ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN TB PARU
DI RUANG UNIT RAJAWALI VI A RSDK SEMARANG
DISUSUN OLEH:
ROSIANA KURNIA SHABELLA
P. 17420113028
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2014
A. DEFINISI
gagal tumbuh.
Demam tanpa sebab yang jelas terutama jika berlanjut sampai 2
minggu.
Batuk kronik > 3 minggu dengan atau tanpa wheezing.
Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa.
D. PATOFISIOLOGI
yang
terinfeksi
menjadi
lebih
membengkak
mengakibatkan
E. PATHWAY
Udara tercemar
Mycobacterium
tuberculosis
menempelgas
alveoli
Kerusakan pertukaran
reaksi inflamasi/peradangan
Resti penyebaran infeksi pada diri sendiri
mengalami perkejuan
penyebaran
kalsifikasi
dibatukkan/bersin
terhirup orang lain
hematogen
limfogen
mengganggu perfusi
& difusi O2
peritoneum
asam lambung
mual, anoreksia
F. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas klien meliputi : nama, jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan,
status perkawinan, agama, kebangsaan, suku, alamat, tanggal dan jam masuk RS,
No. Reg, ruangan, serta identitas yang bertanggung jawab.
b. Keluhan Utama
Biasanya klien TB Paru ditandai dengan sesak nafas, batuk dan berat badan
menurun.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang.
Pada umumnya klien TB sering mengalami panas lebih dari 2 minggu
sering terjadi bentuk berulang-ulang, anorexia, lemah, berkeringat banyak pada
malam hari dan hemaptoe
2) Riwayat kesehatan lalu.
Klien mempunyai riwayat tertentu seperti diare kronik, investasi cacing,
malaria kronik, campak dan infeksi HIV
3) Riwayat kesehtan keluarga.
Keluarga klien memiliki penyakit yang diturunkan atau tidak.
4) Riwayat psikososial.
Riwayat psikososial sangat berpengaruh dalam psikologis klien dengan
timbul gejala-gejala yang dialami dalam proses penerimaan terhadap
penyakitnya, meliputi :
- Perumahan yang padat
- Lingkungan yang kumuh dan kotor
- Keluarga yang belum mengerti tentang kesehatan
d. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Meliputi : kebiasaan merokok, banyaknya rokok yang dihabiskan,
penggunaan alkohol, tembakau dan kebiasaan olah raga.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Meliputi : nafsu makan, diit khusus/suplemen, fluktuasi berat badan 6 bulan
terakhir, kesukaran menelan.
3) Pola eliminasi
Meliputi : kebiasaan eliminasi urine/defekasi, warna, konsistensi dan bau
sebelum sakit dan setelah masuk rumah sakit.
4) Pola istirahat dan tidur
Meliputi : Lama tidur klien sebelum masuk rumah sakit dan setelah masuk
rumah sakit, gangguan waktu tidur, merasa tenang setelah tidur.
5) Pola aktifitas dan latihan
Meliputi : kegiatan klien di rumah dan di rumah sakit, serta lamanya
aktivitas.
6) Pola persepsi dan konsep diri
Meliputi : body image, self sistem, kekacauan identitas, depersonalisasi.
7) Pola sensori dan kognitif
- Mulut
- Telinga
- Leher
mukosa bibir.
: Bentuk, kebersihan, daya pendengaran.
: Ada pembesaran kelenjar tynoid atau tidak ada
pembengkakan atau tidak.
3) Thorax
Bentuk thorax klien TB paru biasanya tidak normal (Barrel chest)
4) Paru
Bentuk dada tidak simetris, pergerakan paru tertinggal, adanya whezing atau
ronkhi, ada suara nafas bronchial.
5) Jantung
Didapatkan suara jantung 1 dan suara jantung 2.
6) Abdomen
Biasanya pada klien TB terdapat pembesaran limpha dan hati
7) Ekstrimititas
Akral hangat dan dingin, ada edema dikaki atau tidak, nyeri waktu berjalan
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan penunjang
- LED meningkat.
- Leukosit meningkat.
- Hb menurun.
2) Ro thorax
- Di dapatkan pembesaran kelenjar para tracheal atau hiler dengan atau
-
b.
alveoler-kapiler
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan ,
pertahanan primer tidak adekuat, menurunya kerja sillia
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
e. Hipertemia berhubungan dengan proses inflamasi
3. Perencanaan Keperawatan (NCP)
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret
kental atau sekret darah
Tujuan: Mempertahankan jalan nafas adekuat
Rencana:
- Kaji fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan irama, kedalaman,
penggunaan otot aksesori
- Kaji kemempuan klien untuk mengeluarkan sputum/batuk efektif
- Berikan posissi semi atau fowler tinggi
- Bantu klien untuk latihan nafas dalam dan batuk efektif
- Bersihkan secret dari mulut/trachea, lakukan penghisapan jika perlu
- Pertahankan asupan cairan 2500 ml per hari
- Kolaborasi pemberian obat agen mukolitik, bronkodilator
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran
alveoler-kapiler
Tujuan: Klien tidak menunjukkan gejala distress pernafasan
Rencana:
- Kaji dispnea, takipnea, peningkatan upaya bernafas, terbatasnya
-
warna kulit
- Tingkatkan tirah baring/batasi aktifitas, bantu ADL
- Kolaborasi pemberian oksigen dan pengawasan AGD
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan,
pertahanan primer tidak adekuat, menurunya kerja sillia
Tujuan: klien dapat mengidentifikasi tindakan untuk
mencegah/menurunkan resiko infeksi.
Rencana:
- Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infekasi melalui
-
droplet
Identifikasi orag lain yang beresiko (anggota keluarga/teman)
meludah
Lakukan tindakan isolasi sebagai pencegahan
Pertahankan teknik aseptic saat melakukan tindakan perawatan
Kaji adanya tanda-tanda klinis proses infeksi
Identifikasi adanya factor resiko terjadinya infeksi ulang
Beritahu klien dan keluarga tentang pentingnya pengobatan yang
tuntas
- Kolaborasi pemberian obat anti tuberculosis
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
Tujuan: Klien bebas dari tanda malnutrisi
Rencana:
- Kaji status nutrisi, turgor kulit, integritas mukosa oral, berat badan
dan kekurangan BB, kemampuan menelan, riwayat mual, muntah,
-
diare
Pastikan pola diet yang disukai atau tidak disukai klien
Berikan diit tinggi protein dan karbohidrat dalam porsi kecil tetapi
sering
Awasi masukan/pengeluaran dan perubahan BB secara periodic
Berikan perawatan mulut setiap hari
Dorong orang terdekat untuk membawa makanan kesukaan klien,
kecuali kontraindikasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan komposisi diet
e. Hipertemia berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan: Mempertahankan suhu tubuh normal
Rencana:
- Pantau suhu tubuh klien, perhatikan menggigil/diaphoresis
- Pantau suhu lingkungan dan ventilasi
- Batasi penggunan pakaian atau linen tebal
- Berikan kompres hangat, hindari penggunaan alcohol
- Anjurkan untuk mempertahankan masukan cairan adekuat untuk
mencegah dehidrasi
- Kolaborasi pemberian antipiretik
4. Evaluasi Keperawatan
a. Klien dapat mempertahankan jalan nafas dan mengeluarkan secret
tanpa bantuan
b. Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi jaringan dan
penurunan dispnea.