Anda di halaman 1dari 8

Abstract

Rapid technology progress makes access to information circulating as can not be stopped.
People are increasingly smarter in determining the choice of each one of them in matters of
health. With unlimited access to this, the public has been deepened on knowledge within the
field of health. Especially regarding to their rights as patients to obtain clear information
and good behavior from his doctor. This is where the required behavioral sciences as well as
how to communicate properly. To be able to communicate and convey information properly
to the patienst, a doctor is required to have empathy towards patients.
A doctor in practice of course must have good communication skills and empathy. Empathy
is the ability to dive into the feelings of others without drowning in it. Empathy is the ability
to listen to other people's feelings without having to dissolve.
Emphaty alone is also not good enough. A doctor should also use analytical transactional in
communicating with patients. He should be able to position itself in the right time and the
right way.
In the analytical transactional, human ego is said to have three different ego. Those are
parents ego, adults ego, and children ego which are interrelated and being used repeatedly
by every human being.
    Keywords: communication, empathy, analytical transactional

Absrak

Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar seolah tidak
dapat terbendung lagi. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan masing-masing
yang salah satunya dalam urusan kesehatan. Dengan akses yang tidak terbatas inilah,
masyarakat semakin diperdalam pengetahuan di dalam bidang kesehatan. Terutama mengenai
hak-hak wajib mereka sebagai pasien untuk mendapatkan kejelasan informasi serta perilaku
yang baik dari dokternya. Di sinilah diperlukan ilmu-ilmu perilaku serta cara berkomunikasi
yang baik dan benar. Untuk dapat berkomunikasi serta menyampaikan informasi dengan
baik kepada pasiennya, seorang dokter wajib memiliki sikap empati terhadap pasiennya.

Seorang dokter dalam praktiknya tentu saja harus memiliki kemampuan komunikasi yang
baik dan berempati. Empati adalah kemampuan menyelami perasaan orang lain tanpa harus
tenggelam di dalamnya. Empati adalah kemampuan dalam mendengarkan perasaan orang lain
tanpa harus larut.

1
Berempati saja juga tidaklah cukup. Seorang dokter juga harus menggunakan analisis
transaksionil dalam berkomunikasi dengan pasiennya. Ia harus mampu memposisikan dirinya
dalam waktu yang tepat dan cara yang tepat.

Dalam analisis transaksionil, manusia dikatakan memiliki tiga ego yaitu orangtua,
dewasa, dan anak-anak yang ketiga ego tersebut saling berkaitan dan dipakai berulang-ulang
oleh setiap manusia.

Kata Kunci : komunikasi, empati, analisis transaksionil

Pendahuluan

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang berakar dari kata


commumis. Artinya adalah sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain suatu
peristiwa komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya
memiliki kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.
Sebagai istilah, komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau
informasi di antara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal dan non verbal.1
 Menurut Ruben dan Stewerdn komunikasi adalah proses yang melibatkan individu-
individu dalam suatu hubungan kelompok, organisasi, dan masyarakat yang  merespon dan
menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan linkungan satu sama lain. Sedangkan dalam
paradigma Laswell menyebutkan bahwa komunikasi itu harus memiliki komunikator, pesan,
media, komunikan, efek.1

Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal
yang ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas dari
sekedar wawancara. Setiap bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga
juga merupakan sebuah komunikasi.2
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan dari seseorang yang
dibagi kepada orang lain. Berkomunikasi berarti membantu menyampaikan pesan untuk
kemudian diketahui dan pahami bersama. Pesan dalam komunikasi digunakan dalam memilih
dan pengambilan keputusan.3
Keterkaitan dengan skenario adalah proses komunikasi yang terjadi antara mahasiswa
dengan seorang nenek dimana nenek tersebut memiliki pendengaran yang kurang secara
otomatis mahasiwa perlu melakukan komunikasi verbal agar perkataan yang diucapkan dapat

