Endogen Eksogen
Atopik
DERMATITIS KONTAK
DERMATITIS KONTAK ALERGI
• Suatu dermatitis atau peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan
alergen melalui proses sensitasi. Hanya mengenai orang yang keadaan kulit
sangat peka (hipersensitif)
• Respons imun reaksi imunologik tipe IV, perubahan spesifik reaktivitas pada
kulit
DERMATITIS KONTAK ALERGI
Gejala Klinis
Bercak eritema berbatas tegas,
kemudian diikuti edema, papulovesikel,
vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat
pecah menimbulkan erosi dan
eksudasi(basah).
Pada yang kronis terlihat kulit kering,
berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin
jugga fisur, batasnya tidak jelas.
DERMATITIS KONTAK IRITAN
suatu dermatitis kontak yang Click
Click icon
icon to
to add
add picture
picture
Dermatitis kontak iritan akut
disebabkan oleh bahan-bahan yang
Toksik kuat
bersifat iritan yang dapat
menimbulkan kerusakan jaringan Asam sulfat pekat
kortikoste melongg
(semb roid
setelah
aplikasi arkan uji
uh) sistemik pertama. tempel
Setelah 48 jam, pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit
setelah dilepas, agar efek tekanan menghilang /minimal
• +1 = rx lemah (nonvesikular) : infiltrat, eritema, papul (+)
• +2 = rx kuat : edema / vesikel (++)
• +3 = rx sangat kuat (ekstrim) : bula / ulkus (+++)
• ± = meragukan : hanya makula eritematosa
• IR = iritasi : seperti terbakar, pustul /purpura
• (-) = rx negatif
• NT = tidak dites
Pemeriksaan
Uji tempel
DKI
Hindari Pajanan bahan iritan
Sembuh sendiri Cukup diberikan pelembab
Kortikosteroid topikal
DKA
Hindari Kontak dengan Alergen
Kortikosteroid oral dalam jangka pendek (prednison 30 mg/hari)
Kelainan kulit dapat di kompres
Bila ringan atau sudah mereda cukup berikan kortikosteroid topikal
Dermatitis Atopik
• Definisi : peradangan pd kulit, dapat bersifat akut, subakut, tetapi
biasanya kronik residif, sangat gatal & sering berhubungan dengan
riwayat atopi diri atau keluarga
– Fase infantil (0-2 tahun) : daerah pipi bilateral simetris, dpt meluas ke seluruh kulit kepala,
wajah, leher. Berupa plak eritematosa, lesi papulovesikular yg kemudian pecah menjadi
basah & bentuk krusta
– Fase anak (2-12 tahun) : predileksi sering di antekubital, popliteal, dpt ke daerah
ekstremitas bg ekstensor. Berupa plak eritematosa, papulovesikuler, erosi, ekskoriasi, krusta,
mengering, & dpt menjadi tebal likenifikasi
– Fase dewasa (12-18 tahun) : likenifikasi daerah antekubital & popliteal, daerah predileksi
pergelangan tgn, pergelangan kaki, leher, & kelopak mata
Diagnosis DA
I. Harus ada
Riwayat perubahan kulit/kering di fosa kubiti, fosa popliteal, bagian anterior dorsum pedis, atau seputar
leher (termasuk kedua pipi pada anak <10 tahun)
Riwayat asma atau hay fever pada anak (riwayat atopi pada anak <4 tahun pada generasi-1 dalam keluarga)
Dermatitis fleksural (pipi, dahi dan paha bagian lateral pada anak <4 tahun)
Awitan di bawah usia 2 tahum (tidak dinyatakan pada anak <4 tahun)
Kriteria Hanifin-Rajka
Kriteria mayor (harus ada sedikitnya 3 atau lebih) Kriteria minor (harus ada sediktinya 3 atau lebih)
1. Pruritus 1. Xerosis
Likenifikasi fleksural pada pasien dewasa 3. Reaksi tipe cepat (tipe 1) pada uji kulit
11. Lipat Dennie-Morgan pada daerah infraorbital
12. Keratokonus
