PENDAHULUAN
Obstetri atau Ilmu kandungan ( Ilmu Kebidanan) :adalah Suatu Ilmu yang
mempelajari Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Kehamilan (Graviditas) dimulai dari
konsepsi atau pembuahan lalu berakhir dengan permulaan suatu persalinan.
Preeklamsia mempunyai kriteria minimum tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria lebih dari 300 mg/24 jam
atau dipstick lebih dari +1.Eklamsia merupakan preklamsia yang disertai dengan kejang
tonik-tonik disusul dengan koma.
Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yanng telah
berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur rata-rata 28
hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. Diagnosa usia kehamilan lebih
dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri
serial.
a. Secara Umum:
Melakukan pelaksanaan pemeriksaan obstetri meliputi antenatal care, Intranatal
care dan postnatal care, menegakkan diagnosis, prognosis dan manajemen (intranatal
care dibahas tersendiri dalam topik persalinan normal)
b. Secara Khusus:
1. Melakukan anamnesis, pemeriksaan klinis obstetri, dan pemeriksaan penunjang
terhadap ibu hamil, bersalin, pasca persalinan.
2. Melakukan anamnesis (identitas,keluhan utama, riwayat kehamilan saat
ini,riwayat menstruasi,riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakitkeluarga, riwayat
obstetri, riwayat fertilitas,) (yang berkaitan dengan kehamilan),aktivitas
(pekerjaan) dan kebiasaan (merokok,alkohol,jamu, hewan peliharaan).
3. Pemeriksaan fisik secara umum
4. Melakukan pemeriksaan abdomen (tinggi fundus uteri, Leopod 1-4,his/kontraksi)
5. Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin dan melakukan analisishasil, dan
melakukan manajemen antara untuk kondisi fetal distress sebelum melakukan
rujukan.
6. Melakukan pemeriksaan panggul luar dan dalam dan menilai hasil pemeriksaan
panggul pada wanita hamil (termasuk penilaian hamil dalam persalinan atau
belum).
7. Pemeriksaan laboratorium pada wanita hamil.
8. Memberikan konseling antenatal pada kehamilan normal dan kehamilan dengan
risiko tinggi termasuk konseling kontrasepsi.
9. Mampu melakukan pemeriksaan penunjang kardiotokografi dan melakukan
interpretasi sederhana.
10. Melakukan rujukan yang tepat.
11. Mendiagnosis keadaan darurat obstetri
12. Melakukan catatan rekam medis obstetri. Menilai keadaan patologis masa nifas
BAB 2
ISI
A. Definisi
Hipermesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan
20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat
badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit
seperti appendisitis, pielititis, dan sebagainya.
B. Penyebab
1. Psikologi, bergantung pada:
a. Apakah si ibu dapat menerima kehamilannya.
b. Apakah kehamilannya diinginkan atau tidak.
2. Fisik:
a. Terdapat kemungkinan masuknya villi khorealis ke dalam sirkulasi darah ibu.
b. Terjadi peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan kenaikan
human chorionic gonadothropin.
c. Faktor konsentrasi human chorionic gonadotropin yang tinggi:
Primigravida lebih sering dari multigavida
Semakin meningkat pada mola hidatidosa, hamil ganda, dan
hidramnion.
C. Tanda dan Gejala
Amenore yang disertai muntah hebat (segala yang dimakan dan diminum akan
dimuntahkan), pekerjaan sehari-hari terganggu, dan haus hebat.
Fungsi vital: nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada
keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma).
Fisik: dehidrasi, keadaan berat, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun,
porsio lunak pada vaginal touche, uterus besar sesuai besarnya kehamilan.
Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda
keton dan proteinuria.
F. Penanganan
Rawat dirumah sakit, batasi pengunjung.
Stop per oral 24-48 jam
Infus glukosa 10% atau 5% ; RL =2 : 1, 40 tetes per menit
Obat
Vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100 mg/hr/infus
Vitamin B12 200 mcg/hr/infus, vitamin C 200/hr/infus
Phenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari atau chlorpromazine 25-50 mh/hr IM
atau diazepam 5 mg 2-3 kali per hari IM
Antiemetik: prometazine (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari per oral atau
prochlorperazine (stimetil) 3 kali 3 mg per hari per oral atau mediameter B6 3
kali 1 per hari per oral
Antasida : acidrine 3x1 tab per hari per oral atau mylanta 3x1 tab per hari per
oral atau magnam 3x1 tab per hari per oral
Diet
Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemis tingkat III. Makanan hanya berupa
roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-
2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam zat-zat gizi kecuali vitamin C
karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
Diet hiperemisis II diberikan bila rasa mual dan muntah erkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat
gizi kecuali vitamin A dan D.
Diet hiperemisis III diberikan kepada penderita dengan hiperemisis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
2.2 Pre eklamsia dan Eklamsi
A. Definisi
Preeklamsia
Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita
hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan
tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan,
meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
Kriteria minimum: tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg setelah umur
kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria lebih dari 300 mg/24 jam atau
dipstick lebih dari +1.
A. Pada ibu :
1. Solusio Plasenta
2. Kelainan pembekuan darah
3. Gagal jantung hingga syok dan kematian
B. Pada Janin :
1. Prematur
2. Kematian dalam uterus
Eklamsia
Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsia yang tidak teratasi
dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsia, pada wanita yang terkena
eklampsia juga sering mengalami kejang kejang. Eklampsia dapat menyebabkan
koma atau bahkan kematian baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.
