OLEH :
dr. Mahdi Umar, Sp.T.H.T.K.L
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THTKL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
DEFINISI
• Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang
sangat menular, disebabkan oleh karena toxin
dari bakteri dengan ditandai pembentukan
pseudomembran pada kulit dan atau mukosa
dan penyebarannya melalui udara.
ETIOLOGI
Corynebacterium Diphteriae
– kuman batang gram-positif (basil aerob)
– tidak bergerak, pleomorfik, tidak berkapsul, tidak
membentuk spora
– mati pada pemanasan 60ºC, tahan dalam keadaan
beku dan kering
– media loeffler, maka terjadi granul yang berwarna
metakromatik dengan metilen blue, pada medium ini
koloni akan berwarna krem.
– kemampuannya memproduksi eksotoksin baik in-vivo
maupun in-vitro
Corynebacterium diphteriae
Kontak langsung dengan orang yang
terinfeksi atau barang-barang yang
terkontaminasi
Aliran sistemik
PATOGENESIS
Masa inkubasi 2-5 hari
Mengeluarkan toksin
(eksotoksin)
Nasal Laring
Tonsil/faringeal
Bersihan jalan nafas tidak efektif Pemenuhan nutrisi berkurang, RR tidak efektif
dan ansietas terhadap adanya sehingga berat badan
sekret menurun
MANIFESTASI
• DIFTERI HIDUNG
awalnya menyerupai common cold, dengan gejala pilek ringan tanpa atau
disertai gejala sistemik ringan
Infeksi nares anterior (lebih sering pada bayi) menyebabkan rhinitis erosif,
purulen, serosanguinis dengan pembentukan membrane
Ulserasi dangkal nares luar dan bibir sebelah dalam adalah khas
Pada pemeriksaan tampak membrane putih pada daerah septum nasi
• DIFTERI TONSIL
Intravena
Difteria Faring 40.000 Intramuscular /
Intravena
Difteria Laring 40.000 Intramuscular /
Intravena
Kombinasi lokasi diatas 80.000 Intravena
Difteria + penyulit, bullneck 80.000-100.000 Intravena
Terlambat berobat (>72 jam) 80.000-100.000 Intravena
2. Antibiotik
Dosis :
Penisilin prokain 25.000-50.000 U/kgBB/hari i.m. , tiap 2 jam selama
14 hari atau bila hasil biakan 3 hari berturut-turut (-).
Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari, maks 2 g/hari, p.o. , tiap 6 jam
selama 14 hari.
Penisilin G kristal aqua 100.000-150.000 U/kgBB/hari, i.m. atau i.v. ,
dibagi dalam 4 dosis.
Amoksisilin.
Rifampisin.
Klindamisin.
3. Kortikosteroid
diberikan kepada kasus difteria yang disertai
dengan gejala obstruksi saluran nafas bagian
atas (dapat disertai atau tidak bullneck) dan
bila terdapat penyulit miokarditis.