Anda di halaman 1dari 30

SISTEM DIGESTIVE

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

Dosen Pembimbing : Ns., Nurdiana Djamaludin M.Kep.

Oleh :
Kelompok 3 Kelas A sebagian B
Kelas A 14. Sri Ilvana Rahman (841420034)
1. Afrilia Jaya Markus (841420004) 15. Siti Fajrin Djalil (841420032)
2. Agustina Durahim (841420007) 16.Subhan Muttaqin Bilondatu
3. Amelia Hulubangga (841420042) (841420070)
4. Apria Putri Pratiwi Pakaya (841420030) 17. Yayuk Yudistira Mauke (841420026)
5. Ayu Puspita Mobonggi (841420033)
6. Dwi yulistiara P. Mooduto (841420015) Kelas B
7. Firliyanti Mustapa (841420040) 1. Adriyanto Lasulika (841420068)
8. Indah ChairurNisa (841420039) 2. Aisyah Nuur Fadilah (841420074)
9. Izzatul Magfirah Baba (841420019) 3. Aqillah Zahra Burdah (841420066)
10. Juan Syarif Ali (841420139) 4. Ni made Dwi Santika Putri (841420061)
11. Mirsin H.N. Dahitu (841420029) 5. Putri Apriliani (841420075)
12. Paradiyastuti Mohamad (841420037) 6. Reka Afrilia Tanaiyo (841420057)
13. Pratiwi Djibu (841420018) 7. Samitha Eka Putri Harun (841420056

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR

Pertama –tama kami panjatkan puja dan puji syukur kepada tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini
dilakukan semata-mata dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 2.Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangat sulit bagi
penyusun untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada sebagai dosen pengampu yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran
untuk mengarahkan penyusun dalam penyusunan makalah ini

Akhir kata dari kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
pihak yang telah membantu.

Gorontalo, 25 Maret 2022

Kelompok 3
PROBLEM BASED LEARNING

(PBL)

MODUL III

KRAM PERUT

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan telah mampu menjelaskan


tentang penyakit system Digestive.

SCENARIO

Seorang Wanita berusi 28 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan kram perut dan
bengkak sudah lebih seminggu. Hasil pengkajian ditemukan bengkak pada perut, mual,
belum BAB (>7 hari), tidak ada nafsu makan, muntah (bau seperti feses), Riwayat kecelakaan
8 hari yang lalu. TD 120/80 mmHG, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 18x/menit
dan suhu 37,7oC.
BAB I

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. KLASIFIKASI ISTILAH PENTING


a) Mual
Mual adalah kecederungan untuk meuntah atau sebagai perasaan di tenggorokan
atau Epigastrium yang memperingatkan seorang individu bahwa muntah akan
terjadi. (Dipiro et al., 2015)
b) Muntah
Muntah di definisikan sebagai ejeksi atau pengeluaran isi lambung melalui mulut,
seringkali membutuhkan dorongan yang kuat. (Dipiro et al.2015)
c) Kram
Kram Perut atau istilah media disebut colic abdomen merupakan umum
menggambarkan rasa sakit di perut melilit akibat kontraksi oto polos yang
terdapat pada organ dalam rongga perut atau abdomen (Scienta, 2019)
d) Suhu Tubuh
Suhu adalah ukuran derajat panas dan dingin suatu benda. Alat yang digunakan
untuk mengukur suhu tubuh disebut Termometer. Suhu tubuh menunjukan derajat
panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda
tersebut. (Idawati Supu, 2016)
e) Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang di pompa oleh jantung ke dinding
arteri yang meliputi tekanan darah sistolik dan diastolic. (Cindy, 2019)
 Bayi : 70-90/50 mmHg
 Anak – Anak : 80 – 100/60 mmHg
 Dewasa Muda : 110 – 125/60 mmHg
 Dewasa Tua : 130-50/90
f) Respirasi
Respirasi atau yang biasa disebut dengan pernapasan adalah proses menghirup
udara bebas yang mengandung O2 (Oksigen) dan mengeluarkan udara yang
mengandung CO2 (Karbondioksida) sebagai sisa oksidasi keluar tubuh. Proses
menghirup oksigen disebut indpirasi sedangkan proses mengeluarkan
karbonsioksida disebut ekspirasi. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan
zat kebutuhan utama . (Utama, 2018)
g) Denyut Nadi
Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah di pompa
keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri
melintas. Jumlah frekuensi nadi per menit (Normal pada dewasa : 60 – 100
klai/menit) Takikardia bila frekuensi nadi > 100 kali/meniy, sedangkan
bradikardia bila frekuensi nadi <60/menit. (Dhani Redhono, 2018)
h) Feses
Tinja atau Feses adalah hasil dari digesti dan absorbs asupan (Intake) air, makanan
(Per oral), saliva, cairan lambung, cairan yang berasal dari pancreas, dan cairan
empedu yang semua berperan pada proses pencernaan makanan. Orang dewasa
mengeluarkan feses antara 100-300 gram/hari yang 70% dianataranya adalah tinja
(Setya,2013)