(Preeklamsia yang disertai dengan kejang tonik-tonik disusul dengan koma.)
Kejang –kejang pada eklamsia terdiri dari 4 tingkat :
1. Tingkat awal
Berlangsung selama 30 - 35 detik
Mata terbuka denga pandangan kosong
2. Tingkat Kejang Tonik
Berlangsung sekitar 30 detik
Lidah dapat tergigit
3. Tingkat Kejang Klonik
Berlangsung 1 sampai 2 menit
Mata melotot
Lidah bisa tergigit sampai terputus
4. Tingkat Koma
Setelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafas
B. Penyebab umum :
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu
Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa
Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.
C. Tanda dan Gejala
Adanya gejala: nyeri kepala, gangguan virus, rasa panas dimuka, dyspnea, nyeri
dada, mual muntah, kejang.
Penyakit tedahulu: adanya hipertensi dalam kehamilan, penyulit pada pemakaian
kotrasepsi hormonal, penyakit ginjal, dan infeksi saluran kencing.
Riwayat pnyakit keluarga: riwayat kehamilan dan penyulitnya pada ibu dan
saudaranya perempuannya.
Tanda Pre-Eklampsia
Selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan darah tinggi,
gejala preeklampsia yang patut diwaspadai adalah :
1. Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan dalam
tubuh
2. Nyeri perut
3. Sakit kepala yang berat
4. Perubahan pada refleks
5. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali
6. Ada darah pada air kencing
7. Pusing
8. Mual dan muntah yang berlebihan
9. Udem
10. Hipertensi
11. Proteinuria
E. Penanganan
1. Pencegahan
Diet yangn tepat dan sesuai
Cukup istirahat
Pengawasan antenatal
Nutrisi yang cukup
Perbanyak minum
2. Penanggulangan
Bed rest
Menunggu waktu kelahiran bayi dengan istirahat total agar tekanan darah turun
dan meningkatkan aliran darah menuju plasenta, agar bayi dapat bertahan.
Pengobatan yang sesuai
Obat yang biasa direkomendasikan yaitu pemakaian obat penurun tekanan
darah. Pada preeklamsia parah, obat corticosteroid dapat memperbaiki fungsi
hati dan sel darah. Obat ini juga dapat membantu paru-paru bayi tumbuh bila
harus terjadi kelahiran premature.
Melahirkan
Ini adalah cara terakhir mengatasi pre eklamsia. Pada pre eklamsia akut/parah,
yang akan mengaanjurkan kelahiran premature untuk mencegah kemungkinan
terburuk. Kelahiran ini juga diperlukan kondisi minimal, seperti kesiapan tubuh
ibu dan kondisi janin.
A. Definisi
Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yanng telah
berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur rata-rata
28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. Diagnosa usia
kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan rumus neagle atau
dengan tinggi fundus uteri serial.
B. Penyebab
Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan pada umumnya tidak diketahui secara
pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab antara lain:
Prognosis serotinus tidak seberapa sulit apabila siklus haid teratut dari haid terakhir
dikrtahui pasti. Dalam menilai apakah kehamilan matur atau tidak, beberapa
pemeriksaan dapat dilakukan:
Berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil dan air keuban berkurang
Pemeriksaan rontgenologik: dengan pemeriksaan ini pada janin matur dapat
ditemukan pusat osifikasi pada os cuboid, bagian distal femur dan bagian
proksimal tibia, diameter bipariental kepala 9,8 cm lebih. Keberatan pemeriksaan
ini adalah kemungkinan pengaruh tidak baik sinar rongen terhadap janin.
Pemeriksaan dengan USG: dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala
janin dapat diukur dengan teliti tanpa bahaya,
Pemeriksaan sitologi liquor amnion. Amnioskopi dan periksa pH-nya dibawah 7,20
dianggap sebagai tanda gawat janin.
Pemeriksaan sitologik vagina untuk menentukan infuise plasenta dinilai berbeda-
beda
Rasio lesitin-sfingomielin denngan Thin layerChromatography atau dengan Shake
foam Test, aktifitas tromboplastin dalam cairan amnio.
D. Penanganan
1. Setelah usia kehamilan klebih dari 40 minggu yang penting adalah monitoring
janin sebaik-baiknya
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah
matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi
4. Bila (a) riwayat kehamilan yang lalu ada kehamilan janin dalam rahim (b) Terdapat
hipertensi, pre eklamsi dan (c) Kehamilan ini adalah anak pertama karena
infertilitas, atau (d) pada kehamilan lebih dari 40-42 minggu, maka ibu dirawat
dirumah sakit
5. Tindakan operasi Sectio Cesarea dapat dipertimbangkan pada
Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
Pembukaan yang belum lengkap
Persalinan lama
Terjadi tanda gawat janin
Primigravida tua
Kematian janin dalam kandungan
Pre eklamsia
Hipertensi menahun
Infertilitas
Kesalahan letak janin
A. Definisi
Fungsi normal tuba adalah transportasi ovum, spermatozoa dan zigot ; tempat
terjadinya konsepsi; tumbuh kembang zigot menjadi blastokis untuk siap melakukan
nidasi pada endometrium; dan menjadi tempat transportasi hasil konsepsi menuju
uterus untuk nidasi.
Klasifikasi kehamilan ektopik:
B. Penyebab
D. Penanganan