Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunianya sehingga kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konstipasi” untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Farmakoterapi Gangguan Saluran Cerna dan Nutrisi dengan tepat waktu.
Dalam mengerjakan makalah ini, tentunya kami tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa dukungan dari pihak lain. Kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Farmakoterapi Gangguan
Saluran Cerna dan Nutrisi yaitu Bapak Hariyanto, IH., M.Si., Apt sehingga kami
dapat lebih mendalami pemahaman serta melakukan studi literatur tentang
Konstipasi. Tidak lupa kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungan untuk kami melalui doa agar kami mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
terdapat kekurangan. Kami menerima dengan sangat terbuka terhadap kritik dan
saran yang membangun guna membangun yang terbaik kedepannya. Akhir kata,
kami ucapkan terima kasih dan semoga materi yang kami sampaikan melalui
makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
BAB III METODOLOGI...................................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................10
BAB V KESIMPULAN........................................................................................14
Daftar Pustaka.......................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
I.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui patogenesis penyakit konstipasi
2. Mengetahui tatalaksana terapi penyakit konstipasi
3. Mengetahui golongan obat penyakit konstipasi
4. Mengetahui mekanisme kerja tiap golongan obat penyakit konstipasi
5. Mengetahui MESO penyakit konstipasi
6. Mengetahui terapi non-farmakologi penyakit konstipasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Patogenesis
Patogenesis konstipasi bersifat multifaktorial, antara lain
kecenderungan genetik, status sosial ekonomi, kurangnya asupan cairan
yang memadai, kurangnya mobilitas, gangguan keseimbangan hormon, efek
samping obat, hingga konsumsi serat yang rendah. [5]
Konstipasi dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal atau dalam usus dan rektum dapat menyebabkan konstipasi
meliputi obstruksi usus besar (neoplasma, volvulus, striktur), motilitas kolon
lambat terutama pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan pencahar
kronis, obstruksi anatomis pada saluran keluar: intususepsi dinding anterior
rektum saat mengejan, prolaps rektum, dan rektokel, obstruksi fungsional
pada saluran keluar: spasme sfingter eksternal saat mengejan, penyakit
Hirschsprung segmen pendek, dan kerusakan saraf pudendal. [6]
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang terlibat dalam
konstipasi yang berasal dari luar usus besar termasuk kebiasaan makan yang
buruk dan faktor psikologis. Faktor eksternal yang paling umum adalah
asupan serat atau cairan yang tidak memadai atau penggunaan kafein atau
alkohol yang berlebihan. [7]
Konstipasi juga bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, seperti
antasida, nifedipine, dan sertraline. Selain itu, gangguan endokrin dan
neurologi juga bisa menyebabkan keluhan konstipasi, misalnya hipotiroid,
spinal cord injury, dan multiple sclerosis. [8]
Depresi, gangguan fisiologis,
dan kecemasan juga merupakan beberapa hal yang berhubungan dengan
kejadian konstipasi. Hiperkalsemia juga merupakan penyebab terjadinya
keterlambatan konduksi pada persarafan ekstrinsik dan intrinsik usus. [2]
3
4
a. Anamnesis
Anamnesis lengkap dibutuhkan untuk mengidentifikasi obat-
obat yang menginduksi konstipasi dan untuk menyingkirkan
penyebab-penyebab konstipasi lainnya.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan menyeluruh untuk menyingkirkan
berbagai etiologi konstipasi. Inspeksi daerah perianal dapat
menunjukkan bekas luka/parut, fistula, fisura, dan hemoroid
eksternal. Pemeriksaan digital rektum penting untuk mengakses
impaksi feses, striktur anal, atau adanya massa rektum.
c. Inspeksi feses
Tipe konsistensi feses dapat berguna untuk mengetahui estimasi
waktu transit kolon. Misalnya, feses berbentuk seperti kacang,
keras, terpisah satu sama lain (sulit dikeluarkan)
menggambarkan waktu sekitar 100 jam (transit lambat).
