●
muntah yang terus- ●
memuntahkan semua yang ●
Kesadaran menurun
menerus disertai dimakan dan diminum serta (delirium - koma), muntah
intoleransi makan dan haus hebat dan BB cepat berkurang/berhenti
minum menurun ●
nadi lemah dan cepat,
●
Terdapat penurunan berat ●
takikardi 100-140 kali/menit suhu meningkat dan
badan ●
sistolik kurang dari 80 hipotensi.
●
Takikardi >100x/menit mmHg, hemokonsentrasi, ●
Ikterus, sianosis, bilirubin
●
Penurunan tekanan sistolik oliguria dan konstipasi. dan proteinuria dalam urin
●
mata cekung, lidah kering, ●
apatis, pucat, lidah kotor, ●
Encephalopathy Wernicke
penurunan turgor kulit, kadang ikterus, dan dengan gejala nistagmus,
nyeri epigastium dan ditemukan aseton serta diplopia, dan perubahan
penurunan jumlah urin. bilirubin dalam urin. mental.
DIAGNOSIS
Anamnesis
• amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah.
• apakah mual dan muntah terjadi terus menerus,
dirangsang oleh jenis makanan tertentu, dan
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
• Menggali penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum
seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi
dan riwayat penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis,
penyakit hati dan diabetes mellitus).
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK:
• Keadaan umum, kesadaran
• Tanda vital
• Tanda dehidrasi
• Pemeriksaan obstetri
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1. Darah lengkap
2. Urinalisis
3. USG
Pregnancy-Unique Quantification of Emesis
(PUQE) index
Tatalaksana Awal Hiperemesis Gravidarum
• Non Farmakologi
1. Modifikasi diet (Small Frequent Feeding)
2. menghindari pencetus
• Bebauan
• Kondisi terlalu panas atau lembab
• Ruangan pengap
• Keributan
• Hal-hal yang mengganggu penglihatan
Manajemen Hiperemesis Gravidarum
Farmakologi
1. Kombinasi doksilamin-piridoksin atau suplemen jahe
dan/ piridoksin (vitamin B6 dosis 10-25mg/6-8jam)
2. Antihistamine (antagonis H1) selain doksilamine. Dpt
diberikan difenhidramine, meklizin dan
dimenhidrinat.
3. Antagonis dopamine, yaitu metoklopramid,
prometazine dan droperidol.
4. Antagonis serotonin, yaitu ondansetron, granisetron
dan dolasetron
KESIMPULAN
• Penatalaksanaan ibu hamil dengan keluhan
hiperemesis pada awalnya adalah edukasi
melakukan modifikasi diet dan menghindari
pencetus mual muntah. Jika penanganan awal tidak
berhasil maka obat-obatan golongan antiemetik
dapat diberikan. Obat antiemetik yang dianjurkan
adalah obat yang aman digunakan oleh ibu hamil,
dengan kategori FDA A, B atau C. Lini pertama
antiemetik adalah suplemen jahe dan/atau
piridoksin (vitamin B)
KESIMPULAN
• Pilihan antiemetik lini selanjutnya adalah
golongan antihistamin atau antagonis H-1
(difenhidramin, dimenhidrinat), antagonis
dopamin (metoklopramid, prometazin,
droperidol), dan antagonis serotonin
(ondansetron, granisetron, dan dolasetron).
Pada ibu hamil dengan riwayat GERD, obat-
obatan pengurang asam lambung dapat
bermanfaat.