Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN STRATEGI PENINGKATAN KESELAMATAN

PELAYARAN KAPAL-KAPAL TRADISIONAL


Johny Malisan *)
Mahasiswa S3 Teknik Transportasi UNHAS, Jln. Perintis kemerdekaan KM 10 Makassar
johnmalisan@yahoo.com

M. Yamin Jinca *)
KPS Magister Transportasi PPs-UNHAS Makassar my_jinca@yahoo.com

ABS1RACT
Construction and shipbuilding of traditional ships are individual character, and should be
preserved. Traditional ships are generally managed by middle economic groups of people, but
very strategic in distributing public goods to the islands that are difficult for conventional
vessels. Problem that emerged in traditional ships is high level of accidents and caused pre-
dominantly by their human resources. Therefore, in this research attempted strategies to over-
come the problem through SWOT analysis in order to improve safety performance of traditonal
ships. Result of analysis showed the need some strategies among others capacity building of
human resource in shipbuilding, to encourage the improvement of shipbuilding standards, to
encourage the improvement of ship classification standards, and to encourage their ability in
mastery of loading and unloading systems.
Keywords : safety of ships, traditional ships.

ABSlRAK
Konstruksi dan bangunan kapal tradisional memiliki karakter tersendiri yang mestinya
tetap dipertahankan. Kapal-kapal tradisional umumnya dikelola secara tradisional
oleh kelompok masyarakat menengah ke bawah namun strategis dalam
mendistribusikan kebutuhan pokok masyarakat di daerah yang sulit dijangkau okleh
pelayaran konvensional. Akan tetapi permasalahan yang muncul adalah masih
tingginya tingkat kecelakaan dan penyebabnya didominasi oleh sumber daya manusia.
Oleh karena itu dalam penelitian ini diupayakan solusi strategi untuk mengatasi hal
tersebut melalui analisis SWOT dalam rangka meningkatkan kinerja keselamatan
pelayaran bagi kapal-kapal tradisional. Hasil analisis menunjukkan perlunya
melakukan langkah strategi antara lain peningkatan kemampuan SDM untuk
membangun kapal, mendorong peningkatan standar pembangunan kapal, mendorong
peningkatkan standar klasifikasi kapal, dan mendorong kemampuan penguasaan

Kata kunci : Keselamatan pelayaran, Kapal tradisional

218 Volume 24, Nomor 3, Maret 2012


PENDAHULUAN Tantangan yang dihadapi adalah
bagaimana meningkatkan penyediaan
Konsep negara kepulauan (nusantara) jaringan prasarana dan sarana trans-
memberikan kita anugerah yang luar portasi yang dapat menjamin kelancaraan
biasa. Letak geografis yang strategis, dan arus barang dan jasa serta penyebaran
wilayah laut yang luas dengan ± 17.000 aliran investasi secara merata di seluruh
pulau, memberikan akses pada sumber daerah [Ahmad Munawar, 2007]. Karena
daya laut, sumber energi, wisata bahari, itu pembinaan dan pengembangan
dan juga media transportasi antar pulau transportasi laut terus digalakkan sampai
yang sangat ekonomis. Oleh karena itu, mencapai tingkat pelayanan yang optimal
kepentingan Indonesia perlu tetap bagi masyarakat pengguna jasa. Melalui
dipertahankan dengan memperhatikan transportasi laut, telah terbentuk jaringan
aspek kesatuan wilayah, kesejahteraan, pelayaran yang luas, baik di dalam negeri
keamanan dan aturan main (rule of law) maupun ke luar negeri. Jaringan pela-
di wilayah laut nasional [Mulya Wirana, yanan yang luas ini dapat terselenggara
2009] . Predikat negara maritim terbesar dengan baik apabila didukung oleh
semestinya dapat menggugah seluruh sistem keselamatan dan keamanan yang
komponen bangsa dalam rangka menum- kondusif dan sumber daya manusia yang
buhkan komitmen untuk memanfaatkan mengendalikan keberhasilan pelayanan
perairan yang dapat memberikan ini. Dengan demikian maka pemenuhan
mata pencaharian bagi warga masyarakat kualifikasi sumber daya manusia
oleh karena sumber daya yang dikandung transportasi laut khususnya tentu harus
di dalamnya cukup besar. Hal ini juga memenuhi standar kualifikasi yang telah
telah mendapat dukungan melalui ditentukan [Iswanto, 2009]. Banyaknya
Deklarasi Bunaken yang dicanangkan jumlah angkutan laut akan sangat erat
Presiden BJ Habibi pada tahun 1998 kaitannya dengan pola perdagangan baik
sebagai upaya untuk memanfaatkan nasional maupun internasional. Peran
kembali laut, setelah sebelumnya sumberdaya manusia sebagai pelaku
pembangunan lebih berorientasi darat transportasi laut dengan berbagai tingkat
[Dina Sunyowati, 2012]. keahlian dan ketrampilannya perlu
Transportasi laut merupakan unsur vital disesuaikan dengan standar rule of law
dalam kehidupan bangsa dan dalam yang telah ditetapkan berdasarkan daerah
memupuk kesatuan dan persatuan pelayaran, ukuran dan jenis kapal, serta
bangsa. Sebagai negara maritim, trans- daya penggerak kapal. Hal yang sama juga
portasi laut berperan besar dalam berlaku bagi kapal-kapal tradisional
fungsinya melayani mobilitas orang, karena penyelenggaraan transportasi laut
barang, dan jasa baik lokal, regional, oleh setiap jenis kapal pada prinsipnya
nasional maupun internasional, serta berupaya menciptakan iklim yang
peranannya sebagai pendukung pemba- kondusif bagi kelancaran roda pere-
ngunan sektor lainnya. Disamping itu~ konomian nasional dan meningkatkan
peran transportasi tentunya sebaga1 aksesibilitas masyarakat. Kapal-kapal
sarana utama dalam mewujudkan tradisional merupakan jenis usaha yang
konektifitas antar pulau di Indonesia. banyak dilakukan oleh pengusaha

Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 219


pribumi, bersifat tradisional dan memiliki TINJAUAN PUSTAKA
peran penting dan karakteristik tersendiri
Uinca M.Y.,2002]. Demikian pentingnya 1. Perkembangan Kapal-kapal Tradisional
kapal-kapal ini dalam menggerakkan Kemampuan kapal-kapal tradisional tidak
perekonomian, maka harus dioperasikan hanya terbatas pada perairan dalam negeri
dengan selamat, aman, lancar, teratur, saja melainkan juga sudah terbukti sampai
nyaman dan efisien. Namun hingga saat ke manca negara sejak awal mula
ini sulit untuk berkembang seperti pembentukannya. Horst Liebner (2004)
pelayaran lainnya karena banyak yang mengemukakan bahwa jenis asli kapal
mempertanyakan aspek-aspek tersebut Indonesia adalah memakai layar seperti
di atas terutama keselamatan pelayaran. tampak pada relief dinding candi
Hal ini menimbulkan kesan bahwa Borobudur sejak abad ke-9 dan bahkan
operasi kapal-kapal tradisional atau telah digunakan sejak petama kali
pelayaran rakyat kurang mendapat berhubungan dengan Cina, Arab dan
perhatian sebagai salah satu komponen Ero pa.
pelayaran nasional. Padahal kapal-kapal
ini berperan penting dalam distribusi Dari bentuknya, kapal/ perahu yang
barang sampai ke pelosok tanah air digunakan dapat dibedakan menjadi
bahkan lintas negara. Karena itu perlu beberapa jenis antara lain Pinisi, Lambo,
dilakukan penelitian untuk menge- Lete dan Nade. Keempat jenis kapal ini
tahui bagaimana upaya yang perlu dikenal sebagai armada semut yang
dilakukan dalam meningkatkan aspek difungsikan sebagai bagian dari sistem
keselama tannya. pelayaran nasional. Pelayaran rakyat
mengandung nilai-nilai budaya bangsa
Berdasarkan PP 20/ 2010 tentang Angkutan yang tidak hanya terdapat pada cara
Perairan, kapal angkutan laut pelayaran pengelolaan usaha serta pengelolanya
rakyat terdiri atas: (i) Kapal Layar (KL) misalnya mengenai hubungan kerja
tradisional yang digerakkan sepenuhnya antara pemilik kapal dengan awak kapal,
oleh tenaga angin; (ii) Kapal Layar tetapi juga pada jenis dan bentuk kapal
Motor (KLM) berukuran tertentu dengan yang digunakan.
tenaga mesin dan luas layar sesuai
ketentuan; (iii) Kapal Motor (KM) dengan Akan tetapi, peran pelayaran rakyat
ukuran tertentu. Penelitian ini tidak semakin surut dan memprihatinkan
termasuk KM dengan ukuran tertentu seiring dengan perkembangan teknologi
karena merupakan kapal yang tidak kapal yang mengarah kepada kapal yang
dibuat secara tradisional. Tujuan dari lebih cepat, lebih besar dan pada
penelitian ini adalah mengevaluasi umumnya lebih ekonomis. Pelayaran
kinerja keselamatan transportasi laut rakyat tampaknya hanya sesuai untuk
yang ada pada pelayaran rakyat angkutan dengan demand yang kecil,
sehingga diharapkan dapat ditemukan menghubungkan pulau-pulau yang
solusi terhadap perbaikan kinerja melalui jumlah penduduknya masih rendah,
rumusan strategi penerapan sistem ataupun pada angkutan pedalaman guna
keselamatan pelayaran dalam mendu- memenuhi kebutuhan masyarakat di
kung perwujudan kebijakan roadmap to daerah kepulauan khususnya yang sulit
zero accident. terjangkau oleh pelayaran komersial

220 Volume 24, Nomor 3, Maret 2012


lainnya seperti pada daerah aliran sungai. a . peningkatan keterampilan sumber
Akan tetapi hal yang mulai tampak daya manusia bagi pengusaha dan
membanggakan dan menarik untuk awak kapal di bidang nautis, teknis,
disimak adalah jika pada abad XIX dan radio, serta pengetahuan kepelautan
awal abad XX hanya terpaku pada jenis melalui pendidikan/ pelatihan kepe-
perahu pengangkut barang, maka kini lautan yang diselenggarakan termasuk
memasuki dekade abad XXI terjadi di pelabuhan sentra pelayaran rakyat;
perubahan pola pikir dari para pembuat b. peningkatan keterampilan mana-
perahu Pinisi mulai berevolusi kearah jemen bagi perusahaan berupa
perahu sebagai angkutan wisata (perahu pendidikan di bidang ketatalaksanaan
pesiar). Rancangan dan bahan bakunya pelayaran niaga tingkat dasar di
belum berubah, serta bagian interior kapal pelabuhan sentra pelayaran rakyat;
masih kental dengan sentuhan alami
c. penetapan standarisasi bentuk, ukuran,
[Arman M, 2010].
konstruksi, dan tipe kapal disesuaikan
Pelayaran rakyat masih menjadi sarana dengan daerah dan/ atau rute pelayaran
angkutan yang relatif disenangi terutama yang memiliki alur dengan kedalaman
untuk mendistribusikan barang ke terbatas termasuk sungai dan danau
wilayah kepulauan yang sulit dimasuki yang dapat dipertanggungjawabkan
oleh jenis pelayaran lainnya. Dengan baik dari segi ekonomi maupun dari
jumlah pulau yang mencapai ± 17.000 segi kelaiklautan kapalnya; dan
pulau tentu saja tidak semua pulau dapat d. kemudahan dalam hal pendirian
disinggahi oleh kapal-kapal besar, dan usaha, operasional, dan penyiapan
karena itu pelayaran rakyat masih fasilitas pelabuhan serta keringanan
diperlukan. Namun sampai saat ini tarif jasa kepelabuhanan.
pelayaran rakyat sulit untuk berkembang
maju seperti pelayaran konvesional. Hal 2. Peningkatan Peran Pelayaran Rakyat
ini dapat dilihat dengan jelas pada Kapal-kapal tradisional sebagai bagian dari
kegiatan layanan di pelabuhan pelra, armada angkutan laut pelayaran-rakyat
seperti pola sandar kapal di dermaga yang dapat dioperasikan pada jaringan trayek
tidak teratur menimbulkan kesulitan angkutan dalam negeri dan trayek lintas
dalam pengaturan keluar masuknya kapal batas, baik dengan trayek tetap dan teratur
dari dermaga sehingga bisa menyebabkan maupun trayek tidak tetap dan tidak teratur.
waktu di pelabuhan yang tidak tinggi, Dengan demikian maka kapal-kapal ini
waktu tunggu kapal di pelabuhan telah terbukti mampu berlayar pada bagian
pelayaran rakyat baik menunggu muatan wilayah manapun, sehingga memicu
dan sebagainya juga sangat tinggi, fasilitas beragam penelitian tentang hal ini, baik
dan sistem pelayanan kapal di pelabuhan yang dilakukan oleh perorangan maupun
yang jarang diperbaharui. Oleh karena lembaga penelitian lainnya antara lain:
itu untuk memacu perkembangan
angkutan laut pelayaran rakyat, sebagai- a . Lembaga Penelitian UI dan Badan
mana tecantum dalam PP 20 / 2010 Litbang Perhubungan tentang "Studi
tentang angkutan perairan, Pemerintah Peningkatan Peran Pelayaran Rakyat
mencanangkan untuk mengembangkan Dalam Memperoleh Pangsa Muatan"
pelayaran ini melalui: menyimpulkan:

Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 221


Pembangunan kapal harus meng- Kapal layar motor sekalipun
unakan teknologi yang sesuai dibangun secara tradisional namun
dengan standar teknis tertentu dan telah mengalami modifikasi dengan
dilakukan pengawasan yang lebih dimotorisasi dan mampu menca-
ketat terhadap penggunaan motor. pai seluruh perairan Indonesia.
Diiku tsertakan dalam angku tan c. Johny Malisan tentang "Kajian
laut perintis. Kemungkinan Pemanfaatan Pela-
Melakukan diversifikasi usaha dan yaran Rakyat Sebagai Angkutan
meningkatan daya saing untuk Komersial Di Daerah Alur Laut
meraih pangsa muatan. Kepulauan Indonesia (ALKI)" yang
Memberikan proteksi terhadap diterbitkan dalam Warta Penelitian
eksistensi pelayaran rakyat. Perhubungan, menyimpulkan:
Dalam jangka pendek, untuk Tipologi kapal dengan bobot mati
mempertahankan eksistensinya berdasarkan keinginan pasar
maka pelaku usaha pelayaran mampu mencapai perairan peda-
rakyat perlu dikembalikan pada laman, dan perlu menerapkan
habitatnya yakni sebagai pedagang desain kapal dengan alternatif
bukan sebagai pelayan jasa teknologi yang tidak hanya
transportasi laut. mengandalkan layar.
Dalam jangka menengah, mela- Pengoperasian kapal yang mampu
kukan redefinisi pelayaran rakyat, meraih pangsa muatan yang lebih
mengubah arsitektur kapal, mengu- besar lagi melalui upaya perbaikan
bah perilaku. standar pembangunan dan sesuai
Dalam jangka panjang, melaku- desain yang diinginkan.
kan diversifikasi usaha melalui Modemisasi teknologi kapal pelra
usaha wisata bahari. dan optimasi rancangan sesuai
dengan permintaan transportasi
b . Puslitbang Perhubungan laut tentang dan kondisi pelabuhan singgah.
"Kajian Pemanfaatan Kapal Layar
Motor (KLM) Untuk Angkutan Perbaikan performansi kapal
Perintis" menyimpulkan: melalui pembangunan sesuai
dengan permintaan pasar dengan
Armada pelayaran rakyat dapat upaya penciptaan standar baku.
dimanfaatkan dalam melayani
angkutan perintis sepanjang me-
menuhi kriteria keselamatan dan METODOLOGI PENELITIAN
keamanan yang dipersyaratkan. Analisis yang digunakan adalah analisis
Untuk dapat mengoptimalkan SWOT yang menghasikan suatu strategi.
pemanfaatan kapal pelayaran rakyat Secara garis besar, teori SWOT terbagi
pada jalur pelayaran perintis, kedalam 2 faktor yaitu faktor internal dan
maka hal yang sangat perling eksternal [Rangkuti, 2002; Sianipar, 2001;
mendapat pertimbangan adalah Balamuralikrishna and John C. Dugger
daerah pelayaran dan teknologi 1995]. Faktor internal merupakan kondisi
kapal yang masih tradisional. yang telah dimiliki oleh sistem yang dapat

222 Volume 24, Nomor 3, Maret 2012


dikondisikan, diatasi dengan tindakan jiwa dan hilang sebanyak 74 orang.
yaitu "Strength" dan 'Weakness". Sedangkan Kemudian, pada tahun 2007 data kece-
faktor ekstemal merupakan kondisi yang lakaan menunjukkan bahwa telah terjadi
berasal dari luar sistem, yang hanya dapat kecelakaan kapal sebanyak 159 kali
diatasi dengan tindakan antisipasi yaitu dengan korban jiwa dan hilang sebanyak
"Opportunity" dan "Threat". Setelah itu, 688 otang. Data tersebut menunjukkan
dilakukan analisis untuk selanjutnya frekuensi jumlah kecelakaan kapal telah
dirumuskan strategi dengan menyanding- meningkat sebanyak 75 % dan korban jiwa
kan faktor internal dan eksternal. sebesar 829,73 %. Disamping itu, angka
Penetapan strategi didasarkan pada logika kecelakaan kapal pelayaran rakyat juga
yang memaksimalkan kekuatan (strength) menunjukkan kecenderungan pening-
dan peluang (oppoturnitties), namun secara katan jumlah. Jika pada tahun 2001
bersamaan meminimalkan kelemahan frekuensi jumlah kecelakaan kapal
(weakeness) dan ancaman (threats) [Rangkuti, sebanyak 51 kali diantaranya 6 kapal Pelra
1998]. maka pada tahun 2008 jumlah kecelakaan
meningkat sebanyak 138 kali dan
Perumusan alternatif strategi peningkatan
diantaranya sebanyak 29 kapal pelayaran
keselamatan pelayaran kapal-kapal
rakyat dengan rata-rata peningkatan
tradisional dilakukan melalui tiga tahapan
kecelakaan 49,14 % per tahun dalam
yaitu (i) identifikasi faktor internal dan
kurun waktu tahun 2001-2008 (kapal non
ekstemal (identification of internal and exter-
pelra sebesar 17,12 % per tahun) seperti
nal factor); (ii) tahap penggabungan (match-
tampak pada Gambar 1.
ing stage); serta (iii) tahap pengambilan
keputusan (decision making) . Metode 180
analisis yang digunakan adalah Strength ~ 160
• Kecdakaan Kapal Pelra
• Total Kecelaken Kapel
z~
Weakn ess Opportunity Threat (SWOT) 140
"' "'
~ 120
analysis dan Quantitative Strategic Planning ~
10 0
100
"
(QSP) analysis dalam bentuk matriks. ~ 80 "
'l 60 51

i 40
;i
HASIL DAN PEMBAHASAN
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1. Kecelakaan kapal L
T.AHU N

