Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN

KERJA: RHINITIS ALERGI PADA


PEKERJA SALON KECANTIKAN AZKA

Disusun Oleh : Mar’atus Sholehah C014182143| Pembimbing : dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT-ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
1
PENDAHULUAN

2
Pendahuluan

WHO,2018
Luka Bakar
? 180.000 kematian

kerusakan kulit akibat


panas yang dihasilkan
dari api, aktivitas
radioaktif, radiasi, Amerika, 2017
listrik, gesekan dan 29 dari 1000 pekerja
bahan kimia
20-40% / total insidensi luka bakar

WHO. WHO | Burns. Who. 2018.


Centers for Disease Control and Prevention. Injury Prevention & Control: Data and Statistics. Web-based Injury Statistics Query and Reporting System (WISQARS). 2018 3
DESKRIPSI KASUS

Nama : Tn. AM
Usia : 34 tahun
Pekerjaan : Juru masak di RM Cak Har
Alamat : Telkomas, Makassar
Status : Telah menikah

4
Deskripsi Kasus

Keluhan Utama: Luka pada ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan
Pasien mengeluh adanya luka pada ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan. Pasien
mendapatkan luka sejak 3 hari yang lalu pada saat bekerja sebagai juru masak. Saat itu
pasien terkena api saat menyalakan kompor gas. Pasien membakar gulungan kertas
dengan korek api untuk memancing nyala kompor gas karena kompor gas tidak dapat
dinyalakan secara otomatis. Ketika meletakkan gulungan kertas untuk menyalakan
kompor gas, ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan terkena api. Pasien mengeluh nyeri
dan rasa terbakar pada bagian yang terkena api. Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-
tusuk. Sebagai pertolongan pertama, pasien mengoleskan pasta gigi pada lukanya.

5
Deskripsi Kasus
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga tidak ada.
Riwayat penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes mellitus tidak ada.
 
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat luka bakar sebelumnya tidak ada.
Riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus tidak ada.

Riwayat sosioekonomi dan kebiasaan


Pasien makan teratur 3 kali sehari dengan menu yang seadanya
Pasien memiliki kebiasaan merokok
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol
Pasien melakukan olahraga futsal seminggu sekali.
6
Anamnesis Okupasi

Jenis Bahan/Material yang Tempat Kerja Masa Kerja


Pekerjaan Digunakan (Perusahaan) (Dalam Bulan / Tahun)

Juru masak Peralatan masak, Divisi Dapur di Rumah 1 Tahun


kompor gas Makan Cak Har

• Pasien bekerja 7 hari dalam seminggu


• Pembagian shift pagi jam 11.00-19.00 dan shift malam 19.00-02.00 (3 orang satu shift)
• Lama kerja sekitar 8 jam dalam sehari dengan waktu istirahat sekitar 1-2 jam.

7
Anamnesis Okupasi

Bersiap-siap menuju tempat Mulai bekerja Istirahat


Bangun
kerja (Shift Pagi 10.30/   11.00-12.00/   12.00-13.00/
Jam 05.00
Shift Malam 18.30) 19.00-20.00 20.00-21.00
     

 
 

Lanjut bekerja
Istirahat Pulang Pertukaran shift
      13.00-19.00/
19.30/02.30 19.00/ 02.00
21.00-02.00
 
   

8
Bahaya Potensial
Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko
kegiatan kesehatan yang kecelakaan
mungkin kerja
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko

Menyiapkan Benda tajam berupa Tidak ada Tidak Pekerjaan dilakukan secara Tidak Tidak ada Luka akibat
bahan pisau, gelas kaca, dll. ada manual dan berulang- ada benda tajam
makanan dan ulang, postur tubuh sering
peralatan berdiri
masak
Menyalakan Sumber api dari Tidak ada Tidak Pekerjaan dilakukan secara Tidak Tidak ada Luka bakar
kompor gas kompor gas, ada manual dan berulang- ada
dan memasak minyak,air, dan uap ulang, postur tubuh sering
makanan panas, dan peralatan berdiri
masak berbahan
logam yang panas
Mencuci Benda tajam berupa Cairan desinfektan Tidak Pekerjaan dilakukan secara Tidak Dermatitis Luka akibat
peralatan pisau, gelas kaca, dll. untuk ada manual dan berulang- ada kontak iritan, benda tajam
makan membersihkan ulang, postur tubuh sering Dermatitis
peralatan makan. berdiri kontak alergi

9
Body Discomfort Map

KETERANGAN
Lokasi: Digiti I dan II regio palmar manus dextra
Effloresensi:  
Makula eritema, bentuk bulat, diameter 3 cm
dan 4 cm, batas tegas, distribusi terbatas pada
Digiti I dan II regio palmar manus dextra

10
BRIEF Survey
Koki (juru masak) Juru masak
28 Juli 2020 Divisi Dapur Pagi dan Siang

X X X X X X X

X X X X X X X

M M M M M M M L L

11
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sakit ringan / Gizi Cukup/ Compos mentis

Tanda Vital dan Antropometri :


TD : 120/80 mmHg Pernapasan: 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,5°C
BB : 65 kg IMT : 25,39 kg/m2 (normal)
TB : 166 cm

Effloresensi Kulit
Makula eritema, bentuk bulat, diameter 3 cm dan 4 cm, batas tegas, distribusi terbatas pada
Digiti I dan II regio palmar manus dextra

12
Diagnosis Kerja
Diagnosis klinis : Rhinitis Alergi

Pajanan di tempat kerja


Fisik Listrik
Debu ruangan (proses pewarnaan rambut, alat-alat kosmetik, debu partikel rambut) dan
Kimia Hair Spray
Biologi Tidak ada
Ergonomi Bekerja dengan gerakan repetitive, posisi berdiri, posisi duduk lama, membungkuk lama
Psikososial Monotoni

Lama pajanan
Masa kerja 1 tahun Pemakaian APD Tidak
Jumlah jam terpajan/ hari 8 jam/hari Konsentrasi pajanan Sering

Diagnosis Okupasi : Rinitis alergi penyakit akibat kerja


13
PEMBAHASAN

14
Pembahasan

Luka Bakar
Kerusakan pada lapisan kulit akibat panas yang dihasilkan dari api,
aktivitas radioaktif, radiasi, listrik, gesekan dan bahan kimia.

Anamnesis : luka pada ibu jari dan telunjuk tangan kanan karena terkena api

amuel Mandell, Mathew Klein. Primary operative management of hand burns - UpToDate. UpToDate. 2016
15
Derajat Luka Bakar

Pemeriksaan Fisik : Makula eritema, bentuk bulat, diameter 3 cm dan 4 cm,


batas tegas, distribusi terbatas pada Digiti I dan II regio palmar manus dextra
Warby R, Maani C V. Burns Classification. StatPearls. 2019
16
Faktor Risiko

Gender dan umur : laki-laki berusia dewasa berisiko tinggi • Pasien laki-laki 34 tahun
karena cedera terkait pekerjaan

Kebiasaan :
• Konsumsi alkohol adalah faktor risiko umum pada • Tidak konsumsi alkohol
orang dewasa
• Kebiasaan merokok juga bisa meningkatkan resiko • Ada kebiasaan merokol
terjadinya luka bakar

Huang Z, Friedman LS. Work-Related Burn Injuries Hospitalized in US Burn Centers: 2002 to 2011. J Occup Environ Med. 2017;59(3):282–8
17
Bahaya Potensial
• Pekerjaan di dapur membuat seseorang terpapar • Pekerjaan : juru masak dengan
peralatan yang panas, uap makanan, dan juga api lama kerja 8 jam/hari selama 7
yang berasal dari kompor secara terus menerus. hari

• Etiologi tersering luka bakar di dapur yakni karena • Pasien terkena api saat
cairan yang panas dan peralatan yang memicu nyala kompor dengan
mengeluarkan api kertas yang dibakar

Solusi :
• Melakukan pengecekkan rutin terhadap alat,
• Memberikan alat pelindung diri pada pekerja,
• Memberikan edukasi mengenai pertolongan pertama jika terjadi luka bakar

Haruyama Y, Matsuzuki H, Tomita S, Muto T, Haratani T, Muto S, et al. Burn and cut injuries related to job stress among kitchen workers in Japan. Ind Health. 2014;
Rybarczyk MM, Schafer JM, Elm CM, Sarvepalli S, Vaswani PA, Balhara KS, et al. A systematic review of burn injuries in low- and middle-income countries: Epidemiology in the WHO-defined African Region. African J Emerg
Med. 2017 18
Penanganan Awal

Luka Bakar Mengaliri luka dengan air dingin bersuhu 2-15°C


Minor dengan durasi 20 menit segera setelah terjadi
luka bakar.
Luka Bakar melindungi area yang mengalami luka bakar
Mayor simultan dengan mencari pertolongan medis
lebih lanjut

Penanganan awal : pemberian pasta gigi pada luka

88,7% juru masak memiliki pengetahuan kurang tentang pertolongan pertama luka bakar

Kattan AE, AlShomer F, Alhujayri AK, Addar A, Aljerian A. Current knowledge of burn injury first aid practices and applied traditional remedies: a nationwide survey. Burn
Trauma. 2016; 19
Farmakoterapi

Luka Bakar Derajat 1:


• Salep antibiotik seperti Silver sulfadiazine, Mafenide • Biopacenton (neomycin
acetat, Silver nitrate, Povidone iodine, Bacitracin, sulfate) 4-6 kali dioles tiap
Neomycin, Polymyxin B untuk mencegah infeksi hari
sekunder dan melembabkan kulit.
• Bila perlu dapat diberi analgetik untuk mengatasi nyeri • Asam mefenamat 500 mg 3x1

Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka Bakar. Vol. 3, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. p. 1–126. Available from:
http://dx.doi.org/10.1101/843326 20
KESIMPULAN

• Keluhan pasien disebabkan karena paparan panas saat bekerja yang meningkatkan
risiko ternyadinya luka bakar.
• Selain itu tidak adanya penggunaan alat pelindung diri dan alat yang rusak juga
menjadi faktor pemicu terjadinya luka bakar.
• Faktor yang dominan pada kasus ini adalah faktor fisik berupa panas yang dihasilkan
dari peralatan memasak, hasil masakan, dan uap masakan.
• Sehingga dibutuhkan penggunaan alat yang hati-hati, pengecekkan alat secara rutin,
dan pengadaan alat perlindungan diri.
21
TERIMA KASIH

22

Anda mungkin juga menyukai