Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN

Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala


subyektif pruritus. Obyektif tanpa inflamasi eritema,
vesikulasi, eksudasi dan pembentukan sisik. Tanda-tanda
polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat-saat yang
sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis

.ETIOLOGI
DWIYANTO SETIAWAN • Penyebab : kadang-kadang tidak diketahui
197608211996031002 • Sebagian besar : respon kulit terhadap agen-agen yang
beraneka ragam, mis: zat kimia, protein, bakteri. Respon
tersebut biasanya berhubungan dengan alergi.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG • Alergi : perubahan kemampuan tubuh yang didapat dan
PRODI KEPERAWATAN BATURAJA
spesifik untuk bereaksi.
TAHUN 2018 / 2019
• Reaksi terjadi atas dasar interaksi antigen-antibodi.
PATOGENESIS • Obyektif : Biasanya batas kelainan tidak jelas, terdapat
polimorfi ygdapat timbul secara serentak atau berturut-
Dermatitis : reaksi alergi tipe 4. Reaksi spesifik
turut.
memerlukan beberapa jam untuk mencapai maximum. Gejala
klinis biasanya baru tampak sesudah 24-48 jam. Pada • Edema sangat jelas pada kulitlonggar mis : muka
interaksi antara antigen & antibodi terjadi pembebasan (palpebra, bibir) & genetalia externa.
berbagai mediator farmakologik (histamin, SRS-A,
• Dermatitis madidans (basah) : adanya exudasi, vesikel-
serotonin, bradikinin, asetil kolin, anafilatoksin).
vesikel yg berkelompok kemudian membesar dapat disertai
pustule jika disertai infeksi.

• Dermatitis sika (kering) : erosi atau ekskoriasi dengan


krusta, terjadi deskuamasi sisik-sisik. Bila proses menjadi
kronik tampak likenifikasi kemudian terjadi hiper/hipo
pigmentasi.

• Eritema → madidans → eksudasi, vesikel, bula → erosi,


ekskoriasi → krusta →sika →deskuamasi →likenifikasi
GEJALA KLINIS Hipo/Hiperpigmentasi

• Subyektif : tanda-tanda radang(itis)akut, terutama


pruritus (dolor), kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor),
gangguan fungsi kulit(fungsiolesa). . TATA NAMA/ NOMENKLATUR

Klasifikasi dermatitis berdasarkan etiologi, morfologi,


bentuk, lokalisasi, lama/ perlangsungan penyakit
• Etiologi: PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a) Dermatitis Medika mentosa → sistemik 1. Pemeriksaan darah tepi : ditemukan adanya eosinofil.

b) Dermatitis Kontak → lipstik, catrambut, cat kuku, 2. Pemeriksaan imunologi : ditemukan kadar imunoglobulin
parfum meningkat berhubungan dengan kelainan pernafasan seperti
: asma bronkial, rinitis alergika. Serta terjadi pengurangan
c) Dermatitis Solaris → Sinar matahari
sel T dalam darah.
d) Dermatitis Alimentary → makanan/minuman
PENATALAKSANAAN
e) Dermatitis Venenata → Sekret serangga, getah
tumbuhan

KOMPLIKASI

• Mandikan si kecil 2 kali sehari dengan air dingin, gunakan


sabun yang mengandung pelembab. Setelah mandi dan
dikeringkan segera oleskan obat topikal 2 kali sehari pada
kelainan kulitnya.

• Supaya kulit tak menjadi kering, oleskan pelembab 2 kali


Komplikasi yang sering terjadi pada anak dengan dermatitis sehari sehabis mandi. Walaupun kulit sudah sembuh,
atopi yaitu alergi saluran napas dan infeksi kulit oleh kuman pemakaian pelembab tetap dianjurkan untuk mengatasi
sthapylococcus aureus dan virus Herpes Simplex. kekeringan pada kulit.
• Hindari faktor pencetus

• Krim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan


mengendalikan rasa gatal.

• Antihistamin (difenhidramin, hydroxizini) bisa


mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek
sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya
diminum menjelang tidur malam hari.

PENGOBATAN :

Diberitahukan kepada penderita : kelainan kulit menipis dan


kemudian menghilang bila tidak digaruk.

õ Sistemik : Sedativa atau Antihistaminika untuk


mengurangi rasa gatal.

õ Topikal : Salep Kortikosteroid.

Bila kurang berhasil dibantu dengan cara oklusi (ditutup


dengan bahan impermeabel misalnya bungkus plastik). Kalau
belum berhasil juga disuntik dengan kortikosteroid intra
lesi, misalnya triamsinolon.

Anda mungkin juga menyukai