Karya Tulis Ilmiah Ini DiajukanUntuk Memenuhi Salah Satu Persayratan Dalam
Ujian Proposal Karya Tulis Ilmiah
i
LEMBAR PERSETUJUAN
OLEH
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
semua Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini dengan Judul : “Laju Endap Darah Pada Penderita
Suspektuberculosis Di Puskesmas Timika Jayakabupaten Mimika Tahun 2019”
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar –
besarnya kepada seluruh pihak atasbantuan yang telah diberikan dalam penyusunan
proposal Karya Tulis Ilmiah,kepada :
1. Bapak Dr. Arwam Hermanus Markus Zeth, SE, M.Kes, D.Min, Sebagai
Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura sekaligus sebagai
penguji utama Karya Tulis Ilmiah.
2. Ibu Dr. Yohanna Sorontou, M.Kes, sebagai Ketua Jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura dan juga sebagai
Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan,
motivasi, dan segala bantuan kepada penulis.
3. Bapak Fajar B.Kurniawan, S.ST, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan segala bantuan
kepada penulis.
4. Semua pihak yang telah berturut serta membantu penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini Penelitian ini, yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini sangat penulis harapkan.
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
Halaman
PROPOSAL PENELITIAN........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................................3
1.3.1. Tujuan Umum..............................................................................................3
1.3.2. Tujuan Khusus.............................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................21
iv
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1
170.000 di antaranya meninggal dunia.pada tahun 2012 di perkirakan
proporsi kasus TB anak di antara seluruh kasus TB secaraglobal mencapai
6% atau 530.000 pasien TB anak pertahun,atau sekitar 8% dari total kematian
yang di sebabkan TB.2
Jumlah kasus Tuberculosis di Indonesia tahun 2017 sebesar 1.020.000
atau 391 per 100.00 penduduk . Sedangkan TBHIV Sebesar 45.000 kasus
pertahun Dengan insiden TBHIV sebesar 17 per 100.000 penduduk.
Kematian karena Tuberculosis di perkirakan sebesar 110.000 dengan tingkat
kematian sebesar 42 per 100.000 penduduk.3
Jumlah kasus Tuberculosis di Profinsi Papua terus mengalami kenaikan
pada tahun 2017 adalah 315 per 100.000 penduduk dengan angka insiden 304
per 100.000 dan angka jumlah kematian 26 per 1000 penduduk.Kabupaten
kota yang telah mencapai target 70% penemuan kasus TB di tahun 2017
berjumlah 9 kab/kota (31%) dari 29 kab/kota di Provinsi Papua. Penemuan
kasus TB anak tahun 2017 terus mengalami peningkatan dengan rata – rata
peningkatandari tahun 2015 hingga tahun 2018. Peningkatan penemuan
kasus Tb di ikuti pula dengan peningkatan kasus TB anak dan TBHIV.3
Di Kabupaten Mimika sendiri penyakit TB merupakan masalah
kesehatan yang harus di tanggulangi oleh pemerintah daerah itu sendiri . Data
dari dinas kabupaten mimika menyatakan bahwa jumlah kasus TB dari tahun
2014 sebanyak 942 kasus,tahun 2015 980 kasus,tahun 2016 1.498 kasus
tahun 2017 1.592 kasus. Menurut laporan dinas kesehatan kabupaten mimika
untuk capaian angka keberhasilan pengobatan penyakit TB dari tahun 2014-
2017. Pada tahun 2014 angka keberhasilan pengobatan TB sebanyak 37 % di
tahun 2015 naik menjadi 71%,sedangkan tahun 2016 turun menjadi 68% .dan
tahun 2017 naik menjadi 72%. Angka keberhasilan pengobatan TB pada
beberapa puskesmas di kabupaten mimika juga masih di bawah target yaitu
72%.4
2
Tabel 1.1
Data Pemeriksaan Pasien Tuberculosis di Puskesmas Timika Jaya
Kabupaten Mimika
Jumlah suspect Jenis Kelamin Jumlah TB
Tahun TB yang di positif %
periksa
L P
2015 29 15 14 6 20,7
2016 133 46 87 11 8,3
2017 90 56 34 13 14,4
(Data Sekunder)
Berdasarkan Latar Belakang Diatas Maka Peneliti Tertarik Untuk
Melakukan Penelitian Tentang “Laju Endap Darah Pada Penderita
Suspektuberculosis Di Puskesmas Timika Jayakabupaten Mimika Tahun
2019”
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Gambaran Laju Endap Darah Pada Penderita Suspek
Tuberculosis berdasarkan jenis kelamin Di Puskesmas Timika Jaya
Kabupaten Mimika Tahun 2019?
2. Bagaimana Gambaran Laju Endap Darah Pada Penderita Suspek
Tuberculosis berdasarkan Usia Di Puskesmas Timika Jaya Kabupaten
Mimika Tahun 2019?
3. Bagaimana Gambaran Laju Endap Darah Pada Penderita Suspek
Tuberculosis berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Timika Jaya
Kabupaten Mimika Tahun 2019?
4. Bagaimana Gambaran Laju Endap Darah Pada Penderita Suspek
Tuberculosis berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Timika Jaya
Kabupaten Mimika Tahun 2019?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Laju Endap Darah Pada Penderita Suspek
Tuberculosis Di Puskesmas Timika Jaya Kabupaten Mimika Tahun
2019.
3
1.3.2. Tujuan Khusus
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
Laju Endap Darah (LED), dalam bahasa inggris di sebut Erythrocyte
Sedimentation Rate (ESR) atau Blood Sedimentation Rate (BSR) adalah
pemerikaan untuk menentukan kecepatan eritrosit mengendap dalam darah
yang tidak membeku(darah yang berisi antikoagulan) pada suatu tabung
vertikal dalam waktu tertentu.
Laju Endap Darah ( LED )atau juga biasa disebut Erithrocyte
Sedimentation Rate (ESR) adalah ukuran kecepatan endap eritrosit,
menggambarkan komposisi plasma serta perbandingan eritrosit dan plasma.
LED dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas permukaan sel serta gravitasi
bumi.1
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Endap Darah
1) Faktor Eritrosit
a) Jumlah eritrosit kurang dari normal.
b) Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga
lebih mudah atau cepat membentuk rouleax.
2) Faktor Plasma
a) Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat
pembentukan rouleax.
b) Peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) biasanya terjadi
pada proses infeksi akut maupun kronis.
3) Faktor Teknik Pemeriksaan
a) Tabung pemeriksaan digoyang atau bergetar akan mempercepat
pengendapan.
b) Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (˃20 oC) akan
mempercepat pengendapan.
5
Pemeriksaan LED sering dilakukan untuk membantu menetapkan
adanya TB dan mengevaluasi hasil pengobatan atau proses
penyembuhan selama dan setelah pengobatan. Pemeriksaan LED
dilakukan dengan mengukur kecepatan mengendap sel darah dalam
pipet khusus (pipet westergren), pada orang normal nilai LED
dibawah 20 mm/jam. Pada penderita TB nilai LED biasanya
meningkat, pada proses penyembuhan nilai LED akan turun. Penilaian
hasil LED harus hati-hati, karena hasil LED juga dapat meningkat
pada penyakit infeksi bukan TBC. 1
2.1.3. Proses pengendapan darah
Darah dengan antikoagulan dalam tabung LED yang dibiarkan
tegak lurus dalam waktu tertentu akan mengalami pemisahan sehingga
menjadi dua lapisan, lapisan atas berupa plasma dan lapisan bawah berupa
eritrosit. Pemisahan tersebut ditentukan oleh masa jenis eritrosit yang
dipengaruhi oleh komposisi plasma. Proses pengendapan darah tersebut
terjadi dalam tiga tahap:
6
2.1.4. Nilai normal LED
Nilai normal untuk pria dan wanita berbeda ;5
Menurut cara wintrobe :
Laki – laki < 10 mm / 1 jam
Perempuan < 20 mm / 1 jam
Menurut cara westergren
Laki – laki < 10 mm / 1 jam
Perempuan < 15 mm / 1 jam
2.1.5. Metode Pemeriksaan LED
1) Metode Westergreen
2) Metode Wintrobe
2.2.1 Pengertian
2.2.2 Etiologi
Bakteri ini berbentuk batang yang tahan asam atau sering di sebut
sebagai basil tahan asam, untuk di ketahui bahwa manusia adalah sebagai
inang (host) terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri
7
tersebut. penyebaran penyakit TBC terjadi melalui udara (droplet)yang
berasal dari pasien yang terinfeksi TB positip.7
2.2.3 Morfologi
8
a. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali
b. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas
Gejala utama pasien TBC yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Batuk dapat di kuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah ,batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
meriang lebih dari satu bulan.6
9
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB paru di bagi dalam :
1) Kasus baru
2) Kasus kambuh
10
4) Kasus Gagal
5) Kasus Kronik
6) Kasus bekas TB
11
pulang,terduga pasien membawasebuah pot dahak untuk
menampung dahak pagi pada hari kedua.
b. P ( pagi ) : Dahak di tampung di rumah pada pagi hari
kedua,segerah setelah bangun tidur. Pot di bawa dan di serahkan
sendiri kepada petugas di fasyankes.
c. S (sewaktu) : Dahak di tampung di fasyankes pada hari
kedua,saat menyerahkan dahak pagi.
2. Pemeriksaan Biakan
a) Pasien TB ekstraparu
b) Pasien TB Anak
c) Pasien TB dengan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis
langsung BTA negatif.pemeriksaan tersebut di lakukan di sarana
laboratorium yang terpantau mutunya . Apabila di mungkinkan
pemeriksaan dengan menggunakan tes cepat yang di
rekomendasikanWHO maka untuk memastikan diagnosis di
anjurkan untuk memanfaatkan tes cepat tersebut.2
2.2.9. Diagnosis Tuberculosis
1. Diagnosis TB paru
a) Diagnosis TB paru harus di tegakkan terlebih dahuludengan
pemeriksaan bakteriologis.pemeriksaan bakteriologis yang di
maksud adalah pemeriksaan mikroskopis langsung,biakan,dan
tes cepat.
b) Apabila pemeriksaansecara bakteriologis negatif ,maka
penegakkan diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis
menggunakan hasil pemeriksaan klinis dan penunjang ( setidak-
tidaknya pemeriksaan foto toraks).9
2. Diagnosis TB Ekstra Paru
a) Gejala dan keluhan tergantung pada organ yang
terkena,misalnya : Meningitis TB, nyeri dada pada TB
pleura(pleuritis) dan lain-lainnya.
b) Diagnosis pasti pada pasien TB ekstra paru di tegakkan dengan
pemeriksaan klinis,bakteriologis dan atau histopatologis dari
ontoh uji yang di ambil dari organ tubuh yang di ambil.
12
c) Di lakukan pemeriksaan bakteriologis apabila juga ditemukan
keluhan dan gejala yang sesuai, untuk menemukan
kemungkinan adanya TB paru.
2.2.10 Pembacaan BTA
1. Cari lebih dahulu lapang pandang dengan objektif 10x.
2. Teteskan satu tetes minyak emersi diatas hapusan dahak.
3. Periksa dengan menggunakan lensa okuler 10x untuk menentukan fokus
dan objektif 100x. Untuk melakukan pembacaan di sepanjang garis
horisontaldari ujung kiri ke ujung kanan atau sebaliknya. Dengan
demikian akan di baca minimal 100 lapangan pandang.
4. Carilah Basil Tahan Asam (BTA) yang berbentuk berwarna merah.
5. Periksa paling sedikit 100 lapang pandang atau dalam waktu kurang lebih
10 menit, dengan cara menggeserkan sediaan menurut arah.
6. Sediaan dahak yang telah diperiksa kemudian direndam dalam xylol
selama 15-30 menit untuk membersihkan minyak imersi, lalu disimpan
dalam kotak sediaan.9
2.2.11 Interprestasi Hasil BTA
Tabel 2.1
Interpretasi Hasil Pemeriksaan BTA Skala IUATLD
Hasil Hasil
Negatif Tidak di temukan BTA dlm 100 lapangan pandang
Scanty Di Temukan BTA 1-9 BTA dlm 100 lapangan pandang
1+ Ditemukan 10-99 BTA dlm 100 lapangan pandang
2+ Ditemukan 1-10 BTA dlm setiap lapangan pandang (periksa
minimal 50 lapangan pandang)
3+ Ditemukan ≥10 BTA dlm 1 lapangan pandang(periksa minimal 20
lapangan pandang)
(Kemenkes RI, 2012)
2.3. Kerangka Teori
Gejala:
Tersangka Suspect TBC Batuk, Berdahak, Kelelahan, Demam,
berkeringat malam hari, kehilangan nafsu
makan
Ditemukan:
Negatif Bentuk: Bacil
Warna : Merah
Sifat : Tahan
Asam 13
Pemeriksaan LED
Laki-laki : 0 -10
mm/jam
Perempuan :0 – 15
mm/jam
Positif 3
14
2.4 Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Karakteristik
1. Usia
2. Pekerjaan Variabel Terikat
3. Jenis Kelamin
4. Nilai LED
5. Pekerjaan Gambaran Laju Endap Darah Pada Penderita
Variabel Antar
Keterangan :
: Variabel Bebas
: Variabel Terikat
: Variabel Antar
15
2.5 2.5. Definisi Operasional
16
3.1. JenisPenelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental dengan
menggunakan desain cross sectional study.
3.2.TempatdanWaktuPenelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Timika Jaya Kabupaten
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan bulan Februari - Maret 2019.
17
2. Prosedur Kerja
a) Isaplah dalam semprit steril 0,4 ml natrium sitrat 3,8 % yang steril
b) Lakukan fungsi vena dengan semprit itu dan isaplah1,6 ml darah
sehingga endapatkan 2,0 ml campuran
c) Masukkan campuran itu kedalam tabung dan campurlah baik- baik.
d) Isaplah darah itu kedalam pipet westergren sampai garis bertanda 0
mm,kemudian biarkan pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak
westergren selama 60 menit.
e) Bacalah tinggi lapisan plasma dengan milimeter dan laporkan
angka itu sebagai laju endap darah.
3. Pelaporan
Hasil di laporkan Dalam mm / jam
4. Nilai Normal
Laki – laki : 0 - 10 mm / jam
Perempuan : 0 - 15 mm / jam
3.5. Sumber Data Penelitian
1. Data Primer adalah data dari objek penelitian yang didapat secara langsung
melalui pemeriksaan laboratorium.
2. Data sekunder adalah datadari objek penelitian yang didapat secara tidak
langsung. Peneliti mendapatkan sumber data pasien yang telah tersimpan
dalam dokumen di RSUD Timika
3.6. Teknik Pengolahan Data
18
3.7. Analisis Data
Data-data yang telah disusun, dianalisa secara deskripsi dan
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.Data hasil pengukuran
ditabulasi dan disajikan dalam bentuk presentase dan kemudian
diuraikan secara Deskriptif dengan rumus sebagai berikut
LED = Jumlah spl meningkat/menurun dan tidak berbeda x 100
Jumlah Responden
19
3.8 Alur Penelitian
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/tuberkulosis-paru/etiologi
https://www.klikpdpi.com/konsensus tb/tbhtml
Melhax Rahmalillah, 2016, Gambaran Nilai Laju Endap Darah Pada Penderita
Tuberkulosis Paru Dengan BTA Positif Di RSUD Ciamis
https://studylibid.com/doc/981342/gambaran-nilai-laju-endap-darah-pada-
penderita-tuberkulos...
21
Bakti Husada, 2012, Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
2. Bakti Husada, 2014, Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
3. Dinkes Profinsi Papua, 2017, Profil Data Tuberculosis Provinsi Papua
4. Dinkes Kabupaten Mimika, 2018, Capaian Program Tuberculosis Di
Kabupaten Mimika.
5. https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/tuberkulosis-
paru/etiologi
6. https://www.klikpdpi.com/konsensus tb/tbhtml
7. Melhax Rahmalillah, 2016, Gambaran Nilai Laju Endap Darah Pada
Penderita Tuberkulosis Paru Dengan BTA Positif Di
RSUD Ciamis
https://studylibid.com/doc/981342/gambaran-nilai-laju-
endap-darah-pada-penderita-tuberkulos...
8. Prof. Dr. R. Ganda Soebrata, 1968, Penuntun Laboratorium Klinik Di
Terbitkan Oleh Dian Rakyat – Jakarta Anggota IKAPI
22