Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN KASUS INDIVIDU

PERDARAHAN POST PARTUM


OLEH :
AREZA EKA PERMANA

PEMBIMBING:

DR. MOCH.

BAB 1
PENDAHULUAN

Kematian maternal merupakan masalah


kesehatan yang menjadi perhatian dunia

Menurut WHO 2010 sebanyak 536.000 wanita


meninggal akibat dari persalinan 99% nya di
negara berkembang

Bedasarkan survey demografi dan kesehatan di


Idonesia (SKDI) tahun 2012. Angka kematian
ibu masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup angka ini sediki menurun jika
dibandingkan SKDI 1991 yaitu sebesar 390 per
100.000 kelahiran hidup

perdarahan post partum dipengaruhi oleh faktor


predisposisi, faktor langsung dan faktor
pendukung

Sering kali dampak yang timbul dari


pedarahan post partum adalah
hemoraghie, anemia dan sindrom
Sheehan. Syok hipovolemia

Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk


melaporkan dan membahas kasus pasien
dengan Perdarahan Pasca Persalinan
dengan menitikberatkan pada proses
diagnosis dan penatalaksanaannya.

BAB 2
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. SR
Umur
: 31 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat
: Sunan RT 3 RW 5, sunan
nganjuk
Agama
: Islam
Tanggal masuk : 9 april 2016, jam 00.55
WIB
No. RM
: 21.82.43

ANAMNESIS
KU : perdarahan dari jalan lahir
.

RPS:Pasien rujukan dari bidan desa dengan hpp. pasien


mengeluh keluar darah dari kemaluan sejak 3 jam
sebelum masuk rumah sakit, darah keluar berwarna
merah, tidak ada gumpalan, sebanyak 4-5 gelas aqua.
Pasien pasca persalinan spontan belakang kepala jam 10
malam, berat bayi baru lahir 3100 gram, persalinan cepat,
dan tidak dengan bantuan alat.tidak dilakukan episiotomi.

Menurut bidan, sempat ada


plasenta yang tertinggal dan
sudah di lakukan bimanual,
pasien mengalami atonia uteri
kemudian diberikan oksitosin im,
tetapi perdarahan masih aktif
sekitar 700cc. Pasien juga
mengeluh kepala cekot-cekot dan
badan terasa lemas dan keringat
terasa dingin.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat anak pertama persalinan
normal spontan mengalami
perdarahan seperti ini. Hipertensi (-),
diabetes melitus (-), asma (-) hipertensi
saat kehamilan (-).

Riwayat penyakit keluarga :


Hipertensi (-), diabetes melitus (-), asma (-)
Riwayat perkawinan
:
Kawin 1 kali, selama 11 tahun
Riwayat Haid
:
M

Riwayat kontrasepsi :
Tidak pakai Kb sejak melahirkan anak pertama
Riwayat obstetri :
Anak pertama/ Perempuan /lahir
spontan/bidan/BBL 2900 gram/hidup/9 tahun
Anak kedua/ laki laki/ lahir spontan/bidan/BBL
3100 gram/hidup/3 jam

PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran

: Compos mentis, GCS= E4V5 M6

Vital Sign
36,7

: TD: 85/67, Nadi: 119x menit, Suhu


oC, RR: 25x/menit. SpO2 87 %

K/L: a+/i-/c+/d-, PBI 3mm/3mm, RC +/+,


pembesaran KGB (-)
Thorax : Gerak simetris, retraksi (-/-)
Cor : S1S2 tunggal, batas jantung (dbn), Gallop (-),
Murmur (-)
Pulmo : ves /ves, Ronchi -/-,Wheezing-/- sonor
/sonor

Abdomen :
Auskultasi : Met - , BU (+) N
Inspeksi : luka bekas operasi (-), flat
Palpasi :Soepel, nyeri tekan
(-),TFU setinggi umbilicus, H/L ttb,
Perkusi : timpani

Extremity :
Dingin : basah , pucat, edema (-),
CRT >2 Detik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium:
Hematologi:
- Hb : 7 mg/dl(P:13 18 mg/dl, L14 18 mg/dl)
- Leukosit : 27.8 l (5000 10000 l)
- Neutropil : 85.2% (49-67%)
- Limposit : 5.7 % (25-33%)
- Monosit : 2.2 % (3-7%)
- Eosinopil : 5.5 % (1-2%)
- Basofil: 1.1 % (0-1%)
- Eritrosit : 2.00 l (3,80-5,30 l)
-

- Ht
: 17.1 %(L40 54 %)
- RDW
: 14 % (10-16,5%)
- Trombosit
: 267.000/l (150.000
400.000/l)
- MPV
:4
-MCH
: 27.80 pg (28-36 pg)
-MCHC
: 32,20 g/dL (31-37 g/dL)
-MCV
: 85..50 fl (87-100 pg)
-HbsAg
: negative
-PT
: 13,60 (10.30-16.30)
-APTT
: 28.60 (24.20-38.20)
- Golongan darah: B
- Resus positif

CLUE AND CUE


- perempuan 31 thun
- post partum spontan
- perdarahan aktif 3 jam
- sisa plasenta
- tfu setinggi umbilical
- BBL 3100 gr.
- Riw HPP sebelumnya
- keringat dingin
- lemas
- hipotensi (TD :85/67 mmHg)
- konjungtiva anemis
- akral dingin basah pucat
- anemia (HB 5.5 dan hct 17.5)
- leukositosis

PROBLEM LIST
-

perdarahan masif pervaginam


syok hipovolemik
anemia
atonia uteri
Restan plasenta.

ASSESTMENT

Early hemorrhagic post partum et causa


restan plasenta + atonia uteri + syok
hipovolemik + anemia

PLANNING DIAGNOSIS
- Urine Lengkap
-

PLANNING TERAPI
Bedrest posisi tandelernberg
O2 nasal 3-4 lpm
IVFD double line
Loading asering 2000 cc dalam 1 jam.--> observasi
Drip oksitosin 2 amp dalam 500 cc asering 28 tpm
Inj. Ceftriaxon 2 x 1 g IV
Misoprostol 3 tab per anus
Tranfusi PRC hingga HB > 8
Konsul Sp. OG Kuretage

PLANNING MONITORING
Kondisi umum
Vital sign
Keluhan pasien

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

PERDARAHAN POST PARTUM

Definisi
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih
dari 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir
pervaginam atau lebih dari 1.000 mL setelah
persalinan abdominal

Kondisi dalam persalinan menyebabkan


kesulitan untuk menentukan jumlah
perdarahan
PATOKAN
Adanya perubahan tanda vital, antara lain :
-

pasien mengeluh lemah,

limbung,

berkeringat dingin,

menggigil,

hiperpnea,

tekanan darah sistolik < 90 mmHg,

denyut nadi > 100 x/menit,

kadar Hb < 8 g/dL 2.

PERDARAHAN POST PARTUM DIBAGI 2


1. Perdarahan Post Partum Dini / Perdarahan Post
Partum Primer (early postpartum hemorrhage)

2. Perdarahan pada Masa Nifas / Perdarahan Post


Partum Sekunder (late postpartum hemorrhage).

ETIOLOGI
-

Atonia uteri
Luka jalan lahir
Retensio plasenta
Gangguan pembekuan darah

INSIDENSI
-

Atonia uteri 50 60 %
Sisa plasenta 23 24 %
Retensio plasenta 16 17 %
Laserasi jalan lahir 4 5 %
Kelainan darah 0,5 0,8 %

TANDA DAN GEJALA UNTUK


MENENTUKAN PENYEBAB PERDARAHAN

Gejala dan Tanda

Penyulit

Diagnosis Kerja

- Uterus tidak berkontraksi dan Syok


lembek.

Bekuan

Perdarahan segera setelah anak serviks


lahir

Atonia uteri
darah
atau

telentang
menghambat
darah keluar

pada
posisi
akan
aliran

Darah segar mengalir segera Pucat


setelah bayi lahir

Lemah

Uterus berkontraksi dan keras

Menggigil

Robekan jalan lahir

Plasenta lengkap

Plasenta belum lahir setelah 30 Tali pusat putus akibat Retensio plasenta
menit

traksi berlebihan

Perdarahan segera

Inversio

Uterus berkontraksi dan keras

tarikan

uteri

akibat

Perdarahan lanjutan

Plasenta atau sebagian Uterus

Retensi

selaput tidak lengkap

berkontraksi

plasenta

Perdarahan segera

tetapi

tinggi

fundus

tidak

berkurang
Uterus tidak teraba
Lumen

vagina

Neurogenik syok Inversio uteri

terisi Pucat

massa
Tampak tali pusat (bila
plasenta belum lahir)

limbung

dan

sisa

KRITERIA DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik:
- Pucat,
- tekanan darah rendah,
- denyut nadi cepat, kecil,
- ekstremitas dingin serta tampak darah keluar
melalui vagina terus menerus

Pemeriksaan obstetri :
- Uterus membesar bila ada atonia uteri.
- Bila kontraksi uterus baik, perdarahan mungkin karena
luka jalan lahir

Pemeriksaan ginekologi:
- Pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan
baik atau telah diperbaiki,
- pada pemeriksaan dapat diketahui
kontraksi uterus,
- adanya luka jalan lahir dan retensi sisa
plasenta

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah
Pemeriksaan golongan
Pemeriksaan faktor koagulasi
seperti waktu perdarahan dan
waktu pembekuan .

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

USG

PENATALAKSANAAN
1. resusitasi dan penanganan
perdarahan obstetri serta
kemungkinan syok hipovolemik dan
2. identifikasi dan penanganan
penyebab terjadinya perdarahan post
partum3.

RESUSITASI CAIRAN PADA HPP


- Pengangkatan kaki (tandelemberg ) dapat
meningkatkan aliran darah balik vena
- oksigen dan akses intravena
- Pertimbangkan untuk pasang 2 infus line
- resusitasi dengan cairan kristaloid dalam
volume yang besar, (NS/NaCl) atau cairan
Ringer Laktat

TRANSFUSI DARAH
Kapan dipertimbangakan :
-

bila perdarahan masih terus berlanjut dan diperkirakan


akan melebihi 2.000 mL

keadaan klinis pasien menunjukkan tanda-tanda syok


walaupun telah dilakukan resusitasi cepat

Tujuan transfusi
- memasukkan 2 4 unit PRC untuk
menggantikan pembawa oksigen yang
hilang dan untuk mengembalikan volume
sirkulas

Jenis dan Cara

Oksitosin

Ergometrin

Dosis dan cara IV: 20 U dalam 1


pemberian awal

IM

Misoprostol

atau

IV Oral

larutan (lambat): 0,2 mg

garam

fisiologis

dengan

tetesan

atau

rektal

400 mg

cepat
Dosis lanjutan

IM: 10 U
IV: 20 U dalam 1L Ulangi 0,2 mg IM 400 mg 2-4 jam
larutan garam
fisiologis

setelah 15 menit

dengan Bila

40 tetes/menit

masih

diperlukan,
IM/IV

setelah dosis awal

beri

setiap

2-4

jam
Dosis maksimal Tidak lebih dari 3 L Total 1 mg (5 dosis) Total 1200 mg atau
per hari

larutan fisiologis

Kontraindikasi

Pemberian

atau hati-hati

secara cepat atau vitium


bolus

3 dosis
IV Preeklampsia,
hipertensi

Nyeri kontraksi

kordis, Asma

PENCEGAHAN

- penanganan aktif pada


persalinan kala III
Pemberian uterotonik (dianjurkan
oksitosin) segera setelah bayi dilahirkan.
Penjepitan dan pemotongan tali pusat
dengan cepat dan tepat
Penarikan tali pusat yang lembut dengan
traksi balik uterus ketika uterus
berkontraksi dengan baik

PENILAIAN KLINIK DERAJAT SYOK

Volume
Kehilangan
Darah
500-1.000 mL
(10-15%)

1000-1500

(25-35%)
2000-3000
(35-50%)

Darah Tanda

(sistolik)

Gejala

dan

Derajat Syok

Palpitasi,
Normal

takikardia,

Terkompensasi

pusing
mL Penurunan ringan

(15-25%)
1500-2000

Tekanan

(80-100 mm Hg)
mL

Penurunan
sedang

(70-80

mm Hg)
mL Penurunan

tajam

(50-70 mm Hg)

Lemah,
takikardia,

Ringan

berkeringat
Gelisah, pucat,
oliguria

Sedang

Pingsan,
hipoksia
anuria

Berat

ATONIA UTERI
Definisi
Atonia uteri adalah kegagalan serabutserabut otot miometrium uterus untuk
berkontraksi dan memendek.

Etiologi :
Over distensi uterus :
- kehamilan ganda,
- janin makrosomia,
- polihidramnion atau abnormalitas janin (misal hidrosefalus berat),
- kegagalan untuk melahirkan plasenta
- distensi akibat akumulasi darah di uterus baik sebelum maupun
sesudah plasenta lahir
Lemahnya kontraksi miometrium:
- Partus lama dan partus kasep
- inhibisi kontraksi oleh obat anastesi
Penyebab lain
plasenta letak rendah, toksin bakteri (korioamnionitis,
endomiometritis, septikemia)


RETENSIO PLASENTA
Definisi
Retensio plasenta adalah tertahannya
atau belum lahirnya plasenta hingga
atau lebih dari 30 menit setelah bayi
lahir

Gejala
Konsistensi

Separasi

/ Plasenta

akreta parsial inkarserata


Kenyal
Keras

Plasenta
akreta
Cukup

uterus
Tinggi

Sepusat

fundus

jari

bawah Sepusat

pusat

Bentuk

Diskoid

uterus
Perdarahan

Sedang-banyak Sedang

Sedikit/tidak

Terjulur

Terjulur

ada
Tidak terjulur

Konstriksi

Terbuka

Tali pusat

sebagian
Ostium uteri Terbuka
Separasi

Agak globuler

Lepas sebagian Sudah lepas

plasenta
Syok

Diskoid

Melekat
seluruhnya

Sering

Jarang

Jarang sekali

Sisa Plasenta
Penemuan secara dini, hanya
dimungkinkan dengan melakukan
pemeriksaan kelengkapan plasenta
setelah dilahirkan. Pada kasus sisa
plasenta dengan perdarahan pasca
persalinan lanjut, sebagian besar
pasien akan kembali lagi ke tempat
bersalin dengan keluhan perdarahan
setelah beberapa hari pulang ke
rumah dan subinvolusi uterus
Berikan antibiotika karena perdarahan
juga merupakan gejala metritis.
Antibiotika yang dipilih adalah
ampisilin dosis awal 1 g IV dilanjutkan

Lakukan eksplorasi digital (bila serviks


terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah
atau jaringan. Bila serviks hanya dapat
dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi
sisa plasenta dengan dilatasi dan kuretase
Bila kadar Hb < 8 g/dL berikan transfusi
darah. Bila kadar Hb > 8 g/dL, berikan
sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari

BAB 4
PEMBAHASAN

Perdarahan pada pasien ini


didiagnosis hpp berdasarkan dari
sifatnya dan banyaknya
kehilangan darah pasien ini sejak
3 jam post partum didapatkan
perdarahan sebanyak 4 gelas
aqua,ditambah lagi sekitar 700
ccperdarahan post pemberian
oksitosin im oleh bidan. HPP pada
pasien ini bersifat primer (early)
karena pendarahan terjadi 3 jam
post partum spontan.

Pada teori dikatakan


Perdarahan post partum
primer (early postpartum
hemorrhage) ialah
perdarahan >500 cc yang
terjadi dalam 24 jam pertama
setelah bayi lahir.

Pada pasien ini kausa dari HPP nya adalah


Atonia uteri
Dimana pada anemnesis yang mengarah
adalah perdarahan yang tidak berhenti. Dan
masih didapatkan TFU yang setinggi
umbilcal. Pada palpasi uterus terasa lembek.
Kemudian pada pasien ini riwayat partus
yang pertama juga pernah mengalami hal
seperti ini.

Pada teori atonia uteri disebabkan


banyak faktor antara lain :
partus sebelumnya pernah atonia.
Partus lama dan partus kasep.
Pemerian MGSO4 untuk eklamsia.
Dan ada mioma pada uterus yang
menahan kontraksi uterus. Dan
adanya infeksi intrauterin
(korioamnionitis). Gemeli. Janin
besar. Polihidromion

Over distensi uterus :


- kehamilan ganda,
- janin makrosomia,
- polihidramnion atau abnormalitas janin (misal
hidrosefalus berat),
- kegagalan untuk melahirkan plasenta
- distensi akibat akumulasi darah di uterus baik sebelum
maupun sesudah plasenta lahir

Restan plasenta pada pasien


ini didapatkan dari anamnesis
bahwa pada saat menejemen
kala 3 di bidan. Bidan
mengatakan plasenta tidak
utuh keluar. Dan telah
dilakukan bimanual untuk
mengeluarkan sisa plasenta.
Setelah dilakukan bimanual
dan sudah diberikan
oksitosin.im tetapi

Pada teori keadaan restan


plasenta merupakan adanya
sisa plasenta yang sudah
lepas tapi belum keluar akan
menyebabkan perdarahan
yang banyak.

Syok pada pasien ini ditandai dengan


adanya hipotensi (TD 85/67) dan
ditandai pula dengan peningkatan nadi
dan peningkatan respiratory rate.
keringat dingin. Pada pemeriksaan
kpala leher didapatkan konjungtiva
anemis dan tampak sianosis. Serta pada
pemeriksaan extremitas didapatkan
akral dingin basah pucat CRT >2. Dari
data yang disebutkan pasien mengarah
pada keadaan shok hipovolemik yang
terkompensasi

Pada dasarnya shok hipovolemi


akibat perdarahan yang terjadi
karena pembuluh darah di dalam
uterus masih terbuka. Pelepasan
plasenta memutuskan pembuluh
darah dalam stratum spongiosum
sehingga sinus-sinus maternalis di
tempat insersinya plasenta terbuka

BAB 5
KESIMPULAN

Perdarahan post partum primer (early


postpartum hemorrhage) ialah
perdarahan >500 cc yang terjadi
dalam 24 jam pertama setelah bayi
lahir. Penyebab utama perdarahann
postpartum primer adalah atonia
uteri, retensio plasenta, sisa
plasenta dan robekan jalan lahir.

Kelainan ini merupakan adanya sisa


plasenta yang sudah lepas tapi belum
keluar akan menyebabkan perdarahan
yang banyak. Plasenta restan memberi
kontribusi terhadap terjadinya
perdarahan postpartum sebesar 23%29%. Sebabnya bisa karena atonia
uteri, karena adanya lingkaran kontriksi
pada bagian bawah rahim akibat
kesalahan penanganan kala III, yang
akan menghalangi plasenta keluar.
Pengelolaan pada kasus ini dilakukan
tindakan kuretase.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai