Anda di halaman 1dari 16

 Difteri adalah suatu penyakit infeksi toksik

akut yang menular, disebabkan oleh


corynebacterium diphtheriae dengan ditandai
pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau
mukosa.
 Difteri adalah suatu infeksi, akut yang mudah
menular dan yang sering diserang adalah saluran
pernafasan bagian atas dengan tanda khas
timbulnya “pseudomembran”. (Ngastiyah
perawatan anak sakit, edisi 2 Hal. 41)
Difteri

Corynebacterium
Diphtheriae
Penyebabnya adalah bakteri corynebacterium
diphtheriae. Bakteri ini ditularkan melalui percikan
ludah yang dari batuk penderita atau benda maupun
makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri.
Biasanya bakteri berkembang biak pada atau
disekitar permukaan selaput lendir mulut atau
tenggorokan dan menyebabkan peradangan
beberapa jenis bakteri ini menghasilkan teksik yang
sangat kuat, yang dapat menyebabkan kerusakan
pada jantung dan otak. Masa inkubasi 1-7 hari (rata-
rata 3 hari).
Corynebacterium diphteriae
Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.

Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.

Aliran sistemik

Masa inkubasi 2 – 5 hari.

Mengeluarkan toksin (eksotoksin)

Nasal Tonsil/faringeal Laring

Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam Demam suara serak,


hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membrane batuobstruksi sal.
Hidung serosa). Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak nafas,
Linfadenitis (bull’s neck) sianosis.
oxemia, syok septic.
MANIFESTASI KLINIS

• Penyakit ini juga dibedakan menurut lokasi


gejala yang dirasakan pasien :
Difteri hidung (nasal diphtheria)
Difteri faring (pharingeal
Difteri laring ( laryngo tracheal diphtheriae )
Difteri kutaneus (cutaneous diphtheriae)
1. Diftheria Faeraneus

2. Diftheria Laring dan


trachea

3. Difteria faring dan tonsil

4. Difteria hidung
Gambar beda difteri dan peradangan lainnya..

Difteri Difteri pada hidung

Laringitis Faringitis
Gambar Difteri
E. Pemeriksaan penunjang
• Diagnosis pasti dengan isolasi
Corynebacterium diphtheriae dengan
pembiakan pada media Loeffler dilanjutkan
dengan tes toksinogenesitas secara vivo
(marmut) dan vitro (tes Elek).
E. Pencegahan
• a)Umum
Kebersihan dan pengetahuan tentang bahaya
penyakit ini . Pada umumnya setelah
menderita penyakit diphtheria kekebalan
penderita terhadap penyakit ini
sangat rendah sehingga perlu imunisasi.

• b)Khusus
Terdiri dari imunisasi DPT.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
PENGKAJIAN
• IDENTITAS
• RIWAYAT KESEHATAN
• Riwayat Kesehatan Dahulu
• Riwayat Kesehatan Keluarga
• PEMERIKSAAN FISIK
POLA AKTIVITAS
a]. Pola nutrisidan metabolik: disesuaikan dengan tanda
difteri seperti apakah nafsu amakan berkuarang
(anoreksia) muntah dsb
b]. Pola eliminasi : Bandingkan sesudah atau sebelum
penyakit difteri dengan mencatat frekuensi sehari
c]. Pola Aktifitas dan latihan : Jika klien terjangkit difteri
maka tampak anak akan malas, lemah dan lesu
d]. Polatidur dan istirahat : Mengkaji apakah pasien
tidurnya nyaman atau tidak mau tidur
e]. Kognitif & perseptual : pasien akan susah
berkonsentrasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Tidak efektifnya jalan nafas


• Resiko penyebarluasan infeksi
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
• Resiko kurangnya volume
• Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
penghasil racun corynebacterium diphtheria, dan lebih sering
menyerang anak-anak. Bakteri ini biasanya menyerang saluran
pernafasan, terutama laring, tonsil, dan faring. Tetapi tidak
jarang racun bakteri juga menyerang kulit dan bahkan
menyebabkan kerusakaan saraf dan juga jantung
• Gejala klinis penyakit difteri ini adalah :
– Panas lebih dari 38 °C
– Ada psedomembrane bisa di pharynx, larynx atau tonsil
– Sakit waktu menelan
– Leher membengkak seperti leher sapi (bullneck),
disebabkan karenapembengkakan kelenjar leher

Anda mungkin juga menyukai