Anda di halaman 1dari 4

Jawaban diskusi 4 pendidikan agama islam HUKUM

1) Jelaskan dengan rinci hukum secara leksikologis (kamus) dan hukum Allah (syari’at)?
a. Hukum secara leksikologis
Adalah suatu peraturan yang dibuat oleh seorang penguasa untuk menciptakan
keamanan, ketertiban, ketentraman, dan keamaian dalam kehidupan masyarakat. Hukum
ini bersifat memaksa masyarakat untuk mematuhi peraturan/hukum tersebut, dan
apabila hukum ini dilanggar maka akan ada sangsi bagi pelaku yang melanggar hukum
ini.
b. Hukum Allah (syari’at)
Adalah seperangkat aturan yang berasal dari pembuat syari’at(Allah SWT) yang
berhungan dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah
atau ditinggalkan suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau
meninggalkan.
2) Hukum islam secara garis besar dibagi beberapa, jelaskan!
Secara garis besar hukum Islam dibagi menjadi 5
a. Wajib
Adalah suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh orang maka orang tersebut akan
mendapatkan pahala dan apabila perbuatan itu ditinggalkan maka orang tersebut akan
akan mendapatkan siksa. Wajib itu ada 2 :
 Wajib A’in yaitu kewajiban yang dibebankan oleh Allah SWT kepada setiap orang
yang sudah baligh (mukallaf). Apabila dalam satu masyarakat yang mengerjakan
Cuma sebagian maka sebagiannya lagi akan tetap mempertanggung jawabkan
perbuatannya. Misalnya : kewajiban shalat
 Wajib kifa’i (kifayah) yaitukewajiban yang dibebankan dalam agama kepada
kelompok orang sudah baligh (mukallaf). Apabila ada salah seorang dari
kelompok telah mengerjakan maka orang mukallaf lain yang tidak
mengerjakannya tidak berdosa. Jika tidak ada yang melakukannya sama sekali
maka semuanya akan berdosa karena telah mengabaikannya. Misalnya :
mengurus jenazah sesuai dengan syari’at Islam.

b. Sunnah
Adalah perbuatan yang apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan
mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan, maka orang yang meninggalkan tersebut
tidak mendapatkan siksa. Sunnah ada 2 yaitu :
 Sunnah muakkad yaitu perbuatan yang amat sering dilakaukan Rasulullah SAW,
walaupun pernah ditinggalkan sesekali tetapi tetap dinamakan sunnah karena
bagi yang tidak mengerjakan tidak mendapat siksa. Misalnya : berkumur dalam
wudhu.
 Sunnah ghoiru nuakkad yaitu aktivitas atau perbuatan dianjurkan oleh Rasulullah
SAW, tetapi tuntutannya tidak sekuat sunnah muakkad alasannya Nabi SAW
pernah mengerjakan tetapi juga sering meninggalkannya. Contoh shalat sunnah
qobliyah Isya’.
c. Haram
Adalah segala perbuatan apabila ditinggalkan akan mendapatkan pahala, sementara
apabila dikerjakan akan mendapatkan siksa. Haram berdasarkan teks atau hadits
dinyatakan beberapa ungkapan :
 Kalimat larangan dinyatakan dengan jelas dan tegas ( Al-Anaam/6 : 151)
 Kalimat yang melarang menggunakan kata kerja yang melarang dan dibarengi
petunjuk (qarinah) yang menunjukan perbuatan benar-benar dilarang (Al-
Israa’/17 : 32)
 Diperintahkan untuk menjahuinya (Al-Hajj/ 22 : 30)diancam dengan hukuman
atau siksa bagi orang-orang melakukannya (An-Nuur/ 24 : 4)

d. Makruh
Satu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan tersebut ditinggalkan maka orang
yang meninggalkan akan mendapat pahala dan apabila dikerjakan maka tidak mendapat
siksa.

e. Mubah
Adalah perbuatan apabila dikerjakan yang mengerjakan tidak mendapatkan pahala dan
apabila ditinggalkan maka yang meninggalkan pekerjaan tersebut tidak berdosa.

3) Hukum Islam dibangun diatas beberapa prinsip sebutkan dan jelaskan!


Secara garis besar prinsip hukum Islam ada 7 macam :
a. Prinsip Tauhid
Bahwa prinsip ini menjelaskan seluruh manusia ada dibawah ketetapan yang sama
sebagai hamba Allah ( Al-A’raaf/ 7 : 172).

b. Prinsip Keadilan
Bahwa hukum Islam yang mengatur persoalan manusia dari berbagai aspeknya harus
dilandaskan kepada prinsip keadilan meliputi hubungan antara individu dengan dirinya,
individu dengan manusia dan masyarakat serta individu dengan lingkungannya (Al-
Maai’dah/ 5 : 8).

c. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip Tauhid dan Prinsip Keadilan. Amar Ma’ruf
mengandung arti bahwa hukum Islam ditehakkan untuk menjadikan umat manusia dapat
melaksanakan hal-hal yang baik dan benar sebagaimana kehendak Allah SWT. Nahi
Munkar mengandung arti hukum tersebut ditegakkan untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang buruk yang dapat meruntuhkan kehidupan bermasyarakat (Ali Imron/ 3 : 104 dan
110).

