Pembimbing:
dr. Hendrik Kunta Adjie, Sp. KK
Amerika Indonesia
10%
23%
29%
60%
Eksogen Fisik
Etiologi Kimia
Endogen Atopik
Gejala
Pada umumnya pasien dermatitis mengeluh gatal. Klinis
●
• DKI akut
• Penyebab: iritan kuat seperti asam sulfat, asam hidro klorida atau bas kuat.
• Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar, mucul eritema, bula, hingga nekrosis.
• Pinggir kelainan kulit berbatas tegas.
• DKI Kronik
• Penyebab: kontak berulang dengan iritan lemah: deterjen, sabun, pelarut, tanah. Kelainan baru muncul
setelah kontak berminggu-minggu atau bulan, bahkan bertahun-tahun.
• Gejala klasik: kulit kering, eritema, skuama, hiperkeratosis dan likenifikasi ,difus. Bisa terdapat fisur.
• Biasanya berhubungan dengan pekerjaan: tukang cuci, kuli bangunan, penata rambut.
Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
● Uji tempel
● Tempat untuk melakukan uji tempel biasanya di punggung atau bagian luar dari lengan atas.
● Bahan uji dapat berasal dari antigen standar buatan pabrik atau dari bahan kimia murni dan lebih
sering bahan campuran yang berasal dari rumah, lingkungan kerja atau tempat rekreasi
Uji Tempel
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan uji
tempel:
Uji tempel dibuka setelah 2 hari lalu dibaca, dan pembacaan kedua dilakukan pada hari
ke-3 sampai hari ke-7 setelah aplikasi pertama.
Uji tempel dengan bahan standar jangan dilakukan pada penderita urtikaria tipe
dadakan karena dapat menyebabkan urtikaria generalisata atau bahkan reaksi
anafilaksis
Setelah 48 jam, pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit setelah dilepas,
agar efek tekanan menghilang /minimal
Uji Tempel
• +3 = rx sangat kuat (ekstrim) : bula / ulkus (+++)
• ± = meragukan : hanya makula eritematosa
• IR = iritasi : seperti terbakar, pustul /purpura
• (-) = rx negative
• NT = tidak dites
Pengobatan
D E R M AT I T I S K O N TA K I R I TA N ( D K I )
D E R M AT I T I S K O N TA K A L E R G I ( D K A )
Hindari Kontak dengan Alergen
Hindari Pajanan bahan iritan Kortikosteroid oral dalam jangka pendek
Sembuh sendiri Cukup diberikan (prednison 30 mg/hari)
pelembab Kelainan kulit dapat di kompres
Kortikosteroid topikal Bila ringan atau sudah mereda cukup berikan
kortikosteroid topikal
DERMATITIS
DIAPER RASH
Dermatitis Diaper Rash
• Perwatan awal
• Menghilangkan iritasi dengan cara dicuci menggunakan air dan sabun,
kompres air dingin, diikuti pemberian kortikosteroid dan antibiotik topikal jika
di temukan adanya infeksi sekunder
• Pencegahan
• Menghindari kontak dengan yang mengalami iritasi serta menghindari
kontak dengan serangga, jika ada serangga yang hinggap di kulit jauhkan
serangga dari badan dengan cara meniup atau menggunakan selembaran
kertas, kemudian mencuci daerah yang di hinggapi dengan menggunakan
air dan sabun serta mencuci pakaian yang digunakan.
DERMATITIS PERIORAL
Dermatitis Perioral
●Peradangan kulit yang bersifat kronis berulang, disertai rasa gatal, timbul
pada tempat predileksi tertentu dan berhubungan dengan penyakit atopi
lainnya, misalnya rhinitis alergi dan asma bronkial.
Epidemiologi
●Sering berulang
●2 bulan-2 tahun
●Awitan terjadi pada usia 2 bulan
●Lesi dimulai dari wajah, tetapi dapat
mengenai tempat lain.
●Plak eritema, papul dan vesikel sangat
gatal di pipi, dahi dan leher, tetapi dapat
pula mengenai badan, lengan dan
tungkai.
Tipe Anak (Childhood type)
●3-12 tahun
●Predileksi : fosa kubiti dan popliteal, daerah
fleksor pergelangan tangan, wajah dan leher.
●Lesi lesi kering, likenifikasi, batas tidak
tegas, karena garukan terlihat pula ekskoriasi
dan krusta.
●Lanjutan tipe bayi atau timbul pertama kali.
●Sering ditemukan lipatan Dennie Morgan
●Menghilang pada usia pubertas
Tipe dewasa (adult type)
●>12 tahun
●Lesi likenifikasi, papul, eksema, dan krusta.
●Predileksi daerah fossa kubiti dan popliteal, leher depan dan belakang,
dahi serta sekitar mata.
●Kelanjutan tipe bayi dan tipe anak ataupun dapat timbul pertama kali
Diagnosis
I. Harus ada
Kulit yang gatal (atau tanda garukan pada anak kecil)
Kriteria mayor (harus ada sedikitnya 3 atau Kriteria minor (harus ada sediktinya 3 atau lebih)
lebih)
1. Pruritus 1. Xerosis 11. Lipat Dennie-Morgan pada daerah
2. Morfologi dan distribusi khas 2. Iktiosis/hiperlinear palmar/keratosis infraorbital
Likenifikasi fleksural pada pasien pilaris 12. Keratokonus
dewasa 3. Rekasi tipe cepat (tipe 1) pada uji kulit 13. Katarak subscapular anterior
Erupsi di daerah wajah atau 4. IgE serum meningkat 14. Kegelapan pada orbita
ekstensor pada pasien bayi dan anak 5. Awitan pada usia dini 15. Muka pucat atau eritema
1. Dermatitis kronik atau kronik residif 6. Kecenderungan nfeksi kulit (khusunya 16. Pitiriasis alba
2. Riwayat atopi pada diri atau keluarga S.aureus dan herpes simplex), 17. Lipatan pada leher sisi anterior
(asma bronkial, rhinitis alergik, imunitas selular terganggu 18. Gatal bila berkeringat
dermatitis atopik) 7. Kecenderungan mengalami dermatitis 19. Intoleransi terhadap wol dan pelarut
non spesifik pada tangan dan kaki lemak
8. Eksema pada putting susu 20. Aksentuasi perifolikular
9. Kheilitis 21. Intoleransi makanan
10. Konjungtiva berulang 22. Perjalanan penyakit diperngaruhi oleh
factor lingkungan dan emosi
23. White dermographism atau delayed
blanch
Penilaian SCORAD
○ perubahan warna kulit menjadi kemerahan, kulit kering yang ringan, gatal
ringan, tidak ada infeksi sekunder.
●Dermatitis atopik sedang (skor SCORAD antara 15–40
○ kulit kemerahan, infeksi kulit ringan atau sedang, gatal, gangguan tidur, dan
likenifikasi.
●Dermatitis atopik berat (skor SCORAD >40)
○ kemerahan kulit, gatal, likenifikasi, gangguan tidur, dan infeksi kulit yang
semuanya berat
Pemeriksaan Penunjang
Menghindari dan
Mengendalikan dan memodifikasi faktor
mengeliminasi pencetus
Tujuan Terapi siklus gatal-garuk lingkungan/modifika
si gaya hidup
5 Pilar
meminimalkan frekuensi
kekambuhan dan mengurangi
durasi serta derajat
keparahan saat kambuh Memperkuat dan
Menghilangkan
mempertahankan
penyakit kulit
fungsi sawar kulit
inflamasi
yang optimal
Edukasi
●Bahan iritan, allergen, makanan tertentu, suhu ekstrim panas dan dingin,
dan stress merupakan faktor yang sering menjadi pencetus.
●Hindari penggunaan pakaian berbahan kasar dan wool
●Menghindari penggunaan sabun, detergen, pelembut bahan, pewangi,
pengawet dan bubble baths
Memperkuat dan Mempertahankan Fungsi Sawar Kulit
yang Optimal
Fungsi Pelembap
●Memperbaiki sawar kulit
●Mempertahankan integritas Pastikan jumlah
dan penampilan kulit
●Mempertahankan hidrasi kulit
pelembab cukup yaitu
dengan cara menurunkan TEWL Anak 100-200
●Mengembalikan kemampuan gr/minggu Dewasa
sawar lipid menarik, menahan 200-300 gr/minggu
dan mendistribusikan air
Menghilangkan Penyakit Kulit Inflamsi
●Kortikosteoid topikal
●Obat penghambat kalsineurin
●Kompres basah dan antibotik
●Terapi anti-inflamasi/imunosupresan sistemik
Kortikosteroid topikal
○ Kasa steril 3-5 lapis yang dimasukkan kedalam cairan kompres NaCl 0,9%,
○ Bila kasa hampir mengering dapat ditetesi cairan kompres beberapa kali selama
10-15 menit.
○ Cairan kompres yang dapat digunakan, misalnya cairan antiseptik asam salisilat
0,1%.
