Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah

: Kurangnya informasi mahasiswa/ i mengenai penyakit konstipasi

Pokok Bahasan

: Penyakit Saluran Pencernaan

Sub Pokok Bahasan

: Konstipasi (sembelit)

Sasaran

: Mahasiswa-mahasiswi

Waktu

: 30 menit

Tanggal

: 8 desember 2014

Tempat

: STIK MUHAMMADIYAH

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, selama 30 menit, diharapkan peserta penyuluhan mampu
memahami penyakit konstipasi.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1.

Menyebutkan pengertian konstipasi dengan benar

2.

Menunjukkan penyebab konstipasi dengan benar

3.

Menjabarkan tanda dan gejala konstipasi dengan benar

4.

Menyebabkan komplikasi konstipasi dengan benar

5.

Menguraikan pencegahan dengan benar

6.

Menjelaskan cara penanganan terhadap konstipasi

7.

Membuat obat obat tradisional untuk konstipasi

C. MATERI
Terlampir
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA
1. Lembar balik
2. leaflet
3. Powerpoint

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan penyuluhan
1
2 menit Pembukaan:

Kegiatan peserta

1.

Memberi salam

1. Menjawab salam

2.

Menjelaskan tujuan penyuluhan

2. Mendengarkandan
memperhatikan

8 menit Pelaksanaan:
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur

Mendengarkan dan
menyimak pembicara

Materi:
1. pengertian konstipasi dengan benar
2.

penyebab konstipasi dengan benar

3. tanda dan gejala konstipasi dengan


benar
4. menyebutkan kompliksai konstipasi
dengan benar
5. pencegahan konstiasi dengan benar
6.
3

cara penangan terhadap konstipasi

7. Membuat obat tradisional konstipasi


4 menit Evaluasi: Meminta kepada audiens untuk
mengulang kembali apa yang disampaikan
pembicara, meliputi:
1. Apa pengertian konstipasi dengan
benar
2. Apa saja penyebab konstipasi dengan
benar .
3. Apa saja tanda dan gejala konstipasi
dengan benar
4. Menyebutkan komplikasi konstipasi
dengan benar
5. Bagaimana pencegahan dengan benar
6. Bagaimana cara penanganan terhadap
konstipasi
7. Bagaimana cara membuat obat

Bertanya dan menjawab


pertanyaan

tradisional untuk konstipasi


4

1 menit Penutup:
Mengucapkan terima kasih dan salam

Menjawab salam

G. Kegiatan Evaluasi
a) Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penkes dengan
memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut :
1) Apa pengertian konstipasi dengan benar
2) Apa saja penyebab konstipasi dengan benar
3) Apa saja tanda dan gejala konstipasi dengan benar
4) Apa saja kompliksai konstipasi dengan benar
5) Bagaimana pencegahan dengan benar
6) Bagaimana cara penaganan terhadap konstipasi
7) Bagaimana cara membuat obat tradisional untuk konstipasi
b) Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) Menyiapkan SAP
b) Menyiapkan materi dan media
c) Kontrak waktu dengan sasaran
d) Menyiapkan tempat
e) Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penkes berlangsung
b) Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c) Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
3. Evaluasi hasil
a) Penkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan 80
% lebih dengan benar
b) Penkes dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran mampu
menjawab pertanyaan antara 50 80 % dengan benar
c) Penkes dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya mampu
menjawab kurang dari 50 % dengan benar

Lampiran Materi
KONSTIPASI ( SEMBELIT)
A.

Pengertian
Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya
kurang dari 3x/minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras dan kadang-kadang
dengan disertai kesulitan sampai rasa sakit saat buang air besar. ( NIDDK,2000)
3

Konstipasi adalah suatu keluhan, bukan penyakit ( Holson, 2002; Azer, 2001). Pada
umumnya konstipasi sulit didefinisikan secara tegas karena sebagai suatu keluhan
terdapat variasi yang berlainan antara individu (Azer,2001). Penggunaan istilah
konstipasi secara keliru dan belum ada definisi yang universal yang menyebabkan lebih
kaburnya hal ini.(Hamdy.1984).
Pada tenaga medis mendifinisikan konstipasi sebagai penurunan frekuensi buang air
besar, kesulitan dalam mengeluarkan feses, atau perasaaan tidak tuntas ketika buang air
besar. Studi epidemiologik menunjukkan kenaikan pesat konstipasi berkaitan dengan usia
terutama berdasarkan keluhan penderita dan bukan karena konstipasi klinik. Banyk orang
mengira dirinya dirinya konstipasi bila tidak buang air besar setiap hari. Sering ada
perbedaan pandangan antara dokter dan penderita tentang konstipasi ( Cheskin dkk,
1990)
B. Penyebab Gastritis
1. Obat-obatan ; golongan antikolinergik, golongan narkotik, golongan analgetik,
golongan diuretik, NSAID, kalsium antagonis , preparat kalsium, preparat besi,
antasida aluminium, panyalah gunaan pencahar.
2. Kondisi neurologik: sroke , penyakit perkinson, trauma medula spenalis , neuropathy
diabetik.
3. Gangguan metabolik ; hiperkalsemia , hipokalemia, hipotiroidisme
4. Kausa spikologik: spikosis , depresi, demensi, kurang privasi untuk BAB,mengaibak
dorongan BAB , konstipasi imajiner
5. Kekurangan cairan atau dehidrasi
6. Kurang makan-makanan yang mengandung serat
7. Kurang olahraga
8. Stress
9. Aktivitas yang padat
10. Terlalu banayak duduk
11. Kurang mengkonsumsi vitamin
12. Menahan rangsangan untuk BAB
C. Tanda dan Gejala Gastritis
1.

Kesulitan

memulai

dan

BAB
2.

Mengejan keras saat BAB

menyelesaikan

3.

Massa feses yang keras dan sulit keluar


juga lebih panas suhunya , bewarna lebih gelap, lebih kering, lebih berbau busuk
daripada biasanya dan biasa lebih berbentuk bulat-bulat kecil.

4.

Perasaan tidak tuntas saat BAB

5.

Sakit pada daerah rectum saat BAB

6.

Rasa sakit pada daerah perut saat BAB

7.

Adanya perembesan feses cair pada pakaian


dalam

8.

Jantung sering berdebar-debar

sehingga

cepat emosi yang mengakibatkan stres sehingga rentan sakit kepala dan bahkan
demam
9.

Lebih sering buang angin yang berbau lebih


busuk daripada biasanya

10.

Menurunkan

frekuensi

BAB

dan

meningkatkan waktu BAB (biasanya BAB menjadi 3x sehari atau lebih)


D. Kompliksai
Walaupun untuk kebanyakan orang usia lanjut, konstipasi hanya sekedar
mengganggu, tetapi untuk sebagian kecil dapat berakibat kompliksai yang serius
,misalnya :
1. Impaksi feses merupakan akibat dari terpaparnya feses pada daya penyerapan dari
kolon dan rectum yang berkepanjangan. Feses dapat menjadi sekeras baru directum
(70%), sigmoid(20%), dan kolon bagian proksimal (10%). Impaksi feses penyebab
penting dari morbiditas pada usia lanjut , meningkatkan resiko keperawatan di RS dan
mempunyai potensi terjadinya komplikasi yang fatal. Penampilan sering hanya berupa
kemunduran klinis yang tidak spesifik. Kadang-kadang

dari pemeriksaan fisik

didapatkan panas sampai 39,5 derajat, delirium perut yang tegang , suara usus
melemah, aritma serta takipnea karena peregangan dari diafragma
2. Volvuss daerah sigmoid juga sering terjadi sebagai komplikasi dari konstipasi.
Mengejan berlebihan dalam jangka waktu lama pada penderita dengan konstipasi dapat
berakibat prolaps dari rectum.
3. Hemoroid (ambien atau wasir) adalah pembengkaan vena didalam anus atau rectum
bawah. Ada 2 jenis hemoroid , internal dan eksternal. Hemoroid internal terletak
didalam

anus atau rectum bawah, dibawah lapisan anus atau dubur . hemoroid

eksternal berada diluar pembukaan anus. Keduan jenis dapat hadir pada waktu yang
sama
5

4. Fisura anal adalah retak atau robeknya jarinagan sensitif pada dubur.
E. Pencegahan
1. Makan-makanan kaya serat
2. Batasi makanan rendah serat
3. Minum air putih yang cukup
4. Rutin berolahraga
5. Tidak menunda ketika ingin buang air besar
6. Minum suplement berserat
7. Berhati-hati dalam memilih obat pencahar konstipasi
F. Cara penanganan
1.

Tatalaksana non farmakologik


a. Cairan
Keadaan kasus hidrasi yang buruk menyebabkan konstipasi. Kecuali ada
kontraindikasi , orang lanjut usia perlu diingatkan untuk minum sekurang
kurangnya 6-8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi. Asupan cairan dapat dicapai
bila tersedia cairan/minuman yang dibutuhkan
b. Serat
Pada orang usia lanjut yang lebih muda, serat berguna menurunkan waktu
transit( transit time ). Pada orang lanjut usia disarankan agar mengkonsums serat
sekitar 6-10 gr/hari. Ada juga menyarankan agar mengkonsumsi serat sebanyak 1520/hari. Serat berasl dari biji bijian, sereal, beras merah,buah, sayur, kacangkacanagan. Serat akan memfasilitasi gerakan usus dengan meningkaatkan masa
tinja dan mengurangi waktu trnasit usus. Serat juga menyediakan substrat untuk
bakteri kolon, dengan produksi gas dan asam lemak rantai pendek yang
meningkatkan gumpalan ginja
c. Bowel training
Pada orang mengalami penurunan sensasi akan mudah lupa untuk BAB. Hal
tersebut akan menyebabkan rectum lebih mengembang karena adanya penumpukan
feses. Membuang jadwal BAB merupakan langkah awal yang lebih baik untuk
dilakukan pada orang , dan baik juga diterapkan pada usia lanjut yang mengalami
gangguan kognitif.
d. Latihan jasmani
Jalan kaki setiap pagi adalah bentuk latihan jasmani yang sederhana tetapi
bermanfaat bagi orang usia lanjut yang masih mampu berjalan. Jalan kaki satu
6

setengah jam setelah makan cukup membantu. Bagi mereka yang tidak mampu
bangun dari tempat tidur , dapat didudukana atau diberdirikan disekitar tempat
tidur.
e. Evaluasi pengobatan
Evaluasi yang seksama tentang penggunaan obat-obatan perlu dilakukan untuk
mengliminasi, mengurangi dosis, atau mengganti obat yang diperkirakan
menimblkan konstipasi. Obat antidepresa, obat parkinson merupakn obat yang
potensian menimbulkan konstipasi. Obat yang mengandung zat besi juga
cenderung menimbulkan konstipasi , dan obat hipertensi.
2.

Tatalaksana farmakologik
a. Pencahar pembentuk tinja (pencahar bulk/bulk laxitive)
Pencahar bulk merupakan 25% pencahar yang beredar dipasaran. Sediaan yang ada
merupakan bentuk serat alamo=iahnon-wheat, seperti pysilium dan isophagula
husk, dan senyawa sentetik seperti meti selulosa. Bulking agent sistetik dan serat
natural sama- sama natural efektif dalam meningkatkan frekuensi dan volume
tinja.
b.

Pelembut tinja

Docusate seringkali direkomendasiikan dan digunakan oleh orang lanjut usia


sebagia pencahar dan sebagai pelembut tinja. Docusate sodium bertindak sebagai
surfaktan, menurunkan tegangan permukaan feses untuk membiarkan air masuk
dan memperlunak feses.
c. Pencahar stimulun
Senna merupakan obat yang aman digunakan oleh orang usia lanjut. Senna
meningkatkan peristaltik dikolon distal dan menstimulasi

peristaltik

diikuti

dengan evakuasi feses yang lunak. Pemberian 20mg senna/hari selam 6 bulan oleh
pasien usia lebih dari 80 tahun tidak menyebabkan kehilangan protein atau
elektrolit. Senna umunya menginduksi evakuasi tinja 8-12 jam setalah pemberian.
d.

Pencahar hiperosmolar

Terdiri dari laktosa disakarida dan sorbitol. Didalam kolon keduanya


dimetabolisme oleh bakteri kolon menjadi bentuk laktat , asetat, dan asam dengan
melepaskan karbodioksida. Asam organik dengan berat molekul rendah ini secar
osmotic meningkatkan cairan intraluminal dan menurunkan PH feses.
e. Enema

Merangsang evakuasi sebagai respon terhadap distensi kolon, hasil yang kurang
baik biasanya karena pemberian yang tidak memadai. Enema harus digunakan
secara berhati hati pada usia alanjut.
G. Obat tradisional untuk konstipasi
a. Umbi jalar
b. Buah pepaya
c. Lidah buaya
d. Mengkudu
e. Daun wungu
f. Nanas
g. Wortel

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta:EGC
Doengus E. Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta :EGC
Arief Mansjoer. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai