Anda di halaman 1dari 14

DIFTERI

Dewi Intan P / N 111 17132


Pembimbing : dr. Kartin Akune,
Sp.A
PENDAHULUAN

• Difteri adalah suatu penyakit infeksi toksik akut yang menular,


disebabkan oleh corynebacterium diphtheriae dengan ditandai
pembentukan pseudomembran pada kulit dan mukosa.

• Difteri adalah suatu infeksi, akut yang mudah menular dan yang
sering diserang adalah saluran pernafasan bagian atas dengan
tanda khas timbulnya pseudomembran.
Difteri

Corynebacterium
Diphtheriae
ETIOLOGI

Penyebabnya adalah bakteri corynebacterium diphtheriae.


Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik
sebagai penderita maupun sebagai carier. Cara penularannya
yaitu melalui kontak dengan penderita pada masa inkubasi atau
kontak dengan carier. Caranya melalui pernafasan atau droplet
infection.
Masa inkubasi difteri ini 2-5 hari, masa penularan penderita
2-4 minggu sejak masa inkubasi, sedangkan masa penularan
carier bisa sampai 6 bulan.
PATOFISIOLOGI
Corynebacterium diphteriae
Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.

Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.

Aliran sistemik

Masa inkubasi 2 – 5 hari.

Mengeluarkan toksin (eksotoksin)

Nasal Tonsil/faringeal Laring

Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam Demam suara serak,


hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membran batuobstruksi sal.
Hidung serosa). Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak nafas, Linfadenitis (bull’s
neck) sianosis.
oxemia, syok septic.
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis dari gejala umum

 Demam tidak terlalu tinggi


 Lesu
 Pucat
 Nyeri kepala
 Anoreksia
 Penderita tampak lemah,
disertai pilek, sesak nafas dan
gangguan sulit menelan.
KLASIFIKASI

1. Diftheria Faeraneus

2. Diftheria Laring dan


trachea

3. Difteria faring dan


tonsil

4. Difteria hidung
Difteri Difteri pada hidung

Laringitis Faringitis
KOMPLIKASI

1. Aliran Pernafasan
2. Obstruksi jalan nafas dengan segala bronkopnemonia
atelaktasio
3. Kardiovaskuler
4. Miokarditir akibat toksin yang dibentuk kuman penyakit ini
5. Urogenital
Dapat terjadi Nefritis
6. Susunan darah
Kira-kira 10% penderita difteria akan mengalami
komplikasi yang mengenai system susunan saraf terutama
system motorik.
Komplikasi pada sistem susunan saraf motorik dapat berupa :
- Paralasis / paresis palatum mole sehingga terjadi rinolalia,
kesukaran menelan sifatnya reversible dan terjadi pada
minggu ke satu dan kedua.

- Paralisis / paresis otot-otot mutu, sehingga dapat


mengakibatkan strabisinus gangguan akomodasi, dilatasi
pupil atau ptosis, yang setelah minggu ke tiga.

- Paralisis umum yang dapat timbul setelah minggu ke 4,


kelainan dapat mengenai otot muka, leher anggota gerak dan
yang paling penting dan berbahaya bila mengenai otot
pernafasan.
PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Mandiri

 Perawatan yang baik


 Istirahat mutlak ditempat tidur
 Isolasi penderita
 Pengawasan yang ketat atas kemungkinan timbulnya
komplikasi antara lain pemeriksaan EKG tiap minggu.
PENATALAKSANAAN
MEDIS

 Anti Diphteria Serum (ADS)


 Antibiotika diberikan penisilan 50.000 untuk kgbb/hari
sampai 3 hari bebas panas.
 Kortikosteroid obat ini di maksudkan untuk mencegah
timbulnya komplikasi miokarditis yang sangat berbahaya.
KESIMPULAN

Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh


bakteri penghasil racun corynebacterium diphtheria, dan lebih
sering menyerang anak-anak. Bakteri ini biasanya menyerang
saluran pernafasan, terutama laring, tonsil, dan faring. Tetapi
tidak jarang racun bakteri juga menyerang kulit dan bahkan
menyebabkan kerusakaan saraf dan juga jantung.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai