Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PATOLOGI

CORYNEBACTERIUM
DIPHTHERIAE
Nata Kusuma 02022004

Dosen Pembimbing : Dr deli lilia S.Si.M.Si


A. Pengertian Difteri
 Difteri adalah suatu penyakit infeksi toksik akut
yang menular, disebabkan oleh corynebacterium
diphtheriae dengan ditandai pembentukan
pseudomembran pada kulit dan atau mukosa.
 Difteri adalah suatu infeksi, akut yang mudah
menular dan yang sering diserang adalah saluran
pernafasan bagian atas dengan tanda khas
timbulnya “pseudomembran”. (Ngastiyah
perawatan anak sakit, edisi 2 Hal. 41)
Difteri

Corynebacterium
Diphtheriae
B. Patofisiologi
a. Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri corynebacterium
diphtheriae. Bakteri ini ditularkan melalui percikan
ludah yang dari batuk penderita atau benda maupun
makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri.
Biasanya bakteri berkembang biak pada atau disekitar
permukaan selaput lendir mulut atau tenggorokan dan
menyebabkan peradangan beberapa jenis bakteri ini
menghasilkan teksik yang sangat kuat, yang dapat
menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak. Masa
inkubasi 1-7 hari (rata-rata 3 hari).
P Corynebacterium diphteriae
Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.
A
Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.
T
O Aliran sistemik
F
Masa inkubasi 2 – 5 hari.
I
S Mengeluarkan toksin (eksotoksin)
I
O Nasal Tonsil/faringeal Laring

L
Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam Demam suara serak,
O hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membrane batuobstruksi sal.
G Hidung serosa). Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak nafas,
Linfadenitis (bull’s neck) sianosis.
I oxemia, syok septic.
b. Manifestasi Klinis
1. Manifestasi klinis dari 2. Manifestasi klinis dari gejala
gejala umum eksotoksin pada jaringan
 Demam tidak terlalu tinggi  Gejala akibat eksotoksin
 Lesu bergantung kepada
 Pucat jaringan yang terkena
 Nyeri kepala
seperti iniokorditis paralysis
jaringan saraf atau nefritis.
 Anoreksia
 Penderita tampak lemah,
disertai pilek, sesak nafas
dan gangguan sulit
menelan.
c. Klasifikasi

1. Diftheria Faeraneus

2. Diftheria Laring dan


trachea

3. Difteria faring dan


tonsil

4. Difteria hidung
Gambar beda difteri dan peradangan
lainnya..

Difteri Difteri pada hidung

Laringitis Faringitis
d. Komplikasi
1. Aluran Pernafasan
2. Obstruksi jalan nafas dengan segala bronkopnemonia
atelaktasio
3. Kardiovaskuler
4. Miokarditir akibat toksin yang dibentuk kuman penyakit ini
5. Urogenital
Dapat terjadi Nefritis
6. Susunan darah
Kira-kira 10% penderita difteria akan mengalami komplikasi
yang mengenai system susunan saraf terutama system
motorik.
Lanjutan…

Komplikasi pada sistem susunan saraf motorik dapat


berupa :
• Paralasis / paresis palatum mole sehingga terjadi rinolalia,
kesukaran menelan sifatnya reversible dan terjadi pada
minggu ke satu dan kedua.
• Paralisis / paresis otot-otot mutu, sehingga dapat
mengakibatkan strabisinus gangguan akomodasi, dilatasi
pupil atau ptosis, yang setelah minggu ke tiga.
• Paralisis umum yang dapat timbul setelah minggu ke 4,
kelainan dapat mengenai otot muka, leher anggota gerak
dan yang paling penting dan berbahaya bila mengenai
otot pernafasan.
Gambar Komplikasi Difteri
C. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Mandiri
 Perawatan yang baik
 Istirahat mutlak ditempat tidur
 Isolasi penderita
 Pengawasan yang ketat atas kemungkinan
timbulnya komplikasi antara lain pemeriksaan
EKG tiap minggu.
2. Penatalaksanaan Medis
 Anti Diphteria Serum (ADS)
 Antibiotika diberikan penisilan 50.000 untuk
kgbb/hari sampai 3 hari bebas panas.
 Kortikosteroid obat ini di maksudkan untuk
mencegah timbulnya komplikasi miokarditis
yang sangat berbahaya.
Kesimpulan

Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan


oleh bakteri penghasil racun corynebacterium
diphtheria, dan lebih sering menyerang anak-anak.
Bakteri ini biasanya menyerang saluran pernafasan,
terutama laring, tonsil, dan faring. Tetapi tidak
jarang racun bakteri juga menyerang kulit dan
bahkan menyebabkan kerusakaan saraf dan juga
jantung.

Anda mungkin juga menyukai