DERMATITIS
Pembimbing : dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK
● Etiologi
Pajanan bahan yang bersifat iritan dan
dipengaruhi oleh lama kontak, kekerapan,
faktor lingkungan.
● Patogenesis
Kontak Merusak Vasodilatasi dan
Produksi Aktivasi
dengan membran lemak permeabilitas
prostaglandin sel mast
bahan iritan keratinosit vaskular ↑
Gejala klinis
DKI Akut
Penyebab : iritan kuat (asam sulfat, basa kuat)
● Medikamentosa :
Kortikosteroid topikal (Hidrokortison 1-2,5%)
Lesi basah diberikan kompres terbuka dengan NaCl 0,9%
Prognosis
● Etiologi
- Hapten : lipofilik, reaktif, dapat menembus
stratum korneum sehingga mencapai sel
epidermis dalam.
- Faktor individu : keadaan kulit pada lokasi
kontak, status imun
Patogenesis
Fase sensitisasi
Hapten Pelepasan
Aktivasi sel Aktivasi sel T
masuk ke mediator
langerhans
epidermis inflamasi
Fase elisitasi
- Hipersensitivitas tipe lambat pada pajanan ulang alergen yang sama atau
serupa
● Gejala klinis
- Mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung tingkat keparahan
dan lokasi dermatitis.
- DKA akut : bercak eritematosa berbatas tegas, edema,
papulovesikel, vesikel, atau bula.
- DKA kronis : kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, fisura,
batas tidak tegas.
● Diagnosis
Pemeriksaan Uji Tempel dengan Allergen Patch Test Kit
Tatalaksana
Prognosis
Baik apabila menghindari bahan penyebab. Kurang baik dan
menjadi kronis bila terjadi bersamaan dengan dermatitis faktor
endogen, atau sulit menghindari alergen penyebab
Dermatitis Autosensitisasi
● Dermatitis akut yang timbul pada tempat yang jauh dari fokus
inflamasi, sedangkan penyebabnya tidak berhubungan langsung
dengan penyebab fokus inflamasi tersebut.
● Gambaran Klinis
- Erupsi vesikular akut dan luas, sering terkait dengan eksim kronis
di tungkai bawah dengan atau tanpa ulkus
- Simetris, gatal, eritema, papul, dan vesikel. Apabila mengenai
telapak tangan menyerupai pomfoliks.
- Kelainan akan menghilang bila penyakit utama disembuhkan.
Tatalaksana
● Etiologi
- Berkaitan erat dengan penyakit atopi (asma,
rhinitis alergi, urtikaria, hay fever)
- Faktor internal : faktor predisposisi genetik,
hipersensitivitas terhadap alergen
- Faktor eksternal : alergen
Gejala klinis
- DA fase infantil (2 bulan – 2 tahun)
Predileksi : wajah, pipi. Tersebar simetris, dapat meluas. Gambaran klinis
mirip dengan dermatitis akut, eksudatif, erosi, ekskoriasi
Kriteria Hanifin-Rajka
Diagnosis
Kriteria William
● Harus ada : kulit yang gatal (tanda garukan)
● Topikal
- Hidrasi kulit dengan pelembab
- Kortikosteroid topikal (potensi rendah, sedang) sebagai
antiinflamasi
- Penghambat calcineurin : krim pimekrolimus 1% atau takrolimus
salep 0.03% (usia 2-12 tahun), 0.1% (usia >12 tahun)
● Sistemik
- Anti histamin : rasa gatal
- Kortikosteroid
Tatalaksana
Algoritma Penatalaksanaan
Dermatitis (ICCAD II)
Neurodermatitis Sirkumskripta
● Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip
berupa penebalan kulit dan kulit tampak lebih
menonjol (likenifikasi) akibat garukan yang
berulang
● Etiopatogenesis
- Faktor emosional yang mengakibatkan gatal,
keinginan untuk menggaruk kulit.
- Dapat terjadi karena kelainan pada sawar
kulit dan juga kelainan sekunder penyakit
kulit lain.
Gejala Klinis
● Etiopatogenesis
- Sebagian besar pasien dermatitis
numularis tidak memiliki riwayat atopi
- Faktor kelembaban kulit yang menurun
Gejala Klinis
● Etiopatogenesis
- Teori hipoksia
- Teori selubung fibrin
Gejala Klinis