Disusun oleh:
Dokter Pendamping:
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kesempatan kepada saya dalam menyelesaikan laporan mini project ini. Laporan ini
dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Program Internsip Dokter
Indonesia. Saya tidak mungkin dapat menyelesaikan laporan ini tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayi Irma Marliana, dr., selaku pendamping Internsip di Puskesmas Malingping
yang telah memberi arahan kepada saya dalam pengerjaan mini project ini.
2. Juju Suardi, SKM, MM. Kes., sebagai Kepala Puskesmas Malingping yang telah
memberikan data dalam pengerjaan mini project ini.
3. Endang Sularmi, S. ST., sebagai pemegang program TB yang telah memberikan
data dan arahan dalam pengerjaan mini project ini.
4. Budhi Mulyanto, dr., selaku Kasie SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak yang
telah membimbing dan memberikan masukan.
5. Tenaga medis dan nonmedis Puskesmas Malingping, yang telah membantu
pengumpulan dan pengolahan data.
6. Responden yang ikut berpartisipasi sebagai subjek penelitian untuk mini project ini.
7. Orangtua dan keluarga serta teman-teman seperjuangan internsip penulis, yang
telah memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian mini project ini.
Saya berharap hasil studi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan seluruh
pihak terkait.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….vii
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………..viii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………….ix
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….…1
2.1. Tuberkulosis………………………………………………………………..6
2.1.2. Epidemiologi……………………………………………………………….7
2.1.3. Transmisi…………………………………………………………………...9
2.1.4. Klasifikasi………………………………………………………………...10
2.1.5. Patogenesis………………………………………………………………..14
iii
2.1.7. Diagnosis………………………………………………………………….16
2.1.8. Pengobatan………………………………………………………………..19
2.2.1. Definisi…………………………………………………………………....21
2.2.2. Klasifikasi..……………………………………………………………….21
3.5. Seleksi……………………………………………………………………..27
iv
3.9. Etika Penelitian…………………………………………………………….32
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………..33
4.1.2. Kependudukan/Demografi………………………………………………...34
4.3. Pembahasan………………………………………………………………….38
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………..41
5.2. Saran…………………………………………………………………………41
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….....42
LAMPIRAN……………………………………………………………………...46
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5. Hasil Penelitian dalam Tingkat Indeks Masa Tubuh Berdasarkan
Karakteristik…………………………………………………………..37
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Grafik Pencapaian Kasus TB Paru BTA (+) Kabupaten Lebak Tahun
2009 - 2013…………………………………………………………..8
Gambar 2.3. Perbandingan Klasifikassi IMT Menurut WHO dan Asia Pasifik….22
vii
DAFTAR SINGKATAN
E: Etambutol
Hb: Hemoglobin
INH: Isoniazid
LAM: Lipoarabinomannan
R: Rifampisin
S: Streptomisin
TB: Tuberkulosis
Z: Pirazinamid
viii
GAMBARAN INDEKS MASA TUBUH PADA PASIEN
KECAMATAN MALINGPING
MINI PROJECT
Lembar ini menyatakan bahwa kami telah memeriksa salinan mini project hasil karya
penulis dengan nama di atas dan menyatakan telah lengkap dan memuaskan dalam segala
Budhi Mulyanto, dr. Ayi Irma Marliana, dr. Farah Eka Salsabela, dr.
9
BAB I
PENDAHULUAN
berkembang.1,2 TB menjadi salah satu penyebab utama kematian pada orang dewasa di
Jumlah pasien TB diperkirakan mencapai 9,6 juta orang di seluruh dunia; terdiri
dari 5,4 juta pria; 3,2 juta wanita, dan 1 juta anak-anak pada tahun 2014.2 TB telah
membunuh 1,5 juta orang, yang terdiri dari 890.000 pria, 480.000 wanita, dan 140.000
anak-anak di tahun yang sama.2 Insidensi TB dunia menurun hingga rata-rata 1,5 %
per tahun sejak tahun 2000 dan di tahun 2014 turun 18 % lebih rendah dibandingkan
insidensi tahun 2000.2 Hal ini menjadi salah satu perhatian utama dunia, khususnya
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan jumlah penderita TB terbesar di dunia.4
1
2
Indonesia menempati urutan keempat dunia setelah India, Cina, dan Afrika Selatan,
dengan 0,38-0,54 juta kasus pada tahun 2011.5 World Health Organization (WHO)
Sebanyak 176.677 kasus baru Basil Tahan Asam (BTA) (+) ditemukan pada
tahun 2014 di Indonesia; menurun jika dibandingkan jumlah kasus baru BTA (+) pada
tahun 2013 yang mencapai 196.310 kasus.6 Proporsi pasien baru dengan BTA (+)
dalam seluruh kasus di Provinsi Banten sebesar 65 %.7 Hal tersebut membuat Provinsi
Banten termasuk dalam 15 provinsi dengan proporsi pasien BTA (+) dalam seluruh
Sebanyak 743 penderita TB paru BTA (+) ditemukan pada tahun 2013 di
Kabupaten Lebak (55 % dari perkiraan TB paru BTA (+)); menurun jika dibandingkan
jumlah penderita TB paru BTA (+) pada tahun 2012 yang mencapai 921 penderita (69,3
%.
Malnutrisi sering dijumpai pada pasien yang menderita TB, namun pendataan
status nutrisi pada pasien tersebut masih belum terdokumentasi dengan baik.8
dunia.9
terhadap Indeks Masa Tubuh (IMT); skinfold thickness (trisep, bisep, subskapula, dan
suprailiaka); lingkar lengan atas bagian tengah; proporsi lemak; dan konsentrasi serum
albumin, hemoglobin (Hb) darah, plasma retinol, dan plasma seng.8 Body wasting,
meliputi penurunan pada IMT, skinfold thickness, lean tissue, lingkar lengan atas
bagian tengah, dan proporsi lemak, menjadi ciri khas dari pasien TB.10 Wasting
asupan energi) dan perubahan metabolisme sebagai bagian dari respon imun tubuh.
Wasting menyebabkan terjadinya gangguan pada fungsi tubuh, sehingga jika dibiarkan
akan menyebabkan kematian pada pasien TB.10 Pasien TB dapat mengalami wasting
sistem imun tubuh, sehingga terjadi penurunan kemampuan untuk melawan infeksi,
4
penurunan asupan nutrisi dan menyebabkan terjadinya penurunan berat badan.9 Status
nutrisi yang buruk pada pasien TB disebabkan oleh anoreksia, absorpsi nutrisi yang
terganggu, atau peningkatan katabolisme tubuh.8 Malnutrisi pada pasien TB ini akan
dengan judul, “Gambaran Indeks Masa Tubuh pada Pasien Tubekulosis di Desa
proporsi Indeks Masa Tubuh pada pasien Tuberkulosis dewasa di Desa Malingping
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi Indeks Masa Tubuh pada
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terutama dalam hal data
ilmiah mengenai gambaran Indeks Masa Tubuh pada pasien Tuberkulosis di Desa
efektif pada pasien TB dewasa dan berkontribusi dalam upaya mensukseskan MDGs
status nutrisi yang baik bagi kesehatan, khususnya pada pasien TB yang mengalami
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuberkulosis
Penyakit TB yang tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menyebabkan
merupakan bagian dari MAC, yang sebagian besar ditemukan dapat menyebabkan
Mtb termasuk dalam genus Mycobacterium yang memiliki lebih dari 80 spesies
lainnya.12 Bakteri ini berbentuk batas lurus tipis dengan ukuran 0.4 x 0.3 µm.14 Bakteri
ini merupakan bakteri aerob, tidak motil, tidak membentuk spora, dan memiliki dinding
6
7
sel yang terdiri dari asam mikolat (suatu jenis lemak yang memiliki berat molekul
tinggi).14
Mtb memiliki cell envelope (struktur berlapis banyak kompleks yang berfungsi
untuk melindungi organisme dari faktor lingkungan yang sering tak terprediksi dan
tidak mendukung) dan terdiri dari 3 makro molekul yang berikatan satu sama lain
dalam bentuk ikatan kovalen (peptidoglikan, arabinogalaktan, dan asam mikolat) dan
2.1.2. Epidemiologi
Jumlah pasien TB diperkirakan mencapai 9,6 juta orang di seluruh dunia; terdiri
dari 5,4 juta pria; 3,2 juta wanita; dan 1 juta anak-anak pada tahun 2014.2 TB telah
membunuh 1,5 juta orang, yang terdiri dari 890.000 pria, 480.000 wanita, dan 140.000
anak-anak di tahun yang sama.2 Insidensi TB dunia menurun hingga rata-rata 1,5 %
per tahun sejak tahun 2000 dan di tahun 2015 turun 18 % lebih rendah dibandingkan
2 juta orang mengalami penyakit TB, atau sepertiga dari populasi dunia, dengan
perkiraan 8,7 juta kasus baru, 13 % kasus baru merupakan koinfeksi dengan Human
Immunodeficiency Virus (HIV), dan 1.4 juta kematian akibat TB di dunia pada tahun
2011.5
Indonesia menempati urutan keempat dunia setelah India, Cina, dan Afrika Selatan,
8
dengan 0,38-0,54 juta kasus, pada tahun 2011.5 WHO menyatakan bahwa Indonesia
berada di peringkat kedua penderita TB terbesar di dunia dengan prevalensi 647 per
Sebanyak 176.677 kasus baru Basil Tahan Asam (BTA) (+) ditemukan pada
tahun 2014 di Indonesia; menurun jika dibandingkan jumlah kasus baru BTA (+) pada
tahun 2013 yang mencapai 196.310 kasus.6 Proporsi pasien baru dengan BTA (+)
Sebanyak 743 penderita TB paru BTA (+) ditemukan pada tahun 2013 di
Kabupaten Lebak (55 % dari perkiraan TB paru BTA (+)); menurun jika dibandingkan
jumlah penderita TB paru BTA (+) pada tahun 2012 yang mencapai 921 penderita (69,3
Grafik pencapaian kasus TB paru BTA (+) Kabupaten Lebak tahun 2009-2013
Menurut kelompok umur, kasus baru BTA (+) paling banyak ditemukan pada
kelompok umur 25-34 tahun, sedangkan menurut jenis kelamin, kasus baru BTA (+)
Risk of Tuberculosis Infection (ARTI), bervariasi antara 1-3 %.16 Resiko penularan
setahun. Jika ARTI di Indonesia berkisar 1-3 %, berarti 10-30 orang diantara 1000
2.1.3. Transmisi
Mtb yang berdiameter 1-5 µm ini ditransmisikan dalam bentuk percikan dahak
(droplet nuclei) yang disebarkan lewat udara dari penderita TB BTA positif; baik TB
paru maupun TB laring; sedang mengalami batuk (sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak), menyanyi, teriak, atau bersin.13,16 Seseorang dapat
tertular bakteri Mtb ketika menghirup percikan dahak yang mengandung basil tuberkel
(tubercle bacilli), dan percikan tersebut masuk melewati mulut atau hidung, lalu
berjalan melalui saluran pernafasan atas, bronkus, hingga akhirnya sampai di alveoli
paru-paru.13
Mtb.13 Penularan terjadi di ruangan dengan percikan dahak yang berada dalam waktu
