TUBERKULOSIS PARU
Disusun oleh:
Dokter Pendamping:
Ferry Fadilah, dr.
Murniati, dr.
LAPORAN KASUS
Usia : 55 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
1.2. Anamnesis
Anamnesis Khusus:
Pasien datang ke IGD RSUD Malingping dengan keluhan sesak nafas sejak 3
dirasakan baik saat istirahat ataupun saat beraktivitas. Keluhan disertai batuk
berdahak. Demam ataupun pilek tidak ada. Keluhan disertai nyeri ulu hati dan mual.
Keluhan tidak disertai muntah. BAB dan BAK normal. Keluhan sesak nafas pertama
rawat jalan dari RSUD Malingping. Pasien sedang menjalani pengobatan Tb Paru
sejak 1 minggu yang lalu. Setelah memulai pengobatan rawat jalan, keluhan sesak
nafas muncul kembali. Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus tipe II tidak ada.
Riwayat penyakit asma tidak ada. Tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa.
Status Generalisata
Tanda-Tanda Vital
N: 82 x/menit S: 37.00C
Kepala
Normocephali
Mata
Leher
Toraks
Cor
Pulmo
Abdomen
Datar lembut
BU (+) normal
Ekstremitas
Tb Paru on OAT
1.5. Tatalaksana
Medikamentosa
Ambroxol 3x1 PO
RHZE 450/300/750/750
Levofloxacin 1x750 mg IV
Non Medikamentosa
1.6. Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit TB yang tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menyebabkan
merupakan bagian dari MAC, yang sebagian besar ditemukan dapat menyebabkan
spesies lainnya.2 Bakteri ini berbentuk batas lurus tipis dengan ukuran 0.4 x 0.3 µm. 4
Bakteri ini merupakan bakteri aerob, tidak motil, tidak membentuk spora, dan
memiliki dinding sel yang terdiri dari asam mikolat (suatu jenis lemak yang memiliki
berfungsi untuk melindungi organisme dari faktor lingkungan yang sering tak
terprediksi dan tidak mendukung) dan terdiri dari 3 makro molekul yang berikatan
satu sama lain dalam bentuk ikatan kovalen (peptidoglikan, arabinogalaktan, dan
2.2. Epidemiologi
terdiri dari 5,4 juta pria; 3,2 juta wanita; dan 1 juta anak-anak pada tahun 2014. 6 TB
telah membunuh 1,5 juta orang, yang terdiri dari 890.000 pria, 480.000 wanita, dan
140.000 anak-anak di tahun yang sama.6 Insidensi TB dunia menurun hingga rata-rata
1,5 % per tahun sejak tahun 2000 dan di tahun 2015 turun 18 % lebih rendah
2 juta orang mengalami penyakit TB, atau sepertiga dari populasi dunia,
dengan perkiraan 8,7 juta kasus baru, 13 % kasus baru merupakan koinfeksi dengan
Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan 1.4 juta kematian akibat TB di dunia
Indonesia menempati urutan keempat dunia setelah India, Cina, dan Afrika Selatan,
dengan 0,38-0,54 juta kasus, pada tahun 2011.7 WHO menyatakan bahwa Indonesia
berada di peringkat kedua penderita TB terbesar di dunia dengan prevalensi 647 per
Sebanyak 743 penderita TB paru BTA (+) ditemukan pada tahun 2013 di
Kabupaten Lebak (55 % dari perkiraan TB paru BTA (+)); menurun jika
dibandingkan jumlah penderita TB paru BTA (+) pada tahun 2012 yang mencapai
Menurut kelompok umur, kasus baru BTA (+) paling banyak ditemukan pada
kelompok umur 25-34 tahun, sedangkan menurut jenis kelamin, kasus baru BTA (+)
Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI), bervariasi antara 1-3 %.9 Resiko
selama setahun. Jika ARTI di Indonesia berkisar 1-3 %, berarti 10-30 orang diantara
2.3. Transmisi
dahak (droplet nuclei) yang disebarkan lewat udara dari penderita TB BTA positif;
baik TB paru maupun TB laring; sedang mengalami batuk (sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak), menyanyi, teriak, atau bersin. 3,9
Seseorang dapat tertular bakteri Mtb ketika menghirup percikan dahak yang
mengandung basil tuberkel (tubercle bacilli), dan percikan tersebut masuk melewati
mulut atau hidung, lalu berjalan melalui saluran pernafasan atas, bronkus, hingga
Mtb.3 Penularan terjadi di ruangan dengan percikan dahak yang berada dalam waktu
lama; dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang sempit, gelap,
tertutup, lembab, bertekanan udara positif yang menyebabkan bakteri Mtb dapat
dengan adanya ventilasi, sementara sinar matahari dapat membunuh kuman secara
langsung.9
TB yang dikeluarkan dari paru-paru pasien tersebut dan akan semakin menular jika
seperti durasi paparan, frekuensi paparan, dan jarak paparan menentukan tingkat
transmisi bakteri Mtb.3 Paparan yang semakin lama dan sering, serta jarak seseorang
yang semakin dekat dengan paparan menyebabkan resiko transmisi bakteri Mtb
adalah konsentrasi percikan dahak dalam udara dan lamanya menghirup udara yang
terkena percikan dahak tersebut.9 Pasien TB paru dengan BTA positif memiliki resiko
1. TB paru: Merujuk pada kasus TB terkonfirmasi dari adanya bakteri Mtb atau
lesi yang ditemukan pada paru-paru. Jika seseorang mengalami TB paru dan