Sumber : Ditjen Perhubungan Laut (diolah)


Unsur keselamatan pelayaran meru-
pakan salah satu mata rantai, yang Gambar 1 Potret Kecelakaan Kapal di
memberi pengaruh sangat besar pada Perairan Indonesia
ekonomi dari keseluruhan rantai usaha Disamping itu, lokasi kecelakaan terjadi di
transportasi laut Ginca, 2007). Akan tetapi hampir seluruh wiayah perairan Indone-
seringkali aspek keselamatan kurang sia . Secara keseluruhan penyebaran
mendapat perhatian sehingga dalam kecelakan kapal pelayaran rakyat berda-
penyelenggaraan transportasi laut dike- sarkan data pada Gambar 2 di bawah ini
tahui bahwa aspek ini tidak memadai. adalah Laut Jawa sebagai wilayah yang
Data kecelakaan kapal tahun 2003 terbanyak terjadinya kecelakaan kapal
menunjukkan telah terjadi kecelakaan (27,64 %), Perairan Bali dan Nusa Tengara
kapal sebanyak 91 kali dengan korban (13,82%), dan Perairan Sulawesi (15,47%).

Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 223


Meskipun demikian, prosentase kecela- menggambarkan adanya dominasi kasus
kaan di Kawasan Timur Indonesia sangat kecelakaan kapal akibat kesalahan
mendominasi angka kecelakaan kapal manusia (human error). Fenomena ini
(± 69 %). Seperti tampak pada gambar 1 menunjukkan betapa peran dan kualitas
dan 2. Hal ini disebabkan oleh karena SDM sangat besar. Faktor-faktor dari
kondisi wilayah perairan yang cukup penyebab kecelakaan kapal karena sumber
berat dibandingkan dengan wilayah barat. daya manusia antara lain kurangnya
ketrampilan dan kedisiplinan dalam
Data statistik seperti tersebut di atas yang
mematuhi sistem kerja; kurangn ya
menunjukkan bahwa prosentase pening-
pemahaman awak kapal terhadap
katan kecelakaan kapal pelayaran rakyat
pentingnya pelatihan penanganan dan
lebih besar dari kapal-kapal non pelayaran
penanggulangan kecelakaan di laut;
rakyat, memberi indikasi bahwa kecelakaan
kurangnya disiplin awak kapal dalam
kapal yang terns meningkat merupakan
mematuhi peraturan keselamatan kerja
bukti kurangnya perhatian atau kekurang-
pada akhirnya dapat menimbulkan
ped ulian semua pihak terkait dalam
kecelakaan. Oleh karena itu, ketentuan
penyelenggaran transportasi. Oleh karena
tentang keselamatan harus tetap dilak-
itu analisis terhadap kecenderungan
sanakan untuk mencegah terjadiny a
peningkatan kecelakaan kapal dilakukan
kecelakaan (zero accident). Keselamatan
dalam rangka untuk mengetahui penye-
transportasi guna terwujudnya zero acci-
babny a dan mencari solusi terhadap
dent, yang terdiri dari kegiatan pemenuhan
permasalahan yang ditimbulkan dalam
fasilitas keselamatan dengan rasio
kejadian yang menyebabkan kinerja
kecukupan dan keandalan yang memadai;
transportasi laut tidak optimal.
kegiatan capacity building dalam rangka
menyediakan sumber daya manusia untuk
memberikan pelayanan di bidang kesela-
Lau!Jawa · - - - - - - - 2764
matan dengan jumlah dan kompetensi
11" Pera1ranKepulauanMaluku · - - - - · 18Ell
yang memadai; dan sosialisasi peraturan-
~c Sela!MakassardanSelatanSulawesr
.
J
· - - - · 1547

Se\atSundadan Se!atKanma!a · - - - 14 63
pera turan yang terkait dengan kesela-
matan transportasi secara terns menerus
"'
~ BahdanNusaTenggara · - - - 1382 perlu mendapat perhatian khusus agar
La1n-la1n 9 75 tidak terulang lagi kejadian yang sama.
ooo moo

- - -,.,,"" 1
5 00 ~oo ~oo ~oo ~oo
7-'6
Persentasi Kejadian Kecelakea n (%)
101-150
Sumber: Ditjen Hubla (diolah) g 37-100 ,.,..
Gambar 2. Prosentase dan Lokasi ~_,, I
Kejadian kecelakaan kapal Pelra
Banyak hal yang mengakibatkan seolah
"';:!z
"'"'
"'
m~
<7

15 1-20J
t::: 4 87
975
tQfj]

I
kejadian kecelakaan kapal di perairan - 243
~1
>DJ

Indonesia tidak pemah surnt, dan untuk IO 15 20 25

PE RSENTA SI KEJ A DIAN KECELAKAAN (O o)


memudahkan pemahaman maka secara
umum penyebab kecelakaan dibagi Sumber: Ditjen Hula (diolah)
kedalam 3 kelompok yaitu manusia, teknis Gambar 3. Prosentase dan Ukuran kapal
dan alam (gambar 4) . Data tersebut yang mengalami kecelakaan

224 Volume 24, Nomor 3, Maret 2012


kapal harus mempunyai perangkat atau
Telms, 24 43\o - - . _
perlengkapan, antara lain pengemudi
kapal atau dikenal sebagai nakhoda,
perwira kapal, dan juga beberapa anak
buah kapal (kelasi), dimana ketiga pihak
tersebut dituntut untuk saling mendukung
dan bekerja sama agar proses pelayaran
dapat berjalan dengan baik. Pentingnya
faktor perhubungan dan pengangkutan
pada saat ini, sehingga dituangkan dalam
Undang-Undang No 17 Tahun 2008
Sumber: Ditjen Hubla (diolah) tentang Pelayaran y ang menyebutkan
Gambar 4. Prosentase dan Ukuran kapal yang bahwa pelayaran diselenggarakan dengan
mengalami kecelakaan tujuan antara lain memperlancar arus
perpindahan orang dan/ a tau barang
Aktivitas perkembangan transportasi laut melalui perairan dengan mengutamakan
sebagai urat nadi perekonomian masya- dan melindungi angkutan di perairan
rakat dan bangsa Indonesia semakin dalam rangka memperlancar kegiatan
meningkat namun di sisi lain juga perekonomian nasional; membina jiwa
berdampak pada meningkatnya insiden kebaharian; menunjang, menggerakkan,
dan kecelakaan yang terjadi. Tingginya dan mendorong pencapaian tujuan
kecelakaan laut di Indonesia saat ini pembangunan nasional.
hendaknya menjadi perhatian seluruh
pihak, baik pemilik dan operator kapal 2. Hasil Analisis SWOT
maupun pemerintah, instansi terkait dan Analisis SWOT pada dasamya dilakukan
masyarakat agar lebih aktif dalam pada dua lokasi utama survei yakni
memberikan informasi. Layanan transpor- Makassar dan Jakarta. Hal ini dilakukan
tasi dengan jaminan keselamatan akan terutama karena mempertimbangkan
memberikan rasa aman dan ketenangan fenomena rute pelayaran yang tampaknya
bagi pemakai jasa transportasi laut atau setiap kapal tidak melayari seluruh
pemilik barang karena aktivitas sosial wilayah, melainkan terjadi fenomena
ekonomi masyarakat dapat terlindungi. penyebaran rute kapal yang terbagi pada
Adanya jaminan keselamatan transportasi wilayah barat dan timur. Oleh karena itu
laut dan hak masyarakat yang terlindungi diadakan pembagian analisis SWOT
maka diharapkan tidak akan muncul untuk wilayah Jakarta yang mewakili
biaya-biaya yang tidak diperlukan yang penyebaran rute kapal pada wilayah
kontra produktif. Oleh karena itu, perlu barat, dan untuk wilayah timur difokus-
perencanaan yang berlandaskan pada kan pada wilayah Makassar. Untuk
kemampuan mengadopsi teknologi yang mengidentifikasi berbagai faktor secara
sesuai dengan kondisi perairan dimana sistematis dalam rangka merumuskan
sarana transportasi tersebut akan s trategi model pengelolaan irigasi
dioperasikan. memperhatikan kearifan lokal, perlu
Dalam menempuh suatu perjalanan selain analisis yang didasarkan pada logika yang
harus memenuhi kelayakan kapal, sebuah dapat memaksimalkan kekuatan (strength)

Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 225


dan peluang (opportunities), serta dapat ancaman (threat), maka hasil analisis SWOT
meminimalkan kelemahan (weakness) dan seperti pada tabel barikut ini.

. l as1. Ha SI·1 A nar!SIS


Tab el l R e ka p1tu . SWOT
VARIABEL SWOT Bobot Rating
No Rata2 Rata2 Skor
INTERNAL Jkt Mks Jkt Mks
I Pelayaran rakyat ticlak memerlukan fasi litas do king untuk 0,Q35 0,069 0,052 3 4 3 0,18
1oerawatan karena claoat dilakukan di pantai
2 Pelayaran rakyat clapat diklasifikasikan sebagai industri yang 0,047 0 , 119 0,083 3 3 3 0,25
ticlak terpengaruh pada gtjolak finaisial.
~

3 Ukuran kapal pelra dan sarat pada umumnya kecil, clan 0,053 0,069 0, 052 4 4 3 0 ,18
mampu melayani claerah terpenci I dan tidak bergantung pacla
infrastruktur pelabuhan.
4 Pelra rrerupakan usaha swasembacla clan ticlak terikat dengan O,o78 0 ,356 0,217 4 4 4 0,86
aturan vang ketat, dan oola traveknva tramper.
5 Pacla dasamya stabilitas kapal pelra cukup baik j ika ticlak 0,139 0,637 0, 388 4 5 4 1,67
mengalami kelebihan beban, clan bocor.
6 Masih renclahnya tingkat keselamatan dan kelaiklautan kapal 0,132 0 ,696 0, 414 3 5 4 1,49
pelra sehingga mengurangi kepercayaan asuransi dan pemilik
barang.
Jumlah Skor Ke kuatan - S(A) 3,14
7 Rendahnya tingkat kemampuan manajemen dan keterampilan 0,117 0,477 0,297 4 4 4 1, 17
ABK.
-
8 Rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan operasional 0,098 0 ,213 0, 156 4 4 4 0 ,58
baikdi darat mauoun di laut
9 Umurmya kapal pelra ticlak memiliki stanclar klasifi kasi . 0,070 0 , 126 0,098 2 2 2 0 ,18
10 Kapa! tidak dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, clan 0,o75 0 ,272 0, 17 3 3 3 3 0,49
sistem komunikasi clan navigasi yang mernadai.
-
- 11 Kapa! sang at bergantung pacla kondisi cuaca.
Jumlah Skor Kelemahan - W(B)
0,155 0,699 0,427 3 5 4 1,57
5 48
EKSTERNAL
12 Proses rekruitmen SDM relatifsederhaia, tidak rremerlukan 0,046 0 ,004 0,025 4 4 4 0 , 10
qualifaed seafarer.
13 Kapa! pelra diberi keistimewaan dalam aktivitas pelayaran 0,099 0 , 129 0, 114 4 5 4 0 ,50
seperti prosedur bongkar muat proses clearence tarif rendah. ~