lama; dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang sempit, gelap, tertutup,
10
lembab, bertekanan udara positif yang menyebabkan bakteri Mtb dapat menyebar ke
berbagai penjuru, dan memiliki sirkulasi udara yang mengandung percikan dahak.13,16
Mtb ditransmisikan.13 Jumlah percikan dahak dapat dikurangi dengan adanya ventilasi,
TB yang dikeluarkan dari paru-paru pasien tersebut dan akan semakin menular jika
seperti durasi paparan, frekuensi paparan, dan jarak paparan menentukan tingkat
transmisi bakteri Mtb.13 Paparan yang semakin lama dan sering, serta jarak seseorang
yang semakin dekat dengan paparan menyebabkan resiko transmisi bakteri Mtb
adalah konsentrasi percikan dahak dalam udara dan lamanya menghirup udara yang
terkena percikan dahak tersebut.16 Pasien TB paru dengan BTA positif memiliki resiko
2.1.4. Klasifikasi
1. TB paru: Merujuk pada kasus TB terkonfirmasi dari adanya bakteri Mtb atau
lesi yang ditemukan pada paru-paru. Jika seseorang mengalami TB paru dan
2. TB ekstra paru: Merujuk pada kasus TB terkonfirmasi dari adanya bakteri Mtb
1. Pasien baru (New patients): Belum pernah mendapat pengobatan TB atau telah
reinfeksi).18
masa pengobatan.18
tidak tercatat.18
yang tidak masuk dalam 2 kelas di atas (pasien baru dan pasien yang menjalani
pengobatan sebelumnya).18
adanya Mtb atau terdiagnosa TB secara klinis yang memiliki hasil positif dari
uji HIV di waktu pasien didiagnosa mengalami TB atau adanya bukti yang
ART.18
adanya Mtb atau terdiagnosa TB secara klinis yang memiliki hasil negatif dari
uji HIV di waktu pasien didiagnosa mengalami TB. Jika ada pasien TB dengan
13
HIV negatif dan kemudian ditemukan positif HIV, maka perlu diklasifikasikan
lebih lanjut.18
terkonfirmasi dengan adanya Mtb atau terdiagnosa TB secara klinis yang tidak
memiliki hasil uji HIV atau tidak ada bukti yang tercatat tentang penanganan
pasien yang berkaitan dengan HIV. Jika status HIV pasien telah diketahui
fluorokuinolon, dan sekurang-kurangnya satu dari tiga obat injeksi lini ketiga
Rifampisin yang terdeteksi dengan metode genotip atau fenotip, dengan atau
2.1.5. Patogenesis
mengandung basil tuberkel yang masuk ke dalam alveoli paru-paru dan dimakan oleh
makrofag; sebagian besar dari basil tuberkel tersebut dihancurkan dan sejumlah kecil
Basil tuberkel hidup masuk ke dalam aliran darah dan menyebar di seluruh
tubuh. Basil tersebut dapat memasuki berbagai bagian tubuh, termasuk bagian tubuh
yang umumnya menjadi tempat tumbuhnya basil, seperti paru-paru, laring, otak,
penghalang (barrier shell)) yang menjaga basil di bawah kontrol.13 Fase ini disebut
infeksi TB laten.13 Orang yang berada dalam fase infeksi TB laten memiliki Mtb di
dalam tubuhnya, namun tidak memiliki penyakit TB dan tidak dapat menyebarkan
Basil mulai bermultiplikasi dengan cepat jika sistem imun tidak dapat
mengontrol basil tuberkel.13 Fase ini dikatakan sebagai penyakit TB, dan dapat
Pasien yang mengalami TB paru dan ekstra paru umumnya menunjukkan tanda
dan gejala, seperti kedinginan, demam, keringat malam, hilang nafsu makan, berat
badan turun, lemah atau mudah lelah, dan malaise (rasa tidak nyaman pada tubuh).20
Pasien yang mengalami TB paru umumnya menunjukkan tanda dan gejala yang khas,
seperti batuk, batuk berdahak atau batuk dengan mengeluarkan darah, dan nyeri dada
gejala khas yang bergantung pada bagian tubuh yang terlibat.20 TB pleura dapat
menyebabkan batuk, nyeri dada, demam, penurunan berat badan, keringat malam, dan
gangguan berjalan (termasuk pincang) atau peradangan pada panggul.5 TB tulang lutut
(gonitis) dapat menyebabkan pincang dan/atau bengkak pada lutut.5 TB tulang tangan
tangan dan kaki.5 TB ginjal dapat menyebabkan hematuria.20 TB selaput otak dapat
dan terkadang saling melekat (confluence)) dan nyeri tekan, sering ditemukan pada
persisten, berat badan turun, malaise, dan keringat malam; sedangkan TB dengan gejala
2.1.7. Diagnosis
seperti:
tuberkel.20
➢ Adanya faktor resiko, seperti pernah mengunjungi daerah endemik TB, terkena
➢ Batuk lama (≥ 2 – 3 minggu) dengan atau tanpa berdahak yang dapat pula
➢ Nyeri dada
➢ Malaise20
Hasil foto toraks, merupakan salah satu pemeriksaan penunjang pada TB, juga
kekeruhan pada paru-paru lobus atas (bagian apeks paru), sering ditemukan adanya
fibrosis dan kavitasi, sedangkan pada pasien TB dengan infeksi HIV serius ditemukan
adanya kekeruhan pada lobus bawah paru-paru dan multilobar, pembesaran kelenjar
Catatan:
Garis putus-putus= Bila terdapat fasilitas
Bila terdapat riwayat OAT sebelumnya, selain melakukan pemeriksaan
sputum mikroskopis BTA juga dilakukan pemeriksaan biakan sputum Mtb /
identifikasi kuman dan uji kepekaan obat.
2.1.8. Pengobatan
Pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi 2 fase yang terdiri dari fase intensif (2-
3 bulan) dan fase lanjutan (4 atau 7 bulan).21 Obat Anti TB (OAT) yang dapat
Terdapat kombinasi dosis tetap (fixed dose combination) yang terdiri dari:
➢ 4 OAT dalam satu tablet, yaitu Rifampisin 150 mg, Isoniazid 75 mg,
➢ 3 OAT dalam satu tablet, yaitu Rifampisin 150 mg, Isoniazid 75 mg, dan
baru)21
➢ Obat sisipan (HRZE): Sama seperti tahap intensif kategori 1 yang diberikan
selama 28 hari.21
OAT, namun sebagian kecil mengalami efek samping, dan perlu pemantauan lebih
lanjut terhadap pengobatan yang dijalani pasien.21 Efek samping yang muncul
beragam, mulai dari efek samping ringan hingga efek samping berat.21
INH memiliki efek samping ringan berupa keracunan pada syaraf tepi,
kesemutan, nyeri otot, dan rasa terbakar di kaki, sedangkan efek samping berat dapat
menyebabkan hepatitis.21
tulang, mual, muntah, sakit perut, nafsu makan hilang, dan gatal-gatal kemerahan,
sedangkan efek samping berat dapat mengakibatkan hepatitis imbas obat atau ikterik,
purpura, anemia hemolitik akut, syok, dan gagal ginjal. Namun, efek samping berat
Pirazinamid memiliki efek samping utama berupa hepatitis imbas obat.21 Nyeri
gangguan penglihatan berupa penurunan daya penglihatan dan buta warna terhadap
2.2.1. Definisi
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat
atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.22 Berat badan kurang dapat
meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan
2.2.2. Klasifikasi
Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal,
kurus atau gemuk.22 Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun
dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.22
22
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:22
Terdapat 3 jenis klasifikasi IMT; terdiri dari klasifikasi IMT menurut WHO dan
Asia-Pasifik.
Klasifikasi IMT menurut WHO dan Asia-Pasifik dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Pasifik23
23
Suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah asupan nutrisi berlebihan atau kurang,
atau pemanfaatan nutrisi dalam tubuh tidak sesuai disebut malnutrisi.24 Malnutrisi
nutrisi.24
terhadap IMT; skinfold thickness; lingkar lengan atas bagian tengah; proporsi lemak;
dan konsentrasi serum albumin, Hb darah, plasma retinol, dan plasma seng. Kadar
Vitamin A juga umumnya ditemukan dalam jumlah rendah pada pasien TB.3
Body wasting, meliputi penurunan pada IMT, skinfold thickness, lean tissue,
lingkar lengan atas bagian tengah, dan proporsi lemak, menjadi ciri khas dari pasien
dari respon imun tubuh.10 Wasting menyebabkan terjadinya gangguan pada fungsi
tubuh, sehingga jika dibiarkan akan menyebabkan kematian pada pasien TB.10 Pasien
24
sistem imun tubuh, sehingga terjadi penurunan kemampuan untuk melawan infeksi,
penurunan asupan nutrisi dan menyebabkan terjadinya penurunan berat badan.9 Status
nutrisi yang buruk pada pasien TB disebabkan oleh anoreksia, absorpsi nutrisi yang
klinis, seperti sintesis protein reaktan fase akut dalam hati, penghambatan produksi
serum albumin, dan perubahan konsentrasi nutrisi esensial tertentu secara signifikan,
sehingga pasien TB mengalami status nutrisi buruk; termasuk IMT rendah.3 IMT
rendah pada pasien TB ini akan menyebabkan permasalahan kesehatan yang lebih
Asupan nutrisi
(makronutrisi dan
mikronutrisi) tidak
tercukupi
METODE PENELITIAN
Kabupaten Lebak.
Persiapan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2019 dan
diusulkan pada bulan Mei 2019. Pengambilan data akan dilakukan pada bulan April –
Mei 2019.
Subjek pada penelitian ini adalah pasien TB paru dewasa yang sedang
26
27
dilakukan dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus atau pertimbangan tertentu yang
3.5. Seleksi
2. Pasien TB paru dewasa yang sedang menjalani perawatan pada periode Januari
- Desember 2018
1. Mengalami komorbid
2. Jenis kelamin
3. Usia
4. Alamat
Definisi operasional variabel pada penelitian ini tertera pada tabel 3.1.
Berisi data diri responden yang mencakup nama lengkap, nomor identitas
(Kartu Tanda Penduduk (KTP)), tempat dan tanggal lahir, usia, serta alamat.
30
Instrumen pengumpulan data skor untuk Indeks Masa Tubuh pada Pasien TB
ini menggunakan rekam medis pasien TB paru dewasa yang datang ke PKM
Malingping dalam kurun waktu Januari – Desember 2018. Rekam medis ini terdiri dari
data yang mencakup identitas, berat badan, dan lama pengobatan di PKM Malingping,
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer yang diambil dari
pengukuran tinggi badan pada pasien di Desa Malingping Utara dan data sekunder
yang diambil dari rekam medis. Analisis data pada penelitian ini menggunakan
Microsoft Excel yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang menggambarkan
Pada penelitian ini, data yang telah diolah disajikan dalam format dummy table
sebagai berikut:
1. Usia
<24 tahun
24-30 tahun
31-40 tahun
>40 tahun
31
2. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
3. Alamat
Kampung Kaum
Kampung Cinagrog
Kampung Pasir Haur Timur
Kampung Pasir Haur Barat
Kampung Pasir Haur Lebak
Kampung Girilaya
Kampung Cibogo
Kampung Sawahbaru
Kampung Talubukur
Kampung Wulangsari
Kampung Warung Asem
Kampung Cikadu
1. Autonomy
Responden yang bersedia mengikuti bagian dari penelitian ini akan diberikan
2. Beneficence
3. Nonmaleficence
4. Justice
Tiap responden mendapat perlakuan yang sama pada saat mengikuti bagian dari
penelitian.
Peneliti hanya akan mencantumkan kode nama responden pada lampiran hasil
akhir penelitian.
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Desa Malingping Utara merupakan salah satu desa dalam wilayah Kecamatan
Cijaku
Luas wilayah Desa Malingping Utara yaitu 649 HA; terdiri dari 49%
permukiman; 19% daratan yang digunakan untuk lahan pertanian; serta 39% lahan
ladang, perkebunan, dan galian. Desa Malingping Utara termasuk wilayah yang
beriklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau dalam tiap
tahun nya. Rata-rata perbandingan musim penghujan lebih besar daripada musim
34
kemarau. Hal tersebut disebabkan wilayahnya masih hijau dengan vegetasi serta relatif
dekat dengan wilayah kawasan perkebunanan karet dan Hutan Lindung Cilajim.
Jarak pusat desa dengan ibukota kabupaten dapat ditempuh melalui perjalanan
darat ± 270 km. Jarak pusat kota dengan ibukota kecamatan dapat ditempuh sekitar ±
0,3 km. Jarak dari Kantor Kecamatan Malingping dengan PKM dapat di tempuh ± 1
menit dilalui dengan kendaraan roda dua, roda empat, maupun dengan berjalan kaki.
Sarana dan prasarana jalan yang ada dapat menjangkau seluruh wilayah Desa
Malingping Utara.
4.1.2. Kependudukan/Demografi
RW. Berdasarkan data profil desa, jumlah penduduk desa Malingping Utara pada tahun
Tabel jumlah penduduk Desa Malingping Utara dapat dilihat di bawah ini:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek perempuan lebih banyak daripada laki-
laki yaitu sebanyak 60 % pasien. Kategori usia terbanyak dari penelitian adalah 31-40
tahun yaitu sebanyak 40 % pasien. Usia termuda adalah 22 tahun dan usia tertua adalah
55 tahun.
37
Tabel 4.5. Hasil Penelitian dalam Tingkat Indeks Masa Tubuh Berdasarkan
Karakteristik
Tingkat Indeks Masa Tubuh pada Subjek
Karakteristik subjek Kurus Normal Kegemukan Obesitas
(46.67%) (53.33%) (0%) (0%)
(n, %) (n, %) (n, %) (n, %)
1. Usia
<24 tahun 14.29 0 0 0
24-30 tahun 28.57 25.00 0 0
31-40 tahun 42.85 37.50 0 0
>40 tahun 14.29 37.50 0 0
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 33.33 33.33 0 0
Perempuan 66.67 66.67 0 0
3. Alamat
4.3. Pembahasan
dapat menurunkan asupan energi yang disebabkan oleh perubahan metabolisme akibat
penurunan nafsu makan sebagai bagian dari respon inflamasi dan imun.25 26
nutrisi, terdiri dari makronutrisi dan mikronutrisi, seperti karbohidrat, energi, protein,
lemak total, kalsium, vitamin A, dan folat pada pasien TB.26 Gizi kurang merupakan
faktor risiko penting terhadap TB, karena Cell-Mediated Immunity (CMI) merupakan
kunci utama dalam melawan TB.27 Populasi dengan nutrisi buruk memiliki risiko tinggi
terhadap TB.27 Penelitian ini menunjukkan bahwa 53,33% pasien memiliki IMT
normal weight (IMT 18,5-22.9 kg/m2) dan 46,67 % pasien memiliki IMT underweight
(IMT <18,5 kg/m2). Penelitian di Addis Ababa, Ethiopia menunjukkan hasil serupa,
Faktor budaya dapat memengaruhi asupan nutrisi pada wanita dalam suatu
keluarga, seperti distribusi makanan yang tidak merata dalam keluarga, atau laki-laki
makanan yang lebih bervariasi dan lebih berkualitas di luar rumah, seperti restoran,
mendahulukan anggota keluarga tertentu untuk makan terlebih dulu, dan memberikan
makanan terbaik untuk laki-laki.26 Hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor
39
dibandingkan pria dalam suatu penelitian di Uganda. Hasil tersebut sebanding dengan
% penderita TB dewasa dengan IMT kurus adalah perempuan dan sebanyak 66.67 %
usia 31-40 tahun dan 24-30 tahun menempati peringkat teratas dengan 42.85 % dan
usia 31-40 tahun dan >40 tahun menempati peringkat teratas dengan 37.50 % masing-
masing. Hal tersebut sesuai dengan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014 yang
menyatakan bahwa kelompok usia 25-34 tahun dan 45-54 tahun menempati posisi
teratas dengan kasus baru BTA (+) dengan angka 20.76 % dan 19.57 %.6
banyak dibandingkan daerah lainnya di Malingping Utara, yaitu sebesar 40.00 % dan
sebanyak 57.14 % pasien dengan IMT underweight tinggal di Kampung Kaum. Hal
tersebut disebabkan jarak antar rumah penduduk sangat berdekatan dan jumlah
ventilasi rumah kurang. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan transmisi bakteri
serta pemburukan kondisi pasien dan persedian makanan.25,28 Body wasting, meliputi
40
penurunan pada BMI, menjadi ciri khas dari pasien TB.10 Wasting menyebabkan
terjadinya gangguan pada fungsi tubuh, sehingga jika dibiarkan akan menyebabkan
kematian pada pasien TB.10 Pasien TB dapat mengalami wasting selama berbulan-
bulan, bahkan setelah pasien mulai menjalani terapi OAT.26 Gizi kurang meningkatkan
risiko kematian.28 Gizi kurang berhubungan dengan pemburukan fungsi tubuh dan
merupakan faktor resiko utama terhadap morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia dan
mengalami resiko gizi kurang selama 7 tahun follow-up dan 34,6 % subjek meninggal
akibat gizi kurang.30 M Naseer dan kawan-kawan menjelaskan lebih lanjut bahwa
angka harapan hidup pada pasien gizi kurang adalah 18,7 %.30 Tiga penelitian
menunjukkan IMT rendah berkaitan dengan peningkatan resiko kematian pada pasien
TB.31
Hal ini menunjukan bahwa gizi kurang berhubungan dengan peningkatan resiko
mortalitas pada pasien TB.31 Hal ini juga menunjukkan bahwa indeks masa tubuh dapat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
IMT kurang pada pasien TB paru dewasa sebesar 46.67 % atau lebih dari
5.2. Saran
Penilaian status dan asupan nutrisi rutin serta konseling mengenai asupan
nutrisi (makronutrisi dan mikronutrisi) bergizi dan seimbang serta mencukupi Angka
Kecukupan Gizi (AKG) sebaiknya menjadi bagian dari penatalaksanaan TB. Penelitian
lebih lanjut perlu dilakukan agar dapat memberikan penatalaksanaan yang lebih efektif,
1. Dr. Mrinal Pal, Dr. Subinay Datta, Dr. Ritabrata Mitra. Tuberculosis is
Zulkifli Amin, Will M. V. Dolmans, Jos W. M. van der Meer, dkk. Poor
2014.
2013. 2013.
Zulkifli Amin, Will M. V. Dolmans, Jos W. M. van der Meer, dkk. Poor
42
43
11. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Tuberkulosis: Temukan
13. Centers for Disease Control and Prevention. Core Curriculum on Tuberculosis:
14. Karen C. Carroll, Stephen A. Morse, Timothy Mietzner, Steve Miller, dkk.
2016.
44
15. Thomas J. Silhavy, Daniel Kahne, Suzanne Walker. The Bacterial Cell
19. San Mateo County Health Department. Public Health Reporting Guidelines:
23. Jeong Uk Lim, Jae Ha Lee, Ju Sang Kim, Yong Il Hwang, dkk. Comparison of
Christopher C Whalen. Low Nutrient Intake among Adult Women and Patients
2004;8(3): 286-298.
Medicine. 2007.
31. Yung-Feng Yen, Pei-Hung Chuang, Muh-Yong Yen, Shu-Yi Lin, Pei-Chuang,
46
47
56