Anda di halaman 1dari 19

Rasionalisasi Pemberian

Antiemetik pada Hiperemesis


Gravidarum
BAB I
Pendahuluan
PENDAHULUAN

Pemberian obat antiemetik Hiperemesis gravidarum (HG)


untuk penderita hiperemesis
sebagai muntah yang terus-
gravidarum harus secara
menerus sebelum usia
rasional.
kehamilan 20 minggu yang
terbagi dalam gejala ringan
Mual dan muntah adalah dan berat, gejala berat
keluhan yang umum ditemui berhubungan dengan
pada awal kehamilan, tetapi kelainan metabolik seperti
ketika keluhan ini menjadi berkurangnya nutrisi,
berat maka dokter perlu dehidrasi maupun gangguan
menentukan antiemetik mana keseimbangan eletrolit.
yang aman digunakan untuk
mengatasinya.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Hiperemesis Gravidarum
• Mual muntah yang terus-menerus sebelum
usia kehamilan 20 minggu
• sehingga keadaan umum menjadi buruk ,
mengganggu pekerjaan sehari-hari, BB
menurun, dehidrasi dan terdapat aseton
dalam urin.
EPIDEMIOLOGI
• Terjadi pada 50-90% dalam kehamilan
• 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida
• Di Amerika, 5/1000 kehamilan mengalami
hiperemesis gravidarum
• dimulai pada usia kehamilan 9-10 minggu,
puncaknya pada usia kehamilan 11-13 minggu,
dan sembuh pada kebanyakan kasus di umur
kehamilan 12-14 minggu.
ETIOLOGI
1. Faktor Biokimiawi
• peningkatan kadar human Chorionic gonadotropin
(hCG)
• Penurunan kadar thyrotropin-stimulating hormone
(TSH)
• Progesteron
2. Faktor Psikologis
3. Predisposisi
• usia ibu, usia gestasi, jumlah gravida, kehamilan ganda,
kehamilan mola dan adanya infeksi H.pilory.
KLASIFIKASI

Grade I Grade II Grade III


muntah yang terus- ●
memuntahkan semua yang ●
Kesadaran menurun
menerus disertai dimakan dan diminum serta (delirium - koma), muntah
intoleransi makan dan haus hebat dan BB cepat berkurang/berhenti
minum menurun ●
nadi lemah dan cepat,

Terdapat penurunan berat ●
takikardi 100-140 kali/menit suhu meningkat dan
badan ●
sistolik kurang dari 80 hipotensi.

Takikardi >100x/menit mmHg, hemokonsentrasi, ●
Ikterus, sianosis, bilirubin

Penurunan tekanan sistolik oliguria dan konstipasi. dan proteinuria dalam urin

mata cekung, lidah kering, ●
apatis, pucat, lidah kotor, ●
Encephalopathy Wernicke
penurunan turgor kulit, kadang ikterus, dan dengan gejala nistagmus,
nyeri epigastium dan ditemukan aseton serta diplopia, dan perubahan
penurunan jumlah urin. bilirubin dalam urin. mental.
DIAGNOSIS
Anamnesis
• amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah.
• apakah mual dan muntah terjadi terus menerus,
dirangsang oleh jenis makanan tertentu, dan
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
• Menggali penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum
seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi
dan riwayat penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis,
penyakit hati dan diabetes mellitus).
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK:
• Keadaan umum, kesadaran
• Tanda vital
• Tanda dehidrasi
• Pemeriksaan obstetri

PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1. Darah lengkap
2. Urinalisis
3. USG
Pregnancy-Unique Quantification of Emesis
(PUQE) index
Tatalaksana Awal Hiperemesis Gravidarum

• Non Farmakologi
1. Modifikasi diet (Small Frequent Feeding)
2. menghindari pencetus
• Bebauan
• Kondisi terlalu panas atau lembab
• Ruangan pengap
• Keributan
• Hal-hal yang mengganggu penglihatan
Manajemen Hiperemesis Gravidarum
Farmakologi
1. Kombinasi doksilamin-piridoksin atau suplemen jahe
dan/ piridoksin (vitamin B6 dosis 10-25mg/6-8jam)
2. Antihistamine (antagonis H1) selain doksilamine. Dpt
diberikan difenhidramine, meklizin dan
dimenhidrinat.
3. Antagonis dopamine, yaitu metoklopramid,
prometazine dan droperidol.
4. Antagonis serotonin, yaitu ondansetron, granisetron
dan dolasetron
KESIMPULAN
• Penatalaksanaan ibu hamil dengan keluhan
hiperemesis pada awalnya adalah edukasi
melakukan modifikasi diet dan menghindari
pencetus mual muntah. Jika penanganan awal tidak
berhasil maka obat-obatan golongan antiemetik
dapat diberikan. Obat antiemetik yang dianjurkan
adalah obat yang aman digunakan oleh ibu hamil,
dengan kategori FDA A, B atau C. Lini pertama
antiemetik adalah suplemen jahe dan/atau
piridoksin (vitamin B)
KESIMPULAN
• Pilihan antiemetik lini selanjutnya adalah
golongan antihistamin atau antagonis H-1
(difenhidramin, dimenhidrinat), antagonis
dopamin (metoklopramid, prometazin,
droperidol), dan antagonis serotonin
(ondansetron, granisetron, dan dolasetron).
Pada ibu hamil dengan riwayat GERD, obat-
obatan pengurang asam lambung dapat
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai