Anggota Kelompok 1
Pengertian Difteri
Etiologi Difteri
Patofisiologi Difteri
Epidemiologi Difteri
Penanganan Difteri
Pengertian Difteri
Membentuk
tonsil pada
lokasi yang
Radan
terkena g lokal.
difteri
Demam
kurang dari
38,9C
Manifestasi klinis
1. Difteri hidung
Sesuai namanya, difteri hidung menginfeksi organ hidung dengan gejala pilek
ringan dan adanya lendir ingus yang bewarna. Terdapat membran putih di selaput
dalam hidung.
2. Difteri faring
Gejala difteri yang menyerang organ faring, antara lain demam ringan,
lemas, dan nyeri menelan. Setelah dua hari terinfeksi kuman bakteri, muncul
selaput bewarna putih/kelabu yang menutup amandel dan faring.
3. Difteri laring
Jika sudah menderita difteri faring dan tidak segera ditangani, maka akan
berlanjut kepada difteri laring. Gejala yang muncul antara lain suara serak,
batuk kering, gangguan pernapasan dan kematian mendadak.
4. Difteri kulit
Difteri kulit jarang terjadi dengan gejala adanya luka di area kulit dan
terdapat selaput bewarna putih atau kelabu di atas lukanya.
5. Difteri mata
Difteri mata mempunyai gejala mata memerah, bengkak, dan adanya selaput
bewarna putih pada area mata.
Epidemiologi Difteri
Difteri dapat menyerang seluruh lapisan usia tetapi paling sering menyerang
anak-anak yang belum di imunisasi.Penderita difteri umumnya anak-
anak,usia di bawah 15 tahun. Penyakit ini juga di jumpai pada daerah
penduduk dengan tingkat sanitasi rendah, oleh karena itu menjaga kesehatan
dan kebersihan lingkungan sangatlah penting.lingkungan buruk merupakan
sumber permulaan penyakit.sejak di perkenalkan vaksin DPT
(Dyphtheria,Pertusis, dan Tetanus) penyakit difteri mulai jarang di
jumpai.vaksin imunisasi difteri diberikan pada anak-anak untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak terserang penyakit tersebut.
Penanganan
Pencegahan
A. Isolasi penderita
Penderita difteria harus di isolasi dan baru dapat dipulangkan setelah pemeriksaan
sedia langsung menunjukan tidak terdapat lagi corynebacteriumdiphtheriaere
B. Imunisasi
Pencegahan dilakaukan dengan memberikan imunisasi DPT (Difteria,Pertusis,dan
Tetanus) pada bayi dan vaksin DT (Dikteria,Tetanus)Pada anak-anak usia Sekolah
Dasar
C. Pencarian dan Kemudian pengobatan karier difteria
Pengobatan umum dan khusus meliputi:
Pengobatan Umum
Pasien diisolasi sampai masa akut terlampaui dan biakan hapusan tenggorok
negatif 2 kali berturut-turut.Pada umumnya pasien tetap diisolasi selama 2-3
minggu.Istirahat tirah baring selama kurang lebih 2-3 minggu. Khusus pada
difteria laring dijaga agar nafas tetap bebas serta dijaga kelembaban udara
dengan menggunakan humidifier
Pengobatan Khusus
o Antitoksin : Anti Diptheriar Serum (ADS)
Antitoksin harus diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria.
o Antibiotik
Antibiotik diberikan bukan sebagai pengganti antitoksin, melainkan
untuk membunuh bakteri dan menghentikan produksi toksin. Pengobatan
untuk difteria digunakan eritromisin , Penisilin, kristal aqueous pensilin
G, atau Penisilin prokain.
o Kortikosteroid
Dianjurkan pemberian kortikosteroid pada kasus difteria yang disertai
gejala.