Rekomendasi untuk terapi antibiotik
●DA berat dan refrakter yang tidak responsive terhadap terapi lainnya,
●Prednisone, metilprednisolon, maupun triamsolon dan obat-obat
imunosupresan (siklosporin, metroteksat,, mikfenolatmofetil, azatioprin)
Terapi anti-inflamasi/imunosupresan
sistemik
●DA berat dan refrakter yang tidak responsive terhadap terapi lainnya,
●Prednisone, metilprednisolon, maupun triamsolon dan obat-obat
imunosupresan (siklosporin, metroteksat,, mikfenolatmofetil, azatioprin)
Komplikasi
●DA yang mengalami perluasan dapat menjadi eritroderma. Atrofi kulit (striae
atroficans) dapat terjadi akibat pemberian kortikosteroid jangka panjang.
Prognosis
Definisi
●Neurodermatitis (Liken Simpleks Kronis) adalah suatu peradangan menahun pada lapisan kulit paling atas yang
menimbulkan rasa gatal. Penyakit ini menyebabkan bercak-bercak penebalan kulit yang kering, bersisik dan
berwarna lebihi gelap, dengan bentuk lonjong atau tidak beraturan.
NEURODERMATITIS
Gejala Klinis
● Gatal
● Lesi biasanya tunggal awalnya berupa plak eritematosa edema & eritema menghilang bag. Tengah berskuama
menebal likenifikasi & ekskoriasi hiperpigmentasi batas dengan kulit normal tidak jelas
● Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta & skuama
NEURODERMATITIS
Pengobatan
Non medikamentosa : hindari menggaruk karena dapat memperburuk
o Anti pruritus :
o - Hidroksizin, difenhidramin
o - Doxepin krim 5%
o Kortikosteroid Topikal
D E R M AT I T I S N U M U L A R I S
• Disebut juga eksim numular, eksim diskoid,
neurodermatitis numular
• Peradangan kulit yang bersifat kronis,
ditandai dengan lesi berbentuk koin atau
agak lonjong, berbatas tegas, dengan
efloresensi berupa papulovesikel yang
mudah pecah.
• Pertama dikenalkan oleh Devergie pada
tahun 1857. Berasal dari bahasa Latin
nummulus yang artinya seperti koin.
Epidemiologi
• Lebih sering terjadi pada laki-laki. Puncak awitan pada usia 50-65 tahun. Pada
perempuan, usia puncak kedua pada 15-25 tahun.
• Jarang pada bayi dan anak, kalau ada, puncak awitan 5 tahun. Faktor Resiko
• Infeksi internal – infeksi gigi, ISPA, ISPB
(68% kasus DN)
Etiopatogenesis
• Alergen lingkungan – tungau, debu, Candida
• Masih belum diketahui secara jelas
albicans
• Tidak terkait dengan riwayat atopik individu/keluarga
• Terapi – Isotretinoin, emas, interferon alfa2b,
• Dapat terlihat di beberapa kasus dermatitis atopik
ribavirin (Hep. C)
• Pada usia lanjut ditemukan kelembaban kulit menurun
●Gambaran Klinis
• Keluhan sangat gatal, kemerahan
• Lesi Akut : Plak eritematosa, berbatas tegas, berbentuk lingkaran / koin, konfluensi papul &
papulovesikel
• Vesikel yang pecah eksudasi pinpoint mengering menjadi krusta kekuningan
• Tepi plak muncul lesi papulovesikular kecil yang berkonfluens dengan plak sehingga lesi meluas
• Diameter plak 1-3 cm.
• Kulit sekitar lesi normal, namun bisa kering
• Dalam 1-2 minggu fase kronik : plak dengan skuama dan likenifikasi
• Jumlah lesi bisa hanya 1 atau multiple
• Penyembuhan dari tengah
• Predileksi: ekstensor ekstremitas
Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi
Dilihat dari fase lesi saat biopsi
• Akut : spongiosis, vesikel intraepidermal, sel radang
• Subakut : parakeratosis, krusta bersisik, hyperplasia epidermal
• Kronis : hiperkeratosis, akantosis
Pemeriksaan Laboratorium
• Tes tempel: untuk menyingkirkan kemungkinan dermatitis kontak
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis.
Diagnosis banding:
• Dermatitis atopik Impetigo Psoriasis
• Dermatitis kontak alergi
• Neurodermatitis sirkumskripta
• Dermatitis statis
• Psoriasis
• Impetigo
Dermatomikosis Neurodermatitis
• Dermatomikosis
Tatalaksana
Medikamentosa
Non-medikamentosa
• Lini pertama: Kortikosteroid topikal potensi menengah
• Mengidentifikasi dan menghindari penyebab atau
hingga kuat, sediaan salep atau krim. Lesi kronik lebih
faktor pencetus
efektif dengan salep dan terkadang perlu oklusi
• Menghindari suhu ekstrim
• Kortikosteroid oral hanya untuk kasus berat dan refrakter
• Menghindari penggunaan sabun berlebihan
• Preparat ter atau calcineurin inhibitor: takrolimus,
• Memakai sabun mandi untuk kulit sensitive
pimekrolimus
• Menghindari memakai bahan yang dapat
• Eksudatif kompres dgn solusio permanganas kalikus
menyebabkan iritasi
• Infeksi bakteri antibiotik
• Menghindari trauma pada lesi
• Pruritus antihistamin oral
• Memakai pelembab kulit
• Terapi hanya jangka pendek
• Lesi luas penyinaran broad atau narrow band UVB
Prognosis
• Menetap selama berbulan bulan
• Bersifat kronik dan dapat timbul kembali di tempat yang sama
• Penelitian mengatakan:
• 22% sembuh
• 25% sembuh lalu relaps ( interval minggu sampai tahunan)
• 53% tidak bebas dari lesi kecuali dalam pengobatan
DERMATITIS STATIS
• Disebut juga dengan dermatitis gravitasional, ekzem stasis, dermatitis hipostatik,
ekzem varikosa, dermatitis venosa, dermatitis stasis venosa
• Peradangan pada kulit tungkai bawah yang disebabkan insufisiensi dan hipertensi
vena yang bersifat kronis.
• Umumnya pada usia di atas 50 tahun, jarang mengenai usia kurang dari 40 tahun
kecuali pada kondisi insufisiensi vena akibat trauma, pembedahan, atau
thrombosis. Lebih sering dialami perempuan (peningkatan tekanan vena selama
kehamilan).
Etiopatogenesis
Teori hipoksia (teori statis) ---- Teori dibantah dan ditinggalkan karena bukti bertolak belakang
Insufisiensi vena menyebabkan aliran balik vena profunda menuju vena superfisial pengumpulan dalam vena superficial aliran darah
melambat, tekanan O2 menurun pasokan oksigen untuk kulit diatas system vena tersebut menurun menjadi hipoksia
Diagnosis banding:
• Dermatitis kontak (dapat terjadi bersama)
• Dermatitis numularis
• Dermatitis asteatotik
• Penyakit Schamberg Dermatitis asteatotik Penyakit Schamberg
● FAKTOR RESIKO
○ Usia, jenis kelamin laki-laki, peningkatan aktivitas glandula sebasea,
imonodefisiensi, penyakit neurologis dan psikiatri, terpapar obat
Etiologi dan epidemiologi dermatitis seboroik
ETIOLOGI
Bisanya berhubungan dengan jamur Mallassezia furfur (dulu dikenal sebagai Pityrosporum ovale),
gangguan imunologia, dan aktivitas glandula sebasea
EPIDEMIOLOGI
Terbagi atas dua kelompok:
● Bentuk infantile: terjadi dalam minggu pertama hingga 3 bulan pertama kehidupan bersifar
self limited
● Bentuk dewasa: bersifat kronik, insidens mencapai puncak umur 40 tahun. Laki-laki > wanita
Gambaran klinis dermatitis seboroik
GEJALA KLINIS DERMATITIS SEBOROIK
PADA BAYI
○ Ketombe dengan skuama halus atau difu, tebal dan menempel pada kulit kepala
○ Lesi eksematoid berupa pplak eritematosa superfisial dengan skuama terutama di kulit kepala,
wajah dan tubuh
Dalam keadaan yang lebih berat, dermatitis seboroik dapat berkembang menjadi eritroderma
Daerah-daerah seboroik: kulit kepala, wajah: alis, lipat nasolabial, telinga dan
Predileksi liang telinga, bagian atas-tengah dada dan punggung, lipat gluteus, inguinal,
genital, ketiak
Pada bayi: dermatitis atopic, scabies, psoriasis
Pada anak dan dewasa: psoriasis, dermatitis atopic, dermatitis kontak, impetigo,
Diagnosis Banding
tinea
Dilipatan: dermatitis intertriginosa, kandidiasis kutis
Shampo yang mengandung antimikotik
Krim imidazole
Krim yang mengandung asam salisilat atau sulfur
Terapi simtomatik dengan kortikosteroid
Tatalaksana Metrodinazol topical, siklopiroksolamini, talkasitol, bensoil peroksida, dan salep
lithium suksinat 5%
Terapi sianr UVB atau pemberian intraconazole 100 mg/hari peroral selama 21
hari
Prednisolon 30 mg/hari untuk dermatitis seboroik yang luas
EDUKASI