TB
KELOMPOK 2
1. FERDIYDANTO HENDRRA (841420055)
2. ADRIYANTO LASULIKA (841420068)
3. FAHRUL B. ABDUL SALAM (841420058)
4. NI MADE DWI SANTIKA PUTRI (841420061)
5. REYTA SAFITRI BAGINDA (841420090)
6. DELIYANA USMAN (841420094)
7. MAHDALIA SALSABILA YUSUF (841420083)
8. NOVITA SANIA TINAWENG (841420059)
9. NUR NADILA ALAMRI (841420065)
10. NUR FATIYA ATUNA (841420092)
11. VIA SELVINA (841420170)
12. PADILA NJULU (841420088)
13. FADLIAH AULIA HUSAIN (841420060)
14. IVANA ARDIAH MOHA (841420086)
15. SRI FAJRIANI TAHIR (841420067)
16. DENADI NUR NABILA (841420076)
KONSEP MEDIS
DEFINISI
b. Pembagian secara aktivitas radiologis tuberkulosis paru (Koch pulmonum) aktif, non
aktif dan quiescent (bentuk aktif yang mulai menyembuh) 3
c. Pembagian secara radiologis (luas lesi )
1). Tuberkulosis minimal
2). Moderately advanced tuberkulosis
3). Far advanced tuberculosis
Sesuai dengan program Gerdunas-TB (Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis) klasifikasi tuberkulosis paru dibagi sebagai berikut :
a. TB Paru BTA Positif dengan kriteria :
1. Dengan atau tanpa gejala klinik
2. BTA positif
3. Gambaran radiologik sesuai dengan TB paru
b. TB Paru BTA Negatif dengan kriteria :
1. Gejala klinik dan gambaran radiologik sesuai dengan TB paru aktif
2. BTA negatif, biarkan negatif tapi radiologik positif
Prognosis dapat menjadi buruk bila dijumpai keterlibatan ekstra paru, keadaan immunodefisiensi, usia tua, dan
riwayat pengobatan TB sebelumnya. Pada suatu penelitian TB di Malawi, 12 dari 199 orang meninggal,
dimana faktor risiko terjadinya kematian diduga akibat BMI yang rendah, kurangnya respon terhadap terapi
dan keterlambatan diagnosa (Herchline, 2013).
Kesembuhan sempurna biasanya dijumpai pada kasus non-MDR dan nonXDR TB, ketika regimen pengobatan
selesai. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi dengan sistem DOTS memiliki tingkat kekambuhan 0-
14 %. Pada negara dengan prevalensi TB yang rendah, kekambuhan biasanya timbul 12 bulan setelah
pengobatan selesai dan biasanya diakibatkan oleh relaps. Hal ini berbeda pada negara dengan prevalensi TB
yang tinggi, dimana kekambuhan diakibatkan oleh reinfeksi (Herchline, 2013).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Wahid & Imam (2013), dampak masalah yang sering terjadi pada tuberculosis paru adalah :
1. Hemomtisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok
hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial.
3. Bronki ekstasis (peleburan dari saluran nafas bawah) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses
pemulihan atau reaktif) pada paru.
4. Pneumothorak (adanya udara dalam rongga pleura) spontan : kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal, dan sebagainya.
6. Insufisiensi kardiopulmonar (Chardio Pulmonary Insuffcieency).
Pencegahan
Cara batuk
Menurunkan konsentrasi bakteri
Penggunaan masker
Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Tes Tuberkulin
Konsep Keperawatan
Pengkajian
Identitas klien
Nama : Tidak terkaji
Usia : Tidak terkaji
Jenis kelamin : Tidak terkaji
Agama : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Suku Bangsa : Tidak Terkaji
Tanggal masuk : Tidak Terkaji
Tanggal Keluar : Tidak Terkaji
No. Registrasi : Tidak Terkaji
Diagnosa Medis : Tuberculosis
Lanjutan..,
Pemeriksaan Fisik
1). TD : Normal ( kadang rendah karena kurang istirahat)
2). Nadi : Pada umumnya nadi pasien meningkat
3). Pernafasan : biasanya nafas pasien meningkat (normal : 16- 24x/m)
5). Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada malam hari. Suhu mungkin tinggi atau tidak
teratur. Seiring kali tidak ada demam
Keadaan Fisik
1) Kepala Inspeksi : Biasanya wajah tampak pucat, wajah tampak meringis, konjungtiva anemis,
skelra tidak ikterik, hidung tidak sianosis, mukosa bibir kering, biasanya adanya pergeseran
trakea.
2) Thorak Inpeksi : Kadang terlihat retraksi interkosta dan tarikan dinding dada, biasanya pasien
kesulitan saat inspirasi Palpasi : Fremitus paru yang terinfeksi biasanya lemah Perkusi :
Biasanya saat diperkusi terdapat suara pekak Auskultasi : Biasanya terdapat bronki
Lanjutan …
3) Abdomen Inspeksi : biasanya tampak simetris Palpasi : biasanya tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : biasanya terdapat suara tympani Auskultasi : biasanya bising usus pasien tidak
terdengar
4) Ekremitas atas Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada edema
5) Ekremitas bawah Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada edema.
Pemeriksaan Diagnostik
1) Kultur sputum: Mikobakterium TB positif pada tahap akhir penyakit.
2) Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam).
3) Foto toraks: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas; pada tahap dini tampak gambaran bercak-
bercak seperti awan dengan batas tidak jelas; pada kavitas bayangan, berupa cincin; pada
klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4) Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atatu kerusakan paru karena TB paru.
5) Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED).
6) Spirometri: penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun.
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (D.001)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirai
2. Gangguan Pertukaran Gas (D.003)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Resoirasi
3. Nyeri Akut (D.0077)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
4. Hipertermia (D.0130)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
5. Defisit Nutrisi (D.0019)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
Daftar Pustaka
Padang, P. K. (2017). Tuberkulosis Paru Di Ruang Paru.
Notoatmodjo, 2014:141, Ferretti, F., Planzer, S., Wilson, T., Keyes, M., Tang, Z. S., Durovic, M., Micklitz, H.
W., Baretić, M., Petrović, S., Kono, T., Hiscock, M., Reich, A., Geometry, R., Analysis, G., Ziegel, J. S., Lerner,
S., م. و. د,عامر., Geometry, R., & Analysis, G. (2014). Proceedings of the 8th Biennial Conference of the
International Academy of Commercial and Consumer Law, 1(hal 140), 43.
http://www.springer.com/series/15440%0Apapers://ae99785b-2213-416d-aa7e-3a12880cc9b9/Paper/
p18311
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan indikator
diagnositk. Jakarta Selatan: Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan tindakan
keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luarani Keperawatan Indonesia Definisi dan kriteria hasil
keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
TERIMA KASIH