Sedangkan, feses berbentuk cair yang tidak terdapat potongan
padat menggambarkan waktu sekitar 10 jam (transit cepat).
d. Pemeriksaan Laboratorium
Pelayanan primer terdiri dari, pemeriksaan darah rutin/darah
lengkap (hemoglobin, hitung leukosit, dan trombosit) terutama
untuk menyingkirkan kemungkinan anemia, dan tes fungsi tiroid
(TSH/thyroid stimulating hormone, jika perlu ditambah fT4)
untuk menyingkirkan kemungkinan hipotiroid. Pelayanan
sekunder terdiri dari tes yang lebih kompleks.
e. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi digunakan untuk menyingkirkan
kemungkinan proses akut yang dapat menyebabkan ileus atau
untuk mengevaluasi penyebab konstipasi kronis.
f. Pemeriksaan Penunjang Lain
Kolonoskopi, manometri anorektal, elektromiografi, ekspulsi
balon, transit kolon, dan defekografi dapat digunakan dalam
mengevaluasi konstipasi.
5
9
BAB IV
PEMBAHASAN
10
11
lanjut yang ditandai dengan kesulitan untuk buang air besar, hal ini berhubungan
dengan kualitas hidup orang tersebut. [15]
Terdapat beberapa tahapan diagnosis konstipasi, yaitu anamnesis,
pemeriksaan fisik, inspeksi feses, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
radiologi, dan pemeriksaan penunjang lain. Anamnesis atau wawancara
merupakan langkah pertama dalam tata cara kerja yang harus ditempuh untuk
membuat diagnosis. Seorang dokter akan dapat mengarahkan kemungkinan
diagnostik pada seorang pasien melalui anamnesis yang baik. Anamnesis yang
baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan berpedoman
pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara
anamnesis (The Sacred Seven). Anamnesis lengkap dibutuhkan untuk
mengidentifikasi obat-obat yang menginduksi konstipasi dan untuk
menyingkirkan penyebab-penyebab konstipasi lainnya. Setelah memperoleh
informasi dari pasien, dilakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan
menyeluruh untuk menyingkirkan berbagai etiologi konstipasi. Pemeriksaan
digital rektum penting untuk mengakses impaksi feses, struktur anal, atau adanya
massa rektum. Selanjutnya dilakukan inspeksi feses, pemeriksaan laboratorium,
dan pemeriksaan radiologi. [9]
Pemeriksaan laboratorium pada pelayanan primer meliputi pemeriksaan
darah rutin/darah lengkap (hemoglobin, leukosit, dan trombosit) dan tes fungsi
tiroid. Hal ini untuk mencegah kemungkinan anemia dan hipotiroid. Pemeriksaan
radiologi digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan proses akut yang dapat
menyebabkan ileus atau untuk mengevaluasi penyebab konstipasi kronis.
Pemeriksaan penunjang lain seperti kolonoskopi, manometri anorektal,
elektromiografi, ekspulsi balon, transit kolon, dan defekografi juga dapat
dilakukan untuk mengevaluasi konstipasi. Diagnosis penting untuk dilakukan
sebelum melakukan penatalaksanaan terapi. [9]
Setelah menegakkan diagnosis langkah berikutnya adalah menyusun
rencana penatalaksanaan. Tata laksana penyakit dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan dilakukan sesuai
dengan kondisi pasien pasien dan dapat berupa tatalaksana farmakologis atau non
farmakologis. Tatalaksana farmakologis adalah pemberian terapi dengan
12
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16
13. Soputri N, Lado WO, Panjaitan M. Efektifitas Konsumsi Air Bening dan
Carica Papaya L. Sebagai Terapi Alamiah untuk Mengatasi Konstipasi.
Jurnal Skolastik Keperawatan. 2021; 7(2): 83-91.
14. Jani B, Marsicano E. Constipation: Evaluation and Management. Science of
Medicine. 2018; 115(3): 236-240.
15. Forootan M, Bagheri N, Darvishi M. Chronic Constipation: A Review
Literature. Medicine. 2018; 97(20): 1-9.
16. Novitasari A, Ridlo S, Kristina TN. Instrumen Penilaian Diri Kompetensi
Klinis Mahasiswa Kedokteran. Journal of Educational Research and
Evaluation. 2017; 6(1): 81-89.
17. Idacahyati K, et al. Hubungan Tingkat Kejadian Efek Samping
Antiinflamasi Non Steroid dengan Usia dan Jenis Kelamin. Jurnal Farmasi
dan Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2019; 6(2): 56-61.