Erupsi di daerah wajah atau ekstensor pada pasien 4. IgE serum meningkat
13. Katarak subscapular anterior
bayi dan anak 14. Kegelapan pada orbita
5. Awitan pada usia dini
15. Muka pucat atau eritema
1. Dermatitis kronik atau kronik residif 16.Pitiriasis alba
6. Kecenderungan infeksi kulit (khusunya S.aureus
17. Lipatan pada leher sisi anterior
2. Riwayat atopi pada diri atau keluarga (asma dan herpes simplex), imunitas selular terganggu 18. Gatal bila berkeringat
bronkial, rhinitis alergik, dermatitis atopik) 19. Intoleransi terhadap wol dan pelarut lemak
7. Kecenderungan mengalami dermatitis non 20. Aksentuasi perifolikular
spesifik pada tangan dan kaki 21. Intoleransi makanan
22. Perjalanan penyakit diperngaruhi oleh factor
8. Eksema pada putting susu lingkungan dan emosi
23. White dermographism atau delayed blanch
9. Kheilitis
Diagnosis Banding
Fase Dewasa
• Tatalaksana :
– Non-medikamentosa : identifikasi & eliminasi faktor pencetus
– Medikamentosa :
• Hidrasi kulit : emolien (lanolin 10% petrolatum), pelembab
• Kortikosteroid topikal
• Penghambat kalsineurin topical pimekrolimus, taktolimus
• antipruritus
NEURODERMATITIS
Definisi
•Neurodermatitis (Liken Simpleks Kronis) adalah suatu
peradangan menahun pada lapisan kulit paling atas yang
menimbulkan rasa gatal. Penyakit ini menyebabkan bercak-
bercak penebalan kulit yang kering, bersisik dan berwarna lebihi
gelap, dengan bentuk lonjong atau tidak beraturan.
NEURODERMATITIS
Kontak mengiritasi kulit liken simpleks kronis menahun
penebalan kulit
Gejala Klinis
Gatal
Lesi biasanya tunggal awalnya berupa plak eritematosa edema &
eritema menghilang bag. Tengah berskuama menebal likenifikasi &
ekskoriasi hiperpigmentasi batas dengan kulit normal tidak jelas
Letak lesi : scalp, tengkuk, lengan ekstensor, pubis, lutut
Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup
krusta & skuama
NEURODERMATITIS
Pengobatan
Sistemik anti histamin
Topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek (max.8 hari)
Kortikosteroid potensi kuat
Dermatitis Numular
• = ekzem numular, ekzem discoid,
neurodermatitis numular
• Berupa lesi berbentuk mata uang
(coin) / agak lonjong, berbatas tegas
dan efloresensi berupa
papulovesikel, biasanya mudah
pecah, basah (oozing)
DERMATITIS NUMULARIS
Definisi
• Dermatitis Numuler adalah dermatitis
berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau
agak lonjong, berbatas tegas dengan
efloresensi berupa papulovesikel, biasanya
mudah pecah sehingga basah (oozing)
DERMATITIS NUMULARIS
Etiopatogenesis
Etiologi belum diketahui pasti
Kulit cenderung kering
Stres emosional dan minuman berakohol
Gambaran Klinis
Gatal
Lesi akut vesikel dan papulovesikel (0,3 – 1 cm) konfluensi /meluas ke samping
membentuk coin, eritematosa dan batas tegas
Vesikel pecah eksudasi krusta kekuningan
Predileksi : tungkai bawah, badan, lengan, punggung tangan
DERMATITIS NUMULARIS
Pengobatan
Kulit kering pelembab / emolien
Basah (Madidans) Kompres
Topikal
- Lesi obat anti inflamasi (preparat ter,
glukokortikoid)
Sistemik
- Pruritus antihistamin
- Infeksi sekunder antibiotik
- Kasus berat kortikosteroid
EPIDEMIOLOGI
• Pria > wanita
• Terjadi pada usia puncak awitan pada pria dan wanita usia 55 dan 65 thn.
Wanita usia puncak juga terjadi pada usia 15 – 25 thn.
