MINI PROJECT
Disusun Oleh :
Letda Ckm dr. Alfun Iqbal
Pendamping :
dr. Fia Dewi Auliani, MARS
PUSKESMAS SUKAMAKMUR
KABUPATEN ACEH BESAR, PROVINSI DI NAD, INDONESIA
PROGRAM INTRENSHIP PERIODE 2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
karunia-Nya penulis bisa menyusun sebuah karya ilmiah yang berjudul
"Pemanfaatan Kain Perca untuk Usaha Mikro" dengan lancar.
Tujuan penulisan mini project ini adalah untuk melengkapi syarat program dokter
internship Indonesia. Penulis sangat berterima kasih kepada dr. Fia Dewi Auliani,
MARS selaku pembimbing karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak lepas dari banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik maupun
saran. Kritik dan saran tersebut akan menjadi bahan evaluasi penulis kedepannya.
C. Tujuan ……………………………………………………… 5
D. Manfaat ……………………………………………………. 7
A. Definisi ………………………………….. 11
B. Tujuan ……………………………………… 15
A. Simpulan ………………………………………………… 39
B. Saran ……………………………………………………… 40
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 41
LAMPIRAN ……………………………………………….. 38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
sesuia dengan cita-cita bangsa Indonesia, dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang - Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat
kesehatan masyarakat dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan
(Kemenkes RI, 2011).
Hingga saat ini, masih banyak sekali anak-anak Indonesia yang meninggal
karena diare, juga juga anak-anak yang kurang gizi karena cacingan. Selain itu,
masih ada pula anak dan orang dewasa yang tertular dan meninggal karena
terinveksi virus flu burung. Padahal, dengan melakukan perilaku sederhana, cuci
tangan pakai sabun (CTPS) sebenarnya sudah dapat mengurangi risiko tertular
penyakit-penyakit tersebut. Data WHO menunjukkan, perilaku CTPS mampu
mengurangi angka kejadian Diare sebanyak 45 persen. Telah dibuktikan juga
bahwa CTPS dapat mencegah penyebaran penyakit kecacingan, serta mampu
menurunkan kasus infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan Flu Burung hingga
50 persen. Sanitasi penting, karena turut menyelamatkan jiwa (Kemenkes RI,
2011).
Riskesdas 2013 menyebutkan penyakit Diare merupakan penyebab
kematian nomor satu pada bayi (31,4%), balita (25,2), pada semua kelompok
umur nomor empat (13,2%). Berbagai faktor yang mempengaruhi penyakit Diare
diantaranya faktor perilaku kesehatan terutama perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) yang telah dikampanyekan, dari tingkat pusat maupun Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melalui Puskesmas, terutama di sekolah-sekolah, termasuk
tingkat SMP. Permasalahannya adalah sampai seberapa jauh peranan perilaku
CTPS dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya pada anak sekolah
(Bambang, 2014).
Cuci tangan merupakan salah satu solusi yang mudah dan efektif dalam
pencegahan penyakit menular dan juga dapat mencegah gangguan saluran
pencernaan. Masalah kesehatan yang sering timbul pada anak usia sekolah yaitu
gangguan perilaku, penyakit infeksi, penyakit saluran pencernaan, penyakit
saluran pernafasan, penyakit kulit dan malnutrisi. Masalah-masalah tersebut
karena kurangnya pengetahuan serta kesadaran akan pentingnya kesehatan
terutama kebiasaan mencuci tangan dan mengkonsumsi jajanan sehat. Cuci tangan
merupakan salah satu solusi yang mudah dan efektif dalam pencegahan penyakit
menular dan jajanan yang sehat juga dapat mencegah gangguan saluran
pencernaan (Depkes RI,2005).
Rumah Tangga Ber PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggota
keluarganya berperilaku hidup bersih dan sehat meliputi 10 indikator yaitu
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, Bayi diberi ASI eksklusif, balita
ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik seminggu
sekali, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan
tidak merokok didalam rumah (Dinkes Aceh Besar, 2015).
Salah satu penyebab diare pada masyarakat adalah perilaku hidup sehat
yang belum baik, masih banyak sampah yang di buang bukan pada tempatnya,
buang air besar tidak di jamban serta kebiasaan minum air mentah dan makan
yang tidak di dahului dengan mencuci tangan terlebih dahulu. Penderita diare
yang ditangani adalah Jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana
kesehatan dan kader pada suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun (Dinkes
Provinsi Aceh, 2015).
Wilayah kerja Puskesmas Suka Makmur mencakup 35 desa, dari 35 desa
tersebut, desa Sungai Limpah merupakan salah satu desa yang tinggi angka
kejadian Diare. Diare banyak terjadi pada usia dini sehingga pencegahan harus
dilakukan pada usia dini. Hal tersebut mendasari pemilihan sasaran penyuluhan
cuci tangan dengan sabun sebagai pencegahan diare pada usia dini di Madrasah
Ibtidayah Negeri Sungai Limpah.
B. Rumusan Masalah
6 Manakah yang lebih baik hand sanitizer atau sabun cuci tangan ?
C. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
D. Manfaat
Diharapkan mini project ini dapat dijadikan sebagai bahan refensi bagi
institusi untuk pengembangan lebih lanjut.
Bagi Peneliti
Diharapkan mini project ini dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi peneliti
untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti.
Diharapkan mini project ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi anak
sekolah untuk dapat mengembangkan pengetahuan di bidang kesehatan.
Bagi Masyarakat
Diharapkan mini project ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi
masyarakat untuk pengembanganyang berwawasan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Tujuan
A. Simpulan ………………………………………………… 39
B. Saran ……………………………………………………… 40
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mencuci tangan adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dan
keluarga dari sakit. n dan bagaimana Anda harus mencuci tangan agar tetap sehat.
Cuci Tangan Agar Tetap Sehat
Lima Langkah untuk Mencuci Tangan Anda dengan Cara yang Benar
Mencuci tangan itu mudah, dan itu salah satu cara paling efektif untuk mencegah
penyebaran kuman. Tangan yang bersih dapat menghentikan penyebaran kuman
dari satu orang ke orang lain dan di seluruh komunitas — dari rumah dan tempat
kerja Anda hingga fasilitas penitipan anak dan sekolah.
Basahi tangan dengan air bersih mengalir, matikan keran, dan oleskan sabun.
Lapisi tangan dengan menggosoknya bersama sabun. Sisir bagian belakang
tangan Anda, di antara jari-jari Anda, dan di bawah kuku Anda.
Gosok tangan setidaknya selama 20 detik. ( 6 langkah cuci tangan )
Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir.
Keringkan tangan dengan handuk bersih atau keringkan dengan tangan.
Ingat fakta-fakta kunci ini tentang pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
Gunakan hand saitizer saat Tidak Bisa Menggunakan Sabun dan Air
Mencuci tangan dengan sabun dan air adalah cara terbaik untuk menghilangkan
kuman di sebagian besar situasi. Hand sanitizer mengandung setidaknya 60%
alkohol. Sanitizer dapat dengan cepat mengurangi jumlah kuman di tangan dalam
beberapa situasi. Hand Sanitazer tidak menghilangkan semua jenis kuman. Hand
sanitizer tidak efektif ketika tangan kotor atau berminyak. Hand sanitizer tidak
menghilangkan bahan kimia berbahaya dari tangan seperti pestisida dan logam
berat. Berhati-hatilah saat menggunakan hand sanitizer di sekitar anak-anak.
Menelan Hand sanitizer berbasis alkohol dapat menyebabkan keracunan alcohol.
(CDC,2018)
BAB III
METODE
3.1. Jenis Kegiatan
Metode kegiatan dalam mini project ini adalah penelitian evaluasi, dimana
penelitian evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan penyuluhan terhadap
pengetahuan cuci tangan dengan sabun. Hasil dari penelitian ini digunakan
sebagai screening dan bentuk evaluasi penurunan angka kejadian diare.
Pengolahan hasil penelitian evaluasi ini menggunakan analisis presentase. Pada
kegiatan ini berdasarkan judul yaitu “EDUKASI MENGENAI CUCI TANGAN
PAKAI SABUN PADA MURID MADRASAH IBTIDAYAH SUNGAI LIMPA
SIBREH KABUPATEN ACEH BESAR PADA BULAN MEI TAHUN 2019”,
maka dilakukan evaluasi dengan cara pemberian quisioner pada 30 murid terbaik
yang dipilih dari kelas 3,4,5 MIN Sungai Limpah .
Sebelum dilaksanakan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ini,
koordinasi dilakukan dengan petugas puskesmas untuk menjadwalkan penyuluhan
cuci tangan dengan sabun di madrasah yang terpilih. Jadwal yang digunakan
sesuai dengan jadwal kegiatan madrasah dan dilakukan selama dua kali. Pertama
di lakukan pemberian quisioner awal pada 10 murid terbaik di setiap kelas
terpilih, untuk mengetahui pengetahuan murid tersebut karena program cuci
tangan dengan sabun terintegrasi dengan program PHBS di sekolah. Lalu
pertemuan kedua dilakukan penyuluhan dan perberian quisioner setelah
penyuluhan. Penyuluh bertugas menyiapkan diri dengan penguasaan materi
penyuluhan, cara penyampaian pesan, dan alat peraga penyuluhan.
1 Nurul Navizah 10 Pr 5 10 10
2 Shera Melany 9 Pr 4 10 10
3 Nida Nabila 10 Pr 5 10 10
4 M. Arif K 10 Lk 4B 8 10
5 Keysa Ashseva 10 Pr 4A 10 10
6 Zainab 9 Pr 4B 9 10
7 Nahdan N 10 Lk 4A 10 10
8 Ocahais B 8 Lk 3A 10 10
9 Ira Humaira 11 Pr 5 9 10
10 Nurul Azkia 11 Pr 5 10 10
11 Hajar 9 Lk 3 8 10
12 Ravy S 10 Lk 4A 10 10
13 M Firman 10 Lk 4A 10 10
14 Dara Nazwa P 10 Pr 3A 10 10
15 M Nazar 10 Lk 3A 8 10
16 Zahra M 12 Pr 5 10 10
17 Annisa S 11 Pr 5 10 10
18 Naiva Virasa 10 Pr 4A 10 10
19 Siti Aisyah A 9 Pr 3B 10 10
20 Tazkia Adila H 9 Pr 3B 10 10
21 Abdul Manan 10 Lk 5 10 10
22 Putri W 10 Pr 3b 10 10
23 Khansa D M 9 Pr 3B 10 10
24 Muzair Arifin 8 Lk 3A 10 10
25 Isra Mawadah 11 Pr 5 10 10
26 Keysa Alfira 10 Pr 4B 10 10
27 Hasbul Qahari 10 Lk 4B 10 10
28 Tazkia Hadina 11 Pr 5 10 10
29 Alfa Mahera 9 Lk 4B 10 10
30 Siti Zulaikha 10 Pr 5 10 10
4.2 Pembahasan
UKS dilakukan di MIN Sungai Limpah merupakan kegiatan yang
diintegrasikan dengan kegiatan Penyuluhan cuci tangan dengan sabun. Pada
pelaksanaan penyuluhan tersebut jumlah kehadiran murud di MIN Sungai Limpah
adalah 30 orang. Sebanyak 30 murid terpilih di MIN Sungai Limpah akan di
jadikan percontohan untuk murid lainnya. Hal ini dapat membantu program PHBS
di puskesmas dan di lanjutkan pada pembinaan UKS selanjutnya.
Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab kurangnya pengetahuan
murid tentang cuci tangan pakai sabun antara lain komunikasi informasi dan
edukasi kepada murid dan keluarga yang masih kurang sehingga kesadaran untuk
cuci tangan pakai sabun. Mengingat usia muda membutuhkan keluarga sebagai
pendamping, maka petugas kesehatan diharapkan melakukan pendekatan yang
lebih kepada keluarga dan guru di sekolah. Pendekatan secara aktif dapat pula
dilakukan dengan bantuan tokoh masyarakat yang disegani.
Dalam pelaksanaan UKS di MIN Sungai Limpah, kegiatan yang dilakukan
diawali dengan penyuluhan dan dilanjutkan dengan peragaan cuci tangan pakai
sabun. Kegiatan ini jika dilanjutkan dapat mengedukasi banyak orang serta
dilakukan berkelompok disertai peragaan agar memudahkan murid
memahaminya. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk keperluan penyuluhan
kesehatan serta sumber daya manusia merupakan bagian penting yang harus terus
ditingkatkan. Berdasarkan data yang tercatat saat kegiatan Penyuluhan di MIN
Sungai Limpah maka dari 30 murid yang terpilih ditemukan 5 murid atau 1,5 %
yang pengetahuan cuci tangan pakai sabun kurang. Setelah penyuluhan mengenai
cuci tangan 5 murid atau 100 % murid berhasil meningkatkan pengetahuan cuci
tangan pakai sabun. Berdasarkan data tersebut, tingkat pengetahuan cuci tangan
pakai sabun pada murid MIN Sungai Limpah di desa Lambira menunjukkan
keberhasilan yang signifikan setelah mendapatkan penyuluhan tentang cuci tangan
pakai sabun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain meningkatnya
tingkat pengetahuan murid MIN Sungai Limpah yang mempengaruhi kesadaran
menjaga kesehatan dengan cuci tangan pakai sabun secara rutin terutama sebelum
dan sesudah makan. Hal ini juga dipengaruhi terlibatnya tenaga kesehatan dan
pengajar untuk memotivasi dan promosi pentingnya cuci tangan pakai sabun.
Pada pelaksanaan UKS di MIN Sungai Limpah Bukti dilakukan penyuluhan
mengenai cuci tangan pakai sabun pada murid terpilih. Selama pelaksanaan
penyuluhan berjalan lancar, walaupun jumlah murid yang datang sedikit.
Beberapa murid mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan dan ada
yang memberikan pernyataan tentang cuci tangan pakai sabun setelah
penyuluhan. Secara umum pelaksanaan penyuluhan cuci tangan pakai sabun
berjalan lancar.
BAB IV
KESIMPULAN
Lampiran
Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun
Selasa, 30 April 2019
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Murwanto, 2015, Faktor Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di
SMP, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Universitas indonesia.
Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2009. Profil Kesehatan Provinsi Aceh 2009