2
tersampaikan dengan baik kepada nenek tersebut seperti menggunakan suara yang sedikit
lebih keras dari biasanya atau melalui tulisan apabila ada kata yang sulit diucapkan seperti
kontradiksi dan lain-lain.
Berikut berbagai macam komunikasi (Kurtz, 2005)4:

 Komunikasi menurut arah yaitu komunikasi satu arah (one way


communication) dan komunikasi dua arah (two ways communication).
 Komunikasi menurut proses yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak
langsung.
 Komunikasi menurut sasaran yaitu komunikasi massa, komunikasi kelompok
dan komunikasi perorangan.
 Komunikasi menurut simbol yaitu komunikasi lisan, komunikasi tulisan dan
komunikasi isyarat.
 Komunikasi menurut suasana yaitu komunikasi formal dan komunikasi
informal.

Komunikasi yang efektif ditandai dengan suatu bentuk komunikasi antar personal
dimana keduanya terlibat aktif dalam bertukar informasi atau pikiran dan dapat saling
memahami dan setuju mengenai maksud dari informasi yang diberikan antara pihak yang satu
dengan pihak yang lainnya.

            Proses mencapai kesepakatan (Sharing of meaning), biasanya berlangsung secara


bertahap. Ada  5 (lima) sasaran pokok dalam proses komunikasi (Ferguson,2002) 5, yaitu:

 Membuat pendengar mendengarkan kita (atau melihat apa yang kita tunjukkan
kepada mereka)
 Membuat pendengar memahami kita
 Membuat pendengar menyetujui kita (atau tidak menyetujui apa yang kita
katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar)
 Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita dan
maksud kita bisa mereka terima
 Memperoleh umpan balik dari pendengar

Jika kelima tahapan ini sudah diterapkan dengan baik, maka akan tercipta suatu
komunikasi yang efektif antara konselor dan konseli (dokter-pasien dan sebaliknya).

3
Komunikasi terbagi ke dalam dua kategori yaitu:

Komunikasi Verbal
Verbal memiliki arti lisan dan komunikasi verbal diartikan sebagai komunikasi lisan.
Namun, berdasarkan ilmu komunikasi, yang dimaksud dengan komunikasi verbal bukan
hanya lisan saja tetapi meliputi komunikasi lisan dan tertulis. Dengan demikian, komunikasi
verbal adalah momunikasi yang menggunakan lambang bahasa sebagai media. Selanjutnya
karena bahasa dapat disampaikan secara lisan atau tulisan maka komunikasi verbal dapat
diartikan sebagai komunikasi yang menggunakan bahasa lisan maupun tertulis. Sehingga
komunikasi verbal dapat diartikan sebagai proses penyampaian pikiran oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan bahasa secara lisan atau tulisan.6
Verbal adalah pernyataan lisan antar manusia lewat kata-kata dan symbol umum yang
sudah disepakati antar individu, kelompok, bangsa, dan Negara. Jadi komunikasi verbal dapat
disimpulkan bahwa komunikasi yang menggunakan kata-kata secara lisan dengan secara
sadar dilakukan oleh manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.7

Komunikasi NonverbaL

Komunikasi non-verbal meliputi ekspresi wajah, nada suara, gerakan anggota tubuh, kontak
mata, rancangan ruang, pola rabaan, gerakan, yang tidak menggunakan kata-kata. Penelitian
menunjukan bahwa komunikasi nonverbal sangat penting untuk memahami perilaku
antarmanusia daripada memahami kata-kata verbal yang diucapkan atau dituliskan. Pesan-
pesan non-verbal memperkuat apa yang disampikan secara verbal.8

Perilaku nonverbal dapat diklasifikasikan menjadi :


1. Body motion atau kinesics behaviour, termasuk di dalamnya gestur (gerak isyarat),
gerakan tubuh, pernyataan air muka, perilaku/gerakan mata.
2. Physical characteristic (karakteristik fisik), yang termasuk di dalamnya tanda-
tanda fisik yang tak bergerak seperti bau badan/mulut, berat, tinggi, dan
sebagainya.
3. Teaching behavior yaitu perilaku-perilaku dalam kontak dengan orang lain seperti
usapan, salaman, ucapan selamat tinggal, memukul dan memegang.
4. Paralanguage yaitu hal-hal yang berhubungan dengan lisan/bahasa/suara,
termasuk kualitas bahasa seperti tekanan suara, ritme/irama, tempo, artikulasi,
resonansi dan karakteristik.

4
5. Proxemics yaitu penggunaan jarak atau pendekatan.
6. Artifac yaitu penggunaan lipstik, parfum, kacamata, wig, dan sebagainya.
7. Environmental factor : penggunaan perabotan, dekorasi interior, lampu-lampu,
pengharum, warna, temperatur, musik, suara, dan sebagainya.9

Komunikasi Empati

Empati (dari Bahasa Yunani yang berarti "ketertarikan fisik") didefinisikan sebagai
respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain.
Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum
yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami
emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan
pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain.10
Komunikasi Empati merupakan salah satu keterampilan berkomunikasi untuk
mendukung pencapaian tujuan komunikasi dari sisi persuasif maupunn informative. Banyak
orang merasa yakin bahwa mereka berkomunikasi secara efektif. Namun, ketika orang lain
tidak merespons dengan cara yang mereka kehendaki, maka mereka cenderung
menyalahkannya.11
Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan lima hal :
1. Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksaudkan
oleh komunikator.
2. Kesenangan : Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan
menimbulkan kesengangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita
hangat, akrab dan menyenangkan.
3. Memengaruhi sikap : Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang
faktor-faktor pada diri komunikator dan pesan menimbulkan efek pada
komunikan. Persuasi didefenisikan sebagai “proses memengaruhi pendapat, sikap
dan tindakan dengan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak
seperti atas kehendaknya sendiri.
4. Hubungan sosial yang baik : Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan
hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham
Maslow menyebutnya dengan “kebutuhan akan cinta” atau belongingness”.
William Schutz merinci kebutuhan dalam tiga hal : kebutuhan untuk
menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang

5
lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan
(control), cinta serta kasih sayang (affection).
5. Tindakan : Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki.
Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting.
Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan
perhatian, membentuk dan mengubah sikap, atau menumbuhkan hubungan yang
baik.12

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Komunikasi pasti di pengaruhi oleh beberapa faktor yang di lihat dari lawan bicara seperti
contohnya seorang lansia, komunikasi dengan seorang lansia dipengaruhi beberapa faktor,
antara lain :

1. Faktor Fisik : Seorang nenek berumur 80 tahun biasanya tidak memiliki fisik seperti
layaknnya orang dewasa, pasti sudah ada beberapa fungsi tubuh yang menurun
fungsinya, seperti dalam skenario ini sang nenek mengalami kesulitan
pendengaran,sehingga sang mahasiswa harus berempati kepada nenek tersebut dan
memaklumi keadaanya.
2. Faktor Sosial :Faktor social dari seorang manula, mungkin saja sudah tidak seperti
dulu, tidak dapat aktif dalam lingkungan, memiliki relasi yang tidak lagi banyak
seperti dulu dan sebaginya.
3. Faktor Mental :Mental seseorang mempengaruhi cara ia berpikir, menanggapi
sesuatu, dan kelakuanya. Seorang lansia sudah pasti mengalami penurunan
mental,seperti kita lihat di dalam seperti kita lihat dalam skenario sang nenek sudah
mengalami gangguan ingatan yang sering lupa. Itu artinya sang mahasiswa harus
berempati kepada nenek tersebut, dan tidak marah-marah apabila nenek tersebut
kesulitan menjawab pertnyaan dan sering lupa, melainkan mahasiswa harus bersikap
sabar dan berempati.

Analisis Transaksional

Teori analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1964), yang ditulisnya dalam
buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok
Humanisme.13

6
Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam
konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah
menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar yang digunakan di berbagai
belahan dunia

Manusia memiliki tiga sikap ego seperti yang telah Collin kutip yaitu ego orangtua, dewasa
dan anak-anak. Ketiganya dimiliki oleh setiap manusia tanpa terkecual:.

Sikap orangtua yang diwakili dalam perilaku dapat terlihat dan terdengar dari
tindakan maupun tutur kata ataupun ucapan-ucapannya. Seperti tindakan menasihati orang
lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan pertimbangan, membantu,
melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap yang nurturing parent (NP).
Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum,
berprasangka, melarang, semuanya disebut dengan sikap yang critical parent (CP).

Setiap orang juga menurut Berne memiliki sikap orang dewasa. Sikap orang dewasa
umumnya pragmatis dan realitas. Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta
yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat rasional dan tidak
emosional, bersifat objektif dan sebagainya.

Sikap lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak. Dibedakan antara natural child
(NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak. Sebaliknya
yang bersifat adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.

Ketiga sikap tersebut terus-menerus berulang layaknya kaset. Makanya, kadangkala


kita bisa mengata-ngatai seseorang dengan contoh, “Si Donna kayak orangtua aja, ya!”, “Si
Raymond udah dewasa, ya!”, “Lihat Budi! Masih menangis aja dia! Kayak anak kecil aja!”.

Pembahasan Skenario

Skenario B: Dalam suatu kunjungan sosial, seorang mahasiswa mengunjungi rumah


seorang nenek berumur 80 tahun. Nenek tersebut ditemani oleh seorang pengasuh. Anak,
mantu, cucu, buyut nenek itu berada diluar negeri. Biaya hidup nenek itu selalu dikirim dari
anaknya yang berada di Amerika, melaui salah seorang saudara nenek itu. Nenek tersebut
sudah sering lupa dan pendengarannya yang sudah berkurang.
Pada kasus tersebut, bahwa mahasiswa harus bersikap sabar dan menerapkan komunikasi
empati dalam berinteraksi dengan seorang lansia yang berusia 80 tahun karena yang sering

7
lupa dan pendengaran yang berkurang . Dan mahasiswa juga harus mampu memakai analisis
transaksional dengan tepat, sehingga membangun komunikasi yang efektif.

Kesimpulan

Komunikasi dapat berjalan secara efektif apabila mahasiswa menggunakan komunikasi


empati. Dimana komunikasi empati berguna agar mahasiswa dapat merasakan apa yang
dirasakan nenek tersebut, tetapi tidak larut secara emosional.

Daftar Pustaka
1. Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
2. Supratiknya. A. 2002. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.
3. Dianne Berry. 2007. Health communication : Theory and Practice. McGraw-Hill
Education. New York : Ny
4. Kurtz S, Silverman J, Draper J. Teaching and learning communication skills in
medicine. 2nd ed. Oxon UK: Radcliffe Ltd.; 2005.
5. Ferguson WJ, Candib LM. Modern culture and physician-patient communication:
culture, language and doctor patient relationship. Fam Med 2002;34(5):353-61.

6. Hardjana, Agus. M. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta:


Kanisius.
7. Marhaeni Faja, Ilmu Komunikasi Teori & Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009)
hal. 10
8. Alo liliweri, Prasangka&Konflik komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Multikultur,2005, PT LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta
9. Gumelar, Gumgum, Maulana, Herdiyan. 2013. Psikologi Komunikasi dan Persuasi.
Jakarta Barat: @kademia; h.3,5-6,80,97
10. Hodges, S.D., & Klein, K.J. Regulating the costs of empathy: the price of being
human. Journal of Socio-Economics. 2001
11. Robert Brooks, Ph. D, The Power of, hal. 32-33
12. Gumelar, Gumgum, Maulana, Herdiyan. 2013. Psikologi Komunikasi dan Persuasi.
Jakarta Barat: @kademia; h.3,5-6,80,97
13. Berne, Eric.1964.Games People Play,Kanada:Grove Press

Anda mungkin juga menyukai