OLEH
KOMALAWATI Skep Ners ,MMKes
Definisi
Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
penghasil toksik (racun) Corynebacterium diphteriae.
(Iwansain.2008).
(radang ginjal).
Menurut lokasi difteri di bagi menjadi :
1. Difteri hidung
Gejala paling ringan dan paling jarang (2%). Mula-mula tampak pilek,
kemudian secret yang keluar tercampur darah sedikit yang berasal dari
pseudomembran. Penyebaran pseudomembran dapat mencapai faring dan
laring.
2. Difteri faring dan tonsil ( Difteri Fausial ).
Gejala mungkin ringan tanpa pembentukan pseudomembran.demam tidak
terlalu tinggi, pseudomembran awalnya hanya berupa bercak putih keabu-
abuan yang cepat meluas ke nasofaring atau ke laring, nafas berbau, dan ada
pembengkakan regional leher tampak seperti leher sapi (bull’s neck). Dapat
terjadi sakit menelan, dan suara serak serta stridor inspirasi walaupun belum
terjadi sumbatan laring.
3. Difteri laring dan trakea
Gejala gangguan nafas berupa suara serak dan stridor inspirasi ,
sesak nafas hebat, sianosis, dan tampak retraksi suprasternal
serta epigastrium. Ada bull’s neck, laring tampak kemerahan dan
sembab, banyak sekret, dan permukaan ditutupi oleh
pseudomembran. Bila anak terlihat sesak dan payah sekali perlu
dilakukan trakeostomi sebagai pertolongan pertama.
4. Difteri kutaneus dan vaginal
Dengan gejala berupa luka mirip sariawan pada kulit dan vagina
dengan pembentukan membrane diatasnya. Namun tidak seperti
sariawan yang sangat nyeri, pada difteri, luka yang terjadi justru
tidak terasa apa-apa. Difteri dapat pula timbul pada daerah
konjungtiva dan umbiliku
Tanda dan gejala
a. Demam, suhu tubuh meningkat sampai 38,9 derjat Celcius,
b. Batuk dan pilek yang ringan.
c. Sakit dan pembengkakan pada tenggorokan
d. Mual, muntah , sakit kepala.
e. Adanya pembentukan selaput di tenggorokan berwarna putih
ke abu abuan kotor.
f. Kaku leher
pathofisiologi difteri
1. Kuman difteri masuk dan berkembang biak pada saluran nafas
atas, dan dapat juga pada vulva, kulit, mata.
2. Kuman membentuk pseudomembran dan melepaskan eksotoksin.
Pseudomembran timbul lokal dan menjalar dari faring, laring, dan
saluran nafas atas. Kelenjar getah bening akan tampak membengkak
dan mengandung toksin.
3. Bila eksotoksin mengenai otot jantung akan mengakibatkan
terjadinya miokarditis dan timbul paralysis otot-otot pernafasan bila
mengenai jaringan saraf.
4. Sumbatan pada jalan nafas sering terjadi akibat dari
pseudomembran pada laring dan trakea dan dapat menyebabkan
kondisi yang fatal.
Penatalaksanaan
isolasi dan pengawasan EKG yang dilakukan pada permulan dirawat
satu minggu kemudian dan minggu berikutnya sampai keadaan EKG 2
kali berturut-turut normal dan pengobatan spesifik.