Anda di halaman 1dari 27

Askep anak dengan TB Paru

OLEH
IMAS KOMALAWATI Skep Ners,
MMKes
PENDAHULUAN
jumlah kasus TB semakin meningkat, banyak yang tercatat,
terutama kaum gelandangan, pada kelompok masyarakat
berpendapatan rendah, dan mereka yang terinfeksi kuman HIV.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan :


terdapat lebih dari 250.000 anak menderita TB

Faktor Resiko
- Klien dengan ketergantuangan alkhohol dan kimia lain yang
menimbulkan penurunan status kesehatan.
- Bayi dan anak di bawah 5 tahun.
- Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi steroid &
kemoterapi kanker
Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tubeculosis yaitu suatu bakteri tahan asam,
atau Tuberculossis (TB) adalah penyakit akibat infeksi kuman
Mycobacterium tuberculosis sistemik sehingga dapat mengenai
hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru
yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.
tanda dan gejala umum/nonspesifik tuberkulosis pada anak
a. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik
dalam 1 bulan denganpenanganan gizi
b. Anoreksia dengan gagal tumbuh (failure to thrive)
c. Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas disertai
keringat malam
d. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan
biasanya multipel
e. Batuk lama lebih dari 30 hari
f. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare
Gejala spesifik sesuai organ terkena

- TB kulit/skrofuloderma
- TB tulang punggung spondilitis ( gibus )
- tulang panggul koksitis ( pincang )
- sendi lutut ( pincang);
- TB otak dan saraf/meningitis
- TB mata (konjungtivitis fliktenularis, tuberkel koroid),
- TB Kelenjar limfe, Kelenjar limfe superfisialis sering dijumpai,
kelenjar limfe kolli anterior atau posterior, juga dapat terjadi
aksila, inguinal, submandibula dan supra klavikula. Secara klinis

kelenjar yang terkena biasanya multipel, unilateral, tidak nyeri


tekan, tidak panas pada perabaan dan dapat saling melekat
satu sama
Komplikasi
Komplikasi Yang dapat terjadi adalah sebagai berikut :
a. Meningitis
b. Spondilitis
c. Pleuritis
d. Bronkopneumoni
e. Atelektasis
Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang
dapat mengakibatkan
Pemeriksaan Diagnostik
Permulaan tuberkulosis sukar diketahui karena
gejalanya tidak jelas dan tidak khas,tetapi kalau
terdapat panas yang naik turun dan lama dengan atau
tanpa batuk dan pilek, anoreksia, penurunan berat
badan dan anak lesu, harus dipikirkan kemungkinan
tuberkulosis.
Pemeriksaan Diagnostik

Petunjuk lain umtuk diagnosis tuberkulosis ialah :


- adanya kontak dengan penderita tuberkulosis orang
dewasa dengan sputum BTA +
- uji tuberkulin positif dan kelainan radiologis paru.
Basil tuberkulosis tidak selalu dapat ditemukan pada
anak
- Uji tuberkulin Positif apabila Indurasi :
> 10 mm Gizi baik
< 5 mm Gizi buruk
Penatalaksanaan

Pemberian terapi pada tuberculosis didasarkan pada 3


karakteristik :
- yaitu basil yang berkembang cepat ditempat yang
kaya akan oksigen
- basil yang hidup di tempat yang kurang oksigen
berkembang lambat dan dorman hingga beberapa
tahun
- basil yang mengalami mutasi sehingga resisten
terhadap obat
Pemberian terapi pada tuberculosis
- Isonized (INH) bekerja sebagai bakterisidal terhadap basil yang
tumbuh aktif, diberikan selama 12-18 bulan, dosis 10-20
mg/kgBB/hari melalui oral.
- Selanjutnya kombinasi antara INH dan pyrazinamid (PZA)
diberikan selama 6 bulan. Selama 2 bulan pertama obat
diberikan setiap hari selanjutnya obat diberikan dua kali dalam

1 minggu.
Pemberian terapi pada tuberculosis
- Pada TB berat dan ekstrapulmonal biasanya pengobatan
dimulai dengan kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan (ditambah
EMB dan streptomisin) dilanjutkan dengan INH dan RIF
selama 4-10 bulan sesuai perkembangan klinis.
- Pada meningitis TB, perikarditis, TB milier, dan efusi pleura
diberikan kortikosteroid yaitu prednison 1-2 mg/kgBB/hari
selama 2 minggu,
diturunkan perlahan (tapering off) sampai 2-6 minggu
bersamaan dengan pemberian obat anti tuberkulosis
- Obat tambahan antara lain streptomycin ( diberika n IM )
dan ethambutol.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan
pasien adalah dengan melakukan pengawasan langsung
terhadap pengobatan.

DOTS ( Directly Observed Treatment Shortcourse)


adalah strategi yang telah direkomendasi oleh WHO
dalam pelaksanaan program penanggulangan TBC.
Strategi ini dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1995.
Penanggulangan dengan strategi DOTS dapat
memberikan angka kesembuhan yang tinggi.
strategi DOTS terdiri atas 5 komponen
- Komitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk
dukungan dana.
- Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
- Pengobatan dengan panduan Obat Anti TBC (OAT)
- jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh pengawas
menelan obat
- Kesinambungan penyedian OAT jangka pendek dengan matu
terjamin
- Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan
pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TBC.
Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis primer
- diberikan pada anak yang belum terinfeksi (uji Tuberculin negatif), tetapi
kontak dengan penderita TB aktif
- obat yang digunakan adalah INH 5-10 mg/kgBB/hari selama 2-3 bulan
Kemoprofilaksis sekunder
- diberikan pada anak dengan uji tuberculin positif, tanpa gejala klinis,
- foto paru normal, tetapi memiliki faktor menjadi TB aktif. Golongan ini
a. balita, anak yang mendapat pengobatan kortikosteroid atau
imunosupresan lain,
b. penderita penyakit keganassan, terinfeksi virus (HIV, morbili)
c. gizi buruk,
d. masa akil balik,
e. atau infeksi baru TB,
f. konfersi uji tuberculin kurang dari 12 bulan.
g. Obat yang digunakan adalah INH 5-10 mg/kgBB/hari selama 6-12
bulan.
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas Data Umum (selain identitas klien, juga identitas
orangtua; asal kota dan daerah, jumlah keluarga)
b. Keluhan Utama (penyebab klien sampai dibawa ke rumah
sakit)
c. Riwayat kehamilan dan kelahiran
1. Prenatal : (kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi
selama hamil)
2 Intranatal : Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir,
bayi menderita caput sesadonium, bayi menderita cepal
hematom
3 Post Natal : kurang asupan nutrisi , bayi menderita penyakit
infeksi , asfiksia ikterus
d. Riwayat Masa Lampau
1 Penyakit yang pernah diderita : Batuk lama, ada benjolan ,
2. Riwayat pengobatan TBC , Tuntas atau tidak Tuntas
3. Pernah dirawat dirumah sakit
4. Obat-obat yang digunakan/riwayat Pengobatan
5. Riwayat kontak dengan penderita TBC
6. Alergi
7. Daya tahan yang menurun.
8. Imunisasi/Vaksinasi : BCG
e. Riwayat Penyakit Sekarang
- Tanda dan gejala klinis TB serta terdapat benjolan/bisul pada tempat-tempat
kelenjar seperti: leher, inguinal, axilla dan sub mandibula
f. Riwayat Keluarga
- adakah yang menderita TB atau Penyakit Infeksi lainnya, Biasanya keluarga
ada yang mempunyai penyakit yang sama
g. Riwayat Kesehatan Lingkungan dan sosial ekonomi
1 Lingkungan tempat tinggal (Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah)
pemukiman yang padat, ventilasi rumah yang kurang, jumlah anggota
keluarga yang banyak), pola sosialisasi anak.
2 Kondisi rumah
3 Merasa dikucilkan
4 Aspek psikososial (Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri)
5 Biasanya pada keluarga yang kurang mampu
6 Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu
waktu yang lama dan biaya yang banyak
7 Tidak bersemangat dan putus harapan.
h. Riwayat psikososial spiritual (Yang mengasuh, Hubungan
dengan anggota keluarga, Hubungan dengan teman
sebayanya, Pembawaan secara umum, Pelaksanaan spiritual)
i. Pola fungsi kesehatan
- Pola persepsi sehat dan penatalaksanaan kesehatan.
- Keadaan umum: alergi, kebiasaan, imunisasi.
- Pola nutrisi – metabolik. Anoreksia, mual, tidak enak diperut,
BB turun, turgor kulit jelek, kulit kering dan kehilangan lemak
sub kutan, sulit dan sakit menelan, turgor kulit jelek.
- Pola eliminasi. Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri
tekan pada kuadran kanan atas dan hepatomegali, nyeri
tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali.
- Pola aktifitas latihan Sesak nafas, fatique, tachicardia, aktifitas
berat timbul sesak nafas (nafas pendek). Pola tidur dan
istirahat Iritable, sulit tidur, berkeringat pada malam hari.
- Pola kognitif perseptual. Kadang terdapat nyeri tekan pada
nodul limfa, nyeri tulang umum, takut, masalah finansial,
umumnya dari keluarga tidak mampu.
- Pola persepsi diri. Anak tidak percaya diri, pasif, kadang
pemarah. Pola peran hubungan Anak menjadi ketergantungan
terhadap orang lain (ibu/ayah)/tidak mandiri.
- Pola seksualitas/reproduktif. Anak biasanya dekat dengan ibu
daripada ayah. Pola koping toleransi stres, Menarik diri, pasif.
Pemeriksaan Fisik
- Demam: sub fibril, fibril (40-41°C) hilang timbul
- Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, batuk ini
membuang/ mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk
kering sampai batuk purulen (menghasilkan sputum). Sesak
nafas
- terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi radang sampai
setengah paru.
- Nyeri dada: ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi
radang sampai ke pleura. - Malaise: ditemukan berupa
anoreksia, berat badan menurun,
- sakit kepala, nyeri otot dan kering diwaktu malam hari.
- Pada tahap dini sulit diketahui. Ronchi basah, kasar
dan nyaring.
- Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup
- auskultasi memberi suara limforik. Atropi
- retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis.
- Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi
memberikan suara pekak).
- Pembesaran kelenjar biasanya multipel
Benjolan/pembesaran kelenjar pada leher (servikal),
axilla, inguinal dan sub mandibula.
- Kadang terjadi abses.
Pemeriksaan Diagnostik Dan Pengobatan
1) Uji tuberkulin = uji tuberkulin (+) hipersensitifitas tipe lambat
imunitas seluler ,Infeksi TB
2) Foto rontgent Rutin : foto pada rongga paru. Atas indikasi:
tulang, sendi, abdomen. Rotgent paru tidak selalu khas.
3) Pemeriksaan mikrobiologis (Bakteriologis Memastikan TB.
Hasil normal: tidak menyingkirkan diagnosa TB. Hasil (+)
10 -62% dengan cara lama. Cara : cara lama radio metrik
(Bactec); PCK.
4) Pemeriksaan darah tepi (Tidak khas. LED dapat meninggi)
5) Pemeriksaan patologik anatomik. Kelenjar, hepar, pleura : atas

