Laboratorium
Kriteria konfirmasi laboratorium difteri adalah kultur atau PCR
positif. Untuk mengetahui toksigenisitas difteri, dilakukan
pemeriksaan tes Elek. Pengambilan sampel kultur dilakukan
pada hari ke-1, ke-2, dan ke-7. Sampel diambil dari jaringan
di bawah atau sekitar pseudomembran.
•Darah rutin : Hb, leukosit, hitung jenis
•Urin lengkap : aspek, protein dan sedimen
•Enzim CPK, segera saat masuk RS
•Ureum dan kreatinin (bila curiga ada komplikasi ginjal)
•EKG dilakukan sejak hari 1 perawatan lalu minimal 1x
seminggu, kecuali bila ada indkasi biasa dilakukan 2-3x
seminggu.
RUMUSAN DIAGNOSA
DAPUS
• Hartoyo, E. 2018. Difteri pada anak. Sari
Pediatri. 19(5):301–306.
• http://www.who.int/immunization/diseases/di
phtheria/en/
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Intake
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Rumusan Diagnosa
1. Ketidakefetifan bersihan jalan nafas b.d perubahan
pola napas d.d suara lapang paru vestikuler.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d ketidakmampuan memakan makanan d.d
tidak nafsu makan,muntah, diare selama 2 hari.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Dan Kriteria
No. Hari/Tanggal Intervensi Rasional TTD
Keperawatan Hasil
1. Rabu/ 26
September
2018
Ketidakefetifan
bersihan jalan
nafas b.d
Tujuan:
Setelah dilakukan
1. Posisikan
pasien untuk
memaksimalk
1. Agar pasien
lebih
nyaman.
α
asuhan keperawatan Ns. Agustin
perubahan pola an ventilasi.
selama 1x24 jam
napas d.d suara
lapang paru
vestikuler.
jalan nafas teratasi.
Kriteria Hasil: 2. Monitor TTV 2. Untuk
α
1.Saturnasi oksigen melihat Ns. Agustin
dipertahankan pada kestabilan
skala 2 (deviasi
cukup berat dari 3. Motivasi
kondisi
pasien. α
kisaran normal) pasien dalam Ns. Agustin
ditingkatkan ke skala bernafas 3. Agar pasien
4 (deviasi ringan dari
kisaran normal).
pelan, dalam
berputar dan
lebih nyaman
dalam
α
2.Keseimbangan batuk. bernafas. Ns. Agustin
ventilasi dan perfusi
dipertahankan pada 4. Monitor status 4. Agar
skala 2 (deviasi pernafasan. mengetahui
cukup berat dari frekuensi
kisaran normal) nafas pasien.
ditingkatkan ke skala
4 (deviasi ringan dari
kisaran normal.
2. Rabu/ 26
September 2018
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
1. Berikan pilihan
makanan sambil
1. Agar nafsu makan
pasien meningkat. α
kebutuhan tubuh b.d menawarkan
ketidakmampuan keperawatan selama 1x24 bimbingan Ns. Agustin
memakan makanan d.d jam nafsu makan klien terhadap pilihan
tidak nafsu meningkat. makanan yang
makan,muntah, diare Kriteria Hasil: sehat jika
selama 2 hari. diperlukan.
1.Hasrat/keinginan untuk
makan dipertahankan pada 2. Lingkungan yang
α
skala 3 (cukup terganggu) 1. Ciptakan lingkungan bersih akan
ditingkatkan pada skala 5 yang optimal pada Ns. Agustin
membuat pasien
(tidak terganggu). saat mengkonsumsi merasa nyaman
2.Rangsangan untuk makan makan (mis, bersih, sehingga pasien
dipertahankan pada skala 3 berventilasi, santai, lebih mudah
(cukup terganggu) dan bebas dari bau mengkonsumsi
ditingkatkan pada skala 5
(tidak terganggu).
yang menyengat). makanan. α
3.Merasakan makanan
Ns. Agustin
dipertahankan pada skala 3
(cukup terganggu) 2. Lakukan atau bantu
ditingkatkan pada skala 5 pasien terkait 3. Kebersihan mulut
(tidak terganggu).
4.Menyenangi makanan
dengan perawatan
mulut sebelum
dapat memberikan
nafsu makan yang
α
dipertahankan pada skala 3 makan. meningkat pada
(cukup tergangggu) Ns. Agustin
pasien.
ditingkatkan pada skala 5
(tidak terganggu).
3. Anjurkan keluarga
untuk membawa 4. Agar pasien mau
makanan favorit mengkonsumsi
pasien sementara makanan dan
(pasien) berada di meningkatkan
rumah sakit atau nafsu makan pada
fasilitas perawatan pasien.
yang sesuai.
DAPUS
• Hendarto, T. Ruswanto, Kusnadi, dan M. A. A.
Ridho. 2015. Profil kabupaten magelang tahun
2015
•
• Widyanata Lebuan, A. dan A. Somia. 2017. Faktor
yang berhubungan dengan infeksi saluran
pernapasan akut pada siswa taman kanak-kanak
di kelurahan dangin puri kecamatan denpasar
timur tahun 2014. E-Jurnal Medika. 9(1):135–150.