2. KATA KUNCI
 Suhu Tubuh : 37.7 C
 Bengkak Pada Perut
 Belum BAB >7 hari
 Tidak Nafsu Makan
 Muntah (Bau seperti Feses)
 Mual
 Kram Pada Perut

N Manifestasi Klinis Apendisitis Tifoid Ileus Hepatisis


O Obstruktif
1 Suhu Tubuh : 37.7 C    
2 Bengkak Pada Perut   
3 Belum BAB >7 hari  
4 Tidak Nafsu Makan   
5 Muntah (Bau seperti   
Feses)
6 Mual    
7 Kram Perut  
3. Mind Map

KRAM PERUT

ILEUS
TIFOID OBSTRUKTIF HEPATITIS
APENDISITIS
Demam tifoid Ileus obstruktif Hepatitis adalah
Appendisitis merupakan merupakan kelainan hati
adalah peradangan penyakit infeksi kegawatan berupa
akibat infeksi pada akut sistem dibidang bedah peradangan (sel)
usus buntu pencernaan yang digestive yang hati. Peradangan
atauumbai cacing disebabkan oleh seringdilaporkan ini ditandai
(apendiks).Usus bakteri .Gangguan dengan
buntu sebenarnya salmonella typhi saluran cerna meningakatan
adalahsekum(caec atau salmonella inimenduduki kadar enzim
um).Infeksi ini bisa paratyphi. 20% hati.
mengakibatkan (Prastya & dariseluruh Peningkatan ini
peradangan Yelvi, 2020). kasus nyeri disebabkan
akutsehingga akutabdomen adanya
memerlukan yang tidak gangguan atau
tindakan bedah tergolong kerusakan
segera untuk appendicitis membran hati.
mencegah akuta. (Widiya, 2020)
komplikasi yang
(Muhammad
umumnya
Arief dkk 2020)
berbahaya. (Wim
deJong et al,2010.
Dikutip oleh
Srirahayu
Oktaviani, 2018).
4. Pertanyaan Penting

a Apa yang menyebabkan perut membengkak?


b Mengapa terjadi mual?
c Apa yang menyebabkan tidak BAB selama seminggu?

5. Jawaban Pertanyaan

a. Beberapa penyebab paling umum dari pembengkakan perut termasuk makan makanan
yang berlebihan. Menelan udara sebagai bagian dari kebiasaan orang yang gugup atau
dari makan makanan yang tinggi serat dapat menyebabkan produksi gas berlebih. Jika
Anda tidak mengeluarkan produksi gas tersebut, maka kondisi ini dapat menyebabkan
pembengkakan pada perut atau perut kembung.(honestdoc, 2019)
b. Mual adalah mekanisme pertahanan diri yang menyebabkan suatu sensasi tidak
nyaman di perut dan membuat seseorang merasa ingin muntah. Perut yang terasa
mual juga kadang menyebabkan seseorang untuk memuntahkan isi perutnya. Mual
bisa disebabkan oleh beragam hal, seperti mabuk laut, sedang merasa stres atau
gugup, keracunan makanan, atau penggunaan obat-obatan tertentu yang bisa
menimbulkan mual sebagai efek sampingnya. Selain itu, mual, juga dapat
diasosiasikan dengan beragam penyakit lain yang dampaknya bisa menimbulkan
komplikasi parah jika dibiarkan dan tidak diberi penanganan.(halodoc, 2019)
c. Sulit buang air besar dalam dunia medis disebut sebagai konstipasi. Hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa penyebab, seperti:

1. Kurangnya asupan serat dari buah dan sayur

2. Kurangnya asupan air putih

3. Konsumsi obat-obatan tertentu

4. Stres yang berkepanjangan

5. Malas bergerak atau beraktivitas fisik

6. Kondisi tertentu, seperti kehamilan (sehatq, 2020)


6. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya
a) Untuk menentukan penyakit dan penyebab dari gejala – gejala kasus tersebut.
b) Untuk mengetahui pemeriksaan selanjutnya dan menegakkan diagnose dari kasus
tersebut.
c) Untuk mengetahui apakah adanya penatalaksanaan dari kasus tersebut.
d) Untuk mngevaluasi kondisi pasien setelah dilakukannya implementasi dari kasus
tersebut.
7. Informasi Tambahan
a) Jurnal Medical Profession dengan judul “ Ileus Onstruktif : Case Report” oleh
Muhamad Arief, I Made Wirka , Tri Setyawati , Vol. 2 No. 1 Med Pro
b) Jurnal dengan judul “ Kesusaian diagnoisis klinis dan fiagnosisi radiologi
dengan temuan intrabedah pada pasien ileus obstruktif” oleh Baiq Meila W.
P., Ilma F., B. P. Surypsubianto. Program Fakultas Kedokteran Unjani
8. Klarifikasi Informasi
a) Selain faktor adhesi intestinal beberapa factor lain yang dapat menyebabkan
bstruksi yaitu hernia inkarserata, tumor, diverticulum meckel, intusepsi,
volvulus,striktur, askariasis, impaksi feses dan benda asing.
Obstuktis ileus terjadi karena adanya daya mekanik yang mempengaruhi
dinding usus sehingga menyebabkan penyunbatan lumen usus. Hal tersebut
menyebabkan penyumbatan pesase lumen usus terganggu. Akibat gangguan
pesase tersebut terjadi pengumpulan isi lumen yang berupa gas dan cairan
Pada bagian proximal tempat penyumbatan.
Gambaran klinik yang dapat ditimbulkan sebagai akibat obstrukif usus dapat
bersifat sistemik meliputi : Dehidrasi berat Hipovolemia, syok oliguria,
gangguan kesimbangan eleoktrolit. Perut gembung sedangkan serangan kolik
meliputi : nyeri perut berkala, distensi berat, mual / muntah,
gelisah/menggeliat bunyi usus nada tinggi, obstipasi, tidak ada flatus.
b) Ileus obstruksi atau disebut juga obstruksi intestinal merupakan hambatan
pasase usus halus maupun usus besar secara parsial maupun total. Hambatan
pasase usus ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu ileus mekanik (obstruksi) dan
ileus fungsional. Ileus obstruksi terdapat struktur yang secara fisik
menyebabkan sumbatan baik intraluminal maupun ekstraluminal. Ileus
obstruksi dibagi dua menjadi ileus obstruksi letak tinggi dan ileus obstruksi
letak rendah. Sedangkan ileus fungsional merupakan keadaan hilangnya
kemampuan peristaltik usus sehingga menyebabkan obstruksi yang bersifat
fungsional. Ileus fungsional dibagi menjadi dua yaitu ileus lokal dan ileus
generalisata (ileus paralitik).

9. Analisa dan Sintesis Informasi


Ileus obstruksi atau disebut juga obstruksi intestinal merupakan hambatan pasase usus
halus maupun usus besar secara parsial maupun total. Hambatan pasase usus ini dapat
dibagi menjadi dua, yaitu ileus mekanik (obstruksi) dan ileus fungsional. Ileus
obstruksi terdapat struktur yang secara fisik menyebabkan sumbatan baik intraluminal
maupun ekstraluminal. Ileus obstruksi dibagi dua menjadi ileus obstruksi letak tinggi
dan ileus obstruksi letak rendah. Sedangkan ileus fungsional merupakan keadaan
hilangnya kemampuan peristaltik usus sehingga menyebabkan obstruksi yang bersifat
fungsional. Ileus fungsional dibagi menjadi dua yaitu ileus lokal dan ileus generalisata
(ileus paralitik).

Berdasarkan data di atas kami menarik kesimpulan bahwa diagnosa medis


penyakit diatas adalah penyakit Ileus Obstruktif, karena ditunjang oleh beberapa
manifestasi klinis dari Ileus Obstruktif sendiri yang mirip dengan masalah-masalah
yang dihadapi oleh pasien.

Jadi, berdasarkan kasus di atas juga kami menarik 2 masalah keperawatan yaitu :
a) Disfungsi Mortilitasi Gastrointestinal
b) Konstipasi
BAB II

KONSEP MEDIS

A. Definisi Ileus

Ileus adalah penurunan atau hilangnya fungsi usus akibat paralisis atau obstruksi
mekanis yang dapat menyebabkan penumpukan atau penyumbatan zat makanan (Rasmilia
Retno, 2013). Menurut Margaretha Novi Indrayani (2013) Ileus adalah gangguan atau
hambatan isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera
membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus dibagi menjadi dua yaitu ileus obstruktif dan
ileus paralitik. Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi
lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan atau
hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus (Ida Ratna, Nurhidayati,
2015). MedLine Plus (2018) menyatakan Ileus obstruktif atau obstruksi usus adalah suatu
gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran isi usus. Sedangkan
ileus paralitik adalah obstruksi usus akibat kelumpuhan seluruh atau sebagian otot-otot usus
yang menyebabkan berkurangnya atau tidak adanya peristaltik (Megan Griffiths, 2020).

Dapat disimpulkan bahwa ileus obstruktif merupakan penyumbatan pada usus yang
disebabkan oleh hernia, adhesi atau pelengketan, tumor yang menyebabkan isi usus tidak
dapat disalurkan ke distal.(Rachman, 2018)

B. Etiologi

Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus menurut Margaretha Novi Indrayani
(2013) antara lain

1) Hernia inkarserata : Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk ke dalam
kantung hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi
(penyempitan) dan strangulasi usus (sumbatan usus menyebabkan terhentinya aliran
darah ke usus).
2) Non hernia inkarserata, antara lain :
a. Adhesi atau perlekatan usus

Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intra abdominal sebelumnya atau
proses inflamasi intra abdominal. Dapat berupa perlengketan mungkin dalam
bentuk tunggal maupun multiple, bisa setempat atau luas.

b. Askariasis

Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya jumlahnya puluhan
hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi
biasanya di ileum terminal yang merupakan tempat lumen paling sempit.Obstruksi
umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan
puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian obat cacing.
Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko tinggi untuk mengalami
volvulus, strangulasi, dan perforasi.

c. Volvulus

Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari
segmen usus sepanjang aksis usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis
sehingga pasase (gangguan perjalanan makanan) terganggu. Pada usus halus agak
jarang ditemukan kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum.

d. Tumor

Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi Usus, kecuali jika ia
menimbulkan invaginasi . Hal ini terutama disebabkan oleh kumpulan metastasis
(penyebaran kanker) di peritoneum atau di mesenterium yang menekan usus.

e. Batu empedu yang masuk ke ileus

Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul (koneksi abnormal
antara pembuluh darah, usus, organ, atau struktur lainnya) dari saluran empedu ke
duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke raktus
gastrointestinal.

C. Manifestasi Klinis

Dibawah ini merupakan gejala dan tanda umum dari ileus adalah (Nurin, 2021)

1. Kram perut
2. Kehilangan nafsu makan
3. Merasa kekenyangan
4. Konstipasi
5. Tidak dapat buang angin
6. Pembengkakan pada perut
7. Muntah mengandung cairan bilier, terasa pahit dan dapat berbau feses

D. Patofisiologi
Ileus obstruktif merupakan suatu keadaan yang darurat sehingga memerlukan
penanganan segera,penyebab dari ileus obstruktif sendiri dapat terjadi karena
obstruktif mekanik yang di sebabkan karena adanya batu empedu biji buah. Selain itu
juga penyebab dari ileus obstruktifyaitu sianosis tumor akresia dan juga ileus
paralitik non mekanik. Hal ini dapat menimbulkan adanya obstruksi usus yang
membuat cairan dan makanan terkumpul dan menyebabkan peningkatan gerakan
peristaltik. Jika gerakan peristaltik meningkat maka akan menyebabkan distensi pada
abdomen yang dapat menyebabkan adanya gangguan pada otot peristaltik (peristaltik
menurun), hal ini bisa membuat pergerakan makanan menjadi terhambat dan
terlambat. Jika tidak adanya gerakan peristaltik yang mendorong makanan salah
satunya pada sindrom usus malas maka hal ini dapat menyebabkan seseorang akan
merasakan mual muntah,keram pada bagian abdomen, bahkan bisa menyebabkan
perut membengkak dan nafsu makan menurun. Sehingga dalam masalah keperawatan
ini dapat diangkat diagnosa disfungsi motilitas gestointestial. Selain gangguan otot
peristaltik yang dapat menyebabkan makanan bergerak lambat masuk kedalam usus,
gangguan pada otot perisaltik dapat menyebabkan penyerapan air yang terlalu banyak
di usus sehingga hal ini dapat menimbulkan feses menjadi susah keluar dan tertahan
di usus dan menyebabkan seseorang sulit untuk BAB > 3 hari, dan masalah
keperawatan yang dapat di angkat yaitu konstipasi.
E. Klasifikasi ileus obstruktif

a. Menurut sifat sumbatannya 8 Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif dibagi atas 2
tingkatan :
1) Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam lumen
usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus dan
neoplasma
2) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai oklusi
pembuluh darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan volvulus
b. Menurut letak sumbatannya Menurut letak sumbatannya, maka ileus obstruktif dibagi
menjadi 2 :
1) Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus
2) Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (Pasaribu, 2012).
c. Menurut etiologinya Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 3:
1) Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi (postoperative),
hernia (inguinal, femoral, umbilical), neoplasma (karsinoma), dan abses
intraabdominal.
2) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan
kongenital (malrotasi), inflamasi (Chron’s disease, diverticulitis), neoplasma,
traumatik, dan intususepsi.
3) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat berada di dalam usus,
misalnya benda asing, batu empedu (Pasaribu, 2012)..
d. Menurut stadiumnya Ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya,
antara lain
1) Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga
makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.
2) Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi / sumbatan yang tidak
disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah).
3) Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan
nekrosis atau gangren (Margaretha Novi Indrayani, 2013).(Rachman, 2018)

F. Prognosis

a. Mekanik sederhana – usus halus atas


Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah, peningkatan
bising usus, nyeri tekan abdomen b. Mekanik sederhana – usus halus bawah Kolik
(kram) signifikan midabdomen, distensi berat, bising usus meningkat, nyeri tekan
abdomen.
b. Mekanik sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, bising usus meningkat, nyeri tekan
abdomen.
c. Mekanik sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjadi
muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen.
d. Obstruksi mekanik parsial
Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat: nyeri hebat, terus menerus dan terlokalisir, distensi
sedang, muntah persisten, biasanya bising usus menurun dan nyeri tekan terlokalisir
hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah (Margaretha Novi
Indrayani, 2013).(Rachman, 2018)

G. Pemeriksaan penunjang
a. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah merah) : meningkat
akibat dehidrasi
b. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum meningkat, Na+
dan Cl- rendah.
c. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen
1) Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis, bayangan valvula
connives melintasi seluruh lebar usus) atau obstruksi besar (distribusi
perifer/bayangan haustra tidak terlihat di seluruh lebar usus)
2) Mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll)
d. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan suspensi barium sulfat
sebagai media kontras pada usus besar) : untuk melihat tempat dan penyebab.
e. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab, sigmoidoskopi untuk
menunjukkan tempat obstruksi (Pasaribu, 2012)

H. Penatalaksanaan ileus obstruktif

Penderita penyumbatan usus harus di rawat dirumah sakit (Kusuma dan Nurarif, 2015).
Penatalaksanaan pasien dengan ileus obstruktif adalah:

A. Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi danmengurangi
distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi
cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai
barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksi parsial atau karsinomatosis abdomen dengan
pemantauan dan konservatif

B. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi secara
memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin.
Tindakan bedah dilakukan bila :

1) Strangulasi
2) Obstruksi lengkap
3) Hernia inkarserata
4) Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT,
infus,oksigen dan kateter) (Kusuma dan Nurarif, 2015)

C. Pasca bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit. Kita harus
mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat
bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik (Kusuma dan Nurarif, 2015).

I. Komplikasi

Bila tidak segera ditangani, obstruksi usus dapat menyebabkan komplikasi yang
membahayakan nyawa, salah satunya adalah kematian jaringan usus akibat terhentinya
pasokan darah. Kondisi tersebut dapat memicu robekan (perforasi) pada dinding usus,
sehingga terjadi peritonitis atau infeksi di rongga perut. Perforasi dengan peritonitis tergolong
kondisi darurat yang perlu segera ditangani (Willy, 2018)

J. Pencegahan

Tidak ada cara pasti yang dapat mencegah terjadinya obstruksi usus secara medis.
Namun, kondisi obstruksi yang parah dapat dihindari dengan konsumsi serat yang banyak,
karena serat adalah bahan yang tidak dapat dicerna serta meningkatkan motilitas usus. Selain
itu, cara lain adalah dengan menghindari faktor risiko yang menimbulkan obstruksi usus,
seperti pembedahan perut atau panggul.
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

Pengkajian
A. Identitas klien
Nama : Ny.
Usia : 28 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Suku Bangsa : Tidak Terkaji
Tanggal masuk : Tidak Terkaji
Tanggal Keluar : Tidak Terkaji
No. Registrasi : Tidak Terkaji
Diagnosa Medis : Ileus Obstruktif
B. Identitas penanggung jawab
Nama : No Name
Umur : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Agama : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Hubungan dengan klien : Tidak Terkaji
C. Keluhan Utama
Pasien mengeluh kram perut dan bengkak
D. Riwayat Keperawatan
A. Riwayat kesehatan sekarang : Bengkak pada perut, mual, tidak ada
nafsu makan, muntah, tidak BAB >7 hari
B. Riwayat kesehatan terdahulu : Tidak Terkaji
C. Riwayat kesehatan keluarga : Tidak Terkaji
E. Pola Kebutuhan Dasar
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
b. Pola nutrisi metabolic
- Sebelum sakit : Tidak Terkaji
- Sesudah sakit : Tidak Terkaji
c. Pola eliminasi
BAB
- Sebelum sakit : Tidak Terkaji
- Sesudah sakit : Tidak Terkaji
BAK
- Sebelum sakit : Tidak Terkaji
- Sesudahsakit : Tidak Terkaji
d. Pola Persepsi dan Konsep Diri : Tidak Terkaji
e. Pola Tidur dan Konsep Diri
- Sebelum Sakit : Tidak Terkaji
- Sesudah Sakit : Tidak Terkaji
F. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum : Tidak Terkaji
B. Kesadaran : Compos Mentis
C. TTV :
Nadi : 100x/menit
RR : 18x/menit
TD : 120/90 mmHg
SB : 37,7OC.
D. Keadaan Fisik :
1) Kepala : Tidak Terkaji
2) Leher : Tidak Terkaji
3) Dada : Tidak Terkaji
4) Abdomen : Ada pembengkakan
5) Integument : Tidak Terkaji
6) Genetalia : Tidak Terkaji
7) Ekstremitas : Tidak terkaji
PATHWAY

Obstruktif Mekanis
Sianosis Tumor Akresia Ileus Paralitik (non mekanis)
(Batu empedu, Biji Buah)

Obstruksi Usus

Cairan dan makanan


berkumpul

Gerakan Peristaltik ↑

Distensi Abdomen

Gangguan otot peristaltic


(Peristaltik ↓)

Makanan bergerak terlalu


lambat dan terhambat

Mual, muntah, kram perut, nafsu Usus menyerap banyak


makan berkurang dan perut air
bengakak

Tinja kering dan keras

DISFUNGSI MOTILITAS
GASTROINTESTINAL
Tinja tertahan di usus

Tidak dapat BAB / susah


BAB

KONSTIPASI
Analisa Data

Problem Etiologi Symptom

DS : Obstruksi Usus Disfungsi Motilitas


1. Klien masuk dengan keluhan  Gastrointestinal (D.0021)
kram perut dan bengkak sudah Cairan dan makanan
lebih dari seminggu berkumpul

DO : Gerakan Peristaltik ↑

1. Mual Distensi Abdomen
2. Muntah (bau feses) 
Gangguan otot peristaltic
3. Feses sulit keluar (Peristaltik ↓)

Makanan bergerak terlalu
lambat dan terhambat

Mual, muntah, kram perut,
nafsu makan berkurang
dan bdan perut

Disfungsi Motilitas
Gastrointestinal

Obstruksi Usus Konstipasi (D.0049)


DS : 
Cairan dan makanan
1. BAB ( >7 hari ) berkumpul

2. Pengeluaran fases lama dan
Gerakan Peristaltik ↑
sulit 
Distensi Abdomen
DO : 
Gangguan otot peristaltic
(Peristaltik ↓)
1. Distensi abdomen

Makanan bergerak terlalu
lambat dan terhambat

Usus menyerap banyak air

Tinja kering dan keras

Tinja tertahan di usus



Tidak dapat BAB / susah
BAB

Konstipasi
TABEL INTERVENSI

No. SDKI SLKI SIKI Rasional


1. Disfungsi Motilitas Motilitasi Gastrointestinal Manajemen Nutrisi Observasi
Gastrointestinal (D.0021) Definisi : Aktivitas peristaltic (l.03119) 1. Untuk mengetahui
Kategori : Fisiologis Gastro Intestinal Definisi status nutrisi
Subkategori : Nutrisi dan KriteriaHasil : Mengidentifikasi dan 2. Untuk mengetahui
Definisi: Setelah dilakukan tindakan mengelola asupan nutrisi makanan yang
keperawatan selama 3x24 jam
Peningkatan, penurunan, tidak yang seimbang disukai
masalah disfungsi motilitas
efektif atau krangnya aktivitas gastrointestinal dapat teratasi Tindakan 3. Untuk memhetahui
dengan indikator :
peristaltic gastrointestinal Observasi kebutuhan kalori
Penyebab : 1. Kram abdomen menurun 1. Identifikasi status dan jenis nutrient
1. Asupan enteral 2. Mual menurun nutrisi 4. Untuk mengetahui
2. Intoleransi makanan 3. Muntah menurun 2. Identifikasi makanan perlunya
3. Imobilisasi 4. Distensi abdomen menurun yang disukai penggunaan selang
4. Makanan kontaminan 5. Diare menurun 3. Identifikasi nasogastric
5. Malnutrisi kebutuhan kalori dan 5. Untuk mengettahui
6. Pembedahan jenis nutrient Monitor asupan
7. Efek agen farmakologis 4. Identifikasi perlunya makanan
(mis.Narkotik/opiate,antibioti penggunaan selang 6. Untuk mengetahui
c, laksatif, anastesia) nasogastric Monitor berat badan
8. Proses penuaan 5. Monitor asupan 7. Untuk mengetahui
makanan Monitor hasil
9. Kecemasan 6. Monitor berat badan pemeriksaan
7. Monitor hasil laboratorium
Gejala dan Tanda Mayor pemeriksaan
Terapeutik
DS : laboratorium
1. Untuk melakukan
- Nyeri/kram abdomen
Terapeutik oral hygiene
- Merasa mual
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
- Muntah
sebelum makan, jika perlu
DO : perlu 2. Untuk memfasilitasi
- Distensi abdomen 2. Fasilitasi mementukan
Kondisi Klinis Terkait mementukan pedoman diet ( mis.
- Pembedahan abdomen atau pedoman diet ( mis. piramida makanan)
usus piramida makanan) 3. Untuk menyajikan
- Malnutrisi 3. Sajikan makanan makanan secara
- Kecemasan secara menarik dan menarik dan suhu
- Kanker empedu suhu yang sesuai yang sesuai
- Kolesistektomi 4. Berikan makanan 4. Untuk memberikan
- Infeksi pencernaan tinggi serat untuk makanan tinggi serat
- Gastroesophageal reflux mencegah konstipasi untuk mencegah
disease (GERD) 5. Berikan makanan konstipasi

- Dialisis Paritoneal tinggi kalori dan 5. Untuk memberikan

- Terapi Radiasi makanan tinggi


- Multiple organ disfunction tinggi protein kalori dan tinggi
syndrome 6. Berikan suplemen protein
makana jika perlu 6. Untuk memberikan
suplemen makana
Edukasi :
jika perlu
1. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu Edukasi :
2. Anjurkan diet yang di 1. Untuk
programkan menganjurkan posisi
duduk, jika mampu
Kolaborasi
2. Untuk
1. Kolaborasi menganjurkan diet
pemberian medikasi yang di programkan
sebelum makan mis.
Kolaborasi
Pereda nyeri,
antimetik jika perlu 1. Untuk berkolaborasi
2. Kolaborasi dengan pemberian medikasi
ahli gizi untuk sebelum makan mis.
menentukan jumlah Pereda nyeri,
kalori dan jenis antimetik jika perlu
nutrient yang di 2. Untuk berkolaborasi
butuhkan jika perlu dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
di butuhkan jika
perlu.

2. Konstipasi Eliminasi Fekal (L.04033) Manajemen eliminasi Observasi


fekal (I.0151)
(D.0049) 1. Untuk dapat mengetahui
Setelah dilakukan tindakan Observasi
masalah yang terjadi
keperawatan selama 3x24 jam
didalam usus sehingga
Kategori: masalah dapat teratasi dengan 1. Identifikasi masalah dapat menetukan
kriteria hasil : usus dan intervensi yang tepat,
Fisiologis penggunaan obat serta obat pencahar
pencahar dapat diberikan yang
1. Kram abdomen menurun 2. Monitor buang air
Subkategori : bertujuan atau
2. Keluhan defekasi lama dan besar (mis. Warna,
sulit menurun digunakan untuk
Eliminasi frekuensi,konsistens mengatasi sembeit atau
3. Distensi abdomen i, voume)
menurun konstipasi.
Terapeutik Terapeutik
Desinisi:
1. Air hangat adalah
1. Beri air hangat
Penurunan defekasi norma yang seteah makan cairan yang diberikan
disertai pengeluaran feses suit 2. Jadwakan waktu kepada pasien yang
defekasi bersama
dan tidk tuntas serta feses pasien mengalami konstipasi
kering dan banyak. 3. Sediakan makanan ha ini bertujuan untuk
tinggi serat
Edukasi membantu melunakan
Penyebab :
feces dan
Fisioogis 1. Anjurkan mempercepat proses
pengurangan asupan
absorpsi pada usu
- Ketidakcukupan asupan makan yang
serat menigkatkan halus.
pembentukan gas
- Ketidakcukupan asupan Terapeutik
Kolaborasi
cairan 1. Asupan yang dapat
1. Koaborasi pemberian menimbulkan gas
- Agangionik (mis. Penyakit
obat supositoria anal, dapat berpengaruhi
Hircsprung) terhadap nafsu
Jika peru
makan/pencernaan dan
- Kelemahan otot abdomen
membatasi dalam
masukan nutrisi.
Psikoogis Kolaborasi
- Konfusi
1. Supositoria adalah
- Depresi
salah satu jenis obat
- Gangguan emosional
yang diberikan
Situasional
melalui anus atau
- Perubahan kebiasaan rektrum.
makan (mis.
Jenis makanan, jadwa
makan)
- Ketidakadekuatan toieting
- Aktivitas fisik harian
kurang dari yang
dianjurkan
- Penyaahgunaan aksatif
- Ketidak adekuatan
kebiasaan defekasi
kebiasaan
menahan
dorongan defekasi
DS
- Defekasi kurang
dari 2 kali
seminggu
- Pengeluaran feses lama
dan sulit
DO:
- Destensi abdomen
Kondisi klinis terkait

Ketidakseimbangan elektrolit
TABEL IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Kode Dx Implementasi Evaluasi


Disfungsi Motilitas Gastrointestinal Manajemen Nutrisi (l.03119) S : Klien mengatakan keluhannya
(D.0021) telah teratasi
Definisi
O : Tanda yang dialami klien
Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi telah normal
A : Masalah telah teratasi
yang seimbang
P : Intervensi diberhentikan
Tindakan
Observasi
1. mengidentifikasi status nutrisi
2. mengidentifikasi alergi dan intoleransi
makanan
3. mengidentifikasi makanan yang disukai
4. mengidentifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
5. Memonitor asupan makanan
6. Memonitor berat badan
7. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik
1. melakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
2. menyajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
3. memberikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
4. memberikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
5. memberikan suplemen makana jika perlu

Edukasi
1. menganjurkan posisi duduk, jika mampu
2. menganjurkan diet yang di programkan

Kolaborasi

1. berkolaborasi pemberian medikasi sebelum


makan mis. Pereda nyeri, antimetik jika perlu
2. berkoolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang di butuhkan jika perlu

Manajemen Eliminasi Fekal (I.0151) Manajemen Eliminasi Fekal (I.0151) S : Klien mengatakan keluhannya
Observasi telah teratasi
- Mengidentifikasi masalah usus dan O : Tanda yang dialami klien
telah normal
penggunaan obat pencahar
A : Masalah telah teratasi
- Memonitor buang air besar (mis. P : Intervensi di
Warna, frekuensi, konsistensi, voume) Berhentikan
Terapeutik
- Memberi air hangat seteah makan
Menjadwakan waktu defekasi bersama
pasien
- Menyediakan makanan tinggi serat

Edukasi
- Menganjurkan pengurangan asupan
makan yang menigkatkan pembentukan
gas
Kolaborasi
- Mengkolaborasi pemberian obat
supositoria anal, Jika peru
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ileus adalah penurunan atau hilangnya fungsi usus akibat paralisis atau obstruksi
mekanis yang dapat menyebabkan penumpukan atau penyumbatan zat makanan
(Rasmilia Retno, 2013). . Ileus dibagi menjadi dua yaitu ileus obstruktif dan ileus
paralitik. Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi
lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan
atau hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus (Ida Ratna,
Nurhidayati, 2015). MedLine Plus (2018) menyatakan Ileus obstruktif atau obstruksi
usus adalah suatu gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang
saluran isi usus. Sedangkan ileus paralitik adalah obstruksi usus akibat kelumpuhan
seluruh atau sebagian otot-otot usus yang menyebabkan berkurangnya atau tidak
adanya peristaltik (Megan Griffiths, 2020).

B. Saran
Dengan adanya PBL dengan kasus Penyakit Obstruktif Ileus yang dibuat oleh
kelompok kami, semoga bisa membuat penerima atau pembaca bisa mengetahui tanda
tanda gejala maupun cara pencegahan dari penyakit ini. Karena penyakit ini dapat
dialami oleh siapa saja dan sudah banyak kasus kasus seperti ini terjadi telah terjadi.
Sehingganya penulis berharap laporan PBL Penyakit Obstrktif Ileus ini dapat
bermanfaat bagi semuanya..
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M., Made Wirka, I., & Setyawati, T. (2020). Ileus Obstruktif: Case Report. Jurnal
Medical Profession (MedPro), 2(1), 41–44.

Putri, Baiq Meila Widari, Ilma Fiddiyanti2, B. P. S. 1Program. (2012). Kesesuaian Diagnosis
Klinis Dan Diagnosis Radiologi Dengan Temuan Intrabedah Pada Pasien Ileus Obstruksi.
Foreign Affairs, 91(5), 1689–1699.

Rachman, T. (2018). Asuhan Keperawatan Ileus Obstruktif. Angewandte Chemie


International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai