id
BAB II
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
index). Sumber data dilakukan dengan cara survei lapangan dan menggunakan
alat rough meter III, serta sumber teori tentang program penentuan dan evaluasi
metode International Roughness Index (IRI) dan perhitungan Surface Distress
Index (SDI) untuk perkerasan lentur berdasarkan hasil penelitian dari sta 00 +
000 hingga 02+ 700 Nilai IRI : kondisi rata-rata sedang, 02 + 700 hingga 07 +
635 memiliki nilai kerusakan ringan hingga kerusakan berat, nilai SDI: dari sta
00 + 000 hingga 2 + 700 memiliki nilai kondisi baik, 02 + 700 hingga 6 + 800
memiliki nilai kondisi sedang, dan sta 02 + 600 hingga 7 + 635 memiliki
kondisi rusak ringan hingga rusak berat.
Dari hasil proses identifikasi pustaka ada berbagai jenis perbedaan dalam
penilaian terhadap kondisi kemantapan jalan, ruas jalan yang dituju, dan juga
metode pendekatan dalam pengolahan data. kondisi kemantapan jalan diolah
dengan men metode PCI yang dilakukan dengan cara penilaian langsung di
lapangan dan juga dengan menganalisis metode SDI yang sebelumnya telah di
lakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum bidang Bina Marga di kabupaten Sragen.
Ruas jalan yang di tinjau juga sudah di tetapkan berlokasi di kabupaten Sragen.
b. Klasifikasi jalan
Berdasarkan UU No. 38/2004 dijelaskan tentang klasifikasi jalan umum di
Indonesia yang terbagi berdasarkan sistem, fungsi, status dan kelas.
Klasifikasi jalan umum berdasarkan sistem terbagi atas sistem jaringan jalan
primer dan sekunder. Ciri khas dari pembagian jaringan jalan berdasarkan
sistem adalah perannya sebagai pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan wilyah di tingkat nasional dan kawasan perkotaan
fungsi dan kelas jalan. Persyaratan teknis ini harus dipenuhi untuk setiap
fungsi dan kelas jalan. Penetapan persyaratan teknis jalan sejalan dengan
peran jalan dalam distribusi barang dan jasa di tingkat daerah tertentu
berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Persyaratan teknis jalan menurut sistem dan fungsi jalan diberikan dalam PP
No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan pada Lampiran.
Kerusakan jalan akibat lalu lintas yang berlebihan (kemacetan) dapat terjadi
selama desain dan pelaksanaan, tetapi biasanya terjadi sepanjang waktu
selama pelaksanaan dan pemantauan. Pembebanan dilakukan di semua ruas
jalan, namun pemantauan hanya dilakukan pada ruas jalan tertentu karena
keterbatasan dana untuk pembangunan jembatan timbang. Saat ini jembatan
timbang tersebut dioperasikan oleh Kementerian Perhubungan bekerja sama
dengan Kementerian Perhubungan, namun sayangnya belum ada kerja sama
dengan otoritas teknis terkait yang menangani masalah pembangunan jalan,
Kementerian Umum. Dinas Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Umum..
g. Otonomi daerah
Otonomi Daerah (OTODA) dan desentralisasi pada dasarnya
mempersoalkan pembagian kewenangan kepada organ-organ
penyelenggara Negara, sedangkan otonomi menyangkut hak yang
mengikuti pembagian wewenang tersebut (Mardenis, 2017: 84). Pengertian
“otonomi daerah” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti
bahwa hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pengertian ini ternyata tidak berbeda dengan Pasal
1 huruf c UU No.32 Tahun 2004: “otonomi daerah adalah hak, wewenang
dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Pengertian itu tidak terlepas dari pengertian otonomi yang dalam konteks
politik dan pemerintahan mengandung makna pemerintahan sendiri. Kata
“otonomi” berasal dari kata “otonom” yang mempunyai dua
pengertian.Pertama, berdiri sendiri; dengan pemerintah sendiri; dan daerah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Mengacu pada definisi normatif dalam UU No. 32 Tahun 2004, maka unsur
otonomi daerah adalah :
1) Hak;
2) Wewenang;
3) Kewajiban daerah otonom.
Prinsip otonomi daerah yang dianut oleh UUNo. 32Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah adalah otonomi daerah yang luas, nyata dan
bertanggung jawab. Dengan prinsip otonomi luas, nyata dan bertanggung
jawab, maka memberikan kewenangan yang lebih banyak kepada daerah
Kabupaten/Kota yang didasarkan atas asas desentralisasi.
2) Survei kerusakan
Survei kerusakan dilakukan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi
pada jalur lalu lintas. Hasilnya digunakan untuk mengetahui tingkat
kerusakan jalan, jenis pemeliharaan yang akan dilakukan, prioritas
pekerjaan dan besaran dana yang dibutuhkan..
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
2 Retak
a. Retak bulan sabit, retak Lebar retak (mm) yang paling dominan
diagonal, retak tengah, (lebar)
retak melintang
b. Retak blok, retak kulit
buaya,retak memanjang Lebar retak (mm) yang paling dominan
Kerusakan Tepi (lebar) jarak antar celah (lebar kotak)
4 Cacat permukaan
a. Pengelupasan Ketebalan dari lapisan yang mengelupas
b. Kegemukan, pengausan, (mm)
pelepasan butir, tergerus Tidak ada spesifikasi
Batas Kerusakan
Kerusakan Elemen (mm) Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
(S) (M) (L)
Keriting, alur, ambles, Kedalaman 0 – 10 11 – 20 > 20
retak diagonal, retak
memanjang, retak Lebar retak 0 – 0,5 0 – 0,5 >2
tengah, retak buaya, dan
retak melintang
Jembul, retak blok
Penurunan tepi Kedalaman 0 – 15 15 – 40 > 40
Lebar retak 0–2 2–5 >5
Rusak tepi Kedalaman 0 – 20 20 – 50 > 50
Lebar 0 – 75 75 – 150 > 150
Lubang Kedalaman 0 – 25 25 – 100 > 100
16) Kegemukan
Tingkat keparahan tidak terdefinisi dengan jelas, kegemukan harus
diperlihatkan ketika cukup hebat untuk menyebabkan penurunan dalam
resistensi terhadap kelicinan.
3) Perhitungan PCI
Adapun langkah-langkah untuk menghitung PCI sebagai berikut :
1) Menentukan densitas kerusakan
Densitas didapat dari luas kerusakan dibagi dengan luas perkerasan
jalan (tiap segmen) kemudian dikalikan 100%. Rumus lengkapnya
adalah sebagai berikut :
dengan :
PCI = nilai kondisi perkerasan
CDV = Corrected Deduct value
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
PCI : 0 – 10 10 – 25 25 – 40 40 – 55 55 – 70 70 – 85 85 - 100
Rating : Failed Very Poor Poor Fair Good Very Good Excellent
mendesak dari suatu institusi. dari ketiga pengertian tersebut, teknik Delphi
daoat diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk memperoleh
kesepakatan pendapat diantara para pakar yang mempunyai kepentingan
dan yang relevan dengan pembuatan keputusan, untuk menentukan tujuan
organisasi, menentukan prioritas kegiatan program, dan menentukan
rencana program suatu institusi di masa yang akan datang