Mtb atau terdiagnosa TB secara klinis yang meliputi organ-organ selain paru-
disebabkan reinfeksi).11
yang tidak masuk dalam 2 kelas di atas (pasien baru dan pasien yang
adanya Mtb atau terdiagnosa TB secara klinis yang memiliki hasil positif dari
uji HIV di waktu pasien didiagnosa mengalami TB atau adanya bukti yang
menjalani ART.11
dengan adanya Mtb atau terdiagnosa TB secara klinis yang memiliki hasil
negatif dari uji HIV di waktu pasien didiagnosa mengalami TB. Jika ada
pasien TB dengan HIV negatif dan kemudian ditemukan positif HIV, maka
tidak memiliki hasil uji HIV atau tidak ada bukti yang tercatat tentang
penanganan pasien yang berkaitan dengan HIV. Jika status HIV pasien telah
Rifampisin yang terdeteksi dengan metode genotip atau fenotip, dengan atau
2.5. Patogenesis
mengandung basil tuberkel yang masuk ke dalam alveoli paru-paru dan dimakan oleh
makrofag; sebagian besar dari basil tuberkel tersebut dihancurkan dan sejumlah kecil
Basil tuberkel hidup masuk ke dalam aliran darah dan menyebar di seluruh
tubuh.3 Basil tersebut dapat memasuki berbagai bagian tubuh, termasuk bagian tubuh
yang umumnya menjadi tempat tumbuhnya basil, seperti paru-paru, laring, otak,
penghalang (barrier shell)) yang menjaga basil di bawah kontrol.3 Fase ini disebut
infeksi TB laten.3 Orang yang berada dalam fase infeksi TB laten memiliki Mtb di
dalam tubuhnya, namun tidak memiliki penyakit TB dan tidak dapat menyebarkan
infeksi tersebut ke orang lain.3 Infeksi TB laten dapat dideteksi menggunakan
Basil mulai bermultiplikasi dengan cepat jika sistem imun tidak dapat
mengontrol basil tuberkel. Fase ini dikatakan sebagai penyakit TB, dan dapat
tanda dan gejala, seperti kedinginan, demam, keringat malam, hilang nafsu makan,
berat badan turun, lemah atau mudah lelah, dan malaise (rasa tidak nyaman pada
tubuh).13 Pasien yang mengalami TB paru umumnya menunjukkan tanda dan gejala
yang khas, seperti batuk, batuk berdahak atau batuk dengan mengeluarkan darah, dan
gejala khas yang bergantung pada bagian tubuh yang terlibat. 13 TB pleura dapat
menyebabkan batuk, nyeri dada, demam, penurunan berat badan, keringat malam, dan
lutut (gonitis) dapat menyebabkan pincang dan/atau bengkak pada lutut.7 TB tulang
tangan dan kaki (daktilitis/spina ventosa) dapat menyebabkan bengkak pada
otak dapat menyebabkan sakit kepala dan gejala-gejala psikiatris akibat keterlibatan
kenyal, dan terkadang saling melekat (confluence)) dan nyeri tekan, sering ditemukan
pada bagian bawah leher. TB laring dapat menyebabkan suara parau (hoarseness).3
persisten, berat badan turun, malaise, dan keringat malam; sedangkan TB dengan
2.7. Diagnosis
seperti:
tuberkel.13
Batuk lama (≥ 2 – 3 minggu) dengan atau tanpa berdahak yang dapat pula
Nyeri dada
Malaise13
Hasil foto toraks, merupakan salah satu pemeriksaan penunjang pada TB, juga
kekeruhan pada paru-paru lobus atas (bagian apeks paru), sering ditemukan adanya
fibrosis dan kavitasi, sedangkan pada pasien TB dengan infeksi HIV serius ditemukan
adanya kekeruhan pada lobus bawah paru-paru dan multilobar, pembesaran kelenjar
Catatan:
Pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi 2 fase yang terdiri dari fase intensif
(2-3 bulan) dan fase lanjutan (4 atau 7 bulan). 14 Obat Anti TB (OAT) yang dapat
Terdapat kombinasi dosis tetap (fixed dose combination) yang terdiri dari:
4 OAT dalam satu tablet, yaitu Rifampisin 150 mg, Isoniazid 75 mg,
3 OAT dalam satu tablet, yaitu Rifampisin 150 mg, Isoniazid 75 mg, dan
baru)14
Obat sisipan (HRZE): Sama seperti tahap intensif kategori 1 yang diberikan
selama 28 hari.14
Sebagian besar pasien TB tidak mengalami efek samping dari penggunaan
OAT, namun sebagian kecil mengalami efek samping, dan perlu pemantauan lebih
lanjut terhadap pengobatan yang dijalani pasien.14 Efek samping yang muncul
beragam, mulai dari efek samping ringan hingga efek samping berat.14
INH memiliki efek samping ringan berupa keracunan pada syaraf tepi,
kesemutan, nyeri otot, dan rasa terbakar di kaki, sedangkan efek samping berat dapat
menyebabkan hepatitis.14
tulang, mual, muntah, sakit perut, nafsu makan hilang, dan gatal-gatal kemerahan,
sedangkan efek samping berat dapat mengakibatkan hepatitis imbas obat atau ikterik,
purpura, anemia hemolitik akut, syok, dan gagal ginjal. Namun, efek samping berat
Pirazinamid memiliki efek samping utama berupa hepatitis imbas obat. Nyeri
gangguan penglihatan berupa penurunan daya penglihatan dan buta warna terhadap
2016.
2013. 2013.
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional
12. San Mateo County Health Department. Public Health Reporting Guidelines: