Cutaneous • Pada tahun 1929 etiologi penyakit

dikenal sebagai larva Ancylostoma,

Larva jadi terminologi Cutaneous larva
migrans (CLM) dikenal Hookworm-
Migrans related cutaneous larva migrans
(HrCLM)
• Self limiting disease
 Latar belakang
• Lokasi yang paling sering berada di
daerah ekstremitas bawah terutama
dibagian kaki.
• Etiologi : penetrasi dan migrasi larva
filariform ke dalam lapisan epidermis
kulit
• Gejala klinis:

lesi eritrematosa yang berkelok-

kelok atau serpiginosa dengan
menimbul atau menonjol dengan
gejala gatal.
 Latar belakang
Pilihan pengobatan yang direkomendasikan adalah

• Albendazol 400 mg pada orang dewasa selama 3 sampai 5 hari atau 10-15 mg/kg
untuk kasus anak)
• Ivermectin 12 mg dosis tunggal untuk dewasa atau 150 µg/kg dalam kasus anak) atau
• Thiabendazole 10% topikal, tiga kali sehari selama minimal 15 hari.

Terapi lain yang umum digunakan di Indonesia : pyrantel pamoate

dengan dosis 10 mg/kgBB tersedia dalam bentuk tablet atau sirup.
 Laporan kasus
• Seorang anak laki-laki berusia 1,5 tahun dengan keluhan gatal-gatal dan
kemerahan di bokong kanan dan kiri sejak 10 hari yang lalu

• Ruam pertama kali muncul sebagai jerawat yang berwarna merah

menurut ibunya itu adalah gigitan serangga.

• Setelah beberapa hari, bintik merah memanjang membentuk curva

panjang, berkelok-kelok, menonjol dan memanjang.

• Kelainan kulit membuat anak sulit tidur dan terlihat terus-menerus

menggaruk pantat.
• Anak memiliki kebiasaan sering bermain dengan kucing disekitar
rumah dan suka duduk di tanah.
 Kesimpulan

• Pada kasus CLM dilaporkan anak usia 1,5 tahun, dengan gejala gatal
dengan lesi papule eritema serpiginosa.

• Pasien diberikan terapi alternatif menggunakan krim permetrin 5% dua

kali sehari yang diaplikasikan hanya pada area lesi.

• Pada hari ketiga setelah terapi lesi membaik dan orang tua pasien
merasa sangat puas, lesi mengalami resolusi spontan setelah
penggunaan 3 hari, dan semua lesi sembuh total setelah 10 hari dengan
Hiperpigmentasi pasca inflamasi.