanakan berdampak terhadap
kemajuan program KB
- Kegiatan ini dapat terselenggara melalui peran yang dilaksanakan oleh tim penjaga mutu
(lintas sector) dengan mempergunakan indicator-indikator pelayanan yang sudah
ditetapkan pada setiap metode kontrasepsi dalam program KB
System pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi :
- Merupakan suatu proses untuk mendapatkan data dan informasi yang merupakan
substansi pokok dalam system informasi program KB nasional dan dibutuhkan untuk
kepentingan operasional program
- Data dan informasi tersebut juga merupakan bahan pengambilan keputusan, perencanaan,
pemantauan dan penilaian serta pengendalian program
- Data yang dihasilkan harus akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya
- Kegiatan pencatatan dan pelaporan program KB nasional yaitu pengumpulan,
pencatatandan pengolahan data informasi tentang kegiatan dan hasil kegiatan operasionak
Audit medic pelayanan KB
Adalah suatu proses kajian kasus medis KB yang sistematis dan kritis terhadap kasus
komplikasi, kegagalan penggunaan alat dan obat kontrasepi (alokon)
Tujuan audit medic pelayanan KB ialah meningkatkan mutu pelayanan medis KB dalam
rangka mendukung upaya peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi, menurunkan fertilitas,
serta berkontribusi dalam penurunan angka kematian ibu.
Focus pada kasus-kasus komplikasi dan kasus kegagalan akibat pelayanan KB
Terdapat 4 prinsip :
1. Berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan dengan pendekatan siklus pemecahan
masalah
2. Tidak saling menyalahkan
3. Mencari solusi untuk perbaikan baik manajemen maupun teknis
4. Audit medic pelayanan KB dilakukan per klien
Prosedur dibagi dalam 3 lokasi audit, yaitu :
- Di tingkat puskesmas
- Di tingkat RSU kab/kota dan provinsi
- Di tingkat dinas kesehatan kabupaten/kota
Langkah-langkah :
- Persiapan (pengadaan dan sosialisasi pedoman, pembentukan tim, sosialisasi di tingkat
kab dan puskesmas)
- Pelaksanaan (petugas melakukan pelacakan kasus komplikasi dan kegagalan ,
melakukana audit)
- Monitoring dan evaluasi
Pelaporan dan indicator
- Pelaporan : tergantung lokasi audit (tingkat puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan
kabupaten/kota
- Indicator untuk mengukur mutu pelayanan KB :
 % kegagalan per metode kontrasepsi
 % kegagalan total
 % komplikasi per metode kontrasepsi
 % komplikasi total
Kuliah ‘konseling dan pelayanan keluarga berencana (KB) oleh dr. Milvan Hadi, M.Ked(OG),
SpOG

Konseling merupakan aspek paling penting dalam pelayanan KB untuk membantu klien KB
memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi, merasa lebih puas, menggunakan kontrasepsi lebih
lama keberhasilan KB dan meningkatkan hubungan kepercayaan.
Yang dibutuhkan untuk melakukan konseling :
- Perlakukan klien dengan baik
- Interaksi antara petugas dank lien
- Memberikan informasi yang baik kepada klien
- Hindari pemberian informasi yang berlebihan
- Tersedianya metode yang diingini klien
- Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Langkah konseling KB :
Kata kunci “Satu Tuju’
SA: beri salam secara terbuka dan sopan
T: tanyakan pada klien informasi tentang dirinya
U: uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling
mungkin, termasuk pilihan jenis kontrasepsi
TU: banTUlah klien menentukan pilihannya
J : jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya
U: perlunya kunjungan ulang
Pelayanan keluarga berencana (KB)
 Memerlukan pelatih yang : mampu memberi informasi, mempunyai pengetahuan,
memenuhi standar.
System Rujukan
Untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan pelayanan metode
kontrasepsi secara terpadu.
Kuliah ‘keluarga berencana dan bayi tabung menurut pandangan Islam’ oleh Dr. Mustamam, M.
Ag