d. Prinsip Kemerdekaan dan Kebebasan


Bahwa hukum Islam tidak diterapkan berdasarkan paksaan, akan tetapi berdasarkan
penjelasan yang baik dan argumentatif yang dapat meyakinkan manusia, manusia
akhirnya menolak atau menerima sepenuhnya diserahkan kepada individu ( Al-Baqaraah/
2 : 256)
e. Prinsip Persamaan
Bahwa pada dasarnya semua manusia adalah sama, meskipun faktanya berbeda dalam
lahiriyahnya, baik warna kulit, bahasa, suku bangsa, dll. Kesamaan dalam hal nilai
kemanusiaannya, Islam memaqndang perbedaan bukan karena ras, warna kulit, dan sisi
lahiriyahnya, melaikan faktor ketaqwaannya (Al-Hujuraat/ 49 : 13)

f. Prinsip Tolong-menolong
Bahwa sesama warga masyarakat harus saling menolong demi tervapainya kemasalahan
bersama (Al-Maai’dah / 5 : 2)

g. Prinsip Toleransi
Bahwa hukum Islam mengharuskan kepada umatnya untuk hidup penuh dengan suasana
damai dan toleran. Toleransi harusmenjamin tidak dilanggarnya hukum Islam dan hak
umat Islam (Al-Mumtahanah / 60 : 8)

4) Jelaskan pengertian sunnah atau hadits baik secara etimologis maupun secara istilah dan ada
berapa bentuk sunnah?
a. Secara etimologis sunnah atau hadits adalah sebagai perjalanan, cara hidup atau tradisi
yang baik maupun yang buruk.
b. Secara istilah sunah atau hadits adalah segala sesuatu yang berasal dari Muhammad
SAW selain Al-Qur’an, baik berupa perkataan perbuatan maupun ketetapan yang layak
menjadi sumber hukum syari’at.

Betuk-bentuk sunnah ada 3 yaitu

a. Sunnah berupa perkataan (qauliyah)


b. Perbuatan Nabi yang sebagai sunnah
c. Sunnah taqrir atau ketetapan

5) Jelaskan Urgensi sunnah Nabi Muhammad SAW dalam Hukum Islam!


Urgensi sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai sumber Hukum Islam disamping Al-Qur’an,
kalau diringkas, ada 5 point yaitu
a. Iman
Salah satu konsekuensi beriman kepada Allah SWT adalah menerima segala sesuatu yang
bersumber dari para utusan-Nya (khusus Nabi Muhammad SAW). Allah SWT telah
memilih para Rosul diantara hamba-Nya untuk menyampaikan hukum-hukum syari’at
(Q.S. Al-An’aam / 6 : 124)

b. Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an banyak ayat menjelaskan kewajiban taat kepada Rasulullah SAW, salah
satunya Q.S. An-Nisaa’ / 4 : 59. Dalam ayat tersebut terdapat arti “kembali kepada Allah
dan Rosul” yang dimaksud kalimat diatas menurut mayoritas mufassir adalah
mengembalikan segala urusan kepada tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rosul

c. Hadits Nabi SAW


Nabi Muhammad SAW dalam beberapa haditsnya menjelaskan sendiri posisi sunnah
sebagai sumber hukum dalam Islam. Diantaranya :
 Hadits diriwayatkan oleh malik bin Anas dimana Nabi SAW bersabda : “Aku
tinggalkan kepada kalian 2 perkara, kalian tidak akan tersesat selama masih
bepegang kepada keduanya, yaitu kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnahku”.
 Demikian juga sebuah hadits yang bersumber dari al-‘Irbash bin Sariyah
Radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi SAW bersabda : “Tetaplah kalian kepada
sunnahku dan sunnah khulafaa’urrasyidin telah mendapat petunjuk, berpegang
teguhlah dan gigitlah dengan gigi gerahangmu.

d. Konsensus (ijama’) ulama


Umat Islam menerima sunnah Nabi SAW seperti mereka menerima Al-Qur’an , karena
berdasrkan petunjuk Allah SWT apa yang diucapkan dan disampaikan Nabi SAW tidak
lain hanyalah wahyu dari Allah SWT maka sudah sewajarnya, kalau menjadi sumber
huku, dalam syari’at Islam (Q.S. Al-An’aam / 6 : 50)

e. Dalil Aqli / Logika


Al-Qur’an yang berisi petunjuk dari Allah secara umum bersifat global khusunya yang
berkaitan dengan perintah dan larangan. Belum ada penjelasan umpamanya tentang
waktu, syarat rukun dan tatcara melaksanakannya. (Q.S. An-Nahl / 16 : 44)

6) Sunnah Nabi Muhammad mempuyai posisi strategis terhadap Al-Qur’an, jelaskan apa yang
dimaksud pernyataan tersebut.
Posisi sunnah Nabi SAW terhadap Al-Qur’an sangat penting diantaranya adalah untuk
menguatkan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an, menjelaskan apa yang masih global
dalam Al-Qur’an, bahkan menetapkan hukum secara mandiri yang tidak terkait langsung
dengan Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai