”
lambat. TB mendorong respon dari imum kita yang menyebabkan kerusakan jaringan yang
signifikan. Bahkan pengobatan TB yang sukses sering kali meninggalkan jaringan parut
permanen dan fibrosis. TB yang tidak diobati dapat berkembang menjadi emfiema
tuberculosis dan fibrotoraks. Angka mortalitas yang tinggi kadang disebabkan karena ada
kerusakan pada pembuluh darah bronkus dan paru yang dapat menyebabkan hemoptisis.
TB aktif merupakan penyakit merusak yang menyebabkan penurunan berat
badan,demam,dan kehilangan nafsu makan. Ketika seseorang dengan batuk TB paru
aktif, bakteri dapat dilepaskan ke udara dan dapat menginfeksi orang lain. Hal ini terjadi
ketika ada bakteri Mycobacterium Tuberculosis terjepit di alveoli. TB yang telah
terinfeksi aliran darah dan beredar seluruh tubuh dikenal sebagai TB miliaria, yang
merupakan bentuk yang sangat serius dari penyakit ini. TB Miliaria umumnyaterjadi pada
anak-anak dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah(WHO, 2004).
ETIOLOGI
Penyebab Tuberkulosis (TB) paru adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis yang merupakan jenis kuman berbentuk
batang berukuran panjang 1 sampai 4 mm dengan tebal 0,3 sampai 0,6 mm. Sebagian besar komponen
Mycobacterium tuberculosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap asam sehingga
disebut Bakteri Tahan Asam (BTA), serta sangat tahan tehadap zat kimia dan faktor fisik yang dapat juga bertahan
pada udara yang kering maupun dalam keadaan dingin,hal ini karena kuman bersifat dormant, yaitu dapat aktif
kembali dan menjadikan 12 tuberkulosis ini aktif lagi. Sifat lain adalah aerob dimana kuman lebih menyenangi
Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang lain oleh transmisi melalui udara. Individu terinfeksi, melalui berbicara,
batuk, bersin, tertawa, atau bernyanyi, melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100 µ) dan kecil (1-5 µ). Droplet
yang besar menetap, sementara droplet yang kecil tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang rentan. Mereka
yang kontak dekat dengan seorang penderita TB aktif, mempunyai resiko untuk tertular tuberkulosis, hal ini juga
tergantung pada banyaknya organisme yang terdapat di udara (Smeltzer dan Bare, 2011).
MANIFESTASI KLINIK
Menurut (Wikurendra, 2019) terdapat 2 tipe gejala TB paru, yaitu:
1. Gejala Umum
a. Batuk lebih dari 3 minggu, 7 Gejala ini timbul karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk lama
yang terjadi lebih dari 3 minggu disertai dengan dahak maupun tidak selanjutnya akan terjadi
batuk darah karena pembuluh darah yang pecah (Suherni & Maduratna, 2013).
b. Demam Demam lama tanpa sebab yang jelas terjadi secara berulang dan disertai berkeringat
pada malam hari. Suhu tubuh penderita bisa mencapai 40-41 ºC (Suherni & Maduratna, 2013).
c. Berat badan menurun tanpa sebab Berat badan yang menurun tanpa sebab ini selain nafsu
makan yang menurun, pada anak berat badan tidak akan bertambah (Suherni & Maduratna, 2013).
Gejala Khusus
a. Berdasarkan organ tubuh mana yang terinfeksi. Sebagai contoh jika terdapat sumbatan
sebagian pada bronkus, diakibatkan oleh penekanan kelejar getah bening yang membesar,
b. Akan menimbulkan suara “mengi” atau terdapat tambahan suara napas wheezing,
suara nafas akan melemah, terdapat sesak dan bisa menimbulkan nyeri dada jika terdapat
cairan dipleura,
c. Jika mengenai tulang akan menimbulkan gejala seperti infeksi tulang yang akan
d. Pada anak-anak dapat mengenai otak (meningitis) dengan gejala demam tinggi,
pasien dengan terapi OAT yang adekuat. Tingkat rekurensi TB paru umumnya adalah 0–14%. Pada
negara dengan insidensi TB yang rendah, rekurensi terjadi karena relaps dan umumnya terjadi
pada 12 bulan setelah pengobatan. Sementara itu, pada negara dengan insidensi TB yang tinggi,
Kelompok pasien yang memiliki prognosis TB paru yang lebih buruk adalah pasien berusia
lanjut, pasien bayi dan anak-anak, pasien yang terlambat diobati, pasien dengan gangguan
imunitas tubuh, pasien dengan gangguan pernapasan berat, serta pasien dengan multi-drug
resistant TB
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
TB (Tuberculosis) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan tujuh spesies mikobakteri terkait seperti :
Mycobacterium bovis, Mycobacterium africanum, Mycobacterium Canetti dan Mycobacterium mungi. Namun tidak semua spesies ini dapat
menyebabkan penyakit pada manusia. Guna mengurangi bertambahnya TB paru dan masalah yang ditimbulkan oleh penyakit TB paru, perlu
dilakukan penanganan awal yang dapat dilakukan adalah di lingkungan keluarga. TB paru juga sangat banyak ditemukan diantara orang miskin,
gelandangan, dan penjara. Individu ini memiliki sumber daya yang terbatas untuk menjalani terapi yang panjang dalam proses penyembuhan.
Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah
India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia. Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000
kasus baru dan kematian 101.000 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110 per 100.000 penduduk(Asti, 2005). Modalitas dari fisioterapi
dapat mengurangi bahkan mengatasi gangguan terutama yang berhubungan dengan gerak dan fungsi diantaranya memperlancar sirkulasi darah
dengan menggunakan Infra red dan ACBT akan mengurangi atau menghilangkan sputum dan spasme otot pernapasan, membersihkan jalan
napas, membuat menjadi nyaman, melegakan saluran pernapasan dan akhirnya batuk pilek dapat terhentikan. Akhirnya memperbaiki pola
STATUS KLINIS
Nama Usia
Ny. C
42th
Alamat
occupation
Moh. Toha, Jl.
Kariyawan pabrik
Karasak, Bandung
Physical Therapist : Sri Parwati
Activity:
Kesulitan berjalan dekat karena sesak nafas ( d450)
Participation:
Sebagai pekerja pabrik masih aktif dan masih berkumpul
dengan teman-temannya
Personal factors:
Motivasi baik
Environmental factors:
Keluarga mendukung (e310)
Main Problem:
Sesak nafas
Spasme m, sternocleidomastoideus
PT Diagnose:
Sesak nafas, batuk kering selama 2 tahun ec penyakit paru
obstruksi kronis post Tubberkolosis
Goal Treatments:
Jangka pendek:
Mengurangi derajat sesak nafas
Mengurangi spasme m. sternocleidomastoideus
Memperbaiki posture
Meningkatkan pergerakan ekspansi thoraks
Treatment Plans:
a) IR
Tujuan : Melancarkan Sirkulasi Darah
Mengurangi spasme otot pernapasan
Interventions: (tekhnik)
Home Programs:
Latihan memakai kain segitiga dilipat menjadi 4 simpan di
lingkar kosta ke 8, saat expirasi tangan kanan menarik kain ke
kanan tangan kiri tetap mempertahankan
Evaluation :
Pasien sangat rajin untuk fisioterapi
Hasil Terapi Akhir
Mardino.Sasono. 2013. “Pengaruh Latihan Batuk Efektif Terhadap Frekuensi Pernafasan Pasien TB Paru di Instalasi Rawat
Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Tahun 2013”. Jurnal HArapan BAngsa Vol. 1 No.2 Desember
2013.
Pranowo, Chrisantus. 2014. “Efektifitas Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Sputum Untuk Penemuan BTA Pada PAsien TB
Paru Di Ruang Rawat Inap RS Mardi Rahayu Kudus”. Universitas Diponegoro. eprints.undip.ac.id/10476/1/art ikel.pdf,
21 September 2014.
Sudoyo. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan, FKUI.
Smeltzer dan Bare. (2010). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC
The Health Academy World Health Organization. 2004. Tuberculosis. World Health Organization (WHO). Switzerland
Wikurendra, E. A. (2010). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tb Paru Dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal
Ekologi Kesehatan, 9(4), 1340-1346.
Wold Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2016. Switzerland.