Anda di halaman 1dari 8

PREDIKSI UMUR SISA PERKERASAN LENTUR BERDASARKAN

KETIDAKRATAAN PERMUKAAN JALAN


(REMAINING SERVICE LIFE OF FLEXIBLE PAVEMENT BASED ON
SURFACE PAVEMENT ROUGHNESS)
Tranggono, M. 1), Santosa, W. 2)
1)2)
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Katolik Parahyangan
1)2)
Jl. Merdeka No. 30, Bandung 40117
1) 2)
e-mail: tranggono@pusjatan.pu.go.id ; wimpy@home.unpar.ac.id
Diterima: 9 Mei 2016; direvisi: 2 Juni 2016; disetujui: 21 Juni 2016

ABSTRAK

Analisis kondisi fungsional perkerasan jalan yang dilakukan pada pengelolaan perkerasan jalan lentur untuk
jalan tol di Indonesia ditentukan berdasarkan Nilai Kondisi Jalan. Penilaian tersebut merupakan penggabungan
penilaian kondisi perkerasan berdasarkan ketidakrataan permukaan perkerasan, alur, dan kerusakan utama
permukaan perkerasan. Pada pengelolaan pemeliharaan perkerasan, penentuan umur sisa perkerasan sangat
penting untuk digunakan sebagai penentuan program penanganan pemeliharan jalan. Telah dilakukan
penelitian tentang hal ini berdasarkan metode analisis statistik yang menghasilkan hubungan antara
ketidakrataan permukaan perkerasan dengan umur sisa pelayanan perkerasan. Analisis menggunakan data time
serries untuk jalan tol Surabaya-Gempol di Jawa Timur tahun 2007, 2010, 2012, dan 2014. Hubungan yang
diperoleh bertendensi eksponensial dan dapat digunakan untuk memprediksi umur sisa pelayanan perkerasan.
Makalah ini bermaksud menbahas kajian tentang hubungan empirik antara ketidakrataan permukaan
perkerasan dengan umur sisa pelayanan jalan dalam rangka mencari model yang dapat dipakai untuk
memprediksi umur sisa pelayanan perkerasan.

Kata kunci: jalan tol, perkerasan lentur, ketidakrataan perkerasan, umur sisa pelayanan perkerasan, kondisi
fungsional perkerasan,

ABSTRACT

Functional pavement condition analysis conducted on the management of flexible pavement on toll roads in
Indonesia is determined based on the Road Condition Value. It is a combination of pavement condition
assessment based on roughness, rutting, and major damage of pavement surface. On the pavement maintenance
management, the determination of remaining service life is very important to be used as a determination of road
maintenance management program. Research has been carried out based on statistical analysis which resulting
in relationships between roughness of pavement surface and remaining service life. The analysis used time
series data of 2007, 2010, 2012, and 2014 for Surabaya – Gempol toll road. Obtained relationships tended
exponential and could be used for remaining service life prediction. This paper aims to describe the analysis of
empirical relationship between roughness of pavement surface and remaining service life in conjunction with
finding out the model which can be used to predict remaining service life of road pavement.

Keywords: toll road, flexible pavement, roughness, remaining service life, functional condition of pavement

Prediksi Umur Sisa Perkerasan Lentur Berdasarkan Ketidakrataan Permukaan Jalan


(Tranggono, M., Santosa, W.) 57
PENDAHULUAN RSL dapat digunakan dengan baik
Ketidakrataan permukaan perkerasan sebagai pengukuran aset perkerasan untuk
jalan mempunyai peranan yang penting pada kinerja perkerasan secara nasional. RSL sangat
pengelolaan jalan. Salah satunya digunakan baik digunakan sebagai ukuran kondisi
pada penentuan kondisi perkerasan jalan untuk perkerasan tingkat jaringan secara nasional
program pemeliharaan jalan. P.T. Jasa Marga karena menambahan elemen waktu yang
(Persero) telah mengembangkan model menggambarkan bagaimana jaringan
penurunan kondisi berdasarkan Nilai Kondisi perkerasan tersebut melayani pengguna jalan.
Jalan (NKJ) yang menggambarkan kondisi Perkerasan dengan RSL tinggi melayani
fungsional perkerasan dan merupakan pengguna jalan lebih panjang dan akan
gabungan dari nilai ketidakrataan permukaan melayani pengguna jalan dengan baik (Mack
perkerasan jalan (roughness), nilai alur, nilai and Sullivan 2014). Demikian juga
kekesatan, dan nilai kerusakan permukaan penggunaan RSL menjamin pelaksanaan
perkerasan (Tranggono 2005; Surbakti 2000; program yang berbasis resiko dan berbasis
Sriwidodo 2010). NKJ tersebut mempunyai kinerja, karena dapat menggambarkan kinerja
rentang nilai dari 4 sampai dengan 0 yang 10-20 tahun mendatang dan menggambarkan
menggambarkan kondisi jalan dari kondisi kebutuhan strategi investasi untuk memelihara
baik sampai kondisi jalan yang rusak. sistem perkerasan jalan dengan baik.

Korelasi RSL dengan IRI


Umur Sisa Perkerasan
Dengan keunggulan-keunggulan RSL
Baladi et al. (2010) dan Mack dan tersebut, maka umur sisa perkerasan
Sullivan (2014) melakukan penilaian kondisi berdasarkan ketidakrataan permukaan
jalan yang dinyatakan dengan umur sisa perkerasan jalan yang dinyatakan dalam
perkerasan (Remaning Service Life, RSL). RSL International Roughness Index (IRI) digunakan
dapat didefinisikan sebagai perkiraan jumlah sebagai ukuran nilai kondisi jalan. Umur sisa
tahun yang diukur berdasarkan survei kondisi perkerasan berdasarkan nilai IRI dapat
terakhir sampai dengan proyeksi dimana mereprensentasikan kerusakan perkerasan dan
dibutuhkan kegiatan rehabilitasi perkerasan dapat digunakan sebagai indeks kinerja
selanjutnya akan dilakukan, seperti perkerasan jalan (Megoda and Gao 2014;
ditunjukkan pada Gambar 1. Selain sederhana Morova et al. 2013). Korelasi RSL dengan IRI
dan langsung dapat diaplikasikan untuk tersebut dapat digunakan sebagai ukuran RSL
keperluan pemeliharaan, RSL merupakan alat yang mempunyai keuntungan yang optimal
komunikasi dan alat perencanaan strategi yang berdasarkan pelayanan perkerasan, demikian
baik serta dapat dengan mudah dimengerti oleh juga penggunaan parameter IRI lebih handal
ahli teknik, masyarakat umum, legislator, dan dibandingkan pengukuran parameter kondisi
manajer. lainnya, karena memberikan pengukuran
tingkat pelayanan serta membantu evaluasi
yang lebih akurat terhadap tingkat pelayanan
perkerasan yang ada.
Min. Acceptable Rating
Korelasi RSL dengan IRI dapat
dinyatakan sangat baik dengan persamaan
linier (Obaidat and Shiyab 2003). Persamaan
linier tersebut dinyatakan secara time series
berdasarkan umur perkerasan dan siklus
pemeliharaan.
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk
melakukan validasi model RSL dengan
variabel IRI yang akan datang, serta
Sumber: Mack and Sullivan (2014) mengembangkan hubungan antara IRI dan
Gambar.1 Penggambaran RSL umur sisa perkerasan.

58 Jurnal Jalan-Jembatan, Volume 33 No. 1 Januari-Juni 2016: 57-64


KAJIAN PUSTAKA konstruksi dengan praktis dan handal. Lebih
Analisis Kondisi Fungsional lanjut Obaidat and Shiyab (2003)
mengembangkan hubungan PSI dan IRI
Analisis kondisi fungsional dilakukan
dengan menggunakan model eksponensial
dengan menggunakan konsep indeks kondisi
seperti yang ditunjukkan pada Persamaan (2).
perkerasan (Present Serviceability Index, PSI)
yang dikembangkan oleh AASHTO (1993) ( )
………………………… (2)
dan telah diadaptasi oleh Widayat, Aditya, dan
Toole (1991) untuk di Indonesia, seperti Keterangan:
ditunjukkan Persamaan (1). Dengan PSI = indeks kondisi perkerasan;
menggunakan persamaan tersebut, nilai PSI IRI = indeks ketidakrataan permukaan
untuk tiap segmen jalan dihitung berdasarkan perkerasan (m/km)
hasil survei kondisi kerusakan utama
perkerasan. Untuk jalan tol, nilai PSI inisial
pada waktu jalan pertama kali dibuka adalah Analisis Umur Sisa Perkerasan
4,2. Sedangkan jalan dalam keadaan sudah Berdasarkan IRI
rusak nilai PSI terminalnya adalah 2,5. Umur sisa perkerasan (RSL)
didefiniskan sebagai perkiraan jumlah tahun
yang diukur berdasarkan survei kondisi
√( ) ( ) ……….. (1) terakhir sampai dengan proyeksi ketika
Keterangan: dibutuhkan kegiatan rehabilitasi perkerasan
selanjutnya (Baladi et al. 2010). Selain dapat
IRI = indeks ketidakrataan permukaan
perkerasan (m/km) digunakan dengan baik sebagai alat
perencanaan perkerasan jalan pada tingkat
RD = kedalaman alur (mm)
jaringan dan tingkat proyek, RSL dapat
C = persentase luas retak (%) digunakan juga dengan baik sebagai alat
P = persentase luas tambalan (%) komunikasi yang mudah dimengerti oleh ahli
teknik atau masyarakat umum lainnya (Yu
2005; Mack and Sullivan 2014).
Lebih lanjut Haas, Hudson, dan
Zaniewski (1994) dan Morova et al. (2013) Lebih lanjut Mack and Sullivan (2014)
menyatakan bahwa profil perkerasan dan menyebutkan bahwa penggunaan RSL dapat
ketidakrataan memberikan kontribusi hampir menggambarkan kondisi perkerasan dengan
95% pada kualitas berkendara. Dengan baik, segmen yang mempunyai indeks
demikian IRI dapat merepresentasikan perkerasan yang sama dapat memerlukan
kerusakan perkerasan dan dapat digunakan penanganan pemeliharaan yang berbeda, dan
sebagai indeks kinerja perkerasan jalan, menggambarkan dengan baik bagaimana
sehingga ketika kesulitan untuk melakukan jaringan jalan tersebut melayani pengguna
pengukuran kerusakan permukaan akibat jalan. Perkerasan dengan RSL tinggi dapat
keterbatasan sumber daya yang ada, sangat melayani pengguna jalan dengan baik karena
beralasan untuk bergantung hanya pada waktu penggunaan perkerasan lebih panjang.
penentuan IRI guna menentukan kebutuhan Pola penurunan kondisi perkerasan
pemeliharaan atau rehabilitasi. dengan menggunakan RSL tersebut, dapat
Hal ini mendasari beberapa penelitian memberikan gambaran tentang kesehatan
terdahulu yang menghubungkan Antara IRI perkerasan jalan dengan mudah dan cepat.
dengan PSI tanpa menggunakan kerusakan Dengan melihat RSL pada tingkat proyek, nilai
perkerasan utama, seperti yang dilakukan oleh RSL yang panjang akan mempunyai kondisi
Paterson and Bennet (2005) dan Obaidat and kesehatan yang lebih baik dibandingkan
Shiyab (2003), serta menyebutkan bahwa dengan waktu RSL yang pendek, sehingga
parameter IRI banyak digunakan secara luas dapat ditentukan penanganan
oleh berbagai pengelola jalan untuk pemeliharaannya. Sedangkan pada tingkat
mengevaluasi kinerja fungsional dan indikator jaringan jalan, dapat dengan mudah dilihat
jaminan mutu pekerjaan selama proses bahwa porsi perkerasan yang akan bertahan
sesuai dengan kewajiban masa depan yang

Prediksi Umur Sisa Perkerasan Lentur Berdasarkan Ketidakrataan Permukaan Jalan


(Tranggono, M., Santosa, W.) 59
harus dilakukan. Selain itu, dapat pula digunakan untuk menghitung umur sisa
dilakukan analisis pengaruh dari aktivitas perkerasan (RSL) berdasarkan nilai IRI.
tersebut pada jaringan jalan untuk menentukan
apakah aktivitas tersebut akan memberikan
HASIL DAN ANALISIS
peningkatan pelayanan dari keseluruhan
jaringan atau tidak. Evaluasi Kondisi Kinerja Fungsional
Evaluasi ini terdiri dari tiga, yaitu
HIPOTESIS korelasi IRI dengan PSI, korelasi IRI dengan
siklus pemeliharaan, dan umur perkerasan
RSL dapat diprediksi berdasarkan model serta pola penurunan kondisi fungsional
yang menggunakan variabel IRI dimasa yang perkerasan.
akan datang. RSL dan IRI memiliki hubungan
yang signifikan.
Korelasi IRI dengan PSI
Analisis regresi IRI dengan PSI
METODOLOGI dilakukan secara time series berdasarkan hasil
observasi data IRI dan data PSI yang masing-
Untuk tercapainya tujuan kajian ini, masing sebanyak 3.724 buah dari tahun 2007,
maka pengumpulan data dilakukan pada ruas 2010, 2012, dan 2014. Nilai rata-rata IRI (X)
jalan tol Surabaya - Gempol (37 km). Survei sebesar 4,05 dengan nilai minimum 0,00 dan
fungsional perkerasan jalan, dilakukan dengan nilai maksimum 10,87 serta penyimpangan
menilai kondisi fungsional jalan menggunakan data terhadap rata-rata sebesar 1,36.
alat NAASRA-meter dan alat Hawkeyes untuk Sedangkan rata-rata PSI (Y) sebesar 2,68
tahun observasi 2007, 2010, 2012, dan 2014. dengan nilai minimum 0,00 dan nilai
Data kondisi fungsional yang dikumpulkan maksimum 4,88 serta penyimpangan data
meliputi roughness, alur, dan kerusakan terhadap rata-rata sebesar 0,76.
permukaan perkerasan. Penilaian kondisi Hasil regresi berdasarkan nilai residual
tersebut dikluster dalam interval 50 meter data PSI dan data IRI ditunjukkan pada
untuk tiap-tiap sub ruasnya. Gambar 2 dengan menggunakan model
eksponensial dan menghasilkan koefisien
Evaluasi kondisi fungsional hanya determinasi sebesar 72,6%. Persamaan regresi
menggunakan parameter roughness saja tanpa ditunjukkan pada Persamaan (3).
memperhitungkan parameter kinerja
fungsional lainnya, seperti retak, tambalan,
lubang, dan alur. Penggunaan parameter ……………..……... (3)
roughness ini sesuai dengan pendapat Haas,
Hudson, dan Zaniewski (1994) dan Morova et Keterangan:
al (2013) yang menyebutkan bahwa parameter PSI = indeks kondisi perkerasan;
roughness memberikan kontribusi hampir 95% IRI = indeks ketidakrataan permukaan
pada PSI, sedangkan 5% ditentukan oleh perkerasan (m/km)
parameter lainnya di luar roughness.
Analisis data IRI dilakukan dengan
menyusun data lapangan IRI berdasarkan
tahun observasi, sehingga informasi umur
perkerasan dan siklus pemeliharaan dapat
disusun dengan baik. Data IRI lapangan yang
dilengkapi dengan informasi umur
pemeliharaan serta siklus pemeliharaan,
digunakan untuk memprediksi umur sisa
perkerasan. Batas IRI terminal yang
digunakan, ditentukan berdasarkan hubungan
IRI dengan PSI. Setelah validasi korelasi
dilakukan, dikembangkan model yang dapat

60 Jurnal Jalan-Jembatan, Volume 33 No. 1 Januari-Juni 2016: 57-64


Sumber: Ferreira et al (2010)
Gambar 3 Tipikal kurva kinerja perkerasan

Obaidat and Shiyab (2003) hanya


Gambar 2. Hubungan PSI dan IRI memperhitungkan penurunan kondisi
perkerasan ‘dalam siklus’ pemeliharaan belum
Perubahan pada PSI diikuti dengan memperhitungkan kondisi perkerasan inisial
perubahan yang tidak tetap terhadap IRI. ‘antar siklus’ pemeliharaan. Pada penelitian
Tanda negatif menunjukkan nilai yang ini, akan mengakomodasi perbedaan kondisi
berlawanan satu dengan yang lain, semakin fungsional perkerasan ‘dalam siklus’ dan
kecil IRI maka semakin besar PSI dan kondisi fungsional perkerasan ‘antar siklus’.
sebaliknya semakin besar IRI maka semakin
kecil PSI. Persamaan (3) dapat diubah menjadi Korelasi IRI dengan Siklus Pemeliharaan
Persamaan (4) bila PSI merupakan fungsi dari dan Umur Perkerasan
IRI.
Berdasarkan data IRI yang ada, terdapat
……..……… (4) 3 siklus pemeliharaan, yaitu terdiri atas Siklus
ke-1, Siklus ke-2, dan Siklus ke-3. Hasil
Dengan uji-F yang dilakukan pada analisis korelasi yang dilakukan untuk mencari
model tersebut, dapat ditunjukkan pengaruh hubungan IRI dengan siklus pemeliharaan
yang signifikan antara PSI dan IRI. Validasi ditunjukkan pada Persamaan (5) yang
dilakukan dengan uji-t menggunakan 10% dari mempunyai koefisien korelasi 0,743 dan
total data sebesar 3.687 data, diperoleh nilai koefisien determinasi 0,553.
sigifikan sama dengan 0,00 adalah lebih kecil
…………………… (5)
dari  = 0,05 yang berarti bahwa rata-rata nilai
PSI observasi dan nilai PSI prediksi tidak Keterangan:
berbeda secara signifikan. Selisih rata-rata IRI = indeks ketidakrataan permukaan
observasi PSI dan rata-rata prediksi PSI adalah perkerasan (m/km)
0,09512, yang menunjukkan bahwa model ini Siklus = Siklus pemeliharaan perkerasan, ke 1,
baik. ke 2, dan ke 3.
Kondisi fungsional perkerasan
dipengaruhi oleh karakteristik material yang Dengan uji-F yang dilakukan pada
akan mengalami lelah bahan dan dipengaruhi model tersebut, serta berdasarkan hipotesis
oleh kualitas pekerjaan yang berbeda pada yang sesuai, dapat ditunjukkan terdapat
pelaksanakan pemeliharaan dengan pekerjaan pengaruh yang signifikan antara IRI dan siklus
peningkatan sebelumnya. Setelah dilakukan pemeliharaan. Validasi model dilakukan
pemeliharaan periodik, kondisi fungsional dengan uji-t dengan hipotesisi yang sesuai dan
perkerasan tidak akan pernah kembali ke diperoleh nilai probalilitas sig. = 0,314 atau
kondisi awal sebelum perkerasan tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan
dioperasikan untuk melayani lalu lintas, seperti bahwa korelasi antara rata-rata IRI observasi
yang digambarkan pada Gambar 3. dengan IRI prediksi tidak berbeda secara
signifikan. Model yang dikembangkan tersebut

Prediksi Umur Sisa Perkerasan Lentur Berdasarkan Ketidakrataan Permukaan Jalan


(Tranggono, M., Santosa, W.) 61
dapat digunakan untuk memprediksi nilai IRI semakin kecil IRI dan sebaliknya semakin
berdasarkan siklus pemeliharaan. besar umur perkerasan maka semakin besar
Sedangkan ‘dalam siklus’ pemeliharaan, IRI. Validasi model dilakukan dengan uji-t
merupakan perkembangan nilai IRI untuk tiap untuk sampel berpasangan dan hasilnya
siklus pemeliharaannya. Analisis dilakukan menunjukkan bahwa korelasi antara rata-rata
dengan mengurutkan data IRI berdasarkan observasi IRI dengan rata-rata prediksi IRI
umur perkerasan untuk seluruh siklus adalah sangat erat dan berhubungan secara
pemeliharaan dan menghasilkan persamaan nyata. Sedangkan uji-t sampel berpasangan,
regresi non-linier seperti yang ditunjukkan dilakukan dengan membuat hipotesis yang
pada Gambar 4. Dibandingkan dengan sesuai, diperoleh bahwa rata-rata nilai IRI
menggunakan persamaan lainnya, regresi IRI observasi dan nilai IRI prediksi tidak berbeda
dengan Umur menggunaaan persamaan secara signifikan.
eksponensial menghasilkan koefisien
determinasi yang paling tinggi yaitu 0,67. Pola Penurunan Kondisi Fungsional
Persamaan regresi tersebut ditunjukkan pada Perkerasan
Persamaan (6), dimana IRIinisial adalah sama
Pola penurunan kondisi fungsional
dengan 2,7019.
dikembangkan dengan menggabungkan pola
perkembangan IRI pada ‘dalam siklus’ dan
…………..……… (6)
‘antar siklus’ pemeliharaan. Pola penurunan
Keterangan: kondisi IRI ditentukan dengan menggunakan
IRI = indeks ketidakrataan permukaan pendekatan analisis time series dan forcasting
perkerasan (m/km) data IRI sesuai dengan perkembangan ‘antar
Umur = Umur perkerasan setelah dilakukan
siklus’ pemeliharaan dan ‘dalam siklus’
pemeliharaan periodik atau rehabilitasi
(tahun). pemeliharaan. Hasilnya ditunjukkan pada
Persamaan tersebut dapat dinyatakan Gambar 5.
bentuk lain seperti pada Persamaan (7).

( ) ………………. (7)

Gambar 5. Pola perkembangan nilai IRI

Pemeliharaan periodik maksimal hanya


dapat dilakukan dengan 2 kali siklus
pemeliharaan. Setelah Siklus ke-2, tidak dapat
dilakukan pemeliharaan periodik dan harus
Gambar 4. Hubungan IRI dengan Umur dilakukan kegiatan peningkatan perkerasan
Perkerasan
dengan overlay. Hal ini dikarenakan setelah
Siklus ke-2, nilai IRI sudah melewai batas
Uji-F yang dilakukan dengan hipotesis terminal IRI dan juga bila tetap dilakukan
yang sesuai, membuktikan terdapat pengaruh pemeliharaan periodik maka tidak akan
yang signifikan antara umur perkerasan dan berpengaruh pada perbaikan nilai IRI.
IRI. Semakin kecil umur perkerasan maka Model akhir untuk penurunan kondisi

62 Jurnal Jalan-Jembatan, Volume 33 No. 1 Januari-Juni 2016: 57-64


perkerasan lentur berdasarkan umur sisa memperkirakan nilai IRI yang akan datang
perkerasan untuk setiap siklus pemeliharaan (persamaan (7)).
dan umur perkerasan berdasarkan kinerja Dengan menggabungkan pola
fungsional (RSLF) ditunjukkan pada Persamaan perkembangan IRI 'dalam siklus' dan 'antar
(8). Sedangkan hasil analisis yang siklus' pemeliharaan, diperoleh hubungan
menghubungkan RSLF dan IRI dapat antara RSLF sebagai fungsi dari IRI. Sementara
ditunjukkan pada Gambar 6. itu, periode pemeliharaan paling banyak hanya
dilakukan dua kali siklus, karena kondisi IRI
………………....... (8) setelah dua kali siklus melewati batas terminal
Keterangan: IRI yang ditentukan (lihat Gambar 5), sehingga
RSLF = Remaining Service Life berdasarkan setelah siklus ke-2 harus dilakukan
kondisi fungsional (tahun); penanganan melalui kegiatan peningkatan
IRI = indeks ketidakrataan permukaan perkerasan dengan cara overlay.
perkerasan (m/km), yang diperoleh Dengan demikian persamaan RSLF yang
melalui pengujian dengan alat Rougness- diperoleh sebagai fungsi dari IRI dapat
meter atau NAASRA-meter (m/km). digunakan untuk memperkirakan RSL
berdasarkan nilai prediksi IRI (persamaan (8)).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa model RSL hasil kajian
dapat digunakan untuk memprediksi RSL
fungsional berdasarkan nilai IRI dimasa yang
akan datang. Hubungan antara RSL dengan IRI
adalah berdasarkan fungsi eksponensial.
Gambar 6. Hubungan RSLF dengan IRI Penurunan kondisi fungsional tersebut dapat
digambarkan dengan garis non-linier berpola
PEMBAHASAN eksponensial.
Dari analisa korelasi antara IRI dengan Saran
PSI, diperoleh hubungan signifikan Antara PSI
Model RSLF yang dihasilkan oleh
dan IRI (persamaan (3)). AASHTO (1993)
menyebutkan bahwa nilai PSI awal dan PSI kajian ini dapat dimanfaatkan untuk
terminal masing-masing adalah 4,2 dan 2,5. memprediksi umur sisa fungsional
Dengan menggunakan Persamaan (3), dapat perkerasan jalan khusus di jalan tol dengan
dihitung nilai IRI awal dan IRI terminal, yaitu catatan bahwa masih diperlukan kajian
masing-masing sebesar 2,08 dan 4,08. lebih lanjut yang menggunakan data yang
Berdasarkan hasil IRI awal dan IRI terminal sesuai, jika model tersebut akan digunakan
tersebut, dapat ditunjukkan bahwa nilai untuk jalan yang bukan jalan tol.
tersebut mendekati nilai yang disyaratkan oleh Disarankan mengkaji lebih lanjut
AASHTO (1993), untuk perkerasan jalan yang menggunakan data yang lebih luas.
baru dibuka yang memiliki nilai awal IRI
sebesar 2,0 m/km dan batas perkerasan jalan
UCAPAN TERIMAKASIH
yang rusak dengan IRI maksimum 4,0 m/km.
Dengan demikian hubungan antara PSI dengan
IRI yang didapat sudah sesuai. Penulis menyampaikan terimakasih
Dari analisis korelasi antara IRI dengan kepada semua pihak yang telah membantu
umur perkerasan dan siklus pemeliharaan, dalam melakukan penelitian sampai
diperoleh hubungan yang signifikan dan dengan penulisan makalah ini sehingga
persamaanya dapat dipakai untuk dapat diterbitkan. Ucapan terimakasih juga

Prediksi Umur Sisa Perkerasan Lentur Berdasarkan Ketidakrataan Permukaan Jalan


(Tranggono, M., Santosa, W.) 63
disampaikan khususnya kepada P.T. Jasa Morova, N., Serin, S., Terzi, S. and Saltan, M.
Marga (Persero) yang telah membantu (2013) Prediction of The Pavement
memberikan data yang diperlukan dalam Serviceability Ratio of Rigid Highway
kajian ini. Pavements by Artificial Neural
Networks, Journal of Advanced
Technology Sciences, Vol 2, No 1, 12-
25.
DAFTAR PUSTAKA Obaidat, T.I.A., and A.M.S. Shiyab 2003.
American Assosiation of State Highway and “Prediction of Pavement Remaining
Transportation Officials. 1993. Guide Service Life Using Roughness Data—
for Design of Pavement Structures, Case Study in Dubai”. The International
Washington, D.C.: AASHTO. Journal of Pavement Engineering. Vol.
Baladi, G. Y., T.A. Dawson, C.M. Dean, S. W, 4, 121–129.
Haider, and K. Chatti. (2010). “The Paterson, W. D. O and L. Bennet. 2005. HDM
Remaining Service Life A Good 4. Volume 5A Guide to Calibration and
Pavement Management Tool”, Adaptation Manual. Highway
Transportation and Development Development Series. Birmingham:
Institute Congress, Washington, D.C.: AIPCR & PIARC.
ASCE. Sriwidodo (2010), Evaluasi Model
Ferreira, A., Picado-Santos, L., Wu, Z., & Pemeliharaan Perkerasan Jalan Tol
Flintsch, G. (2011). Selection of Semarang – Solo, Jurnal Teknik Sipil &
pavement performance models for use in Perencanaan, Nomor 1 Volume 12, 51-
the Portuguese PMS. International 58.
Journal of Pavement Engineering, Surbakti. 2000. Evaluasi Model Pemeliharaan
12(1), 87 - 97. Perkerasan Jalan Tol – Tesis Magister,
Haas, R., W.R. Hudson, and Zaniewski . 1994. Institut Teknologi Bandung.
Modern Pavement Management. New Tranggono, M. 2005. Teknik Evaluasi Kinerja
York: Krieger Publishing Perkerasan Lentur. Bandung: Pusat
Mack, J. W., R.L. Sullivan. 2014. “Using Penelitian Pengembangan Prasarana
Remaining Service Life as The National Transportasi.
Performance Measure of Pavement Widayat, D., Aditya A. J., and Toole T. 1991.
Assets”. In Annual Meeting of The Roughness Callibration Studies Using
Transport Research Board. Different Measuring Systems.
Washington, D.C.: TRB Crowthorne: Transport Research
Megoda, J. N. and Gao, S. 2014. “Roughness Laboratory.
Progression Model for Asphalt Yu, J. 2005. Pavement Service Life Estimation
Pavement Using Long-Term Pavement and Condition Prediction. Diss. the
Performance Data”. Journal Transport University of Toledo.
Engineering. 140(Issue 8):1-7.

64 Jurnal Jalan-Jembatan, Volume 33 No. 1 Januari-Juni 2016: 57-64

Anda mungkin juga menyukai