Anda di halaman 1dari 9

1. Apa perbedaan dari wabah dan epidemic?

2. Apa yang dimaksud KLB?


3. Penyakit apasajakah yang menimbulkan KLB?
4. Bentuk KLB itu bagaimana dan berikat contohnya?
5. Apa yang dimaksud herd imunity?
6. Bagaimana strategi penanggulangan KLB?
7. Bagaimana sistem pelaporan KLB?
8. Penyakit menular apa saja yang dapat menimnulkan KLB
9. Apa dampak KLB jika dilihat dari semua aspek?
10. Baagaimana peran bidan dalam penanggulangan wabah ?
11. Apa hambatan yang membuat langkah-langkah penanggulangan KLB lambat?
 Perbedaan wabah epidemic dan pandemic

Wabah adalah peningkatan jumlah kasus yang jelas terlihat, meski kecil, jika
dibandingkan dengan jumlah “normal” yang diantisipasi dan infeksi baktteri yang
serius yyang bisa mematikan yang terjadi di masyarakat. Wabah merupakan istilah
umum untuk menyebut kejadian tersebarnyapenyakit pada banyak orang,maupun
untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut.
Contoh: klaster kasus pneumonia yang mencuat tak terduga di kalangan konsumen
pasar di Wuhan, Cina. Pejabat kesehatan publik sekarang mengetahui bahwa
peningkatan jumlah kasus pneumonia disana merupakan wabah coronavirus tipe baru,
yang kini diberi nama SARS-CoV-2. Begitu otoritas kesehatan setempat mendeteksi
adanya wabah, mereka langsung meluncurkan investigasi guna menentukan secara
tepat siapa saja yang terdampak dan berapa banyak orang yang terkena penyakit.

Epidemi adalah lebih besar dan menyebar. Penyebaran penyakit dengan jumlah
banyak yang menyerang secara cepat. Wabah yang menyebar di area geografis yang
lebih luas.

Contoh :Ketika orang-orang di luar Wuhan mulai terdeteksi mengidap SARS-


CoV-2 (yang menyebabkan penyakit bernama COVID-19), para ahli epidemiologi
pun tahu bahwa wabah ini telah menyebar luas, yang menandakan bahwa upaya
pengurungan tidaklah cukup atau sudah terlambat. Ini bukan hal mengherankan,
mengingat memang belum ada pengobatan atau vaksin yang tersedia. Tetapi
penyebaran luas COVID-19 di seluruh Cina berarti bahwa wabah di Wuhan telah
berkembang menjadi epidemi.

Pandemi adalah ketika sebuah epidemi menyebar ke beberapa negara atau


wilayah di dunia, ia sudah dianggap pandemi.

 Pengertian KLB (Kejadian Luar Biasa)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan
yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Selain itu, Mentri Kesehatan RI (2010) membatasi pengertian wabah sebagai
berikut: “Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka”.
Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan kasus yang
melebihi situasi yang lazim atau normal, namun wabah memiliki konotasi keadaan
yang sudah kritis, gawat atau berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada
wilayah yang lebih luas. 
 PENYAKIT-PENYAKIT YANG BERPOTENSI MENJADI KEJADIAN LUAR
BIASA (KLB)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1501/MENKES/PER/X/2010, penyakit menular tertentu yang menimbulkan wabah
adalah:
1.             Kholera
2.             Pes
3.             Demam berdarah
4.             Campak
5.             Polio
6.             Difteri
7.             Pertusis
8.             Rabies
9.             Malaria
10.         Avian Influenza H5N1
11.         Antraks
12.         Leptospirosis
13.         Hepatitis
14.         Influenza H1N1
15.         Meningitis
16.         Yellow Fever
17.         Chikungunya

Penyakit-penyakit berpotensi Wabah/KLB:


1.     Penyakit karantina/penyakit wabah penting: kholera, pes, yellow fever.
2.  Penyakit potensi wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat/ mempunyai
memerlukan tindakan segera: DHF, campak, rabies, tetanus neonatorum, diare,
pertusis, poliomyelitis.
3.  Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting: malaria,
frambosia, influenza, anthrax, hepatitis, typhus abdominalis, meningitis, keracunan,
encephalitis, tetanus.
4.       Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah dan atau KLB, tetapi masuk
program: kecacingan, kusta, tuberkulosa, syphilis, gonorrhoe, filariasis, dan lain-lain.
 Bentuk KLB itu bagaimana dan berikat contohnya?

 Apa yang dimaksud Herd imuniity


Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya KLB/Wabah adalah
Herd Immunity.Secara umum dapat dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan
yang dimiliki oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini
dapat disamakan dengan tingkat kekebalan individu yaitu makin tinggi tingkat
kekebalanseseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut. Demikian pula dengan
herd immunity ,makin banyak proporsi penduduk yang kebal berarti makin tinggi
tingkat herd immunitynya hingga penyebaran penyakit menjadi semakin sulit.

 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KEJADIAN LUAR


BIASA (KLB)
Menurut Notoatmojo (2003), faktor yang mempengaruhi timbulnya Kejadian
Luar Biasa adalah:
1.        Herd Immunity yang rendah
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya KLB/ wabah adalah herd
immunity. Secara umum dapat dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan yang
dimiliki oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini dapat
disamakan dengan tingkat kekebalan individu. Makin tinggi tingkat kekebalan
seseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut.
2.             Patogenesitas
Patogenesitas merupakan kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi
pada pejamu sehingga timbul sakit.
3.             Lingkungan Yang Buruk
Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organism, tetapi mempengaruhi
kehidupan ataupun  perkembangan organisme tersebut.

 KLASIFIKASI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)


Menurut Bustan (2002), Klasifikasi Kejadian Luar Biasa dibagi berdasarkan
penyebab dan sumbernya, yakni sebagai berikut:
1.       Berdasarkan Penyebab
a.       Toxin
1)  Entero toxin, misal yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus, Vibrio,
Kholera, Eschorichia, Shigella
2)     Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum,
Clostridium perfringens
3)     Endotoxin
b.      Infeksi
1)      Virus
2)      Bakteri
3)      Protozoa
4)      Cacing
c.       Toxin Biologis
1)      Racun jamur
2)      Alfatoxin
3)      Plankton
4)      Racun ikan
5)      Racun tumbuh-tumbuhan
d.      Toxin Kimia
1)   Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah), logam-logam lain
cyanida, nitrit, pestisida.
2)      Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN, dan sebagainya.

2.      Berdasarkan sumber


a.      Sumber dari manusia
Misalnya: jalan napas, tangan, tinja, air seni, muntahan seperti: Salmonella, Shigella,
hepatitis.
b.      Bersumber dari kegiatan manusia
Misalnya: toxin dari pembuatan tempe bongkrek, penyemprotan pencemaran
lingkungan.
c.       Bersumber dari binatang
Misalnya: binatang peliharaan, rabies dan binatang mengerat.
d.      Bersumber pada serangga (lalat, kecoak)
Misalnya: Salmonella, Staphylococcus, Streptococcus
e.       Bersumber dari udara
Misalnya: Staphylococcus, Streptococcus virus
f.       Bersumber dari permukaan benda-benda atau alat-alat
Misalnya: Salmonella
g.      Bersumber dari makanan dan minuman
Misalnya:  keracunan singkong, jamur, makanan dalam kaleng.

 LANGKAH-LANGKAH  PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)


Penyelidikan KLB mempunyai tujuan utama yaitu mencegah meluasnya
(penanggulangan) dan terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian).
Langkah-langkah yang harus dilalui pada penyelidikan KLB, sebagai berikut:
1.             Mempersiapkan penelitian lapangan
2.             Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB
3.             Memastikan diagnosa etiologis
4.             Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan
5.             Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat
6.             Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan)
7.             Mengidentifikasi sumber penularan dan keadaan penyebab KLB
8.             Merencanakan penelitian lain yang sistematis
9.             Menetapkan saran cara pengendalian dan penanggulangan
10.         Melaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan setempat dan kepada sistim
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
KESIMPULAN 
         Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan
yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
   Faktor yang mempengaruhi Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah herd immunity yang
rendah, patogenesitas, dan lingkungan yang buruk.
          Langkah-langkah yang harus dilalui pada penyelidikan KLB, adalah: (1)
 

mempersiapkan penelitian lapangan, (2) menetapkan apakah kejadian tersebut suatu


KLB, (3) memastikan diagnosa etiologis, (4) mengidentifikasikan dan menghitung
kasus atau paparan, (5) mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat;
(6) membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan), (7)
mengidentifikasi sumber penularan dan  keadaan penyebab KLB, (8) merencanakan
penelitian lain yang sistematis, (9) menetapkan saran cara pengendalian dan
penanggulangan, (10) melaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan
setempat dan kepada sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
          Penanggulanagn dilakukan melalui kegiatan yang secara terpadu oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat, meliputi: (1) penyelidikan epidemilogis, (2)
pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan
karantina, (3) pencegahan dan pengendalian, (4) pemusnahan penyebab penyakit, (5)
penanganan jenazah akibat wabah, (6) penyuluhan kepada masyarakat, (7) upaya
penanggulangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bustan, 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Effendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Jakarta: (tidak
diterbitkan).
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip Prinsip Dasar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Timmreck, Thomas C. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar, Edisi 2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Wuryanto, M.Arie. “Aspek Sosial Dan Lingkungan Pada Kejadian Luar Biasa (KLB)
Chikungunya (Studi Kasus KLB Chikungunya di Kelurahan Bulusan Kecamatan
Tembalang Kota Semarang)”. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol. 4 No. 1: 68-
54.

Anda mungkin juga menyukai