14 Masih banyaknya pelabuhan yang belum berkernbang di 0,105 0 , 129 0, 117 4 5 4 0 ,51
claerah terpenci I sehingga menjadi potensi pasar pelra.
15 Pelautpelra wnurmya telah mengikuti program pendidikan 0,105 0,093 0,099 4 5 4 0,41
peningkatan ski! I penanganan operasi kapal.
f--
Jumlah Skor Peluang- O(C) 1,52
16 Galangan kapal pelra umumnya tid!K memiliki staida- formal 0,084 0 ,305 0, 194 4 3 3 0 ,64
loembuatan kaoal.
17 Pengalaman industri pembuatan kapal yang hanya pada kapal 0,157 0,469 0,313 4 3 4 1,09
kayu.
18 Pemil ik barang menghendaki pelayanan yang aman, bi a ya 0,214 0 ,880 0,547 3 4 4 2, 11
rendah dan skedul vang reguler, cukup sulit bagi kapal pelra
19 Pengembangan in frastruktur pelabuhan di d:oerah terpenci I 0,190 0 ,887 0,539 4 5 4 2,21
mengunclang kompetitor Pe Ira untuk masuk.
-
Jumlah Skor Ancaman-T(D) 6,05

Berdasarkan hasil analisis matriks sehingga diperlukan langkah penerapan


internal dan eksternal diatas ternyata strategi yang bersifat defensif, diamana
peta kekuatan yang dihasilkan dari permasalahan tentang kelemahan dan
matriks tersebut berada pada kuadran ancaman yang mendominasi aktivitas
IV dengan posisi -2,34 dan -4,53 pelayaran rakyat.

226 Volume 24, Nomor 3, Maret 2012


Tabel 2. Pemetaan Faktor Internal dan Eksternal
STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
INTERNAL - Pelayaran rakyat tidak memerlukru1
- Masih renda hn ya tingkat keselamatan dan
fasilitas do king untuk pera watan kelaiklautan kapal pelra 9'!hi nggp mefllurangi
karena dapat dilakukan di pantai ketiercavaan asuransi dan pemilik barang.
- Pelayaran rakyat dapat - Rendahnya tingkat kemampuan manajemen
diklasifikasikan rebaga i indu&ri yang dan keterampi lan ABK.
tidak le 11Jengan1h pada gejolak
finansial.
- Ukuran kapal pelra dan sarat pada - Renda hnya tingkat pendidikan dan kemampuan
umumn ya kecil , dan mampu melayani operasional baik di darat maupun di la ul
daerah terpencil dan tidak bergantung
pada infrastruktur pelabuhan.
- Pelra merupakan usaha swasembada - U mumnya kapal pelra tidak memiliki sta ndar
dan tidak terikat dengpn aturan yang klasifikas i.
keta~ dan pola trayeknya tramper.
- Pada dasamya stab ilit as kapal pelra - Ka pal tidak dilengkapi dengan fasilitas bongkar
cukup baikjika tidak menga lami muat, dan si&em komunikasi dan navigasi ya ng
kelebihan beban , dan bocor. memadai.
EKSTERNAL - Kaoal sanl!at bernantunl! oada kondisi cuaca.
OPPORTUNITY 10) STRATEGI S-0 ST RATEGI W-0
- Proses rekruitmen SOM relatif - Meningkatkan kualitas SOM - Meningkatkan pendidikan dan kemampuan
sederhana, tidak memerlukan Pelayaran rakyat agiir mampu operasional SOM Peh·a saat dilakukan
qua Ii fired seafa rer. mempertihitungkan stabilita s kapal pcre krutan.
- Ka pal pelra diberi ke i&imewaan - Mengintensilkan program pendidikan - Mergefis ienkan sistem bongkar muat kapa~
da lam akti vitas pclayaran seperti dan pelatihan ketrampilan dan untuk memuda hkan prosdurdan meningkatkan
proredur bongkar mua~ proses peraw.itan kapal meski pun dilakukan daya saing
clearence , tarif rendah. di teoi oantai .
- Masih banyaknya pelabuhan yang - Meningkatkan produktivitas pelayanan - Mergupayakan penerapan standar reknis kapal ,
be lum berkembang di daerah kapal ke daerah terpencil , dan kinerja mela lui program pendidikan dan peningkatan
lerpencil se hingga menjadi porensi fas ilitas pelabuhan yang menjadi skill penanganan operas i kapal.
oasar oelra. ootensi oelavaran rakvat.
- Pelaut pelra umumnya telah - Mengoptimalkan aktivitas kapal pelra - Melakukan perbaikan sisrem bongkar muat dan
mengikuti program pendidikan dengpn pola lrayek tramper. navigas i pelayaran tentama untuk melayani
pe ningkatan skill pe nangru1an daerah ya ng menjadi potc nsi pasarnya.
operasi kapal.
THREAT(T) STRATEGlS-T ST RATEGI W-T
- Ga langan kapa l pelra umumnya - Meningkatkan standar pembuatan - Meningkatkan standar klasifikasi kapal dan
tidak memiliki standar fo rma l kapal pelayaran rakyal clan standar pembuatan ko1'6truksi dan material.
pembuatan kapal. menirnoavakan dilakukan di gaJangan.
- Pengalaman industri pembuatan - Mengupayakan pembuatan kapal yru1g - Meningkatkan kemampuan SOM dan
kapal yang hanya pada kapal kayu. bukan kayu agar dapal 1neningkatkan kemampuan pembangunan kapal )'I ng tidak
kine.rja kek10tan dru1 stabilita s kapal. hanya te rbatas pada kavu
- Pemi lik barang menghendaki - Meningkatkan klasifikasi kapal pelra - Peningkatan sta ndar pembanglDla n kapal agar
pe layana n yru1g aman, bia)'I rendah yang dapat memberikanjaminan dapal mengatas~ mengidenifikasi kondisi
dan skedul ya ng reguler, cukup sulit kerelamatan kepada pemilik barang. cuaca.
bagi kaoal oelra.
- Pengembangiin infrastruklur - Meningkatkan pengembangan - Meningkatkan standar klasifikasi kapal agar
pelabuhan di daerah lelpencil infratrukturpada wilayal1 potcnsi dapal memberikanjaminan keselamalan kepada
mengundang kompetitor Pelra untuk pasar pelayaran rakyal ntuk pemilik barang.
masuk. menin gkatkan oelava nannva.
- Meningkatkan kinerja bongkar muat kapal agar
produktivitas pelayanan angk utan lokal
semakin membaik se rta peningkatan kinerja
sarana navigasi kapa l antara lain dengan sisrem
GPS agar pelayanan ke seluruh wi layah dapat
terjangkau dengan selamat dan aman.

3. Strategi Peningkatan Keselamatan rapa faktor strategis yang sangat berpenga-


Pelayaran ruh terhadap peningkatan keselamatan
Dari hasil pengamatan clan wawancara pelayaran bagi kapal-kapal tradisional.
dengan para responden diperoleh bebe- Faktor strategis tersebut terdiri dari faktor

Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 227


internal meliputi kekuatan dan kelemahan pelayanannya, (iv) Meningkatkan
sedangkan faktor eksternal meliputi klasifikasi kapal pelayaran rakyat yang
peluang dan ancaman. Selanjutnya dapat memberikan jaminan kesela-
berdasarkan hasil olahan data dari matan kepada pemilik barang.
kuesioner responden dan dengan analisis c. Strategi W-0 adalah: (i) Meningkatkan
SWOT, diperoleh bahwa peta posisi pendidikan dan kemampuan opera-
persepsi responden tersebut berada pada sional SDM pelayaran rakyat saat
kuadran IV, yang mengindikasikan dilakukan perekrutan; (ii) Meningkat-
penilaian responden baik sebagai operator kan kecepatan bongkar muat kapal
dan pemilik terdapat kelemahan dan untuk memudahkan prosedur dan
ancaman yang masih dominan sehingga meningkatkan daya saing; (iii)
memerlukan langkah-langkah strategi Mengupayakan penerapan standar
untuk lebih meningkatkan kinerja teknis kapal, melalui program
keselamatan kapal pelayaran rakyat agar pendidikan dan peningkatan skill
revitalisasi armada dapat dilakukan penanganan operasi kapal; (iv)
dengan lebih intensif. Melakukan perbaikan sistem bongkar
Strategi-strategi yang dapat diaplikasikan muat dan navigasi pelayaran terutama
dalam kaitan dengan teknologi dan untuk melayani daerah yang menjadi
keselamatan transportasi pelayaran rakyat potensi pasamya.
antara lain: d. Strategi W-T adalah: (i) Meningkatkan
a. Strategi S-0 adalah : (i) Meningkatkan kemampuan SDM dan kemampuan
kualitas SDM pelayaran rakyat agar pembangunan kapal yang tidak hanya
mampu mempertihitungkan stabilitas terbatas pada kayu; (ii) Peningkatan
kapal; (ii) Mengintensifkan program standar pembangunan kapal agar
pendidikan dan pelatihan ketrampilan dapat mengatasi/ mengidenifikasi
dan perawatan kapal meskipun dilaku- kondisi cuaca; (iii) Meningkatkan
kan di tepi pantai; (iii) Meningkatkan standar klasifikasi kapal agar dapat
produktivitas pelayanan kapal ke memberikan jaminan keselamatan
daerah terpencil, dan kinerja fasilitas kepada pemilik barang; (iv)
pelabuhan yang menjadi potensi Meningkatkan kinerja bongkar muat
pelayaran rakyat, (iv) Mengoptimal- kapal agar produktivitas pelayanan
kan aktivitas kapal pelayaran rakyatn angkutan lokal semakin membaik serta
dengan pola trayek tromper. peningkatan kinerja sarana navigasi
kapal antara lain dengan sistem GPS
b. Strategi S-T adalah : (i) Meningkatkan
agar pelayanan ke seluruh wilayah
standar pembuatan kapal pelayaran
dapat terjangkau dengan selamat dan
rakyat dan mengupayakan dilakukan
aman.
di galangan; (ii) Mendukung upaya
pembuatan kapal yang bukan kayu Sesuai dengan hasil olahan data, peta
agar dapat meningkatkan kinerja posisi hasil analisis ini berada pada
kekuatan dan stabilitas kapal; (iii) kuadran IV dimana faktor kelemahan
Meningkatkan pengembangan infra- (weakness) dan ancaman (threat) lebih
struktur pada wilayah potensi pasar mendominasi. Dengan demikian, strategi
pelayaran rakyat untuk meningkatkan yang perlu mendapat perhatian adalah

228 Volume 24, Nomor 3, Maret 2012


strategi W-T yang merupakan kombinasi sulit dimasuki oleh kapal modem, atau
antara fak-tor internal (kelemahan) dengan •
daerah ya ng memiliki infrastruktur
faktor eksternal (ancaman) dengan cara pelabuhan yang belum memadai.
meminimalkan kelemahan untuk
menghindari ancaman. Dari hasil analisis b. Kendala yang dihadapi oleh p ela-
diperoleh empat alternatif strategi yakni yaran rakyat adalah masih tingginya
pertama meningkatkan kemampuan SDM tingkat kecelakaan y ang terjadi,
terlebih lagi bahwa penyebab kecela-
untuk membangun kapal dengan tujuan
kaan masih didominasi oleh sumber
untuk meningkatkan pengetahuan yang
daya manusia karena hal ini masih
tidak hanya terbatas pada pemahaman
menjadi kendala utama dalam
tradisional saja sehingga dapat mengatasi
mengembangkan pelayaran rakyat.
kendala bahan baku kayu . Kedua,
mendorong peningkatan standar pemba- c. Berdasarkan analisis SWOT diperoleh
ngunan kapal agar dapat mengatasi bahwa hasil perhitungan menunjuk-
mengidenifikasi kondisi cuaca. Strategi ini kan peta posisi hasil penelitian tentang
dimaksudkan agar pengrajin kapal kayu keselamatan pelayaran kapal-kapal
atau kapal rakyat dapat menambah tradisional berada pada kuadran ke
wawasan pengetahuan tentang standar IV. Hal ini mengindikasikan opini
kapal non konvensi sehingga mampu responden didominasi oleh kelemahan
membangun kapal sesuai standar yang dan ancaman sehingga perlu strategi
telah ditetapkan. Ketiga, mendo rong yang dapat membantu meningkatkan
peningkatkan standar klasifikasi kapal keselamatannya yang terkait dengan
agar dapat memberikan jaminan kese- hal ini adalah:
lamatan kepada pemilik barang, serta 1) Meningkatkan kemampuan SDM
mendukung kebijakan pemerintah untuk dalam pembangunan kapal yang
memerapkan peraturan tentang kapal non tidak hanya terbatas pada kayu;
konvensi. Keempat, mendorong kemam- 2) Meningkatkan s tandar pemba-
puan penguasaan sistem bongkar muat ngunan kapal agar dapat menga-
agar mampu meningkatkan daya saing tasi/ mengidentifikasi kondisi cuaca;
sehingga dapat mengurangi waktu kapal 3) Meningkatkan standar klasifikasi
di pelabuhan. Strategi ini dirumuskan kapal untuk menjamin kesela-
untuk meminimalkan kelemahan penda- matan kapal;
patan masyarakat pelayaran tradisional 4) Meningkatkan kinerja bongkar
yang tidak stabil, kurangnya keberpihakan muat kapal agar produktivitas
dari pemilik barang terhadap keberadaan pelayanan angkutan lokal semakin
kapal tradisional. membaik serta peningkatan kinerja
sarana navigasi kapal.
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Saran
1 . Kesimpulan
a. Meskipun kapal sudah memiliki
a. Peran pelayaran rakyat masih sangat kondisi prima, kapal baru akan dapat
diperhitungkan untuk mengangkut beroperasi dengan baik jika diawaki
komoditi kebutuhan masyarakat oleh awak kapal yang memiliki keca-
kepulauan terutama pada daerah yang kapan sesuai peraturan perundang-

Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 229


undangan, memiliki pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
yang memadai tentang peraturan
Ahmad Munawar, 2007. Pengembangan
kapal dan keselamatan serta petunjuk
Transportasi yang Berkelanjutan. Pidato
teknis terkait pelayaran. Awak kapal
Pengukuhan Guru Besar Fakultas
harus memiliki kemampuan untuk
TeknikUGM.
mempersiapkan kapalnya dan harus
mampu melayarkan kapal dan Arman Muhamad. 2010. Menengok Evolusi
muatan secara aman dan selamat Perahu Pinisi di Tanaberu Bulukumba,
sampai tujuan. Oulu Kapal Kargo, Sekarang Kapal
Pesiar. Fajar News. 21 September 2010.
b. Nakhoda dan awak kapal perlu
mengikuti ketentuan standar kriteria Balamuralikrishna Radha, John C.
yang sesuai dalam menduduki jabatan Dugger. 1995. SWOT analysis: a man-
tertentu di atas kapal. Hal yang sama agement tool for initiating new programs
juga berlaku bagi kapal pelayaran in vocational schools. Journal of Vocational
rakyat. Oleh karena itu, para pelaut and Technical Education. 12 [1}, Iowa
perlu juga mengikuti pendidikan State University, http:// scholar.
formal lebih dahulu sebelum melaksa- lib.vt.edu/ ejournals/JVTE/v12n1/
nakan tugasnya di kapal. Awak kapal Balamuralikrishna.html (diakses 12
yang memahami tugas dan fungsinya november 2010)
akan sangat menguntungkan bagi Dina Sunyowati. 2012. Pengaturan
perusahaan, dan akan tetap memper- Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut di
tahankan kondisi teknis kapal tetap Indonesia. Fakultas Hukum, Universi-
terjaga sehingga umur kapal lebih tas Airlangga. joumal.lib.unair.ac.id/
lama. index.php/YRDK/ article/ download/
c. Aspek keselamatan bukan semata- 574/573
mata menjadi tugas pemerintah European Maritime Heritage. 2011. Guid-
sebagai regulator, melainkan juga ance for the Implementation of a Safety
sudah semestinya menjadi perhatian Management System for the Operation of
pihak pengelola pelayaran (operator) Traditional Ships based on the Interna-
maupun awak kapal. Oleh karena tional Safety Management ISM Code,
itu, dalam rangka meningkatkan Annex II.2.
keselamatan kapal tradisional dan
Horst Liebner. 2004. Traditional Boats. tilltzi
mengatasi tingginya angka kece-
Lwww.forumms.com/ (diakses 10 oktober
lakaan, pemilik kapal atau operator
2011)
kapal yang mengoperasikan kapal
tersebut wajib memiliki awak kapal Harian Kompas. 2009. Pelayaran Rakyat
yang memenuhi persyaratan sesuai Semakin Terpuruk, http:// cetak.
ketentuan. Perusahaan pelayaran juga kompas.com (diakses 23 maret 2009).
perlu mendorong dan mengikut- Johny Malisan. 2005. Kajian Kemungkinan
sertakan mereka secara aktif pada Pemanfaatan Pelayaran Rakyat Sebagai
pendidikan dan pelatihan sehingga Angkutan Komersial Di Daerah Alur Laut
dapat mempertahankan dan mening- Kepulauan Indonesia (ALKI). Jurnal
katkan kompetensinya. Penelitian Perhubuangan Laut.

230 Volume 24, Nomor 3, Maret 2012


Iswanto. 2009. Strategi Pengembangan Ar- Puslitbang Perhubungan Laut. 2002. Kajian
mada Transportasi Laut Nasional di Era Pemanfaatan Kapal Layar Motor (KLM)
Global. Jurnal Sains dan Teknologi UntukAngkutan Perintis. LaporanAkhir.
Maritim. VII [2].
Rangkuti Freddy. 2002. Analisis SWOT
Lembaga Penelitian UL 2002. Studi Teknik Membedah Kasus Bisnis :
Peningkatan Peran Pelayaran Rakyat Reorientasi Konsep Perencanaan
Dalam Memperoleh Pangsa Muatan . Strategis untuk Menghadapi Abad 21,
Laporan Akhir. Kerjasama dengan Gramedia Pustaka Utama, ISBN: 979-
Badan Litbang Perhubungan. Jakarta. 605-718-2.
Mulya Wirana. 2009. Negara Kepulauan Sianipar J.P.G dan Entang H.M. 2001.
Dalam Perspektif Hukum Internasional. Teknik Analisis Manajemen (TAM). Bahan
http://www.tabloiddiplomasi.org/ previ- Ajar Diklatpim Tingkat III. Jakarta.
ous-isuue/39-april-2009 /148 *) 52 Genie Portuaire et Cotier, Peneliti Madya
Lopa Baharuddin. 1982. Hukum Lau t Bid ang Transportasi Laut
Pelayaran dan Perniagaan, Penggalian
dari Bumi Indonesia Sendiri, Disertasi,
Universitas Diponegoro.
Nurwahida. 2003. Persepsi Pengambilan
Keputusan Terhadap Implem en tasi
Standar manajemen Keselamatan Kapal-
kapal Pelayaran Rakyat. Program Pasca
Sarjana UNHAS. Makassar.

Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 231

Anda mungkin juga menyukai