indikasi. Sumber infeksiAdanya kontak dengan penderita TB


menambah kriteria diagnosa.
6) Lain-lain (Uji faal paru, Bronkoskopi, Bronkografi, Serologim dll
l. Pengkajian TUMBANG menggunakan KMS,KKA, dan DDST
A. Pertumbuhan
a. Kaji BBL, BB saat kunjungan
b. BB normal
c BB normal, mis : ( 6-12 tahun ) umur
d Kaji berat badan lahir dan berat badan saat
kunjungan TB = 64 x 77R = usia dalam tahun
e LL dan luka saat lahir dan saat kunjungan
B. Perkembangan
a. lahir kurang 3 bulan = belajar mengangkat kepala, mengikuti
objek dengan mata, mengoceh,
b. usia 3-6 bulan mengangkat kepala 90 derajat, belajar meraih
benda, tertawa, dan mengais meringis
c. usia 6-9 bulan = duduk tanpa di Bantu, tengkuarap, berbalik
sendiri, merangkak, meraih benda, memindahkan benda dari
tangan satu ke tangan yang lain dan mengeluarkan kata-kata
tanpa arti.
d.usia 9-12 bulan = dapat berdiri sendiri menurunkan sesuatu
mengeluarkan kat-kata, mengerti ajakan sederhana, dan
larangan berpartisipasi dalam permainan.
e. usia 12-18 bulan = mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya
menyusun 2-3 kata dapat mengatakan 3-10 kata , rasa cemburu,
bersaing
f usia 18-24 bulan = naik–turun tangga, menyusun 6 kata
menunjuk kata dan hidung, belajar makan sendiri, menggambar
garis, memperlihatkan minat pada anak lain dan bermain dengan
mereka.
g usia 2-3 tahun = belajar melompat, memanjat buat jembatan
dengan 3 kotak, menyusun kalimat dan lain-lain.
h usia 3-4 tahun = belajar sendiri berpakaian, menggambar
berbicara dengan baik, menyebut warna, dan menyayangi
saudara.
i usia 4-5 tahun = melompat, menari, menggambar orang, dan
menghitung.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul yaitu :
a. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi
b. Defisit pengetahuan tentang proses infeksi
c. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan : Daya tahan
tubuh menurun, malnutrisi, proses inflamasi, Kurang
pengetahuan tentang infeksi kuman.
d. Ketidakpatuhan berhubungan dengan pengobatan dalam
jangka waktu yang lama.
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
Batuk yang sering, adanya produksi sputum, Anoreksia.
f. Risiko gangguan dalam menjalankan peran sebagai orang tua
berhubungan dengan isolasi pasien
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai