Anda di halaman 1dari 18

LOGO

Resusitasi Neonatus
NAMA : Melissa Ridwan
NIM : N 111 17 151
PEMBIMBING : dr. Suldiah., Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2020
LOGO Pendahuluan

• Bayi baru lahir:


– 10%: butuh pertolongan untuk mulai bernapas
pada saat lahir
– 1%: butuh resusitasi ekstensif (lengkap)
• 90% bayi baru lahir mengalami transisi dari
kehidupan intrauterin ke ekstrauterin tanpa masalah
 perlu sedikit atau tidak perlu bantuan untuk
memulai pernafasan spontan dan teratur.
Resusitasi neonatus
LOGO

Di Indonesia angka kematian bayi sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dimana
penyebab terbanyak kematian adalah komplikasi perinatal, infeksi pernapasan akut
(pneumonia), dan diare.

Definisi gangguan napas adalah suatu keadaan meningkatnya kerja pernafasan yang
ditandai dengan:
•Takipnea
•Retraksi
•Napas cuping hidung
•Merintih atau grunting
•Sianosis
•Apneu atau henti napas
•Bila takipnea, retraksi, cuping hidung dan grunting menetap pada beberapa jam setelah
lahir ini merupakan indikasi adanya gangguan napas atau distres respirasi yang harus
dilakukan tindakan segera.
LOGO Patofisiologi
 Perkembangan paru normal
Paru berasal dari pengembangan embryonic foregut dimulai dengan perkembangan bronchi utama
pada usia 3 minggu kehamilan, pertumbuhan paru kearah kaudal ke mesenkim sekitar dan
pembuluh darah, otot halus, tulang rawan, dan komponen fibroblast berasal dari jaringan ini.
 Surfaktan paru
Surfaktan dibentuk pada pneumosit alveolar tipe II dan disekresi ke dalam rongga udara kecil sekitar
usia kehamilan 22 minggu
 Protein surfaktan yang lain
SP-A, SP-B, dan SP-C mempertahankan mielin tubular dan surfaktan lapis tunggal terhadap
pengikisan akibat kontaminasi dengan protein plasma.
LOGO
Klasifikasi gawat nafas dapat menggunakan down score
LOGO Etiologi
 Obstruksi jalan nafas
o Nasal atau nasofaringeal: obstruksi koana, edema nasalis, ensefalokel. Rongga
o mulut: makroglosia atau mikrognati
o Leher: struma kongenital dan higroma kistik
o Laring: laringeal web, stenosis subglotik, hemangioma, paralisis medula spinalis dan
laringomalasia
 Trakea: trakeomalasia, fistula trakeoesofagus, stenosis trakea, dan stenosis bronkial
 Pulmonal
o Aspirasi mekonium, darah atau susu formula
o Respiratory distress syndrome atau penyakit membran hialin
o Atelektasis
o Kebocoran udara: pneumothorax, pneumomediastiunum, emfisema pulmonalis interstitialis
o transient takipneu of the newborn
o Penumonia, pneumonia hemoragik.
o Kelainan kongenital: hernia diafragmatika, kista atau tumor intratorakal, agenesis atau hipoplasia
paru, emfisema lobaris kongenital
LOGO

 non pulmonal
o Gaggal jantung kongestif (Congestive heart failure)
o Penyebab metabolik: asidosis, hipoglikemi, hipokalsemia
o Hipertensi pulmonal menetap: Persistence pulmonary hypertension
o Depresi neonatal
o Syok
o Polisitemia: jumlah sel darah merah yang berlebihan
o Hipotermia
o Bayi dari ibu dengan DM
o Perdarahan susunan saraf pusat
LOGO

Faktor Resiko
Faktor Ibu Faktor Janin Faktor Intrapartum
Ketuban pecah dini ≥ 18 jam Kehamilan multiple Pola denyut jantung janin yang
meragukan pada CTG

Perdarahan pada trimester 2 dan 3 Prematur (terutama usia gestasi <35 Presentasi abnormal
minggu)

Hipertensi dalam kehamilan Post matur (usia gestasi >41 minggu) Prolaps tali pusat

Hipertensi kronik Besar masa kehamilan (large for Persalinan/kala 2 memanjang


gestational age)

Penyalahgunaan obat Pertumbuhan janin terhambat Persalinan yang sangat cepat

Konsumsi obat (seperti litium, magnesium, Penyakit hemolitik autoimun (missal anti-D, Pendarahan antepartum (misal solusio
penghambat adrenergic, narkotika) anti Kell, terutama jika terdapat anemia/ plasenta, plasenta previa, vasa previa)
hidrops fetalis)

Diabetes mellitus Polihidramnion dan oligohidramnion Ketuban bercampur mekonium


LOGO

Penyakit kronik (anemia, PJB, sianotik) Gerakan janin berkurang sebelum Pemberian obat narkotika untuk
persalinan mengurangi rasa nyeri pada ibu
dalam 4 jam proses persalinan

Demam Kelainan congenital yang Kelahiran dengan forceps


memengaruhi pernapasan, fungsi
kardiovaskuler, atau proses transisi
lainnya.

Infeksi Infeksi intrauterine Kelahiran dengan vakum

Korioamnioitis Hidrops fetalis Penerapan anestesi umum pada ibu

Sedasi berat Presentasi bokong Bedah saesar yang bersifat darurat.

Kematian janin sebelumnya Distosia bahu  

Tidak pernah melakukan pemeriksaan    


antenatal
LOGO

Penilaian pada bayi baru lahir meliputi penilaian terhadap denyut jantung, pernafasan, tonus otot,
reflek, dan warna kulit
Denyut Jantung
Pernapasan
Tonus Otot
Refleks
Warna Kulit
LOGO Apgar Score
TANDA 0 1 2

Appearance Biru, pucat Tubuh merah, ektremitas Merah seluruh tubuh


(warna kulit) Ekstremitas biru biru

Pulse/hearth rate Tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit


(denyut jantung)
Grimace Tidak ada Menyeringai Batuk, bersin, menangis
(reflek)

Activity Lemas Fleksi ekstremitas lemah Gerakan aktif,


(tonus otot) fleksi ekstremitas
Respiration Tidak ada Tidak teratur, dangkal Tangis kuat,
(pernafasan) Teratur
LOGO

Resusitasi pada bayi baru lahir adalah prosedur yang diaplikasikan pada BBL yang tidak dapat
bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir.

Bayi-bayi yang tidak memerlukan resusitasi dapat dinilai dengan mudah dan cepat. Penilaiannya
meliputi 3 karakteristik yaitu :
•Apakah bayi lahir aterm?
•Apakah bayi menangis atau bernafas?
•Apakah tonus otot bayi baik?
LOGO
LOGO Obat obat resusitasi
OBAT INDIKASI DOSIS CARA EFEK
PEMBERIAN

Epinefrin Asistol 0,01mg/kg ET, IV ↓ denyut jantung


(0,1 mL/kg) ↓ kontraktilitas miokard
diencerkan 1:10000 ↓ tekanan arteri

Natrium Asidosis 1-2 meq/kg diluted IV Mengoreksi asodosis metabolik


bikarbonat metabolik 1:2 (sangat  COP dan perfusi perifer
perlahan)

Nalokson Ibunya 0,1 mg/kg ET, IV, SC, IM  ventilatory rate


menggunakan
opiat+bayi apneu
Cairan (PRC, Hipovolemia 10-20 mL/kg IV secara  tekanan darah
albumin 5%, perlahan  perfusi perifer
normal salin)
LOGO

Perawatan pasca resusitasi


Prinsip umum dari penanganan pasca resusitasi neonatus diantaranya melanjutkan
dukungan kardiorespiratorik, stabilitas suhu, koreksi hipoglikemia, asidosis metabolik, abnormalitas
elektrolit, serta penanganan hipotensi.

Penghentian resusitasi
Penghentian resusitasi dipertimbangkan jika tidak terdeteksi detak jantung selama 10 menit. Banyak
faktor ikut berperan dalam keputusan melanjutkan resusitasi setelah 10 menit.
LOGO Kesimpulan
Resusitasi adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan
curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital
Resusitasi diperlukan oleh neonatus yang dalam beberapa menit pertama kehidupannya tidak
dapat mengadakan ventilasi efektif dan perfusi adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi dan
eliminasi karbondioksida, atau bila sistem kardiovaskular tidak cukup dapat memberi perfusi secara
efektif kepada susunan saraf pusat, jantung dan organ vital lain

Resusitasi neonatus dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :


•Langkah dasar, mencakup penilaian secara cepat dan stabilisasi awal
•Ventilasi, mencakup bag-mask atau bag-tube ventilation
•Kompresi dada
•Pemberian cairan atau obat-obatan
•Adapun prosedur resusutasi yaitu keringkan dan hangatkan (drying and warming), jaga jalan
nafas (airway positioning), airway suctioning, memberikan rangsangan (stimulation), pemberian
oksigen, ventilasi, kompresi dada, obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai