Oleh
dr. Muhammad Ari Setiawan Prakasa
80% 15% 5%
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terjadi pada laki-laki yg sudah tua >60th, Vesika urinaria dapat teraba Tes urine, tes darah, tes kelancaran
kesulitan untuk mengeluarkan kencing apabila sudah terjadi retensi urine (uroflowmetri), USG transectal,
atau tidak bisa sama sekali, Perlu total, pada colok dubur BPH biopsy prostat
mengejan saat buang air kecil, Aliran biasanya dapat diraba sebagai
urine lemah atau tersendat-sendat, Urine benjolan yang kenyal di dinding
menetes di akhir buang air kecil, Buang
depan rektum dengan batas
air kecil terasa tidak tuntas, Buang air
kecil di malam hari menjadi lebih sering. atas yang dapat diraba dan
kalau sudah besar sekali batas
atas tidak dapat diraba
TATA LAKSANA
PRIMERY SURVEY
SECONDARY SURVEY
FARMAKOTERAPI
PEMBEDAHAN
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
01 Tn. T
02 71 tahun
03 Pensiunan
ANAMNESIS
Kencing sedikit
Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh sulit kencing, kencing hanya menetes
sedikit – sedikit. Penderita juga mengeluh kencing tidak lampias, mengedan, dan apabila ingin kencing
tidak bisa ditahan. Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit penderita mengeluh tidak bisa kencing dan
terasa sakit sekali.
Sebelumnya kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita mulai mengeluh sering
mengejan saat kencing, kencing kurang deras, dan pancarannya kurang jauh sehingga penderita lebih
lama di kamar mandi. Bila siang hari bisa lebih dari 7 kali kencing dan pada malam hari penderita
sering terbangun untuk kencing (bisa 3-4 kali semalam). Penderita juga sering mengeluh nyeri saat
kencing. Riwayat Penyakit Dahulu
Asma (-), alergi (-), riwayat operasi (-), riwayat penyakit lain (-), HT
(+) tidak terkontrol lebih dari 20 tahun
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa (-), DM(-), asma (-), HT(-)
Pemeriksaan fisik 15/3/2019
PARAMETER KEADAAN
Kesan Sakit Sedang
Kesadaran Compos mentis | 456
Tekanan darah 202/116mmHg
Nadi 92x/min
Frekuensi pernafasan 20x/min
Suhu (aksila) 36,6 ⁰C
SpO2 98% tanpa O2
Kulit Hematome (-), pucat (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-), rash (-)
Kepala Normocephaly
Mata Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), Pupil isokor 2mm/2mm, RC (+/+)
Hidung Perdarahan mukosa (-), epistaksis (-)
Mulut Gigi palsu (-) Gusi berdarah (-)
Leher Bruit karotis (-), JVP = 6 ± 2 cmH2O
PARAMETER KEADAAN
Paru-paru Irama regular; Gerakan nafas simetris; Tactile fremitus simetris;
Perkusi Auskultasi Rhonki Wheezing
S S V V - - - -
S S V V - - - -
S S V V - - - -
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hasil Nilai Normal LABORATORIUM
Hemoglobin 10,2 12,00-16,00 g/dl
Lekosit 9,90 4,0-10,5/ul
Eritrosit 3,67 3,50-5,50 juta/ul
Hematokrit 30,9 37,00-47,00 vol% ELEKTROLIT
Trombosit 564.000 150-450 ribu/ul Natrium - 136-145 Meq/L
MCV,MCH, MCHC Kalium - 3,5-5,1 Meq/L
MCV 84,2 80,00-97,00 Chlorida - 98-107 Meq/L
MCH 27,7 27,0-32,0 DIABETES
MCHC 32,9 32,0-38,0 Gula Darah mg/dL
KIMIA 110 <200.000
Sewaktu
HATI
SGOT 19 0 – 46
SGPT 20 0 – 45
GINJAL
Ureum 78,32 10 – 50
Kreatinin 78,32 0,7 – 1,25
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
G N O S I S
DIA
TA L A K
TATA LAKSANA
- IGD RSUD Ratu Zalecha
IVFD NS 20 tpm
Inj. Ranitidine 1x50 mg
Inj. Antrain 1x1 amp
Retensi Urin e.c BPH - Advise dari bagian Sp.B
Pasang DC
Kontrol poli bedah
PEMBAHASAN
KASUS vs TEORI
K T
• Tn. T berumur 71 tahun Gejala obstruktif terdiri dari:
• sulit kencing •Kesulitan memulai miksi/ hesitancy √
• kencing hanya menetes sedikit – •Mengejan untuk memulai miksi/ straining √
•Pancaran melemah/ weak stream √
sedikit. •Rasa tidak lampias/ incomplete emptying √
• kencing tidak lampias •Urin menetes di akhir miksi/ dribbling
• Kencing mengedan, •Aliran urine hilang timbul/ intermittent flow √
• kencing tidak bisa ditahan.
• Sejak 1 hari sebelum masuk rumah Gejala iritatif terdiri dari:
sakit penderita mengeluh tidak bisa •Frekuensi √
•Urgensi √
kencing dan terasa sakit sekali.
•Nokturia √
• pada malam hari penderita sering
•Inkontinensia √
terbangun untuk kencing (bisa 3-4
kali semalam)
KASUS vs TEORI
K T
-Pemeriksaan fisik pasien Pemeriksaan Abdomen
•Pada inspeksi: benjolan pada regio suprapubik abdomen dapat
Abdomen menunjukkan adanya buli-buli yang terisi √
-inspeksi: kesan buli menonjol •Pada palpasi: penekanan pada regio suprapubik dapat
-palpasi: nyeri tekan suprapubic
-perkusi: suara redup dan terasa nyeri saat di ketuk menimbulkan rasa ingin miksi, pemeriksaan ballotement ginjal
-asukultas: BU (+) N dapat menunjukkan adanya hidronefrosis
•Pada perkusi: suara redup jika buli-buli terisi √
Colok dubur Colok Dubur
-tidak dilakukan (kd ingat, keburu pasiennya pulang :( ) Colok dubur dilakukan untuk membedakan pembesaran prostat
jinak atau ganas. Pada BPH, biasanya ditemukan prostat
membesar secara simetris pada lobus kanan dan kiri,
konsistensi kenyal, dan tidak ditemukan adanya nodul.
Sedangkan, pada karsinoma prostat konsistensinya keras, lobus
tidak simetris, dan bernodul.
KASUS vs TEORI
K T
- Hasil lab leukosit tidak meningkat. •Darah lengkap & Urinalysis: urin lengkap dan
- Pada pasien ini tidak dilakukan pemriksaan
biakan urin (untuk menyingkirkan adanya ISK)
peninjang lainnya
•Antigen prostat spesifik/prostate specific
antigen (PSA) untuk diagnosis banding kanker
prostat
•USG: menentukan volume prostat, adanya batu
buli-buli, serta urine residual.
•Uroflowmetri: menilai progresivitas BPH dengan
menilai laju urin saat miksi
KASUS vs TEORI
K T
Dalam kasus BPH tanpa gejala, tidak
Tatalaksana diperlukan pengobatan. Sebagai
- Pemasangan DC penatalaksanaan awal yang darurat, bila
pasien mengalami retensi urine akibat BPH
maka pasien dapat diberikan kateterisasi
uretra atau bila gagal, kateterisasi
suprapubik untuk mengatasi retensi urine.
Penatalaksanaan benign prostatic hyperplasia (BPH) sangat
bergantung dari derajat keparahannya berdasarkan skoring
IPSS (International Prostate Symptom Score)
2. Pembedahan
Jika pada pemberian medikamentosa tidak berhasil,
maka dilakukan pembedahan
Pilihan tindakan pembedahan yang ada antara lain adalah:
- Pembedahan Endourology
Pembedahan endourologi adalah metode yang paling umum dilakukan untuk terapi benign
prostatic hyperplasia. Prosedur yang dapat dilakukan antara lain adalah transurethral resection of
the prostate (TURP)
ukuran prostat sedang (60-80 gram) dengan batas toleransi hingga 100 gram.