• Jarang terjadi pada bayi/anak (jika ada, puncak awitan yaitu 5 tahun)
• Umumnya kejadian meningkat seiring meningkatnya usia
ETIOPATOGENESIS
• Penyebab tidak diketahui, faktor yg diduga ikut berperan:
– Atopi ditemukan plak nummular
– Lansia penurunan kelembapan kulit
– Infeksi internal meliputi infeksi gigi, ISPA (atas/bawah) pada 68%
pasien
– Peningkatan ASTO
– Menyertai penyakit Defisiensi nutrisi, DKA, DKI, dan konflik emosional
HISTOPATOLOGI
• Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, sebukan sel radang limfosit dan
makrofag di seluruh pembuluh darah
• Lesi kronis ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis dan spongiosis
ringan
• Dermis bagian atas fibris, sebukan limfosit dan makrofag si sekitar pembuluh darah
• Limfosit di epidermis mayoritas tdd sel T-CD8+, didermis sel T-CD4+. Sebagian besar sel mas
di dermis tipe MCTC (mast cell tryptase) berisi tryptase
GAMBARAN KLINIS
• Penderita mengeluh sangat gatal
• Lesi akut berupa plak eritematosa berbentuk koin dengan batas tegasyg terbentuk dari vesikel dan
papulo vesikel yg berkonfluens (1-3cm) pecah eksudasi bentuk pinpoint eksudat mengering
krusta kekuningan
• Penyembuhan dimulai dari tengah sehingga terkesan menyerupai lesi dermatomikosis lesi lama
berupa likenifikasi dan skuama (1-2 mgg).
• Jumlah lesi dapat hanya 1, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral / simetris, ukuan bervariasi,
mulai dari miliar – numular bahkan plakat.
• Tempat predileksi di tungkai bawah, badan, lengan, termasuk punggung tangan
• Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, ada pula yg terus menerus, keculai dalam periode
pengobatan. Bila terjadi kekambuhan biasanya pada tempat semula.
• Lesi dapat terjadi pada tmpt yg mengalami trauma (fenomena Kobner)
Diagnosis Banding Tatalaksana :
• Cari faktor penyebab
• Dermatitis kontak • Menghindari suhu ekstrim, penggunaan
• Dermatitis atopik sabun berlebihan, dan pengguanaan bahan
wol atau bahan yg menyebabkan iritasi
• Neurodermatitis sirkumskripta • Kulit kering beri emolien
• Dermatomikosis • Topikal : antiinflamasi (Kortikosteroid
potensi menengah-kuat dengan velikulum
krim/salap)
• Lesi eksudatif kompres dgn solusio
permanganas kalikus 1:10000
• Inf bakteri antibiotic sistemik
• Pruritus antihistamin
• Lesi luas penyinaran broad atau
narrow band UV B
DERMATITIS SEBOROIK
Dermatitis Seboroik (DS)
•Definisi:
Kelainan kulit kronik papuloskuamosa yg berhubungan dgn peningkatan produksi sebum (seborrhea) dgn
predileksi di daerah banyak kelenjar/folikel sebasea yaitu skalp, wajah, telinga dan badan (terutama bagian atas).
Dikaitkan dgn malasesia terjadi ggn imunologis mengikuti kelembaban, lingkungan, perubahan cuaca, ataupun
trauma. Kulit yg terinfeksi berwarna pink, edema, dan covered with yellow brown scales and crusts. Lesi
dari derajat ringan (mis psoriasisform/pityriasiform pattern, ketombe) – berat (eritroderma)
•Epidemiologi:
-Laki-laki > perempuan. Kebanyakan pada umur 20 & 50 tahun/ lebih tua.
-Bayi (bisa dari 1 bulan, 3 bulan, 4-7 bulan), dapat terlihat lesi berupa kerak kulit kepala/ rontoknya kulit kepala
(cradle cap).
-Remaja masa pubertas, sering ditemui lesi dalam bentuk ketombe.
-HIV/AIDS, dgn puncak pada umur 40 thn.
-Usia lanjut, bentuk ringan
-Malignansi
-Pankreatitis alkoholik kronik
-Hepatitis C
•Etiologi: Tdk diketahui, mungkin berhubungan dengan:
- Seborrhea
- Mikroba
- DLL; obat-obatan, abnormalitas neurotransmitter, faktor fisik, proliferasi epidermal, kekurangan
nutrisi (zinc, biotin), faktor genetik
KLASIFIKASI
1. SEBOROIKA KEPALA
– Timbul di daerah berambut
– Dijumpai skuama yg berminyak dengan warna kekuningan
– Kadang dijumpai krusta
2. SEBOROIKA MUKA
– Daerah mulut, palpebra dll makula yg eritematous dan di atasnya terdapat skuama yg
berminyak dan kekuningan
45
•Patogenesis:
Seborrhea: Tapi msh diperdebatkan. Meningkatnya lapisan sebum pada kulit, kualitas sebum,
respons imunologis terhadap Pityrosporum, degradasi sebum iritasi kulit terjadi
mekanisme eksema.
Microbial Effects: Bisa oleh bakteri, yeasts, atau keduanya.
-Pada masa bayi, sering ditemukan Candida albicans pada lesi kulit dermatitis dan di spesimen
stool nya. Tes intrakutaneous dgn candidin, di serum (ada aglutinasi antibodi), dan pada tes
transformasi limfosit (positif) menunjukan sensitisasi pada bayi yg terkena C. albicans.
-Bakteri aerob ditemukan di scalp dari Ps dgn DS. 20 % ps DS ditemukan Staphylococcus.
Staphylococcus aureus jarang ditemukan pada org yg tdk terkena dan pada org dgn ketombe.
Propionibacterium acnes rendah pada Ps DS menunjukan low yield dari asam lemak bebas di
permukaan kulit Ps DS.
-Ragi lipofilik Malassezia furfur (Pityrosporum) meningkat di dalam epidermis yg terkelupas
pada org dgn ketombe dan pada Ps dgn DS. Di kulit normal M. furfur (504.000 organism/cm²),
pada org dgn ketombe lebih banyak (922.000 organism/cm²), sdangkan pada Ps DS (665.000
organism/cm²).
Pertumbuhan berlebihan M. furfur inflamasi, baik melalui pengenalan dari yeast-derived
metabolic products ke epidermis / sebagai hasil dari adanya sel ragi di permukaan kulit.
Miscellaneous:
Drugs
Obat yg produksi lesi seperti DS: arsenic, gold, methyldopa, cimetidine, dan neuroleptics
Abnormalitas Neurotransmitter
DS berhubungan dgn abnormalitas neurologik, kemungkinan pengaruh dari sistem saraf.
Kondisi neurologik seperti postencephalitic parkinsonism, epilepsy, supraorbital injury,
facial paralysis, unilateral injury to the trigeminal ganglion, poliomyelitis, syringomyelia, dan
quadriplegia.
Stress emosional memperberat DS.
Physical Factors
Cutaneous blood flow dan skin temperature mungkin bertanggung jawab terhadap
distribusi DS. Variasi suhu dan kelembaban terkait dalam penyebab DS. Temperature
rendah ketika musim gugur dan dingin dan rendahnya kelembaban di ruangan panas
memperburuk kondisi. 8% dri 347 Ps DS di wajah itu karena receiving psoralen dan
ultraviolet. Pada Ps Psoriasis yg diterapi dgn light dan tdk mempunyai riwayat facial psoriasis/
DS itu terjadi DS dalam beberapa hari – 2 minggu setelah dari dimulainya pengobatan.
Aberrant Epidermal Proliferation
Proliferasi epidermal itu meningkatkan DS, mirip dgn psoriasis. Modalitas terapi
sitostatik bisa memperbaiki kondisi DS.
Nutritional Disoders
-Defisiensi Zinc pada Ps dgn acrodermatitis enteropathica mirip dgn kondisi pada DS di wajah. Namun DS tidak
berhubungan dgn defisiensi zinc, karena biarpun diterapi dgn suplementasi zinc msh tdk berespon.
-DS pada bayi bisa karena defisiensi biotin, atau secondary defiensi holocarboxylase atau biotinidase dan
metabolisme abnormal dari asam lemak esensial. Bisa juga kemungkinan ada peran dari alergi makanan pada DS di
bayi (msh blm dikonfirm).
Faktor Genetik
Defek gen di zinc finger protein.
•Gambaran Klinis:
Gray-white atau yellow–red skin discoloration, prominent follicular openings & pada tubuh dpt dijumpai mild – severe
pityriasiform (mirip pitiriasis rosea/ branny powdery) scales atau anular.
Dapat ditemukan skuama kuning berminyak, eksematosa ringan, kadang kala disertai rasa gatal dan menyengat. Ketombe
merupakan tanda awal manifestasi DS.
Pada thap lnjut, dijumpai kemerahan perifolikular mnjadi plak eritematosa berkonfluensi bahkan dpat mmbentuk rangkaian
plak di sepanjang batas rambut frontal (korona seboroika)
Sangat jarang menjadi luas. Pada keadaan parah DS dapat berkembang menjadi eritroderma.
DS pada bayi: Predominan bulan pertama kehidupan, affecting the hairy scalp and intertriginous folds dgn greasy-looking
scales and crusts. Regio lainnya sprti the center of the face, chest, and neck may also be affected. The frontal and parietal
scalp regions are covered with an oily looking, thick, dan sering ada fissured crust (crusta lactea, milk crust, or cradle cap).
Kerontokan rambut tdk terjadi dan inflamasi/pembengkakan jarang terjadi.
Pada fase kronis dapat dijumpai kerontokan rambut. Lesi dapat dijumpai di daerah retroaurikular. Di liang telinga (otitis
eksterna), di mata (blefaritis).
•Obat yg memicu DS:
Buspiron, klorpromazin, cimetidine, etionamid, fluorourasil, gold, griseofulvin, haloperidol, IFNα,
litium, metoksalen, metildopa, fenotiazine, psoralen.
•Diagnosis:
Ditegakkan berdasarkan morfologi khas lesi eksema dgn skuama kuning berminyak di area
predileksi. Pada kasus yg sulit perlu pemeriksaan histopatologi.
•Pemeriksaan:
Serum antibodi pada ps DS melawan M. furfur dapat N/tinggi.
Dermatitis Diaper Rash
• Kelainan pada kulit berupa ruam pada
daerah yang tertutup popok yaitu di
alat kelamin, di sekitar anus, pantat,
pelipatan paha dan perut bagian
bawah
• Peradangan ini disebabkan oleh
overhidrasi kulit, maserasi, dan kontak
yang terlalu lama dengan urin, feses
serta sabun yang masih tertinggal pada
popok.
ETIOLOGI
Patogenesis Imunologik (Alami proses sensitisasi dengan alergen) Non imunologik (tanpa mengalami
proses sensitisasi dng alergen)
Respon imun diperantarai o/ sel (cell mediated immune
response) reaksi imunologik tipe IV (tipe lambat) Bahan iritan merusak lapisan tanduk,
denaturasi keratin, menyingkirkan
lemak lapisan tanduk, & ubah daya
ikat kulit thd air
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan
Gejala ruam kulit berbatas relatif tegas, polimorfik Ruam kulit berbatas relatif tegas,
Klinis Pd std akut didapatkan eritema, edema, vesikel. monomorfik, kelainan didominasi o/ 1 jenis
Std kronis : skuama, likenifikasi, fisura. morfologi, bentuk sesuai dng bentuk
penyebab (iritan)
Definisi
Dermatitis Stasis adalah suatu peradangan menahun (berupa kemerahan,
pembentukan sisik dan pembengkakan) pada tungkai bawah yang teraba
hangat, yang sering meninggalkan bekas berupa kulit yang berwarna coklat
gelap
Etilogi
• Dermatitis stasis merupakan akibat dari penimbunan darah dan cairan di
bawah kulit, sehingga cenderung terjadi pada penderita vena varikosa (varises)
dan pembengkakan (edema).
DERMATITIS STASIS
Gambaran Klinis
Pengobatan
• Lesi Basah
– Kompres hingga kering kortikosteroid topical potensi sedang mengatasi inflamasi & mengurangi
keluhan gatal
• Dermatitis Kronis
– Pelembab yang tidak mengandung sensitizer : vaselin sebagai terapi pemeliharaan
Dermatitis Venenata
• Tatalaksana
• Gejala klinis
- Rasa gatal serta terbakar - Hindari penggunaan
- Lesi kulit pustul dan papul (1-3mm) kortikosteroid
tanpa disertai komedo didaerah
sekitar mulut - Topikal: eritromisin,
- Dapat juga timbul didaerah periorbital klindamisin, sulfur,
dan perinasal
- Sistemik:
- Tetrasiklin atau eritromisisn 1 g/
THANK YOU