A. Program nasional kependudukan


Pelaksanaan program transmigrasi dan KB masih belum berhasil sebagaimana
diharapkan. Pemerintah telah mencanangkan program nasional KKb dapat menurunkan
tingkat pertumbuhan penduduk sebanyak 50% pada tahun 1990 dari keadaan tahun 1971.
Pelaksanaan program KKB tidak hanya menyangkut aspek medis, social, ekonomi dan
budaya saja tetapi juga aspek agama. Karena itum MUI sebagai lembaga yang
menyuarakan aspirasi umat islam harus berani mengeluarkan fatwa tentang program
KKB, terutama hukum ber-KB, cara-cara kontrasepsi yang boleh dan yang haram.
B. Pengertian keluarga berencana
Keluarga berencana adalah istilah resmi yang dipakai di dalam badan koordinasi
keluarga berencana nasional (BKKBN). KB berarti pasangan suami istri telah
mempunyai perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anak-anaknya diharapkan lahir
agar setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur
C. Alasan ulama yang membolehkan KB
Pandangan Majelis Ulama Indonesia ; ajaran islam membenarkan KB untuk menjaga
kesehatan ibu dan anak, pendidikan anak, agar menjadi anak yang sehat, cerdas dan
shalih.
Majelis Tarjih Muhammadiyah memandang KB sebagai jalan keluar dari keadaan ang
mendesak, diperbolehkan sebagai hukum pengecualian, yakni untuk menjaga
keselamatan jiwa atau kesehatan ibu, untuk menjaga keselamatan agama org tua yang
dibebani kewajban memenuhi kebutuhnnya hidup berkeluarga dan anak-anaknya dan
untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak.
Jadi, pada dasarnya hukum ber-KB adalah mubah. Namun dalam keadaan tertentut
hukum mubah dapat berubah menjadi sunnah, wajib, makruh, atau haram sejalan dengan
perubahan zaman, tempat dan keadaan, alasan dan tujuannya.
D. Dalil-dalil yang membolehkan KB
- QS An-Nisa’ ayat 9
- QS Al-Ahqaf ayat 15
- QS Al-Baqarah ayat 233
- HR Bukhari dan Muslim
E. Alasan ulama yang menolak KB
i. KB sama dengan pembunuhan bayi
ii. KB merupakan tindakan tidak wajar(non alamiah) dan bertentangan dengan fitrah
iii. KB mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan Tuhan
iv. KB berarti mengabaikan doa Nabi agar umat Islam memperbanyak jumlahnya
v. KB akan membawa petaka konsekuensi-konsekuensi social
vi. KB adalah suatu jenis konspirasi imperialis Barat terhadap Negara-negara yang
berkembang.
F. Pandangan Ulama tentang hukum ‘Azl
i. Ibn Hibban, Ibn Hazm, dan Mazhab Zhahiriyyah
Hukum ‘Azl adalah haram karena berarti memutuskan keturunan, termasuk
pembunuhan tersembunyi. Bertentangan dengan tuntutan syara’ untuk
berketurunan dalam suatu pernikahan.
ii. Ulama ahli fikih madinah
Membedakan dalam dua sudut pandang:
 Dari sudut kepentingan umat, hukumnya makruh karena upaya
menyedikitkan keturunan padahal Nabi saw menganjurkan agar
memperbanyak keturunan
 Dari sudut berhubungan suami istri, tergantung pada kerelaan kedua belah
pihak, jika masing-masing rela maka hukumnya mubah, jika tidak
hukumnya makruh.
iii. Ulama Madzhab Hanafi
Membolehkan ‘azl, dengan syarat ada kerelaan dari pihak istri. Karena hal itu
termasuk hak suami istri. Namun, ulama Mutaakhkhirin dari kalangan madzhab
ini tidak mempersayratkannnya.
iv. Jumhur ulama sunni, syi’ah, dan khawarij
Hukum ‘Azl adalah mubah.
v. Al-Ghazali
Tidak ada dalil yang shahih atau qyas yang benar menolak diperbolehkannya
‘azl. Perbuatan itu hanya meninggalkan keutamaan saja.
G. Penggunaan alat KB
a. ‘azl dan yang sejenisnya
Menurut para ulama yang memperbolehkan KB, menggunakan cara atau alat
kontrasepsi hendaknya tidak dipaksakan. Agar menggunakan alat yang tidak
bertentangan dengan hukum syari’at Islam dan disepakati oleh suami istri.
b. Perbedaan pandangan ulama tentang hukum pemasangan IUD
Menurut MUI, penggunaat alat kontrasepsi dalam rahim IUD dalam
pelaksanaan KB dapat dibenarkan jika pemasangan dan pengontrolannya
dilakukan oleh tenaga medis/para medis wanita, atau jika terpaksa dapat
dilakukan oleh tenaga meids pria dengan didampingi oleh suami atau wanita lain.
c. Metode permanen
Ulama sepakat bahwa menggunakan metode KB yang bersifat permanen
hukumnya haram. Ulama mengharamkan metode kontrasepsi permanen karena
menilainya sebagai bentuk pengebirian yang dilarang oleh Rasulullah saw.
Menurut MUI, bahwa melakukan vasektomi/tubektomi adalah bertentangan
dengan hukum Islam(haram) kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk
menghindarkan penurunan penyakit dari ibu/bapak terhadapa anak keturunannya
yang bakal lahir, atau terancamnya jiwa si ibu bila ia mengandung atau
melahirkan lagi.

Anda mungkin juga menyukai